Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFerry Novan Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Sifat Fisik Hasil Pertanian (TEP-350) 3(2-1) Dr. Ir. Siswantoro. MP.
2
Kontrak Pembelajaran Absensi 80%
Selama kuliah HP tdk boleh dibunyikan (boleh dng digetarkan), dihindari menerima telp/ sms kecuali dianggap penting & menerima diluar ruangan Terlambat tdk lebih dari 15 menit Prosentase nilai Ujian I 30% Ujian II 30% Praktikum 20% Terstruktur (PR, Paper) 20%
4
Satuan Dasar Dimensi dasar untuk sistem utama pengukuran adalah massa (M), panjang (L), waktu (T) dan suhu (θ). Satuan dasar dalam sistem utama, bersama-sama dengan singkatannya di dalam kurung seperti pada Tabel 1.
5
Sifat Sistem SI Sistem cgs Sistim British (Imperial) Massa Panjang Waktu Suhu kilogram (kg) metre (m) second (s) kelvin (K) atau degree Celsius (oC) gram (g) centimetre (cm) kelvin (K) degree Celcius (oC) pound (lb) foot (ft) hour (s) Fahrenheit (oF)
6
A. Pendahuluan Cara penanganan & pemrosesan produk pertanian antara lain scr mekanis, thermis, elektris, optis, dan lain-lain. Pada cara-cara penanganan & pemrosesan tsb diatas akan diperlukan informasi ttg sifat-sifat fisik hasil pertanian. Sifat-sifat fisik hasil pertanian scr umum diperlukan dalam Perancangan alat dan mesin (alsin), proses serta pengendaliannya Analisis dan perhitungan efisiensi Pengembangan produk baru Evaluasi kualitas produk akhir
7
B. Ciri-ciri fisik produk pertanian
Bentuk, ukuran, volume, luas permukaan, porositas, warna dan lain-lain penting dlm hal perancangan alsin atau analisis perilaku produk dlm proses penanganannya. Sebagai contohnya pada proses: 1. Heating & Cooling perlu informasi tentang bentuk & dimensi untuk membaca kurva serta perhitungan analisisnya Bilangan Biot (NBi) Bi = h.r/k kurva suhu r = dimensi karakteristik silinder r = ½ diameter slab r = ½ tebal 2. Pneumatic Separation perlu informasi tentang bentuk & dimensi serta density & luas permukaan bahan hasil pertanian.
8
Gambar Pneumatic separator
Udara & kotoran ringan keluar Udara & produk masuk Produk berat Gambar Pneumatic separator 3. Analisis heat transfer Thermal diffusivity = k/ρ.Cp 4. Pneumatic transport Bilangan Renault Re 5. Separation sedimentation setting velocity 6. Selective harvesting, grading & sortasi warna permukaan produk
10
Volume, Densitas dan Spesific Gravity
11
Pengantar Bentuk yang tidak teratur pada kebanyakan produk pertanian dan pangan, bahan-bahan berukuran kecil seperti bijian, dan bahan berpori seperti pellet pakan dan wafer menghadirkan masalah tertentu dalam pengukuran volume dan densitas Karena bentuk produk tidak beraturan, volume biasanya ditentukan dengan water displacement (pemindahan air) atau seed displacement
12
Platform Scale Teknik sederhana yang diterapkan pada obyek berukuran besar seperti buah-buahan dan sayuran adalah platform scale, digambarkan pada Fig 3.7
13
Buah-buahan pertama kali ditimbang dalam udara dan ditekan kedalam air dengan sinker rod.
Pembacaan kedua pada skala dengan buah dicelupkan dikurangi berat wadah dan air adalah berat air dipindahkan yang akan dipakai dalam pernyataan untuk menghitung volume Berat air dipindahkan (kg) Volume (m3) = Densitas air (kg/m3)
14
Dengan mengetahui berat dalam udara dan volume, densitas buah selanjutnya diperoleh dari rasio berat terhadap volume Padatan dalam bentuk partikel, seperti biji-bijian memiliki bulk density dan juga densitas padatan sendiri (single) yang dipertimbangkan. Gas dan uap, tidak seperti padatan dan cairan adalah dapat dimampatkan (compressible), dan beberapa pangan seperti es krim mengandung udara terperangkap.
15
Densitas suatu bahan setara dengan massa bahan dibagi dengan volume yang melingkupinya
Densitas memiliki dimensi [ML-3] Dalam satuan sistem SI, diukur dalam kilogram per kubik meter (kg m-3) Biasanya dinyatakan dengan simbol Yunani rho ( ρ )
16
Air murni memiliki densitas maksimum 1000 kg m-3 pada suhu 4oC
103 x 103 g 103 kg m-3 = = 1 g ml-1 106 ml Dalam sistem British, densitas diukur dalam pound per cubic foot (lb ft -3) Densitas beberapa padatan dan cairan umum seperti dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
19
Pada kebanyakan kasus engineering, padatan dan cairan dianggap tidak dapat dimampatkan (incompressible), seperti densitas sedikit dipengaruhi oleh suhu dan tekanan Pada kenyataannya, densitas air dan bahan lain berubah dengan perubahan suhu Pada kebanyakan kasus, densitas menurun ketika suhu naik. Tabel 2.3 memperlihatkan perubahan densitas untuk air, alkohol, dan variasi minyak goreng pada kisaran suhu dari -20 hingga 80oC
21
Densitas Padatan Untuk bahan partikel (seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan tepung), susu, kopi dan pati, yang menarik adalah densitas partikel individu (satuan, tunggal) dan densitas bulk (ruah, kamba, tumpukan) dari bahan yang memperhitungkan volume celah antara satuan individu Densitas padatan atau partikel akan mengacu densitas satuan individu Satuan ini mungkin tidak mengandung pori-pori internal. Densitas padatan dinyatakan sebagai massa partikel dibagi dengan volume partikel dan akan diperhitungkan adanya pori-pori
22
Kebanyakan buah dan sayuran mengandung air 75 – 95%, sehingga beberapa densitasnya seharusnya tidak jauh dari nilai densitas air 1000 kg m-3 Teorinya, apabila komposisi pangan diketahuai, densitas ρf dapat diestimasi 1 ρf = m1/ρ1+ m2/ρ2 + m3/ρ3 + ……. + mn/ρn
23
hasil ρ apel = 1064 kg m-3 Dimana ρf adalah densitas pangan,
m1 hingga mn adalah fraksi massa konsituen 1 hingga n, dan ρ1 hingga ρn adalah densitas konsituen 1 hingga n (n adalah jumlah konstituen) Contoh, untuk apel mengandung air 84,4%, gula 14,55%, lemak 0,6% dan protein 0,2% (densitas adalah dalam kg m-3), ρ air = 1000, ρ gula =1590, ρ lemak =925, ρ protein =1400 kg/m3 hasil ρ apel = 1064 kg m-3
24
Tetapi, nampak ada keganjilan disini, karena apel biasanya mengapung pada air.
Mohsenin (1970) menyatakan angka 846 kg m-3 pada 29oC Sehingga, ada jumlah udara terperangkap dalam pori-pori yang harus diperhitungkan. Udara ini akan hilang ketika blanching
25
Apabila fraksi densitas dan volume diketahui, densitas dapat dievaluasi dari
ρf = V1ρ1 + V2ρ2 + V3 ρ3 + ….+ Vn ρn Dimana V1 hingga Vn adalah fraksi volume konstituen 1 hingga n dan ρ1 hingga ρn adalah densitas konstituen 1 hingga n
26
Densitas buah-buahan dan sayuran beku adalah lebih rendah daripada segarnya
Densitas padatan dapat ditentukan dengan prinsip flotasi, menggunakan cairan yang diketahui densitasnya. Densitas padatan berguna pada proses pemisahan/separasi dan transportasi pneumatic dan hydraulic powder dan partikel
27
Bulk Density Ketika pencampuran, pemindahan, penyimpanan dan pengemasan bahan partikel seperti tepung, adalah penting untuk mengetahui sifat bahan meruah (bulk) Ketika padatan dituangkan kedalam wadah, volume total terambil akan mengandung bagian proporsi udara Porositas (ε) bahan terwadahi adalah fraksi volume total yang diisi oleh udara
29
porositas (ε) = Volume udara
Volume total Porositas akan dipengaruhi oleh geometri, ukuran, dan sifat permukaan bahan Ketika wadah diketuk-ketuk, volume total dan juga porositas akan menurun, hingga akhirnya sistem mencapai volume kesetimbangan Densitas bahan bulk pada kondisi ini umumnya disebut bulk density
30
Bulk density bahan selanjutnya akan tergantung sejumlah faktor, meliputi densitas padatan, geometri, ukuran dan sifat permukaan dan serta metoda pengukurannya. Biasanya bulk density ditentukan dengan menempatkan jumlah powder diketahui beratnya (20 g atau 50 g kedalam silinder pengukur, diketuk-ketuk silinder dan ditentukan volume bulk
31
Massa Bulk density = Volume bulk Tabel 2.6 memperlihatkan rerata nilai bulk density untuk bahan pangan dalam bentuk powder
33
Tabel 2.7 memperlihatkan beberapa nilai bulk density untuk buah dan sayuran
34
Tabel 2.8 mencakup densitas padatan, bulk density dan kadar air untuk serealia terpilih.
Nilai kisaran menggambarkan varietas berbeda yang diukur
35
Hubungan antara porositas, bulk density dan densitas padatan
Hubungannya diberikan dengan volume udara porositas ε = volume sampel bulk Volume sampel bulk – volume padatan sebenarnya = Volume sampel bulk
36
Volume padatan = 1 – Volume bulk m = V. ρ V = m/ρ Massa padatan dan massa bulk adalah setara, sehingga bulk density porositas = 1 – densitas padatan
37
ρb = 1 – ρs ρs – ρb = Porositas dapat dinyatakan sebagai fraksi atau persentase. Persamaan ini dapat dipakai untuk padatan atau tanpa pori-pori internal
38
Densitas Cairan dan Spesific Gravity
Air memiliki densitas maksimum 1000 kg m-3 pada 4oC Suhu naik diatas 4oC, densitas akan turun Penambahan padatan pada air akan menaikkan densitas (kecuali lemak) Pengukuran densitas dapat dipakai untuk substansi murni sebagai indikasi padatan total
39
Namun demikian, sering lebih tepat untuk mengukur spesific gravity SG suatu cairan
massa cairan SG = massa air dengan volume setara densitas cairan ρL = densitas air ρw
40
Specific gravity = bobot jenis
Caution …. Densitas = berat jenis Specific gravity = bobot jenis
41
Spesific gravity adalah tidak berdimensi “dimensionless”
Spesific gravity suatu fluida berubah lebih sedikit dibandingkan densitas, ketika suhu berubah Apabila specific gravity bahan diketahui pada suhu ToC, densitas pada ToC adalah ρL = (SG)T x ρw
42
Dimana ρL adalah densitas cairan pada ToC (SG)T adalah specific gravity pada ToC, ρw adalah densitas air pada ToC (Tabel) Specific gravity diukur dengan tepat menggunakan botol densitas, pycnometer atau hydrometer
43
1. Botol densitas Botol densitas (gambar samping) dapat dipakai untuk menentukan specific gravity cairan yang tidak diketahui dan padatan partikel yang disediakan bahwa padatan tidak larut di dalam cairan. Harus diperhatikan bahwa udara harus dihilangkan dari dalam botol ketika cairan ditambahkan ke padatan.
44
w2 – w1 = berat cairan/ berat air
Pembacaan berikut diambil w1 berat botol kosong w2 berat botol penuh dengan air w3 berat botol penuh dengan cairan w4 berat botol plus padatan w5 berat botol plus padatan plus cairan untuk mengisi Specific gravity cairan sebanding dengan w3 – w1 w2 – w = berat cairan/ berat air
45
Berat padatan Berat padatan adalah w4 – w1, dan
Berat cairan memiliki volume setara dengan padatan adalah w3 – w1 – (w5 – w4) Sehingga specific gravity padatan setara dengan w4 – w1 w3 – w1 w3 – w1 – (w5 – w4) w2 – w1 Berat padatan x specific gravity cairan Berat cairan dng volume setara Toluene direkomendasikan sebagai solven yang cocok untuk penentuan specific gravity bahan
46
2. Hidrometer Hidrometer berat konstan bekerja dengan prinsip bahwa badan mengapung menggantikan berat fluidanya Diagram hidrometer sebagaimana pada gambar Instrumen diletakkan dalam fluida dan densitas fluida dibaca dari skala batangannya
47
Volume dasar batang adalah V
Luasan penampang melintang batangan A Berat hidrometer W Ketika dicelupkan kedalam cairan dengan densitas ρ, panjang batangan tercelup x Sehingga, volume cairan digantikan adalah Ax + V Berat cairan tergantikan setara dengan ρ(Ax + V), dengan menggunakan prinsip flotasi setara dengan W Sehingga, W ρ = Ax + V Hidrometer adalah mudah penggunaan, dan tersedia dengan kisaran ukuran 1,00-1,100 dan 1,100-1,200 untuk apliasi yang berbeda
48
3. Nilai densitas cairan Spesific gravity larutan sukrosa jika kekuatan berbeda terlihat pada Tabel 2.10.
49
Tabel 2.12 menunjukkan spesific gravity dan gliserol
50
Tabel 2.13 menunjukkan specific gravity garam sodium chloride dan calcium chloride
51
Informasi mengenai hubungan densitas dan specific gravity terhadap konsentrasi dapat dipakai untuk membuat larutan dengan densitas berbeda untuk menentukan densitas bahan pangan padat, menggunakan prinsip flotasi Densitas fluida dimana padatan nampak tidak tenggelam atau mengapung dicatat
52
Nilai densitas rerata dan kandungan padatan total diberikan untuk varietas juice buah-buahan, pada Tabel 2.14
53
4. Densitas susu Densitas susu sapi biasanya berkisar 1025-1035 kg m-3
Densitas penyusun padatan masing-masing terdiri dari lemak (930 kg m-3), air (1000 kg m-3), MSNF (1614 kg m-3) British Standar 734 memberikan informasi hidrometer densitas untuk penggunaan pada susu Ada tabel untuk menentukan padatan total susu, mengetahui specific gravity dan kandungan lemak Juga disajikan tabel koreksi suhu
54
Kandungan lemak berkisar antara 1% dan 10%, dan penentuan padatan total berdasarkan persamaan
CT = 0,25D + 1,21F + 0,66 dan,sesuai dengan British Standard 734 = 0,25D + 1,22F + 0,72 Dimana,CT adalah konsentrasi padatan total (w/w), D = 1000 (SG – 1), SG adalah specific gravity dan F adalah persentase lemak
55
Sehingga susu pada 26oC dengan kadar lemak 3,5% dan specific gravity 1,032 akan dikoreksi dengan nilai 1,0322 pada 20oC, dan memiliki padatan total 13,05 sesuai dengan British Standard 734. Nilainya sedikit lebih rendah menggunakan persamaan sebelumnya Padatan total biasanya dinyatakan terdekat dengan 0,05% Komposisi dan faktor lain, seperti rasio lemak padat dengan cair, dan tingkat hidrasi protein, yang mempengaruhi densitas susu, susu evaporasi dan krem telah dipelajari
56
Gas dan Vapor (uap) Gas dan uap adalah compressible, dan densitasnya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan Pada kondisi moderat, kebanyakan gas memenuhi persamaan gas ideal pVm = RT Dimana; p (N m-2) adalah tekanan, Vm (m3 kmol-1) adalah volume molar, R=8,314 kJ kmol-1K-1 adalah konstanta gas, T (K) adalah suhu
57
Berat molekul gas dinyatakan dalam kilogram (1 kmol), menempati 22,4 m3 pada 273 K dan 1 atm
Contoh, udara 29 kg menempati volume 22,4 m3 pada 273 K dan 1 atm, sehingga massa densitas udara = volume 29 = 22,4 = 1,29 kg m-3
58
Pada 100oC dan 1 atm, V1 V2 = T1 T2 Sehingga 373 volume baru = 22,4 x = 30,605 m3 273 massa densitas baru = volume 29 30,605 =0,945 kg m-3
59
Densitas beberapa gas umum diberikan pada Tabel 2.15
Nilai sesuai dengan yang dihitung menggunakan persamaan gas ideal
60
Dengan fluida termodinamika seperti steam dan refrigeran, sering dibuat referensi pada volume spesifik Vg Ini adalah volume diisi oleh massa unit uap air, yang merupakan kebalikan densitas Uap air jenuh pada 1,013 bar (100oC) memiliki volume spesifik 1,67 m3 kg-1, sedangkan pada 10oC akan memiliki volume spesifik 106,43 m3 kg-1 Ini menunjukkan bahwa uap memiliki volume spesifik sangat besar pada tekanan berkurang Konsekuensinya, pada operasi melibatkan penghilangan uap air pada tekanan rendah, seperti evaporasi vakum atau freeze drying, pompa vakum diperlukan cukup besar untuk menangani produk bervolume besar
61
Densitas Produk Teraerasi: Overrun
Beberapa pangan yang dikenal baik dibuat dengan inkorporasi udara kedalam cairan dan membentuk busa Pada sistem ini, udara adalah fase terdispersi dan cairan fase kontinyu Busa terstabilisasi oleh agen aktif permukaan yang mengumpul pada interface Contoh foam adalah campuran cake, krim, dessert Memasukkan udara akan mengurangi densitas produk
62
Jumlah udara terinkorporasi dinyatakan dengan istilah over-run, biasanya sebagai persentase,
peningkatan volume over-run = x 100 volume asli volume busa – volume asli cairan = x 100 volume cairan Sebagai contoh, dengan es krim, volume busa mengacu pada volume akhir es krim, dan volume cairan terhadap volume campuran asli
63
Pada kasus ini over-run ditentukan sebagai berikut
Pada prakteknya, over-run adalah paling mudah ditentukan dengan mengambil wadah dengan volume tertentu, menimbangnya penuh dengan cairan dan busa akhir Pada kasus ini over-run ditentukan sebagai berikut berat cairan asli – berat busa dng volume yg sama over-run = x 100 berat busa dng volume yg sama Faktor-faktor yang mempengaruhi over-run pada es krim termasuk seperti padatan total dan tipe freezer dipakai Secara umum, semakin tinggi kandungan padatan total, semakin besar kemungkinan over-run Beberapa orang berpendapat, over-run harus diantara 2 dan 3 kali kadar padatan total
64
Nilai untuk es krim, umumnya berkisari antara 40% (lunak) 100% (keras)
Beberapa nilai ditampilkan pada Tabel 2.16 Terlalu banyak udara akan menghasilkan produk snowy fluffy unpalatable, dan terlalu sedikit memberikan produk soggy heavy
65
Untuk krim olesan, diinginkan over-run 100-120%
Selain over-run, juga penting mengukur kstabilan busa pada periode waktu Perlu dicatat, bahwa es krim dijual dalam volume, daripada dalam berat Sehingga produsen tertarik untuk memperoleh over-run semaksimal mungkin
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.