Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDhie Noer Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
KULIAH 2 ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN
ENERGI BIOMASSA: BIOFUEL (BAHAN BAKAR NABATI = BBN)
2
GRAND STRATEGY PENGEMBANGAN BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL)
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DEPARTEMEN PERTANIAN JAKARTA, MARET 2011
3
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN II. KONDISI PENYEDIAAN BAHAN BAKU BBN
1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Program dan Operasional 1.3. Tugas Menteri Pertanian II. KONDISI PENYEDIAAN BAHAN BAKU BBN 2.1 Kondisi Saat Ini 2.2 Jenis dan Potensi Beberapa Komoditas Penghasil BBN 2.3 Kendala yang Dihadapi III. SASARAN YANG INGIN DICAPAI 3.1 Peluang Pengembangan BBN 3.2 Kondisi yang Diharapkan 3.3 Sasaran Pengembangan BBN
4
IV. STRATEGI MENCAPAI SASARAN
4.1 Visi dan Misi 4.2 Arah dan Kebijakan 4.3 Pola Pikir Pengembangan Bio Energi 4.4 Implementasi Program dan Kegiatan V. DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN 5.1 Koordinasi dengan Instansi Terkait 5.2 Pembiayaan VI. KESIMPULAN VII. PENUTUP
5
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Perkembangan industri Mobilitas penduduk yang tinggi Sumber energi fosil yang semakin terbatas Penggunaan Energi yang masih boros
6
1.2 Landasan Program dan Operasional
UU No.12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman UU No.18 Tahun 2004, tentang Perkebunan UU No.30 Tahun 2007, tentang Energi Inpres No.1 Tahun 2006, tentang Percepatan dan Pemanfaatan BBN (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain Perpres No.5 Tahun 2006, tentang Kebijakan Energi Nasional Perpres No.10 Tahun 2006, tentang Pembentukan Tim Nasional BBN Perpres No.26 Tahun 2008, tentang DEN Permen Pertanian No.26 Tahun 2007, tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan Permen ESDM No.32 Tahun 2008, tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN
7
1.3. Tugas Mentri Pertanian (Inpres 1 tahun 2006)
Mendorong penyediaan tanaman bahan baku bahan bakar nabati Melakukan penyuluhan pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati Memfasilitasi penyediaan benih/bibit Mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan pasca panen
8
II. KONDISI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR BBN SAAT INI
2.1 Kondisi Saat Ini Kondisi penyediaan bahan bakar nabati secara kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut: Belum ada pemilihan komoditas yang mantap untuk dipergunakan sebagai penghasil bahan bakar BBN. Produktivitas hasil dari komoditas terpilih sebagai penghasil bahan bakar BBN belum menggembirakan. Petani masih merasa belum diuntungkan dengan mengembangkan komoditas penghasil bahan baku BBN. Biaya produksi dan harga jual BBN pada saat ini rata-rata diatas harga jual BBM. Masih terdapat silang pendapat terutama bagi komoditas-komoditas penghasil bahan pangan untuk tidak dijadikan sebagai bahan bakar nabati. Diperlukan waktu yang lama, kesabaran dan terintegrasi dalam penyiapan dan pengembangan BBN Penyusunan Kebijakan Energi Nasional (KEN) belum selesai. Implementasi kebijakan pemberian insentif subsidi terhadap pengembangan BBN belum dapat menyentuh langsung petani. Banyak Industri pengolahan BBN yang tidak berfungsi
9
Produktifitas (Ton/Ha/Th) Produksi Biodisel (Ltr/Ha/Th)
2.2 Jenis dan Potensi Beberapa Komoditas Penghasil BBN Adapun gambaran terhadap komoditas penghasil bahan bakar BBN sebagaimana tabel dibawah: 1. Tanaman penghasil biodiesel Jenis Tanaman Produktifitas (Ton/Ha/Th) Produksi Biodisel (Ltr/Ha/Th) Luas Pertanaman (Ha) Kelapa Sawit 20 – 25 3.600 – 4.000 Kelapa 1,1 – 2,5 200 – 500 Jarak Pagar 2,5 – 5 500 – 1.000 39.000 Kemiri Sunan 38,6 14.850 1.400 Tabel 1
10
2. Tanaman penghasil bioethanol
Jenis Tanaman Produktifitas (Ton/Ha/Th) Produksi Bioethanol (Ltr/Ha/Th) Luas Pertanaman (Ha) Tebu 40 – 120 3.000 – 8.500 Sagu – Sorgum 3 – 12 1.500 – 5.000 Ubi Kayu 10 – 50 2.000 – 7.000 Sweet Sorgum 20 – 60 2.000 – 6.000 200 Tabel 2
11
2.3 Kendala yang Dihadapi Penelitian terhadap tanaman utama penghasil biofuel yang potensial masih terus dilakukan Kecuali kelapa sawit dan tebu, pada umumnya produktivitas tanaman penghasil BBN masih rendah Biaya produksi untuk menjadikan biofuel masih tinggi Sosialisasi pengembangan dan kebijakan belum memasyarakat Aturan pelaksanaan dari kebijakan makro belum dibuat Harga minyak fosil dunia berfluktuasi dan subsidi BBM, sangat berpengaruh terhadap harga produksi bahan baku BBN dalam negri Persaingan untuk penggunaan yang lain, misalnya: * Pemenuhan kebutuhan pangan * Dijual export dll
12
III. SASARAN YANG INGIN DICAPAI
3.1 Peluang Pengembangan BBN Potensi energi dari bahan baku tanaman besar (kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, kemiri sunan, ubikayu, tebu, sorghum manis, sorgum, sagu, dll) Lahan dan agroklimat yang sesuai cukup besar SDM cukup tersedia dan sistem budidaya terkuasai oleh petani Kebutuhan akan energi baru terbarukan semakin besar Teknologi budidaya, pengolahan, semakin berkembang Sarana dan prasarana pendukung semakin baik Peraturan/payung hukum untuk pemanfaatan BBN sudah ada Dukungan dan kebijakan pemerintah
13
3.2 Kondisi yang Diharapkan
Tersedianya bahan baku BBN sesuai yang diperlukan (Biodiesel, Bioethanol, Biogas) baik untuk Jangka pendek, menengah, dan panjang. Tercapainya kemandirian energi nasional dan tercapainya energi mix seperti yang diharapkan Bertambahnya lapangan pekerjaan dan berkurangnya penganguran terutama bagi masyarakat pedesaan Terjadinya peningkatan pendapatan petani Terjadinya swa sembada energi yang akan mengurangi ketergantungan energi dari BBM Tercapainya harga BBN sesuai dengan harga keekonomian yang menguntungkan petani, produsen, tetapi tidak memberatkan konsumen.
14
Tabel 3 Sasaran penyediaan bahan baku BBN
3.3 Sasaran Pengembangan BBN Adapun sasaran kuantitatif yang harus dicapai dari bahan baku BBN sebagaimana tabel berikut: JENIS BBN TAHUN TAHUN TAHUN BIODIESEL 10% dari 2,41 Juta KL (0,241 Juta KL) 16% dari 4,62 Juta KL (0,7392 Juta KL) 20% dari 10,22 Juta KL (2,044 Juta KL) BIOETHANOL 6% dari 1,48 Juta KL (0,0888 Juta KL) 10% dari 2,78 Juta KL (0,278 Juta KL) 15% dari 6,28 Juta KL (0,942 Juta KL) BIO OIL 1 juta KL 1,8 juta KL 4,07 juta KL PPO untuk pembangkit listrik 0,4 Juta KL 0,74 Juta KL 1,69 Juta KL BIOFUEL 2% dari 5,29 juta KL (0,1058 Juta KL) 3% dari 9,94 Juta KL (0,2982 Juta KL) 5% dari 22,26 Juta KL (1,113 Juta KL) Tabel 3 Sasaran penyediaan bahan baku BBN
15
IV. STRATEGI MENCAPAI SASARAN
4.1 Visi dan Misi VISI: Tersedianya bahan baku bahan bakar nabati (biofuel) yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. MISI: Tersedianya bahan baku untuk bahan bakar nabati Tersedianya tambahan lapangan kerja Memanfaatkan sumber daya alam secara lebih optimal Meningkatkan peran warga untuk mengusahakan sumber enrgi lokal Mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak/fosil Memberikan peran terhadap energi alternatif Meningkatkan pendapatan petani
16
4.2 Arah dan Kebijakan ARAH:
Pemanfaatan sumberdaya yang terintegrasi (on-farm dan off-farm) Kemandirian energi berbasis sumber daya lokal Berbasis IPTEK KEBIJAKAN: Penyuluhan dan sosialisasi penyediaan dan penggunaan biofuel kepada seluruh stakeholder mencakup aspek teknis, ekonomis, sosial. Melalui berbagai media, latihan, pendampingan. Penyediaan bahan tanaman/benih unggul yang teruji, terdukung dengan rakitan teknologi sesuai dengan sumber daya lokal. Melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Pengelolaan pasca panen dan pengolahan hasil Penetapan harga yang memadai dan kebijakan yang mendorong pengembangan pertanaman di lapangan.
17
KONDISI YANG DIHARAPKAN
4.3 Pola Pikir Pengembangan Bio Energi PERPRES NO 5 TAHUN 2006 INPRES NO 1 TAHUN 2006 KONDISI SAAT INI ARAH DAN KEBIJAKAN PROGRAM KONDISI YANG DIHARAPKAN UPAYA PELUANG KENDALA LINGKUNGAN STRATEGIS
18
Pola Pikir Penetapan/Pemilihan Komoditas BBN
BIOETHANOL Tebu, Sagu, Aren, Ubikayu, Sorghum manis, Sorghum, Ubi Jalar, Kentang. KEBUTUHAN BAHAN BAKAR NASIONAL PERPRES NO. 5 TH : TH. 2025, BBN 5% BIODIESEL Kelapa Sawit, Kelapa, Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Nyamplung BIOGAS Limbah Tanaman, Kotoran hewan POTENSI PRODUKSI, KEBUTUHAN LAIN, POTENSI LAHAN, KESIAPAN TEKNOLOGI, ASPEK LAIN (SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN, DLL) INSTRUKSI / TUNTUTAN SASARAN / CAPAIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH LUAS AREAL TANAM, KEMAMPUAN PENYEDIAAN
19
4.4 Implementasi Program dan Kegiatan
4.4.1 Program Utama Pengembangan IPTEK Penetapan/pemilihan komoditas terpilih Penetapan pembiayaan/permodalan Peningkatan kemitraan antar pemangku kepentingan Sosialisasi program Pengembangan industri pengelolaan Memperpendek mata rantai pemasaran 4.4.2 Program Pendukung Peningkatan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan produk untuk energi langsung Perbaikan sarana dan prasarana penunjang
20
4.4.3 Kegiatan yang Harus Dilakukan
Memperoleh benih/bibit unggul Penetapan lahan yang sesuai Sistem budidaya yang tepat Pengolahan yang efisien Pengembangan pertanaman Sosialisai kebijakan dan program Pelatihan dan pendampingan petani Tata niaga yang efisien (jaminan pasar , perijinan, pemberian insentif dan subsidi) 4.4.3 Pelaksanaan Kegiatan Terdisentralisasi Terintegrasi Memanfaatkan sumberdaya lokal yang efisien dan ramah lingkungan Didukung oleh IPTEK Memberikan peran yang lebih kepada swasta, dan peningkatan kemitraan dengann kelompok-kelompok tani.
21
V. DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN
5.1 Koordinasi dengan instansi terkait Terdapat 13 Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota yang harus mengambil langkah-langkah percepatan dari pemanfaatan BBN sebagai bahan baku lain Dukungan yang diperlukan, antara lain: Kebijakan penyediaan saprodi Kepastian pasar Kebijakan pembiayaan program Kebijakan Fiskal (insentif dan subsidi dll) Peningkatan kegiatan sosialisasi, penyuluhan/pendampingan, pelatihan, dan bimbingan Peningkatan kegiatan koordinasi dan pengawasan (Tupoksi dari masing-masing instansi baik Pusat, Daerah sebagiamana terlampir)
22
5.2.1 Sumber-sumber pembiayaan
Swadaya masyarakat petani Perusahaan (swasta/BUMN) Pemerintah Kabupaten/Kota Pemerintah Propinsi APBN (Inpres no 1 tahun 2006) Perbankan Bantuan Luar Negri 5.2.2 Kegiatan yang perlu pembiayaan Penelitian Pengembangan Penyediaan Saprodi Pengelolaan Tata Niaga
23
VI. KESIMPULAN Potensi penyediaan bahan baku BBN cukup besar (lahan, agroklimat, SDM, tingkat biodiversitas) Dapat berperan mengurangi peranan minyak bumi dalam energi mix masih sangat dominan Teknologi biofuel sudah dikuasai di Indonesia Pengembangan BBN diperlukan kebijakan khusus dari pemerintah. Bahan bakar nabati ramah lingkungan Peningkatan BBN memerlukan dukungan aktif dan terkoordinasinya berbagai kegiatan dari seluruh pemangku kepentingan
24
VII. PENUTUP GRAND STRATEGY ini ada efektif jika:
Pihak yang terkait saling mendukung Masing-masingpihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung memahami tupoksinya Koordinasi dan sinkronisasi dari berbagai pihak secara terus menerus dalam waktu yang lama Diperlukan saran untuk penyempurnaan dalam pelaksanaan ke depan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.