Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KEKUASAAN TANDUK KECIL
DANIEL 7 – BAGIAN 3 KEKUASAAN TANDUK KECIL
2
REVIEW BABILON MEDO-PERSIA YUNANI ROMA 10 KERAJAAN KERAJAAN BATU
TANDUK KECIL KERAJAAN BATU
3
10 KERAJAAN EROPA BARAT Anglo Saxons = Inggris Franks = Perancis
Alemani - Jerman Suevi = Portugal Burgundians = Switzerland Lombards = Italia Visigoths = Spanyol Heruli Vandals Ostrogoths
4
TIGA KERAJAAN RUNTUH DAN MUNCULNYA TANDUK KECIL
Vandals Heruli Ostrogoths
5
Dan 7:15-21 Malaikat menjelaskan kepada Daniel yang sedang terharu arti penglihatan yang ia dapatkan. Sesudah periode keempat binatang itu, maka orang kudus akan menerima pemerintahan selama-lamanya (I Kor 6:2,3; Why 20:4). Tanduk kecil itu berperang melawan orang kudus dan mengalahkan mereka. “Yang Lanjut Usia” memberikan keadilan kepada orang-orang kudus milik Yang Maha Tinggi, dan mereka akan memerintah.
6
Dan 7:15-21 Mula-mula tanduk kecil itu tidak terlalu besar, tapi lama kelamaan menjadi besar dan mengalahkan tiga tanduk yang lain bahkan menjadi lebih besar dari tanduk-tanduk yang lain.
7
KEKUASAAN TANDUK KECIL
Dan 7:24. Dia berbeda dengan ketujuh raja yang lain, karena dia dipimpin oleh seorang pemimpin agama bukan seorang raja, tetapi kekuasaannya bukan hanya di dalam gereja tapi secara politik.
8
IA MENENTANG YANG MAHA TINGGI
Ia mengangkat dirinya menjadi sama seperti Allah. 2 Tes 2:4; Yes 14:12-14. “Paus begitu agung martabatnya dan begitu ditinggikan sehingga ia bukan seorang manusia biasa, tetapi seolah-olah Tuhan, dan wakil Tuhan.” “Paus dimahkotai dengan mahkota rangkap tiga, sebagai raja sorga dan dunia serta daerah-daerah yang di bawah bumi.
9
IA MENENTANG YANG MAHA TINGGI
“Paus seolah-olah Tuhan di dunia, satu-satunya yang berdaulat atas orang-orang yang setia pada Kristus, kepala segala raja, yang mempunyai kekuasaan penuh dan kepadanya dipercayakan Tuhan Yang Maha Kuasa pengarahan bukan saja atas kerajaan dunia tetapi juga kerajaan sorga.”
10
IA MENENTANG YANG MAHA TINGGI
“Apa saja yang dilakukan Tuhan dan Juruselamat itu juga dilakukan wakilnya (Paus), asal saja tidak bertentangan dengan iman. Dikutip dari “Prompta Bibliothea,” 4:25-29, oleh Lucius Feraris.
11
HUJATAN YANG DILAKUKAN
Mengaku dapat mengampuni dosa. Mengaku dapat membuka dan menutup pintu sorga. Mengaku lebih tinggi dari raja-raja dunia. Mendahului Tuhan dalam melepaskan seluruh bangsa dari sumpah setia terhadap raja-rajanya. Menentang Tuhan apabila mereka memberikan Indulgence (tanda pembayaran) untuk dosa. Adam Clarke, Commentary on the Old Testament, 4:596.
12
MENGANIAYA ORANG-ORANG KUDUS
Kepausan sebagai organisasi agama mengakui telah menganiaya banyak orang Kristen dan sekaligus membela tindakannya yang kejam itu sebagai kuasa yang diperolehnya dari Kristus. Tahun 1208, Paus Innocent III mengeluarkan pengumuman untuk memberantas kaum Waldenses pimpinan Peter Waldo di Italia dan kaum Albegenses di Perancis Selatan, dan kira-kira sejuta orang terbunuh (Albert Barnes, Notes on Daniel, p.328).
13
MENGANIAYA ORANG-ORANG KUDUS
Paus Innocent IV berkata, “Apabila mereka yang dihukum kedapatan bersalah karena klenik (kepercayaan yang bertentangan dengan doktrin gereja Katolik yang syah), telah diserahkan kepada penguasa sipil oleh bishop atau wakilnya, atau oleh inkuisis (pengadilan agama Katolik), maka hakim kepada kotra harus menangkap mereka dengan segera, dan dalam tempo paling lama lima hari, harus melaksanakan hukuman yang telah ditentukan untuk menghukum mereka…tidak diragukan juga mengenai peraturan-peraturan mana yang dimaksudkan, tetapi bagian-bagian yang memerintahkan pembakaran kaum bidat yang tidak mau bertobat jelas disisipkan dalam dekrit-dekrit Paus (The Catholic Encyclopedia).
14
MENGANIAYA ORANG-ORANG KUDUS
Dekrit ini diperbaharui dan dipaksakan oleh beberapa Paus: Alexander IV ( ). Clement IV ( ). Nicholas IV ( ). Bonifacius VIII ( ).
15
MENGANIAYA ORANG-ORANG KUDUS
John Huss dari Bohemia dan Jerome dari Praha dijatuhi hukuman mati melalui pembakaran karena dituduh sebagai bidat yang tidak mau bertobat. Sir John Oldcastle digantung dan dibakar hidup-hidup tanpa belas kasihan.
16
MENGANIAYA ORANG-ORANG KUDUS
Albert Barnes menghimpun data kurang lebih orang yang ditumpas melalui inkuisi dalam jangka waktu 3 tahun. Sejak Charles V dari Perancis mengeluarkan dekrit untuk membasmi kaum Protestan hingga perdamaian di Chateu, Canmbreses tahun 1559, orang digantung, dipancung, dan dibakar hidup-hidup karena menentang doktrin gereja. (Albert Barnes, Notes on Daniel, 328).
17
Kesaksian W.E.K. Lecky Gereja Roma telah menumpahkan banyak darah orang-orang yang tidak bersalah dari pada lembaga-lembaga yang pernah muncul di tengah-tengah masyarakat (History on the Rise and Influence of the Spirit of Rationalism in Europe, 2:33,37).
18
Kesaksian Uriah Smitt Kerajaan Romawi Kafir telah membunuh kira-kira tiga juta pada tiga abad pertama. Mereka hanya membunuh bayi-bayi, sedang ibu-ibu dibiarkan hidup, tetapi kepausan membunuh bayi-bayi maupun ibu-ibunya. Tidak ada umur, kelamin atau persyaratan lain yang dapat membebaskan seseorang dari amukan kepausan (The Prophecies of Daniel and Revelation, 135).
19
PENGANIAYAAN BESAR-BESARAN
Kardinal Bellarmine, yang lahir di Tuscany, pada tahun 1541 membetulkan penganiayaan dan pembunuhan besar-besaran tersebut.
20
MENGUBAH WAKTU DAN HUKUM
Mengubah waktu adalah hak istimewa Tuhan (Dan 2:21; Efesus 1:9; Dan 7:22). Ini adalah merampas hak istimewa Tuhan. Hukum adalah hasil karya Tuhan, tetapi gereja telah merubahnya. Gereja telah mengambil hak prerogatif Tuhan.
21
MENGUBAH WAKTU DAN HUKUM
“Gereja Tuhan dengan hikmatnya telah menetapkan bahwa perayaan hari Sabat harus dipindahkan kepada hari Tuhan” (Catechism of Council of Trent, 1829, 358). Catechism ditulis atas perintah Konsili Agung dan dicetak atas pengawasan Paus Pius V. Sampai zaman Paulus orang Kristen masih memelihara hari Sabat, Sabtu sebagai hari kudus (Kisah 17:2; Kisah 18:4; Lukas 2:27; Ibr 4:9).
22
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Catatan historis tentang pemeliharaan hari minggu yang pertama oleh orang-orang Kristen terdapat pada Epistle of Barnabas (fasal 15) dan pada First Apology (Fasal 67) Justyn Martin, yang terlibat pada tahun 150 AD. Catatan hari minggu sebagai hari Tuhan berasal dari buku Apokripa Gospel According to Peter dan dari Clement, orang Alexandria, menjelang abad kedua.
23
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Sebelum pemberotakan orang yahudi di bawah pimpinan Cocheba ( ), kerajaan Romawi mengakui Yudaisme sebagai agama yang syah dan kekristenan sebnagai satu sekte Yahudi. Tetapi sebagai akibat pemberotakan itu, orang Yahudi dan Yudaisme tidak dipercaya lagi.
24
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Untuk menghindari penganiayaan, maka orang Kristen menempuh jalan apa saja untuk menjelaskan bahwa mereka bukan orang-orang yahudi. Karena tidak ada catatan pemeliharaan hari minggu sebaga hari kebaktian sebelum pemberotakan Yahudi, dan banyak catatan tentang pemeliharaan hari Sabat sebagai cara untuk “menyahudikan”, maka tenggang waktu itu telah diterima sebagai permulaan pemindahan kesucian Sabat kepada hari Minggu, hari yang pertama dalam minggu
25
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Pemeliharaan hari minggu tidak langsung menggantikan pemeliharaan hari Sabat. Kedua-dunya dipelihara sevcara bersamaan oleh orang-orang Kristen secara bersama-sama. Tertulian memberi kesaksian bahwa oang Kristen tidak membatalkan pemeliharaan hari Sabat. Tidak lama kemudian Apochripal Apostolic Constitutions menasihatkan agar orang Kristen “memelihara Sabat dan pesta pada hari Tuhan.”
26
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Pada permulaan abad keempat, hari minggu telah memperoleh sambutan yang lebih baik ketimbang hari Sabat. Eusibius menulis di dalam bukunya Commentary on Psalm 92, “Semua tugas yang dlakukan pada hari Sabat telah kami pindahkan karena lebih tepat, sebab ia mempunyai keistimewaan, termasuk urutan pertama, dan lebih terhormat dari Sabat Yahudi.
27
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Tindakan resmi gereja Katolik pertama yang mengaku memindahkan kesucian Sabat ke hari minggu ditetapkan pada konsili Laodikia pada tahun 336 AD. Peraturan atau Kanon 29 dari Konsili Laodikia itu menetapkan rang-orang Kristen tidak boleh “menjahudikan” dan menjadi malas pada hari Sabtu, tetapi harus bekerja pada hari itu, tetapi hari Tuhan harus dihormati dengan cara istimewa, dan sebagai orang Kristen, kalau memungkinakn, jangan bekerja pada hari itu.
28
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Jika mereka kedapatan “menjahudikan” mereka harus dijauhkan dari Kristus. Dasar perintah pemeliharaan hari minggu didasarkan pada anggapan bahwa pemeliharaan hari Sabtu sebagai alat untuk menjahudikan.
29
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Kira-kira tahun 440, Socrates menulis bahwa “walaupun hampir semua gereja di seluruh dunia merayakan rahasia-rahasia kesucian pada hari Sabat setiap minggu, namun orang Kristen di Alexandria telah berhenti melakukannya berdasarkan tradisi purba.” Sozomen juga menuliskan, “penduduk Constantinopel, dan hampir setiap tempat, berkumpul bersama-sama pada hari Sabat dan juga pada hari minggu, yaitu suatu kebiasaan yang tidak pernah dirayakan di Roma dan di Alexandria.
30
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Konsep kesucian hari MInggu di antara orang Kristen bermula pada upaya untuk menghindarkan kebiasaan yang bisa mengidentifikasikan seseorang sebagai orang Yahudi (Markus 2:27,28) dan mengakibatkan penganiayaan. Gereja di Roma mula-mula memberikan sambutan yang lebih baik terhadap hari Minggu. Kedudukan yang lebih penting diberikan kepada hari Minggu pada gereja yang mnula-mula bersamaan dengan munculnya kekuasaan Romawi tetapi sangat merugikan kepada hari Sabat.
31
Sejarah Pemeliharaan Hari Minggu
Akhirnya, pengaruh Romawi berhasil membuat pemeliharaan hari minggu sebagai undang-undang gereja, sama seperti yang dilakukannya pada kebiasaan-kebiasaan lain, seperti pemujaan terhadap Maria, penghormatan kepada orang-orang kudus, penggunaan patung-patung, dan doa-doa untuk orang yang sudah mati.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.