Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIswan Rosalina Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Pengumpulan dan Penilaian Bukti Audit
2
Evaluasi penerapan Ti di PTS Jogja dengan model framework CobIT
Latar belakang Tujuan dan manfaat Teknik dan metode yang digunakan Tahapan atau langkah penelitian Cara pengumpulan data Hasil yang dicapai Kesimpulan Kelebihan dan kekurangan
3
Pendahuluan Dalam kegiatan auditing paling tidak mempunyai karakteristik sebagai berikut: Objektif: independen yaitu tidak tergantung pada jenis atau aktivitas organisasi yang diaudit Sistematis: terdiri dari tahap demi tahap proses pemeriksaan Ada bukti yang memadai: mengumpulkan, mereview, dan mendokumentasikan kejadian-kejadian Adanyakriteria: untuk menghubungkan pemeriksaan dan evaluasi bukti–bukti
4
Pendahuluan Sebenarnya konsep dan prinsip auditing baik di lingkungan manual dan lingkungan sistem informasi yang berbasis komputer tidak berubah, yang berubah adalah metode dan tekniknya saja. Beberapa teknik dan metode tersebut berbeda karena antara lain disebabkan: Otomatisasi, yaitu seluruh proses di dalam pemrosesan data elektronik mulai dari input hingga output cenderung secara otomatis, bentuk penggunaan dan jumlah kertas cenderung minimal, bahkan sering kali tidak ada (paperless office) sehingga untuk penelusuran dokumen (tracing) audit berkurang dibandingkan sistem manual yang banyak menggunakan dokumen dan kertas.
5
Pengertian Bukti Audit
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
6
Bukti Audit Bukti audit didefinisikan sebagai semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Informasi ini beragam tergantung pada tingkat pengaruhnya terhadap keputusan auditor mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum Bukti audit mencakup informasi yang tingkat pengaruhnya tinggi seperti hasil perhitungan auditor terhadap persediaan, dan juga informasi yang kurang berpengaruh seperti jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan auditor kepada auditan
7
Standar Hasil keterangan A P B Q C R D S
8
Jenis-Jenis Bukti Audit
Perbedaan antara bukti audit dan bukti hukum (legal evidence). Bukti hukum sangat bergantung pada pemberian kesaksian dengan berbicara (oral testimony) sedangkan bukti audit lebih mengandalkan bukti dokumentasi. Bukti hukum memperbolehkan adanya dugaan-dugaan tertentu bahwa fakta-fakta yang tertera dalam dokumen perjanjian antara pihak-pihak yang berkaitan adalah benar sedangkan auditor tidak terikat pada suatu dugaan tertentu dan akan selalu menguji semua bukti sampai auditor tersebut merasa puas mengenai kebenarannya. Auditor harus memahami bentuk-bentuk bukti hukum. Pemahaman ini akan sangat berguna bila mereka menghadapi kasus-kasus kecurangan (fraud) selama melakukan audit
9
BUKTI YANG CUKUP KOMPETEN
Bukti yang cukup kompeten merupakan ukuran kualitas bukti-bukti audit. Faktor-faktor yang mungkin saja mempengaruhi penilaian auditor sehingga cukup: Material Material menunjukkan arti transaksi-transaksi, account balances dan pengungkapan kepada pengguna laporan keuangan. Resiko material misstatement. Resiko material misstatement menunjukkan pada resiko-resiko yang melekat yang dinyatakan salah dan kontrol resiko terhadap kontrol internal akan gagal untuk dicegah atau dideteksi material misstatement dalam pernyataan. Ukuran dan karakteristik populasi. Ukuran populasi menunjukkan jumlah item yang ada pada populasi, seperti halnya jumlah transaksi penjualan dalam jurnal penjualan. Karakteristik populasi umumnya menunjukkan sifat item yang termasuk dalam populasi.
10
Kompetensi Bukti-Bukti Audit
Kompetensi merupakan ukuran kualitas, reliabilitas, bukti-bukti audit. Jika ingin kompeten, bukti-bukti harus relevan terhadap pernyataan. Relevansi Bukti Audit Relevansi berarti bukti-bukti harus berhubungan dengan pernyataan manajemen dalam laporan keuangan.
11
Faktor-faktor Lain yang Berhubungan dengan Reliability Bukti Audit
Bukti-bukti audit haruslah reliable dan terpercaya. Faktor-faktor lainnya adalah: Independensi sumber. Bukti didapatkan secara langsung oleh auditor. Kontrol internal lebih dari informasi internal. Dokumen-dokumen yang ditulis. Dokumen asli. Konsistensi bukti dari sumber yang berbeda.
12
Keputusan atas Bukti Audit
Masalah utama pengambilan keputusan atas bukti audit adalah penentuan jenis dan jumlah bukti audit yang memadai untuk mengambil kesimpulan Keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dibagi dalam 4 (empat) bagian yaitu: Prosedur audit apa yang akan digunakan? Berapa jumlah sampel yang akan diuji dengan prosedur tersebut? Item mana yang akan dipilih sebagai sampel dari populasi? Kapan akan melakukan pro sedur audit ini?
13
Prosedur Sistem yang Berjalan
Naratif Rich Picture DFD Diagram Activity Solusi Masalah Prosedur Sistem yang Berjalan Naratif DFD Solusi Masalah
14
Katagori Bukti audit Bukti Langsung/Tidak Langsung
Bukti Utama (Primer)/Sekunder Fakta/Bukti Hasil Analisis Record/ Testimonial Evidence Bina Nusantara University
15
Testimonial Evidence Testimonial evidence ialah informasi yang diperoleh dari pihak/orang tertentu (tertulis maupun lisan, atau bersifat hasil analisis). Bukti ini dapat diperoleh melalui beberapa cara: Hasil wawancara Surat atau konfirmasi dari pihak lain. Observation evidence Analytical evidence, yaitu bukti audit yang diperoleh dari hasil analisis, dan yang oleh auditor diyakini sebagai pendukung untuk pengambilan kesimpulan pemeriksaan.
16
Kompetensi Bukti Audit (Competency)
Bukti audit dari sumber-sumber eksternal (contohnya, konfirmasi yang diterima dari pihak ketiga) biasanya lebih reliabel daripada yang dibuat secara internal. Bukti audit yang dibuat secara internal lebih reliabel apabila sistem akuntansi dan pengendalian intern berjalan efektif. Bukti audit yang diterima langsung oleh auditor lebih reliabel daripada yang diperoleh dari entitas (auditee). Bukti audit dalam bentuk dokumen dan bentuk tertulis lainnya biasanya lebih reliabel daripada bentuk lisan. Dokumen asli lebih reliabel daripada fotocopy, teleks, atau faksimili.
17
Pertimbangan Dalam Bukti
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh auditor didalam menetapkan bukti audit, yaitu: Di bidang hukum, pihak yang dituntut maupun penuntut mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mempertahankan kebenaran yang diyakininya, atau untuk membela dirinya, dan kemudian hakim yang akan menentukan kebenaran berdasarkan bukti-bukti . Auditor yang memerlukan bukti audit untuk tujuan pemeriksaan harus mengerti dan menyadari bahwa tidak ada sesuatu hal yang pasti untuk tujuan tersebut. Auditor itu sendiri yang harus menentukan bagaimana mutu bukti yang diperoleh, berapa banyak bukti audit yang diperlukan, dan seberapa mendukung keyakinannya dalam mengambil kesimpulan dari pemeriksaan tersebut. Bukti audit harus dicatat, dikelola dan dievaluasi. Laporan hasil audit harus disertai lampiran bukti audit yang mendukung kesimpulan atau pendapat yang diberikan oleh auditor.
18
Instrumen Pemeriksaan
Observasi (Pengamatan) Wawancara, Tanya-jawab (Interview) Kuesioner (Tanya-jawab Tertulis) Konfirmasi Inspeksi Fisik Prosedur Analisis Perbandingan Penelaahan Dokumen
19
Dalam memilih prosedur audit yang akan digunakan, auditor dapat memilih 7 (tujuh) kategori bukti audit seperti yang dikemukakan Arens dan Loebbecke, yaitu: Pemeriksaan fisik Konfirmasi Dokumentasi Prosedur Analitis Wawancara dengan auditan Pelaksanaan kembali Pengamatan
20
Pemeriksaan fisik Oleh Arens dan Loebbecke, Pemeriksaan fisik didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penghitungan yang dilakukan oleh auditor atas tangible asset. Jenis bukti audit ini sering berhubungan dengan persediaan, kas dan juga termasuk verifikasi investasi, piutang dan tangible fixed asset Bukti audit fisik (physical evidence) terdiri dari semua yang dapat dihitung, diperiksa, diamati, atau diinspeksi. Bukti audit ini, melalui bukti langsung (faktual), menyediakan dukungan utama bagi tujuan eksistensi
21
Konfirmasi SA-IAI mendefinisikan konfirmasi sebagai proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Proses konfirmasi mencakup: Pemilihan unsur yang dimintakan konfirmasi Perancangan permintaan konfirmasi Pemberitahuan permintaan konfirmasi kepada auditan Pemberitahuan permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan Penerimaan jawaban dari pihak ketiga Penilaian terhadap informasi, atau tidak adanya informasi, yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit, termasuk keandalan informasi tersebut
22
Dokumentasi Dokumentasi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas catatan dan dokumen auditan untuk membuktikan informasi dalam laporan keuangan atau yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan Bukti audit dalam bentuk dokumen terdiri dari catatan akuntansi dan semua dokumen yang mendukung pencatatan transaksi dan kejadian dalam catatan akuntansi tersebut
23
Prosedur Analitis Pro sedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan-hubungan (korelasi) untuk memperkirakan apakah saldo akun atau data yang lain telah disajikan dengan layak. Menurut Arens dan Loebbecke, tujuan dari pro sedur analitis dalam audit atas laporan keuangan adalah: Memahami sifat industri dan usaha auditan Memperkirakan kemampuan auditan untuk melanjutkan usahanya (going concern) Mengindikasikan terjadinya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
24
Wawancara dengan auditan
Wawancara adalah proses untuk mendapatkan informasi baik tertulis maupun lewat kalimat langsung sebagai tanggapan atas pertanyaan auditor. Meskipun banyak bukti yang dapat diperoleh dari auditan melalui wawancara, bukti-bukti ini tidak dapat memberikan kesimpulan karena berasal dari sumber yang tidak independen dan mungkin cenderung untuk menguntungkan auditan. Karena itu, ketika auditor mendapatkan bukti melalui wawancara, biasanya auditor akan berusaha untuk mendapatkan bukti-bukti pendukung melalui prosedur audit yang lain.
25
Pelaksanaan kembali Pelaksanaan kembali mencakup pengecekan kembali terhadap sampel dari penghitungan dan informasi yang diberikan oleh auditan selama periode audit. Pengecekan kembali perhitungan yang dilakukan adalah berupa pengujian ketepatan matematis dari penghitungan auditan
26
Pengamatan Pengamatan adalah penggunaan panca indera untuk memperkirakan kegiatan-kegiatan tertentu. Selama proses audit, terdapat banyak kesempatan untuk melihat, mendengar, menyentuh, dan mencium untuk mengevaluasi beragam jenis barang.
27
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari 2 data :
Data Akuntansi dan, Semua Informasi Penguat (corroborating information).
28
Tipe-Tipe Bukti Audit Pengendalian Intern. Catatan Akuntansi.
Meigs Walter B. Larsen. E (1977) mengelompokan tipe bukti audit menjadi 10 tipe, tipe-tipe tersebut antara lain: Pengendalian Intern. Catatan Akuntansi. Bukti Fisik. Bukti Dokumenter.
29
Perhitungan-perhitungan.
Bukti Lisan. Bukti Analisis. Bukti dari spesialis. Pernyataan Tertulis. Konfirmasi.
30
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Bukti Audit
Materialitas . Risiko Audit. Faktor Ekonomi. Ukuran dan karakteristik populasi.
31
Prosedur Audit Prosedur audit adalah tindakan-tindakan yang dilakukan atau metode-metode dan teknik-teknik yang dilakukan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit.
32
Prosedur-prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten dan dapat dipercaya adalah (munawir, 2008): Inspeksi. Observasi. Konfirmasi. Wawancara. Perbandingan.
33
Pengkajian Ulang. Penilaian. Verifikasi. Penelusuran. Pembuktian. Kalkulasi Kembali. Analisis.
34
Rekonsiliasi. Penjajagan. Perhitungan. Pengujian.
35
Keputusan Auditor Sehubungan Dengan Bukti Audit
Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan yang saling berkaitan yaitu: Penentuan prosedur audit yang akan digunakan. Penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu.
36
Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi.
Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut.
37
Berbagai teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional hampir sama dengan yang diterapkan dalam audit system informasi dan keuangan. Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit system informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem. Sebaliknya, lingkup audit operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen system informasi. Tujuan audit operasional mencakup faktor- faktorseperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan. Pengumpulan bukti mencakup kegiatan- kegiatan berikut ini : Meninjau kebijakan dokumentasi operasional Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional Prosedur pengumpulan bukti, cont. Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional Menguji akurasi informasi operasional Menguji pengendalian
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.