Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

British Empire 1800 - 1947 Dominasi politik Inggris mengenalkan budaya Barat, bahasa, cara-cara pemerintahan dan teknologi menjadi pusat urban.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "British Empire 1800 - 1947 Dominasi politik Inggris mengenalkan budaya Barat, bahasa, cara-cara pemerintahan dan teknologi menjadi pusat urban."— Transcript presentasi:

1 British Empire Dominasi politik Inggris mengenalkan budaya Barat, bahasa, cara-cara pemerintahan dan teknologi menjadi pusat urban

2

3 Imperialisme & Nasionalisme
Isme : aliran/pemahaman Imperial : kerajaan/imperium Nation : bangsa (ikatan manusia dengan tanah air, budaya, bahasa, hukum, & pemerintahan yang sama)

4 Nasionalisme di India Pergerakan nasionalisme India pada mulanya bersifat gerakan sosial dan pendidikan. Gerakan politik baru kelihatan setelah berdiri Indian National Congress (Partai Kongres). Anggotanya terdiri atas golongan intelektual Hindu dan Muslim. Organisasi ini merupakan cetusan kebangsaan rakyat India.

5 Gandhi (1869-1948) Mahatma Gandhi, 1869-1948
Mohandas K. Gandhi studi di London, dan pada 1891 dia diminta menjadi pengacara. Di Afrika Selatan dia bekerja membela hak-hak para imigran India. Gandhi memegang prinsip perlawanan tanpa jalan kekerasan, satyagraha, yang artinya jalan kebenaran. Beberapa kali dirinya ditahan karena aksi protesnya itu. Dia kembali ke India pada 1915 dan memimpin perjuangan meraih kemerdekaan dari Inggris. Kemerdekaan pada 1947 bukan kemenangan militer, tapi kemenangan atas nama kemanusiaan. Gandhi putus asa dengan pemisahan Hindu India dan Muslim Pakistan. Pada Januari 1948, pada usia 79, dia dibunuh oleh seorang ekstrimis Hindu. (Dipanggil “Mahatma” (Maha = Besar; Atma = Jiwa) Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan. Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran. Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara. Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi. Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa). Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim. Mahatma Gandhi,

6 Gerakan Perjuangan Gandhi:
Ahimsa, adalah gerakan anti kekerasan yang melarang pembunuhan. Satyagraha, adalah gerakan untuk tidak bekerjasama dengan kaum penjajah (Inggris). Hartal, adalah pemogokan – yakni perlawanan melalui gerakan tidak berbuat apa-apa, meskipun mereka datang ke tempat kerja. Swadesi, adalah gerakan untuk mempergunakan produksi sendiri, tidak menggantungkan kepada produk bangsa lain.

7 Gandhi melakukan ekperimen dengan kehidupannya sendiri yang nantinya akan menyadarkan dunia bahwa ada “jenis senjata lain” di dunia ini yang dapat digunakan untuk memerdekakan diri seorang manusia dari belenggu manusia lain, sebuah senjata yang sangat beradab dan berkemanusiaan, yaitu Kasih.

8 Ketika mendapat perlakuan rasial di Afsel, Gandhi membaca satu ayat dari Al-quran, yaitu : Surat An Nisa ayat 75: "Mengapa kamu tiada mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, perempuan-perempuan, dan kanak-kanak yang semuanya berdoa: "Ya, Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri yang zalim penduduknya dan berilah kami perlindungan dari sisiMu, dan berilah kami penolong dari sisiMu".

9 Kemerdekaan 1947 Merdeka dari Inggris
Pemisahan subkontinen India menjadi negara India dan Pakistan (Timur & Barat) (*1971:Bangladesh memisahkan diri dari Pakistan Timur)

10 On August 15th, 1947 he addressed a country a few hours old over the radio from Lahore:
"The creation of the new state has placed a tremendous responsibility on the the citizens of Pakistan. It gives them an opportunity to demonstrate to the world how a nation containing many elements can live in peace and amity and and work for the betterment of all its citizens irrespective of caste or creed. Our object should be peace within, and peace without. We want to live peacefully and maintain cordial friendly relations with our immediate neighbours and with the world at large."

11 Pendirian Pakistan Mohammad Ali Jinnah
Di Pakistan, Jinnah dikenal sebagai "Quaid-e-Azam,“ (Bapak Bangsa) Anggota mula-mula Partai Kongres dan Duta Besar Persatuan Hindu-Islam, Jinnah kemudian memisahkan diri dari Gandhi dan Nehru, bekerja untuk kemerdekaan tanah air umat Islam di British India. Menjadi Presiden Liga Muslim India sejak 1934 Pada 14 dan 15 Agustus 1947 Jinnah memimpin Pakistan bersama India, lepas dari kekuasaan Inggris Mohammad Ali Jinnah was born on December 25th, 1876 in Karachi. He came from a family of Gujarati Khoja Muslims. His father was a small businessman, but he managed to go to England to study and was called to the bar at Lincoln's Inn. By the turn of the century he was a successful lawyer and built a lucrative practice in Bombay. An early member of the Congress Party and "Ambassador of Hindu-Muslim Unity," he later parted ways with Gandhi and Nehru and worked for an independent homeland for the Muslims of British India. Jinnah served as President of the All-India Muslim League from 1934 onwards. At midnight between August 14th and 15th, he led Pakistan into simultaneous freedom with India from the British Empire. Pakistan then included an eastern half which became the independent nation of Bangladesh in In Pakistan, Jinnah is known as "Quaid-e-Azam," or Father of the Nation. He served as the nation's first Governor-General until he died in September, On August 15th, 1947 he addressed a country a few hours old over the radio from Lahore: "The creation of the new state has placed a tremendous responsibility on the the citizens of Pakistan. It gives them an opportunity to demonstrate to the world how a nation containing many elements can live in peace and amity and and work for the betterment of all its citizens irrespective of caste or creed. Our object should be peace within, and peace without. We want to live peacefully and maintain cordial friendly relations with our immediate neighbours and with the world at large."

12


Download ppt "British Empire 1800 - 1947 Dominasi politik Inggris mengenalkan budaya Barat, bahasa, cara-cara pemerintahan dan teknologi menjadi pusat urban."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google