Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSanto Saputra Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
SEXUALLY TRANSMITTED INFECTIONs (STIs)
Pepy Dwi Endraswari
2
STI’s are infections that are spread from person to person through intimate sexual contact.
Why STIs are important : ● Common ● Often asymptomatic ● Major complications and sequelae ● Expensive ● Synergy with HIV
3
Figure 11.1 Public health poster
warning against “Venereal Disease”. Charles Casa, 1940
4
The Fact Silent transmission
Chlamydial infection: ±70% of women and 50% of men are asymptomatic Gonococcal infection: 50% of women are asymptomatic. Many STDs are easily treatable some have irreversible sequelae. Chlamydial infection in women pelvic inflammatory disease and tubal scarring causing infertility or the risk of ectopic pregnancy. Untreated syphilis infection can cause progressively destructive lesions of the cardiovascular and central nervous systems. presence of a STI increases the chance ofcontracting HIV infection. Ulcers disrupt mucosal integrity and increase the presence or activation, or both, of HIV susceptible cells (for example, CD4 lymphocytes)
5
Main risk factors for acquiring a sexually transmitted infection (STI)
multiple sexual partners young age unmarried status concurrent sexual partners unprotected sexual intercourse. asymptomatic nature of the infection.
6
Clinical manifestation
Ulkus genital: genital herpes, syphilis, chancroid Urethritis and cervicitis :gonorrhea, nongonococcal urethritis Vulvovaginitis: Candidiasis, Bacterial vaginosis, Trichomoniasis other STIs
7
ULKUS GENITAL
8
SYPHILIS / LUES / RAJA SINGA
Penyebab : Treponema pallidum Order : Spirochaetales Family : Treponemataceae Genus : Treponema
9
Gejala Klinis Ada 3 stadium : Fase primer Fase sekunder Fase Laten
Fase tertier
10
Di tempat masuk : ULCUS LESI PRIMER : HARD CHANCRE
Fase primer Di tempat masuk : ULCUS LESI PRIMER : HARD CHANCRE Pembesaran kelenjar lymphe regional Fase sekunder (bbrp minggu – bulan) SKIN RASH seluruh tubuh Systemic symptoms such as fever, malaise, pharyngitis, weight loss, arthralgias, and lymphadenopathy commonly accompany the rash. Fase primer dan sekunder: sangat menular (kuman banyak) Primary syphilis Skin-rash Condyloma lata
11
Fase Laten: Tidak ada gejala , tes serologis (+)
Fase Tertier : (beberapa tahun) Kerusakan syaraf neuro syphilis Sistem kardiovaskuler
12
Neurosyphillis
13
Cardiovascular syphilis: endarteritis obliterans of the ascending aorta and the coronary arteries aneurysms, aortic regurgitation, and coronary artery stenosis
14
Gumma in late syphillis
Large, granulomatous lesions (“gummata”) in the skin, mucous membranes, and skeletal system, although viscera can also beInvolved .The lesions are locally destructive leading to soft-tissue deformity, fractures,and organ failure (e.g. liver cirrhosis).
15
Treponema pallidum dapat menembus plasenta (Stadium II)
SYPHILIS CONGENITAL : Lahir mati Lahir hidup (liver failure, pneumonia, and pulmonary haemorrhage) LATE CONGENITAL : Gangguan mental Buta tuli Kerusakan gigi (Hutchinson’s teeth)
17
Saber shaped deformity
Congenital syphillis Saber shaped deformity Saddle nose
18
Hutchinson’s teeth
19
. Undulasi Morfologi Kuman :
Spiral dengan 4-14 U lekukan yang teratur Pengecatan : Impregnasi perak Negatif Paling baik : dengan mikroskop lapangan gelap kuman yang hidup Bergerak aktif : terdiri dari 3 gerakan : . Undulasi . Cork-screw (pembuka botol) . Maju mundur Dark ground microscopy of Treponema pallidum
20
Spiral ini sangat tipis, sehingga hanya nampak bila dilihat dengan
: Darkfield illumination : Immunofluorescent Dapat dilihat pada jaringan dengan Levaditi Silver Impregnation Treponema pada umumnya mengadakan reproduksi secara transverse fission
21
Pembiakan : In vivo pada kelinci / intratesticular Treponema pallidum yang : a) strain patogen untuk manusia tidak dapat dibiakkan pada media buatan, maupun dalam telur yang subur ataupun dalam tissue culture b) Saprofit (Reiter) dapat dibiakkan in vitro dalam medium tertentu
22
DIAGNOSA : 1. Spesimen : a. Eksudat lesi b. Darah 2. Darkfield Examination 3. Immunofluorescence 4. Serologic Test for Syphilis (STS)
23
ANTIBODY Ag SOURCE TESTS PRESENT REACTIVITY Ist IInd IIIth . Non Treponemal “Reagin” . Extract of tissue (Cardiolipin –lecithin-cholesterol) * CFT (Wassermann, Kolmer) * Flocculation (VDRL, Hinton Kahn) 78 97 77 . Treponemal . Treponema pallidum Reiter strain . RPCT 61 85 72 . TPI 56 94 92 . FTA-ABS . IgM-FTA-ABS 99 95
24
PENGOBATAN : Benzathine Penicillin G Akut : 2,4 U / single / im Kronis : 2,4 U / 3X / im Neurosyphilis : 20 U / iv / day (2-3 mgg)
25
SOFT CHANCRE (CHANCROID)
26
Kuman penyebab : Family : Brucellaceae Genus : Haemophilus Species : Haemophilus ducreyi
27
Gejala Klinik : Inkubasi hari Pada genitalia eksterna – timbul pustula nekrosis ulcus (= Ulcus Molle) Tidak ada indurasi Tepi tidak rata Undermind Merah dengan dasarnya putih kekuningan Sangat nyeri Mudah berdarah Dapat terjadi Bubo
28
Ulcul mole / chanchroid
Adenopaty pada chanchroid
29
Morfologi : Batang pendek Gram negatif Tampak sendiri-sendiri atau berbaris paralel seperti sekelompok ikan yang berenang (= school of fish) Tumbuh intraseluler maupun ekstraseluler Tidak berspora, Tidak berkapsul, Tidak motil, Non hemolytic Uji katalase : negatif
30
Sifat Pertumbuhan : Memerlukan X factor Hanya tumbuh pada enriched media Resistensi : Tidak tahan terhadap pemanasan Tidak tahan terhadap antiseptik Peka terhadap Streptomycin, Chlortetracyclin, Sulfonamid
31
Diagnosa : Gejala Klinis Pewarnaan Gram Biakan pada enriched medium (Chocolate agar medium)
32
Terapi : Streptomycin Chlortetracyclin Sulfonamid
33
LYMPHOGRANULOMA VENEREUM (LGV)
= Lymphogranuloma inguinale = Tropical Bubo
34
Chlamydia trachomatis serotype L1-L2-L3 Obligate intracellular
ETIOLOGI : Chlamydia trachomatis serotype L1-L2-L3 Obligate intracellular Hanya dapat tumbuh pada tissue culture atau yolk sac embrio ayam Pewarnaan : Giemsa : merah ungu Macchiavello : merah Gram : Gram negatif merah
35
GEJALA KLINIS : Inkubasi : 1 – 4 minggu Lesi primer : berupa papula vesicula pada genitalia eksterna Vesicula tersebut pecah ulcus Tidak sakit Sembuh sendiri
36
Setelah 1minggu – 2 bulan setelah lesi primer pembesaran kelenjar lymphe regional
♂ : Kelenjar lymphe inguinal ♀ : kelenjar perirectal Suppurative Bubo Bila terapi tidak sempurna kronis Fibrosis Obstruksi pembuluh lymphe
37
Pada laki-laki : Pembuluh lymphe inguinal
terjadi elephantiasis pada genitalia eksterna Pada perempuan obstruksi rektum
38
DIAGNOSA : I. Gejala klinis D.D. : Granuloma inguinale (Etiologi : Calymmatobacterium granulomatis) II. Pewarnaan Giemsa / Gram / Macchiavello III. Pembiakan pada yolk sac embrio ayam IV. Serologis : Complement Fixation Test V. Tes Frei
40
Urethritis and cervicitis
Gonorrhea nongonococcal urethritis
41
URETHRITIS
42
GONORRHEA
43
Penyebab: Famili : Neisseriaceae Genus : Neisseria Species :
Neisseria gonorrhoeae Neisseria meningitidis
44
Gonorrhea Usia paling sering: 15-35 tahun
Menyebar melalui kontak seksual Patogenesis Bakteri menempelpada epitel urogenita menggunakan philli memicu respon peradangan akut sekret. Pria:uretritisprostatitis epididimitis Wanita: vagnitis cervicitis radang panggul (PID= Pelvic Inflamatory Disease)
45
Gejala klinis Inkubasi 2-8 hari Sekret uretra kuning kental Urethritis akut yang nyeri Infeksi pada wanita sering asimptomatik atau ditandai dengan sekret vagina Komplikasi terjadi lambat termasuk striktur uretra dan infertilitas pada wanita.
46
BAYI : Ophthalmia neonatorum (Blenorrhoe) Tindakan CREDE : AgNO3 1%
Disseminated Gonococcal Infection (DGI) * Arthritis * Dermatitis * Peritonitis BAYI : Ophthalmia neonatorum (Blenorrhoe) Tindakan CREDE : AgNO3 1% SEPSIS GONITIS
49
Diagnosis Pus dari uretra harus segera dikirim ke laboratorium menggunakan media transpor khusus
50
Morfologi : Kokus / Diplokokus; Gram negatif : 0,6 -1,0 µm Seperti biji kopi / ginjal (sisi yang berhadapan pipih) Intracellular (PMN) atau Extracellular Non motil Pilli (+)
52
DIAGNOSA : Mikroskopis : Kultur : Fastidious organisme
Diplokokus; biji kopi Gram Negatif Kultur : Fastidious organisme (Nutrisi kompleks) Uji kimiawi Uji serologi
53
MEDIA : Coklat agar bila spesimen diambil dari daerah yang dalam keadaan normal : STERIL (darah, CSF, Synovial) MTM (Modified Thayer Martin) TM (Thayer Martin)
54
Medium TM : ditambah Antibiotik
Vancomycin X Gram positif Colistin X Gram negatif Nystatin X Jamur Medium MTM : ditambah Trimethoprim X Gram negatif
55
Colonies of a pure culture of N gonorrhoeae
growing on a modified Thayer Martin plate
56
Media yang rutin dipakai :
Coklat agar TM / MTM Inkubasi : sungkup lilin (candle jar) Lilin Kapas basah
57
D. Uji Serologi : deteksi Antibodi
Fluorescence – Ab – Tehnik CIE (Counter Immuno Electrophoresis) Koaglutinasi Latex aglutinasi
58
Tes kepekaan Penicillin/Cephalosporin
PENGOBATAN : Tes kepekaan Penicillin/Cephalosporin Tes PPNG Strain PPNG (Penicillinase Producing Neisseria gonorrhoeae) Tes PPNG Iodometri Penicilline Iod (K-J) + amylum biru Penicillinase Penicilloic acid
59
NON Gonococcal urethritis
most frequent cause of urethritis ETIOLOGY: >> Chlamydia trachomatis, other organism:Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma genitalium,Trichomonas vaginalis, Gardnerella vaginalis, and HSV
60
Clinical manifestation
urethral discharge (serous and clear, not purulent) and may pain on urination and pruritus in the meatal region of the urethra. Complications: epididymitis and Reiter syndrome (arthritis, urethritis, and conjunctivitis)
61
Vulvovaginitis: Candidiasis bukan merupakan sexually transmitted disease Bacterial vaginosis Trichomoniasis
62
Bakterial vaginosis Merupakan infeksi vagina tersering
Penyabab: Gardnerlla vaginalis dan bakteri anaerobik lainnya Manifestasi klinik: Sekret vagina putih seperti susu dan sangat berbau kadang disertai gatal dan terbakar pada vagina. Dapat menyebabkan infeksi radang panggul infertilitas, cervicitis, endometritis Termasuk penyakit menular seksual
63
Gardnerella vaginalis disetujui sebagai salah satu penyebab S. T. D
Gardnerella vaginalis disetujui sebagai salah satu penyebab S.T.D. karena : ♀ yang sembuh dari penyakit, tetapi partner sexual tidak diterapi reinfeksi Gardnerella vaginalis dapat diisolasi pada > 90% partner sexual ♀ yang terinfeksi Gardnerella vaginalis jarang ditemukan pada ♀ yang virgin
64
Diagnosis: Karakteristik sekret vagina dan pemeriksaan mikroskopik
pH: >4,5 Konsistensi:Putih seperti susu Bau:Fishy (amis) Mikroskopik: Clue cell, tidak didapatkan leukosit Clue Cell
65
Patogenesis Flora normal vagina: lactobacilli (>105/ml of vaginal material) serta organisme lain dalam jumlah kecil: Gardnerella vaginalis , Candida species, dan Staphylococcus Terganggunya keseimbangan flora normal vagina (Lactobacillus) menyebabkan pertumbuhan kuman penyebab infeksi tersebut tumbuh berlebihan.
66
Terapi dan pencegahan Antibiotik: Metronidazol dan Clindamicyn
Tidak menggunakan vaginal douche/ deodoran Tidak berganti ganti pasangan
67
Trichomoniasis Penyebab: T. vaginalis (suatu protozoa)
Manifestasi klinik: Sekret vagina kuning kehijauan, berbusa dan sangat berbau Dapat dengan mudah menyebar ke urethra disuria, urgency, frekuensi miksi meningkat. Dapat asimtomatik Pada laki-laki >> asimtomatik
68
Diagnosis: karakteristik seekret vagina dan pemeriksaan mikroskopik
69
Terapi Metronodazol Mengobati pasangan seksual untuk mencegah reinfeksi.
70
Karakteristik sekret vagina
Kriteria diagnosis Sekret vagina normal Bakterial vaginosis TrichomoniasIs Candidiasis vagina pH vagina 3,8-4,2 >4,5 <4,5 Konsistensi sekret Putih, flokulen Putih seperti susu Kuning kehijauan, berbusa Putih, seperti keju Amin odof (whiff test) - Fishy (amis) Fishy, sangat berbau Mikroskopik Lactobacillus, sel epitel Clue cell, tidak didapatkan leukosit Trichomonads, sel darah puth > 10/lpb Budding yeast, hifa, pseudihifa
71
Principles of effective STI control
Select partners, consider both being screened for infection before unprotected sex Reduce the numbers of sexual partners Avoid sex with people who have symptoms of a STI Use condoms consistently on every occasion with all partners In open relationships couples agree to have only non-penetrative or protected sex Condoms Reduce duration of infection Encourage diagnosis and treatment of symptomatic infection and asymptomatic infection (screening, partner notification, and mass or targeted treatment) Reduce risk behaviour Reduce rate of partner change Delay onset of sexual intercourse
72
Sexual history taking
73
Treatment of STIs
74
sekian terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.