Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDeri Ihsan Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
LILIK IRIANTO HADISAPUTRO, 6450402551 Faktor-Faktor Lingkungan Tempat Penampungan Air yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Desa Katekan Kabupaten Grobogan Tahun 2008
2
Identitas Mahasiswa - NAMA : LILIK IRIANTO HADISAPUTRO - NIM : 6450402551 - PRODI : Kesehatan Masyarakat - JURUSAN : Ilmu Kesehatan Masyarakat - FAKULTAS : Ilmu Keolahragaan - EMAIL : Takeda-hitaru pada domain yahoo.com - PEMBIMBING 1 : Dra. Henny Setiyawati, M.Si - PEMBIMBING 2 : Arum Siwiendrayanti, S.KM - TGL UJIAN : 2009-07-13
3
Judul Faktor-Faktor Lingkungan Tempat Penampungan Air yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Desa Katekan Kabupaten Grobogan Tahun 2008
4
Abstrak Penyebaran penyakit melalui 3 faktor jalan penularan (Rout of Transmission ) yaitu: Agent (penyebab penyakit), Host (induk semang), dan Environment (lingkungan). Salah satu penyakit yang penyebarany melalui 3 faktor diatas adalah nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan data rekapitulasi Pemantaun Jentik Berkala (PJB) yang di lakukan oleh Puskesmas Brati di Desa Katekan dapatkan HI=22,7%, CI=45%, dan ABJ=77,5%, sebagai indikator keberadaan jentik Aedes aegypti di tempat Penampungan Air (TPA) milik warga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor lingkungan tempat penampungan air seperti apa yang berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti? Dengan tujuan mengetahui jenis peruntukan TPA, letak penempatan TPA, jenis sumber air, suplai air, warna TPA, tekstur bahan TPA, kebiasaan membersihkan TPA, kebiasaan menutup TPA, dan kebiasaan membuang barang bekas dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan desain cross sectional. Popualasi dalam penelitian ini adalah rumah di desa Katekan dengan jumlah sebanyak 2150 rumah. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan minimum sampel size, didapat sampel sebanyak 92 rumah. Instrumen dalam penelitian ini adalah senter, untuk pengamatan jentik, koesioner dan check list. Data dari hasil penelitian ini di analisis dengan uji Chi-Squar. Berdasarkan hasil penelitian 33,3% dari 96 TPA milik warga desa katekan positif jentik Aedes aegypti. Dari sembilan faktor diatas yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti adalah: suplai air dalam TPA (p=0,001), warna TPA (p=0,001), kebiasaan membersihkan TPA (p=0,001), kebiasaan menutup TPA (p=0,001) sedangkan jenis peruntukan penggunaan TPA, letak penempatan TPA, jenis sumber air, tekstur bahan TPA, kebiasaan membuang barang bekas tidak berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Ada hubungan antara suplai air dalam TPA dengan keberadaab jentik Aedes aegypti, 2. Ada hubungan antara warna TPA dengan kebreradaan jentik Aedes aegypti, 3. Ada hubungan antara kebiasaan membersihkan TPA dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti, 4. Ada hubungan antara kebiasaan menutup TPA dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti.
5
Kata Kunci Lingkungan Tempat Penampungan Air (TPA), Jentik Aedes aegypti
6
Referensi Agushybana, Farid dan Cahya Tri Utami. 2005. Sistem Surveilans Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Komputer untuk Perencanaan, Pencegahan dan Pemberantasan DBD di Kota Semarang. On-line (www.io.ppi-jepang.org). Diakses pada tanggal 24 Agustus 2006 Departemen Kesehatan RI, 1983, Bagaimana Mencegah Demam Berdarah. Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (DIT. P2B2), Direktorat Jenderal PPM & PLP, Jakarta Departemen Kesehatan RI. 1987. Ekologi Vektor dan Beberapa Aspek Perilaku. Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Direktorat Jenderal PPM & PLP, Jakarta Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2006, Prosedur Tetap : Penanggulangan KLB dan Bencana Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004, Semarang Dinas Kesahatan RI. 2007. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta Http://www.keluargasehat.com/sekitar-rumahisi.php?news_id=126. 2004. Rumah Sehat : Rumah Bebas Jentik (Demam Berdarah). Diakses tanggal 27 Agustus 2006 Http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=847&tbl=kesling. 2004. Demam Berdarah Dipicu Kerusakan Lingkungan. Diakses pada tanggal 28 Juli 2006 Http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=120800&a mp;kat_i d=105&kat_id1=150&kat_1d2=204. 2003. Abate Mencegah Demam Berdarah. Diakses pada tanggal 28 Juli 2006 Iskandar, Dadang; Chasan S, dan Djasio S. 1985. Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu, Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Departemen Kesehatan, Jakarta. Margatan, Arcole. 1996. Mewaspadai Demam Berdarah dan berbagai Macam Demam Lainnya, Solo :Penerbit CV. Aneka. Mukono H.J, 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Surabaya: Air Langga University Press. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat., Jakarta: PT. Rineka Cipta Soedarmo, Sumarmo Sunaryo Purwo, 1988. Demam Berdarah (Dengue) Pada Anak. Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS), Jakarta Suroso T, 1989, Demam Berdarah Dengue, Sanitasi, Masalah, dan Program Pemberantasannya, Jakarta : Dirjen P2M PLP Depkes RI. Srisasi Gandahusada, dkk. 2000, Parasitologi Kedokteran, Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Suharsimi Arikunto, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakte, Jakarta: Penerbit Rineka cipta Undang-undang RI No.23. 1997. Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. WHO.2005, Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan demam berdarah Dengue, Terjemahan oleh Palupi Widastuti dan Salmiyatun, Jakarta: EGC.
7
Terima Kasih http://unnes.ac.id
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.