Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehErna Karunia Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Abstrak, Resensi, Resume & Sipsosis KARYA ILMIAH
Dosen: Drs. Mariman HRC, MM, MPd. PERTEMUAN XIII Menyusun Abstraksi Menyusun Resensi Menyusun Resume Menyusun Sipnosis FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG
2
PENGERTIAN ABSTRAK Secara umum, abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefenisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Menurut American national standards institute (1977) abstrak yang dipersiapkan dengan baik akan memungkinkan pembaca untuk mengidentifikasi materi inti dari sebuah dokumen secara cepat dan akurat sehingga pembaca dapat mengetahui apakah dokumen tersebut terkait dengan kebutuhan mereka. Day (1993) menyatakan bahwa abstrak karya ilmiah harus memaparkan: 1. Tujuan utama dan ruang lingkup penelitian. 2. Bahan dan metode yang digunakan. 3. Memberikan ringkasan hasil. 4. Simpulan untuk hal-hal yang mendasar. Weisberg & buker (1990) menyebutkan bahwa abstrak laporan penelitian pada intinya terdiri dari lima hal penting yaitu: 1. Latar belakang. 2. Tujuan. 3. Method. 4. Hasil. 5. Simpulan. Panjang abstrak pada umumnya tidak melebihi 250 kata.
3
JENIS ABSTRAK Menurut day (1993) abstrak dalam penulisan ilmiah terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Abstrak informatif. Abstrak informatif merupakan ringkasan dan memuat hal-hal pokok yang asli dalam sebuah karya ilmiah, yang banyak digunakan dalam penulisan makalah jurnal atau karya ilmiah hasil penelitian. Pada umumnya karya ilmiah memaparkan permasalahan, metode penelitian, dan utama/hasil penelitian, dan simpulan. 2. Abstrak deskriptif. Abstrak deskriptif dirancang untuk menunjukkan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah yang mempermudah calon pembaca untuk memutuskan apakah mereka akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak. Abstrak ini tidak dapat menggantikan karya ilmiah yang utuh. Oleh karena itu, abstrak jenis ini digunakan dalam publikasi berbentuk review materi, laporan seminar, dan lain-lain.
4
Walaupun abstrak dapat bersifat informatif dan deskriptif, namun biasanya penulisan abstrak merupakan kombinasi dari keduanya. Jika abstrak diterbitkan bersama dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai petunjuk depan atau heading bagi pembaca. Kegunaan lain dari abstrak adalah dengan membaca abstrak, pembaca dapat mengetahui secara cepat perkembangan ilmu dalam bidang tertentu yang ingin diketahui secara garis besar. KEGUNAAN ABSTRAK
5
PENYUSUNAN ABSTRAK KARYA ILMIAH PENELITIAN
Dalam menyusun abstrak, bagian pertama yang harus ditulis adalah latar belakang. Latar belakang yang dituliskan disini adalah menuliskan beberapa informasi latar belakang yang penting yang mendasari pelaksanaan penelitian secara singkat. Penulisan tujuan penelitian dalam abstrak juga harus ditulis secara singkat namun tidak menguranngi esensi tujuan penelitian. Informasi lain yang harus dituliskan dalam abstrak adalah metode dan hasil penelitian yang ditulis dengan singkat dan jelas, hasil penelitian dan penulisan simpulan dan rekomendasi. Disamping itu, abstrak juga tidak diperlukan biblografi, gambar, atau tabel. Walaupun abstrak ditulis secara singkat jangan gunakan singkatan. Namun, apabila singkatan dapat digunakan setelah untuk pertama kalinya diberikan dalam versi lengkapnya.
6
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyusunan abstrak, perhatikan contoh abstrak berikut: Abstrak Tutorial merupakan bagian integral dan system pendidikan jarak jauh. Universitas terbuka (UT) setelah mengembangkan dan menawarkan sebagai modus tutorial melalui berbagai media. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, UT juga menawarkan tutorial online melalui internet, makalah ini melaporkan hasil penelitian yang dilakukan untuk melihat korelasi antara partisipasi mahasiswa dalam tutorial onlne dengan hasil belajar mereka. Berdasarkan data dari 1000 mahasiswa dalam 160 mata kuliah tutorial online selama dua semester, hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat pertisipasi mahasiswa dalam tutorial online dengan tingkat hasil belajar mereka. Pada contoh diatas, apabila dibaca dengan cermat kalimat pertama dan kedua merupakan latar belakang dari penelitian yang dilakukan, sedangkan berikutnya dipaparkan tentang tujuan dan ruang lingkup penelitian, diikuti dengan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Kalimat berikutnya adalah penjelasan tentang hasil penelitian dan diakhiri dengan simpulan. Walaupun hanya 89 kata, namun telah secara komprehensif menggambarkan keseluruhan isi karya ilmiah
7
Pada umumnya, dalam menulis abstrak penulis kerap kali mengalami abstrak yang ditulis terlalu panjang. Menurut Weisberg dan buker (1990) dalam proses pengurangan atau memperpendek abstrak pada dasarnya hanya dapat dengan mengurangi dua atau tiga elemen dengan memfokuskan abstrak pada hasil penelitian. Hal pertama yang dapat dikurangi adalah latar belakang. Kemudian, dapat pula dilakukan penyatuan antara tujuan dan metode penelitian yang digunakan. Pada bagian terakhir simpulan dan rekomendasi dapat juga dipadatkan dalam satu atau dua kalimat saja. Salah satu proses memperpendek abstrak dapat dilakukan dengan cara menyatukan metode serta mengintegrasikan simpulan dan rekomendasi. Penulisan abstrak biasanya diikuti dengan penulisan kata-kata kunci yang digunakan dalam penyajian makalah. Kata kunci dalam penyajian sebuah makalah pada umumnya dipilih dari kata yang paling mewakili atau mencerminkan isi dari uraian yang dituliskan dalam makalah tersebut. Kata kunci biasanya digunakan untuk mempermudah pencarian makalah yang membahas tentang hal tersebut.
8
Pengertian Resensi Menurut Panuti Sudjiman (1984), Seorang ahli pakar menulis resensi mengemukakan pendapatnya tentang resensi ialah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis atau karya lainnya. Dengan artian resensi itu ialah memberi suatu penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku. Dengan adanya pendapat para ahli tersebut, maka dapat diambil kesimpulan tentang resensi. Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan yang mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku seseorang. Resensi juga dapat dilakukan pada hasil karya-karya lainnya seperti karya seni, film, maupun drama, yang dipaparkan melalui media masa maupun di media elektronik. Menulis resensi berarti menulis tentang kelebihan dan kekurangan serta sejumlah informasi tentang sebuah buku. Informasi tersebut disampaikan kepada pembaca dan masyarakat.
9
Tujuan Resensi Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada pembaca akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekedar mengubah buku yang sudah ada. Adapun tujuan dari resensi lainnya, diantaranya ialah ; 1. Membantu pembaca yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud, karena kebanyakan buku yang diresensi biasanya buku baru. Dengan adanya resensi, pembaca bisa mengetahui gambaran dan penilaian umum terhadap suatu buku. 2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi. Lewat buku yang diresensi, pembaca bisa belajar melakukan kritik dan koreksi terhadap sebuah buku. 3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. Dengan adanya latar belakang dan alasan buku tersebut, pembaca dapat mengetahui tujuan dan maksud dari buku yang diterbitkan. 4. Dengan adanya resensi sebuah buku, pembaca dapat mengetahui perbandingan antara buku yang satu dengan buku lainnya yang sejenis. Dan mengetahui kelemahan dan kelebihan antara buku yang telah di bandingkan tadi. 5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.
10
Syarat-Syarat Menulis/Penyusunan Resensi
Syarat menulis atau penyusunan sebuah resensi, diantaranya ialah: Menentukan jenis buku yang akan diresensi (ekonomi, sastra, dll) Adanya data buku, meliputi judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku dan sebagainya. Pendahuluan atau pembukaan, berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi. Adanya ulasan singkat terhadap buku tersebut. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.Artinya, dalam menulis atau penyusunan sebuah resensi haruslah bermanfaat terhadap pembaca.
11
Sistematika Penulisan Resensi
Adapun sistematika penulisan resensi, yaitu : 1. Membuat Judul Resensi Judul resensi harus menarik dan sesuai dengan keseluruhan isi resensi. Artinya, membuat judul resensi haruslah menarik dan sesuai dengan isi keseluruhan resensi. dengan begitu adanya ketertarikan sendiri akan pembaca untuk membacanya. 2. Menyusun data buku Data buku biasanya disusun sebagai berikut ; Judul buku Pengarang ( editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar ) Penerbit Tahun terbit Tebal buku Dan harga buku 3. Penutup Dibagian penutup resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga, apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang dituju oleh pengarang kepada pembaca atau tidak. Dan pembaca dapat mengkritik dan memberi saran dengan alasan yang logis kepada pengarang atau sipenulisan resensi buku.
12
4. Membuat pembukaan Bagian didalam pembukaan dapat di mulai dengan ; Memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi yang dia peroleh Dibagian pembukaan resensi buku, ada juga yang memaparkan secara garis besar apa isi cerita dari buku tersebut Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun pengarang orang lain Memaparkan keunikan buku Merumuskan tema buku Mengungkapkan kritik dan kelemahan buku Mengungkapkan kesan terhadap buku Memperkenalkan penerbitnya Mengajukan atau membuat pertanyaan Membuka atau membuat dialog 5. Isi pernyataan resensi buku Dibagian isi pernyataan resensi buku terdapat ; Sinopsis atau isi buku secara kronologis Artinya, ikhtisar atau inti dari sebuah resensi atau bisa disebut juga dengan isi dari ringkasan resensi buku dengan memperhatikan unsur-unsur intrinsik didalam buku tersebut. Tujuan adanya sinopsis ini ialah, untuk memberikan gambaran secara global kepada pembaca tentang apa yang disampaikan oleh isi dari pernyataan resensi Adanya ulasan singkat buku dengan kutipan isi resensi secukupnya Menceritakan keunggulan dari buku tersebut Adanya kelemahan buku tersebut Adanya rumusan kerangka buku Penggunaan bahasa (mudah atau berbelit-belit) Dan adanya kesalahan cetak didalam sistematika penulisan resensi.
13
Tahap Penulisan Resensi
Adapun tahap penulisan resensi buku diataranya, ialah ; Tahap Persiapan Didalam tahap persiapan, yang harus dilakukan ialah ; Memilih jenis buku yang akan diresensi Buku yang diresensi adalah buku baru Dan membuat anotomi buku Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari kelengkapan buku tersebut. Tahap Pengerjaan Didalam tahap pengerjaan, meliputi ; Sebelum membuat resensi, terlebih dahulu bacalah buku yang akan diresensi dengan detail dan mencatat hal-hal yang penting didalamnya. Membuat isi resensi, diantaranya ; Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi Menentukan judul resensi Membuat ringkasan secara garis besar Memberikan penilaian buku Mengunggulkan sisi lain dari buku yang resensi Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD, dan sistematika resensi.
14
PENGERTIAN RESUME Resume atau Ringkasan adalah suatu cara yang ekfektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. Sebuah ringkasan bermula dari karangan sumber yang panjang, yang kemudian dipangkas dengan mengambil hal-hal atau bagian yang pokok dengan membuang perincian serta ilustrasi. Sebuah ringkasan tetap mempertahankan pikiran pengarang serta pendekatannya yang asli. Jadi ringkasan merupakan keterampilan memproduksi hasil karya yang sudah ada dalam bentuk yang singkat.
15
BEDA RESUME, RANGKUMAN DAN IKHTISAR
Rangkuman artinya kegiatan menyusun gagasan pokok atau intisari suatu karangan atau buku menjadi bentuk yang pendek. Suatu rangkuman tidak boleh mengubah ide pokok (gagasan pokok) teks aslinya. Ikhtisar pada dasarnya sama dengan ringkasan (resume) dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil bentuk kecil dari karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil ikhtisar bebas mengambil kata-kata asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.
16
langkah-langkah membuat ringkasan (resume)
1. Membaca Teks Atau Naskah Yang Asli Pada dasarnya sebelum kita membuat karya tulis dengan teknik studi kepustakaan (sumber data berdasarkan buku), yang perlu ditanamkan pada diri kita adalah menyukai membaca. Ingat pepatah “Buku Adalah Jendela Dunia” gak? Semakin banyak kita membaca buku maka semakin banyak hal yang kita ketahui. Bagi mahasiswa wajib hukumnya untuk menyukai membaca. Kenapa? Kalau mengingat tugas akhir atau kriteria kelulusan kita yaitu membuat skripsi, sangat perlu untuk membaca banyak buku referensi yang terkait dengan skripsi demi menghasilkan skripsi yang baik dan berkualitas serta akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri nantinya jika kita benar-benar berhasil. Nah kalau sudah menyukai membaca, maka gak akan ada kendala besar dalam membuat ringkasan (resume) karena membaca teks/naskah asli dalam proses pembuatan resume ini tidak cukup hanya sekali. Membaca naskah asli harus berulang kali sampai kita memahami keseluruhan isi dan memahami maksud si penulis. Belum lagi jika naskah aslinya memiliki istilah-istilah yang sukar dipahami, maka itu perlu juga digarisbawahi kata yang sulit dimengerti dan mencari tahu apa maknanya agar menambah pemahaman kita. Membaca naskah aslinya juga harus sampai tuntas agar kita mendapatkan gambaran umum dan sudut pandang dari si penulis. 2. Menentukan dan Mencatat Gagasan Utama Setelah memahami maksud dari si penulis, kemudian kita harus mampu menemukan pokok-pokok tulisan. Baca kembali dan lebih dimengerti lagi paragraf demi paragrafnya, bagian demi bagiannya, untuk selanjutnya dikonkritkan dalam bentuk poin-poin penting yang disebut gagasan utama. Gagasan utama adalah pikiran utama yang terdapat dalam tulisan. Gagasan utama sama saja dengan ide pokok. Jika yang mau dibuat resume adalah sebuah jurnal, maka kita tidak harus mencatat semua gagasan utama di setiap paragraf jurnal aslinya. Kenapa? Tidak semua paragraf yang ada dijurnal memiliki gagasan utama karena di dalam jurnal banyak terdapat kutipan-kutipan seseorang dan data-data sedangkan gagasan utama itu sendiri berasal dari kalimat utama yang merupakan pemikiran murni dari si penulis bukan berupa opini, kutipan ataupun data. Meski begitu, setidaknya dari beberapa paragraf ada kalimat-kalimat yang mewakili pokok dari tulisan atau sebagai gagasan utamanya. Tentukan gagasan utama yang esensial agar nantinya saat kita menulisresume tidak melebar dan tidak terlalu panjang. Kemudian setelah gagasan-gagasan utama telah kita catat semua, gagasan-gagasan itu harus disusun teratur atau sesuai dengan urutan isi jurnal. Lihat bagian daftar isi untuk memastikan urutan isi jurnal yang benar.
17
3. Mulai Menulis Ringkasan (Resume) Pergunakanlah gambaran umum tentang keseluruhan isi jurnal/naskah yang telah terbayang diotak kita dan hasil pencatatan gagasan utama tadi untuk dibuat resume. Ingat yah, urutan paragraf untuk pembuatan resume harus sesuai dengan naskah aslinya. Kalau di jurnal biasanya kan banyak sub babnya, kita gak perlu ikutin jurnal untuk membuat poin-poin sub bab juga karena resume merupakan ringkasan singkat jadi buatlahresume dalam bentuk paragraf demi paragraf saja. Tapi memang ada juga yang cara pembuatan resume jurnal dalam bentuk tabel agar lebih mudah dibuat namun saya lebih memilih dalam bentuk kalimat paragraf per paragraf agar terlihat lebih berkesinambungan ketika dibaca. Kemudian kalimat-kalimat dalam resume yang kita buat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari naskah aslinya. Tetapi kita tidak boleh menyelipkan pendapat pribadi kita di dalam resume apalagi jika pendapat tersebut berlawanan dengan isi jurnal asli, haram hukumnya. Pembuat resume hanya boleh menulis yang sesuai dengan jalan pemikiran si penulis asli. Jika gagasan-gagasan kita masih terasa rancu, silakan liat naskah aslinya lagi. Sebisa mungkin untuk tidak menggunakan kalimat asli penulisnya karena kalimat asli penulisnya hanya boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting (merupakan kaidah, kesimpulan, ataupun perumusan padat). Dan gak perlu pakai bahasa tingkat dewa (bahasa yang sulit dimengerti) dalam membuat resume agar resume kita bisa dibaca oleh siapa saja tanpa memandang status pendidikan. Kalau kita menggunakan terlalu banyak istilah asing, terkesan lebay dan hanya orang-orang yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi saja yang paham sedangkan yang dibawah itu tidak akan paham. Akan lebih baik jika tulisan kita bisa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, jadi gunakan bahasa yang mudah dicernah oleh siapapun. Dan saat kita sedang membuat resume, hindari juga kutipan. Kutipan yang berada pada jurnal adalah kutipan milik si penulis jurnal karena si penulis membuat jurnal atas dasar melakukan penelitian dengan menggunakan teori dari orang yang dikutipnya. Kita sebagai pembuat resume tidak berhak untuk mengutip lagi apa yang telah dikutipkan oleh si penulis asli karena kita tidak melakukan penelitian sungguhan, kita hanya meringkas dari jurnal miliknya. Dalam pembuatan resume gak perlu membuat kalimat yang bertele-tele dan gak perlu berpanjang lebar menjelaskan karena penjelasan secara mendetail sudah ada di dalam naskah asli. Jadi buatlah tulisan ringkasan yang padat tapi mewakili keseluruhan isi. 4. Membaca Kembali Ringkasan (Resume) Yang Telah Dibuat Setelah selesai membuat resume, baca kembali resume kita untuk memeriksa apakah ada kesalahan penulisan atau tidak. Resume juga perlu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Gunakan ejaan dan tanda baca yang tepat. Kemudian periksa kembali apakah resume buatan kita bersesuaian dengan naskah asli atau tidak.
18
Dibawah ini merupakan contoh resume yang saya buat berdasarkan pada sebuah jurnal : RESUME IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING BERBANTUAN KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA I PADA MAHASISWA PGSD Trimurti Jurnal Kependidikan Vol.39, No.2, November 2009 Universitas Negeri Semarang Ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, seringkali banyak mahasiswa yang enggan untuk bertanya kepada dosen saat ia merasa kurang memahami materi yang sedang dipelajari sehinggaa suasana kelas menjadi pasif. Strategi pengajar (dosen) untuk membangun keaktifan mahasiswa adalah dengan melibatkan mahasiswa ke dalam diskusi. Akan tetapi strategi ini masih belum bisa terealisasikan secara sempurna dikarenakan hanya beberapa mahasiswa yang menonjol saja yang berani mengemukakan pendapat saat diskusi berlangsung, sedangkan sebagian besar mahasiswa yang lain hanya mampu terdiam menyimak. Suasana kelas perlu dirancang agar seluruh mahasiswa mampu berinteraksi satu sama lain untuk menyelesaikan tugas maupun memecahkan masalah yang diberikan oleh pengajar (dosen). Cooperative Learning merupakan strategi pembelajaran yang berhasil dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk mencapai hasil yang maksimal dengan menerapkan lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Dalam model Cooperative Learning perlu adanya penggunaan teknologi berupa komputer agar mahasiswa terampil dalam memanfaatkan media komputer dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar tidak hanya meliputi penguasaan materi, tetapi juga keterampilan berproses mahasiswa. Hasil belajar diperoleh dengan cara mengunakan tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan atau observasi serta tugas kelompok dan individu. Dari hasil analisis, sebanyak 56% mahasiswa masuk dalam kategori terampil, 22% cukup terampil, 19% sangat terampil dan hanya 3% saja yang tidak terampil dalam pemanfaatan media komputer. Maka hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh keterampilan berproses dalam penerapan model Cooperative Learning berbantu komputer terhadap hasil belajar mahasiswa adalah cukup besar. Dimana keterampilan berproses ini dinilai dari cara presentasi dan hasil tugas kelompok mahasiswa. Belajar akan efektif jika situasi kondusif terwujud saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu berupa interaksi positif antara dosen dan mahasiswa ataupun antar mahasiswa di dalam kelas. Dalam kondisi yang kondusif ini, mahasiswa menjadi tertantang untuk bertanya, mengerjakan tugas, mengungkapkan pendapat/ide, serta menanggapi sesuatu karena mahasiswa merasa nyaman dan tidak takut untuk melakukan suatu kesalahan di dalam proses belajar. Berdasarkan uji banding antara dua model pembelajaranpun didapatkan kesimpulan bahwa model Cooperative Learning lebih efektif dibanding model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Model Cooperative Learning mampu menciptakan kondisi yang kondusif dalam proses pembelajaran mahasiswa. Dengan modelCooperative Learning, mahasiswa dapat bekerja sama dalam kelompok untuk belajar dan bertanggung jawab akan keberhasilan belajar semua anggota kelompok. Ada 3 manfaat yang akan didapatkan mahasiswa pada penggunaan model Cooperative Learning ini, yaitu; penghargaan terhadap kelompok yang berhasil, tanggung jawab masing-masing anggota kelompok serta kesamaan kesempatan untuk berhasil. NB : Pada bagian kepala resume biasakan untuk mencantumkan nama penulis jurnal, tahun terbit jurnal, judul jurnal, dan lokasi terbit jurnalnya ya agar yang baca gak perlu bolak balik nyariin apa jurnal aslinya hehehehehe
19
sinopsis Sinopsis adalah ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu, atau ringkasan atau abstraksi (KBBI, 1988: 845). Sinopsis mengandung tiga pengertian yaitu; ikhtisar karangan, ringkasan, atau abstraksi, Keraf (1977: 84) menyatakan bahwa ringkasan sumarry précis adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk pendek. Kataprécis berarti memotong atau meringkas. Dengan demikian meringkas ibarat memangkas sebatang pohon yang akhirnya tinggal batang dan cabang-cabang yang terpenting. Menurut Keraf, keindahan gaya bahasa, ilustrasi serta penjelasan-penjelasan yang terperinci harus dihilangkan, sari karangannya dibiarkan saja tanpa hiasan dan yang tinggal hanyalah pokok-pokoknya saja. Namun demikian meskipun bentuknya ringkas, pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli masih tetap dipertahankan dan harus ada. Penulisan ringkasan harus berbicara sesuai dengan tulisan pengarang. Oleh karena itu dalam ringkasan, kalimat “Dalam alinea ini penulis mengatakan … “ atau “Penulis berpendapat … “ harus dihindari. Pernyataan demikian adalah suara penulis yang membuat ringkasan. Penulis yang membuat ringkasan seyogyanya langsung menyusun ringkasan tersebut, yang dimulai dengan meringkaskan kalimat-kalimat, alinea-alinea, bab-bab atau bagian-bagian yang lain dan seterusnya. Tidak berbeda jauh pula dengan pengertian ikhtisar yang berarti pula sebagai ringkasan. Hanya penggunaanya pada umumnya diarahkan pada buku-buku karya ilmiah. Berbeda dengan abstraksi yang biasanya kita temukan dalam penyusunan skripsi dan tesis. Abstraksi dalam pengertian ini pun berarti ringkasan, perbedaannya sangat tipis yaitu hanya pada sisi tujuan penggunaannya. Ringkasan biasa dilakukakan terhadap objek karya sastra, maupun nonsastra, atau dalam karya ilmiah maupun nonilmiah. Sinopsis seringkali dipergunakan dalam karya yang bersifat sastra. Kalau pun ada sinopsis yang dikenakan pada karya nonsastra bahkan pada karya ilmiah, itu merupakan model dan bentuk pengembangan. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah ringkasan yang mengarah pada karya-karya baik fiksi maupun non fiksi, sedangkan sasaran ringkasannya adalah karya-karya ilmiah lebih kita gunakan istilah abstraksi atau ringkasan itu sendiri. Sinopsis bukanlah resensi, sebab resensi tidak hanya meringkas tetapi juga menyimpulkan baik buruknya bulku sesudah dibaca, bahkan dalam resensi penulis dituntut untuk memberi ulasan sesudah melakukan telaah. Umumnya penulis resensi menyeleksi buku-buku secara khusus, yaitu hanya buku-buku yang baru terbit saja dan menarik untuk dikaji atau diresensi. Postingan ini tidak akan membahas bentuk-bentuk atau perbedaan ikhtisar, resensi, dan sinopsis, maupun abstraksi, tetapi membahas bagaimana menulis sebuah sinopsis. Oleh karena itu, marilah kita samakan persepsi kita dalam memahami pengertian sinopsis. Persepsi kita sinopsis adalah ringkasan yang berbicara susasana pengarang asli (pengarang buku yang diringkas) dengan tetap mempertahankan bentuknya sebagai sebuah karangan.
20
Persiapan Menyusun Sinopsis
Sebelum kita mulai menyusun sinopsis, terlebih dahulu barlatihlah membuat ringkasan yang diambil dari sebuah karya atau artikel. Hal ini sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi dan latihan menghemat kata. Latihan ini tidak cukup dilakukan secara intensif akan mengembangkan daya konsentrasi, serta mempertajam dalam menangkap pemahaman isi bacaan secara tepat, cermat, dan efektif. Latihan menyusun sinopsis harus diawali dari membaca, maka berlatihlah secara terus menerus akan mengembangkan kemampuan membaca cepat, tepat dan cermat. Membaca dengan cara demikian amat diperlukan untuk membantu mempertajam gaya bahasa, serta menghindari uraian-uraian yang panjag lebar. Dengan demikian penulis sinopsis harus terlebih dahulu membekali diri dengan kemampuan membaca sebelum melakukan pekerjaan menyusun sipnosis. Dalam kegiatan membaca, objek atau materi yang akan di susun menjadi sipnosis tak cukup dibaca sekali. Materi tersebut perlu dibaca berulang kali, karena seluruh isi materi harus benar-benar dipahami dan dihayati.
21
Langkah-langkah Menyusun Sinopsis
Bacalah naskah asli berulang kali sampai benar-benar diketahui maksud dan pandangan pengarang. Pada saat membaca perlu digaris bawahi atau dicatat ide sentralnya (pokok pikiran, kalimat pokok/kalimat inti). Kesampingkan dulu teks asli sesudah dicatat ide sentral atau hal-hal pokok yang telah diketahui, kemudian kembangkan catatan-catatan tersebut dengan bahasa sendiri. Pergunakanlah kalimat-kalimat tunggal, bila memungkinkan hindari pemakaian kalimat majemuk atau mengulang kalimat, gnakan kalimat sederhana yang efektif. Ringkaslah kalimat menjadi frase, dan frase menjadi kata. Bila terdapat rangkaian ide atau gagasan dari beberapa alinea, maka ambilah ide sentralnya saja atau pokok pikiran dan kalimat pokok/intinya. Buanglah bebrapa alinea yang dapat diwakili dengan satu alinea saja, atau sebaliknya, dan pertahankan alinea yang memang harus dipertahankan. Pertahankanlah kalimat yang tidak memungkinkan untuk disederhanakan, sehingga keaslian suara pengarang tetap dapat dipertahankan pula, yaitu kata kunci yang ada pada kalimat tersebut. Buanglah seluruh kata tugas yang memungkinkan untuk dibuag, tetapi pertahankanlah susunan ide yang tersusun sesuai naskah aslinya. Menyusun sinopsis sama dengan menyusun ringkasan karangan, menyusun ringkasan karangan ibarat memangakas sebuah pohon besar menjadi pohon kecil yang padat dan berisi. Maka hasil sinopsis adalah sebuah karangan pendek sesuai dengan karangan aslinya. Sebagai pedoman sederhana saja, sinopsis adalah sebuah karangan utuh diringkas menjadi sepertiganya atau seperempatnya saja cukuplah baik apabila suara tetap dapat dipertahankan keaslinya.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.