Kebudayaan Betawi Pertemuan 8

Presentasi berjudul: "Kebudayaan Betawi Pertemuan 8"— Transcript presentasi:

1 Kebudayaan Betawi Pertemuan 8
Matakuliah : G0542/Indonesian Culture & Society Tahun : 2007 Versi : Revisi 6 Kebudayaan Betawi Pertemuan 8

2 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu Mahasiswa dapat menunjukkan solusi yang tepat bagi masyarakat Betawi dalam menghadapi modernisasi

3 Materi 2 Sistem Kekerabatan Materi 3 Sistem Religi
Outline Materi Materi 1 Pendahuluan Materi 2 Sistem Kekerabatan Materi 3 Sistem Religi Materi 4 Organisasi Sosial Materi 5 Sistem Mata pencaharian Materi 6 Kehidupan Sosial Budaya

4 Peta geografis Jakarta

5 Orang Betawi merupakan satu suku bangsa yang timbul sebagai hasil asimilasi melalui proses yang panjang.

6 Keberadaban mereka sebagai suku bangsa itu bisa disimak dari pengakuannya dan dari ciri-ciri budaya tertentu, misal: bahasa, dialek,kesenian.

7 Unsur yang memberi pengaruh kuat pada budaya Betawi adalah agama Islam
Unsur yang memberi pengaruh kuat pada budaya Betawi adalah agama Islam.Agama menjadi salah satu unsur penting yang mengikat mereka dan memberi ciri sebagai satu kelompok etnik.

8 Bahasa Betawi dibagi menjadi 2 dialek:
jalan Gajah Mada in 1949 Bahasa Betawi dibagi menjadi 2 dialek: Dialek Betawi kota, penuturnya berdiam disekitar pusat kota jakarta Dialek Betawi Pinggiran,penuturnya berdiam di daerah pinggiran/di luar batas DKI Jakarta Pasar Baru in 1949

9 Mereka umumnya memiliki solidaritas terhadap lingkungan sosial yang cukup tinggi,baik suka maupun duka. Ini terbukti dengan adanya pranata tolong menolong yang disebut paketan.

10 Paketan bisa dianggap sebagai bentuk pranata ekonomi untuk menabung yang mempunyai sifat tolong menolong,tetapi juga bersifat sosial karena menjalin hubungan yang baik dengan sesama.

11 Di masa lalu pendidikan tidak terlalu mendapat prioritas
Di masa lalu pendidikan tidak terlalu mendapat prioritas.Terutama pendidikan sekuler yang dibawa oleh Belanda. Dalam memilih lapangan kerjapun mereka lebih menggeluti lapangan kerja yang lebih bersifat mandiri dan tidak terlalu mementingkan ijazah.