Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIhsan Randy Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Seminar, Workshop dan Ziarah Nasional Majelis Nasional Pendidikan Katolik Jogjakarta 27-30 Mei 2009 DONI KOESOEMA A
3
Cara memahami pendidikan karakter Melihat praksis di lapangan Menguji gagasan pendidik tentang pendidikan karakter Langkah awal pengembangan Pendidikan Karakter di sekolah
4
Arti Karakter Dari Bahasa Yunani “Karasso” = cetak biru (blue print), stempel (surat), sidik (jari). Alfabet, tanda-tanda dalam bahasa tulis. Genre sebuah karya sastra. Tradisi Yahudi = sesuatu yang tak bisa dikuasai oleh manusia. Aspek khusus individu yang membedakannya dengan individu lain (persona).
5
◦Aspek non-material manusia. ◦Mengaitkan karakter dengan kualitas moral seseorang. ◦Perilaku moral mendasarkan diri pada rasionalitas yang bisa dipahami secara universal, sedangkan perilaku bermoral lebih mendasarkan diri pada otonomi, atau motivasi internal. ◦Pendidikan dari natural ke kultural. ◦Pendidikan suara hati.
6
Emmanuel Mounier (1905-1950) 2 cara interpretasi: 1. Sebuah kondisi yang telah ada dari sononya (given). 2. Kemampuan individu mengatasi kondisi naturalnya (willed).
7
Emmanuel Mounier (1905-1950) Individu menurut Mounier adalah sebagai sebagai pribadi unik : 1. Memiliki tugas dan panggilan. 2. Dalam keterlibatan dengan sejarah. 3. Dalam kebersamaan dengan komunitas.
8
Skema Individu Mounier Individu Tugas
9
Perkembangan lebih lanjut Fenomena emosi dan rasa perasaan fisik. Tabiat, rasa perasaan, pola perilaku, tipologi kepribadian. Pendekatan individu sebagai subjek terhadap objek di luar dirinya.
10
Struktur Konstitutif Manusia Manusia, di satu sisi memiliki keterbatasan fisik yang dimilikinya sejak lahir, namun ia senantiasa terbuka pada kemungkinan pengembangan dirinya lebih lanjut menjadi lebih sempurna dan lebih baik, terutama memiliki kemungkinan dan kemampuan untuk membaktikan diri pada nilai adikodrati yang mengatasi keterbatasan fisik. Nilai-nilai adikodrati ini bisa berupa nilai estetika, moral, dan spiritual.
11
Kemungkinan kesempurnaan Driyarkara “Ketidaksempurnaan dan kesempurnaan janganlah dipandang sebagai dua barang yang berdampingan! Dan lagi ketidaksempurnaan janganlah disamakan dengan suatu batas mirip dengan garis, yang membatasi sebidang tanah!...Ia (manusia, penulis) adalah suatu kesempurnaan, tetapi juga kemungkinan kesempurnaan. Bahkan inilah sebenarnya kesempurnaannya, bahwa ia adalah kemungkinan ke kesempurnaan” (Driyarkara, 2006, 46)
12
Karakter merupakan kondisi dinamis struktur antropologis individu, yang tidak mau sekedar berhenti atas determinasi kodratinya, melainkan juga sebuah usaha hidup untuk menjadi semakin integral mengatasi determinasi alam dalam dirinya untuk proses penyempurnaan dirinya terus menerus
13
Makna Pendidikan 1. Usaha sadar yang ditujukan bagi 2. Pengembangan diri manusia secara utuh melalui 3. Berbagai macam dimensi yang dimilikinya (Intelektual, moral, emosional, religius, sosial, kultural, relasional, dll) 4. Demi proses penyempurnaan dirinya secara terus menerus dalam 5. Memaknai hidup dan sejarahnya 6. Di dunia ini dalam kebersamaan dengan orang lain.
14
Aneka Makna Pendidikan karakter Berdasarkan ruang lingkup: Sebagai sebuah pengajaran mata pelajaran khusus Sebagai dimensi dalam mata pelajaran Sebagai proses penanaman nilai non-mata pelajaran
15
Aneka Makna Pendidikan karakter Berdasarkan objek yang diajarkan: Nilai-nilai agama/religius/ibadah Nilai-nilai tata krama, sopan santun. Nilai Moral Khusus (Pancasila) Nilai-nilai moral dan demokratis
16
Aneka Makna Pendidikan karakter Berdasarkan model pedagogis yang dipakai: Berdasarkan model pedagogis yang dipakai: Relasi satu arah (klasikal) Relasi dua arah (dialogis) Relasi banyak arah (komunitas)
17
Tiga Matra Pendidikan karakter
18
Individu membangun sejarah Individu Sejarah
19
Pendidikan Karakter Usaha sadar manusia untuk mengembangkan keseluruhan dinamika relasional antarpribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin dapat menghayati kebebasannya sehingga ia dapat semakin bertanggungjawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup mereka berdasarkan nilai-nilai moral yang menghargai kemartabatan manusia.
20
Dua Paradigma Pendidikan Karakter Proses pemahaman dan praksis nilai-nilai moral secara lebih sempit (narrow scope to moral education). Proses pemahaman dan praksis nilai-nilai moral dalam konteks yang lebih luas, berupa peristiwa-peristiwa dalam dunia pendidikan (Educational happenings).
21
Tiga Basis Pengembangan Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter berbasis Kultur Sekolah Pendidikan Karakter berbasis Kelas
22
Tanya Jawab dan Diskusi Umum
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.