Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehNuri Luky Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
ZANWAR AL MURTADHO, 6301402020 PENGARUH LATIHAN BULUTANGKIS MENGGUNAKAN SKOR 15 DAN SKOR 21 TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAKS PADA PEMAIN PUTRA PB PENDOWO SEMARANG TAHUN 2006
2
Identitas Mahasiswa - NAMA : ZANWAR AL MURTADHO - NIM : 6301402020 - PRODI : Pendidikan Kepelatihan Olahraga - JURUSAN : Ilmu Kepelatihan Olah Raga - FAKULTAS : Ilmu Keolahragaan - EMAIL : zanwar_pklo pada domain yahoo.com - PEMBIMBING 1 : Drs. M. Nasution, M.Kes - PEMBIMBING 2 : Drs. Joko Hartono, M.Pd - TGL UJIAN : 2007-02-28
3
Judul PENGARUH LATIHAN BULUTANGKIS MENGGUNAKAN SKOR 15 DAN SKOR 21 TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAKS PADA PEMAIN PUTRA PB PENDOWO SEMARANG TAHUN 2006
4
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1) Apakah ada pengaruh latihan bulutangkis menggunakan skor 15 terhadap peningkatan VO2 Maks.2) Apakah ada pengaruh latihan bulutangkis menggunakan skor 21 terhadap peningkatan VO2 Maks 3) Apakah ada perbedaan pengaruh latihan bulutangkis antara menggunakan skor 15 dan skor 21 terhadap peningkatanVO2Maks. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1) Pengaruh latihan bulutangkis menggunakan skor 15 terhadap peningkatan VO2 Maks. 2) Pengaruh latihan bulutangkis menggunakan skor 21 terhadap peningkatan VO2 Maks. 3) Perbedaan pengaruh antara latihan bulutangkis menggunakan skor 15 dan skor 21 terhadap peningkatan VO2 Maks Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan “Pretest-postest group design “. Populasi yang digunakan adalah pemain bulutangkis PB Pendowo Semarang yang berjumlah 20 orang, karena jumlah populasi sedikit maka semua populasi digunakan sebagai sampel. Setelah diperoleh sampel dilakukan tes awal yaitu Multi stage Fitness Test. Dari hasil itu dilanjutkan pengelompokan subyek dengan teknik Match-subyect ordinal paring didapat dua kelompok ialah kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan latihan bulutangkis menggunakan skor 15 dan kelompok eksperimen 2 yang diberi perlakuan latihan bulutangkis menggunakan skor 21. Latihan diberikan adalah 3 kali seminggu selama 6 minggu dan diakhiri dengan post test. Metode pengolahan data menggunakan Uji t berpasangan. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji persyaratan analisis hipotesis yaitu uji normalitas data dengan statistik Kolmogorov-Smirnov Test, untuk uji homogenitas menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut : 1) ada pengaruh hasil latihan bulutangkis menggunakan skor 15 antara kelompok sebelum dan sesudah latihan terhadap peningkatan VO2 Maks, diperoleh nilai t hitung > t tabel ialah sebesar – 7.279 > 2.262 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 berarti ada pengaruh hasil latihan bulutangkis menggunakan skor 15 antara sebelum latihan dan sesudah latihan terhadap peningkatan VO2 Maks. 2).latihan bulutangkis menggunakan skor 21 antara kelompok sebelum dan sesudah latihan terhadap peningkatan VO2 Maks diperoleh nilai t hitung > t tabel ialah sebesar – 5.638 > 2.262 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 berarti ada pengaruh hasil latihan bulutangkis menggunakan skor 21 antara sebelum latihan dan sesudah latihan terhadap peningkatan VO2 Maks. 3) perbedaan pengaruh hasil latihan bulutangkis antara menggunakan skor 15 dan skor 21 terhadap peningkatan VO2 Maks. Diperoleh nilai t hitung > t tabel ialah sebesar 4.630 > 2.262 dan nilai signifikansi sebesar 0.001< 0.05 berarti ada pengaruh hasil latihan bulutangkis antara menggunakan skor 15 dan skor 21 terhadap peningkatan VO2 Maks. 4) bahwa kelompok latihan bulutangkis menggunakan skor 15 lebih baik dibandingkan dengan kelompok latihan bulutangkis yang menggunakan skor 21, terlihat dari angka mean kelompok skor 15 lebih besar dari kelompok skor 21 ialah 44.250 > 41.140. Berdasarkan pada angka perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Latihan bulutangkis menggunakan skor 15 lebih baik dibandingkan dengan latihan menggunakan skor 21 dalam meningkatkan kemampuan VO2 Maks. Saran yang diberikan berdasarkan kesimpulan : 1) Bagi pelatih dan pemain PB Pendowo Semarang perlu ada peningkatan frekwensi latihan. 2) Seorang pelatih harus menguasai teknik berlatih dan latihan-latihan untuk penjagaan dan peningkatan kesegaran jasmani. Sehingga akan lebih baik hasilnya dalam meningkatkan prestasi.
5
Kata Kunci
6
Referensi Evelyn C. Pearce, 1983. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: Grandia Pustaka Utama Guyton C. Arthur, 1983. Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran Muchsin Doewes,. Multistage Fitness Test, The National Coaching Fundation M Tohar, 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. IKIP Semarang. Semarang. Oktio Woro Kasmini, 1999. Praktikum dan Ketrampilan Pendidikan Kesehatan, Semarang FIK Unnes PBSI, 2001. Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. PB.PBSI. Jakarta Purwodarminto, 1972. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikbud. Jakarta Richard L. Brown dan Joe Anderson, 1996. Bugar Dengan Lari, Jakarta: PT Grapindo Pribadi Sudjana, 1996. Statistik, Bandung: Tarsito Suharno HP, 1986. Ilmu Kepelatihan.IKIP Yogyakarta Press. Yogyakarta. Sugiyanto dan Sudjarwo M.P, 1991. Perkembangan Motorik, Jakarta: Depdikbud Sugiyono, 2005. Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Sutardji, 2002. Fisiologi Olahraga 1, Semarang FIK Unnes Sutrisno Hadi, 1995. Metodologi Research Jilid IV. Andi Offset. Yogyakarta.
7
Terima Kasih http://unnes.ac.id
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.