Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
ACE INHIBITOR Dr. Danu Lestariyanto
2
Nama anggota Santiningtyas ayu k. Soli rumiyati Sholihatun hasanah
Sukengtyas utami Tanty hanani Titik sugiarti
3
Pengertian ACE Inhibitor
ACE inhibitor atau angiotensin-converting enzyme inhibitor, adalah kelompok obat-obatan yang digunakan terutama dalam pengobatan hipertensi dan gagal jantung kongestif.
4
ACE inhibitor dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan struktur molekul :
Sulfhidril yang mengandung agen Captopril (perdagangan Capoten nama), penghambat ACE yang pertama Zofenopril 2. Dicarboxylate yang mengandung agen (kelompok terbesar Enalapril (Vasotec / Renitec) Ramipril (Altace / Tritace / Ramace / Ramiwin) Quinapril (Accupril) Perindopril (Coversyl / Aceon) Lisinopril (Lisodur / Lopril / Novatec / Prinivil / Zestril) Benazepril (Lotensin) Fosfonat yang mengandung agen Fosinopril (Monopril) adalah satu-satunya anggota kelompok ini
5
1. Sulfhidril yang mengandung agen
1.1 Captopril Indikasi : antihipertensi, left ventricular disfunction yang disertai myocardial infarction, diabetes nefropati, vasodilator, CHF Kontrindikasi : hipersensitivitas terhadap Captopril, angiodema yang disebabkan oleh penggunaan ACE inhibitor sebelumnya, wanita hamil dan menyusui
6
Bentuk sediaan: tablet, tablet salut selaput, tablet salut gula, kaplet, kaplet salut selaput, kapsul-tablet Dosis : sebagai antihipertensi pada orang dewasa (oral) Dosis awal : 12,5-25 mg 2-3 kali/hari yang dapat ditingkatkan 12,5-25 mg dalam 1-2 minggu menjadi 50 mg 3 kali/hari Dosis perawatan : 50 mg 3 kali/hari Dosis maksimum : 150 mg 3 kali/hari
7
Aturan pakai : Diberikan dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) Captopril digunakan setelah penggunaan antihipertensi lain dihentikan selama 1 minggu, kecuali pada pasien denganaccelerated or malignant hypertension atau hipertensi yang sulit dikontrol Pasien yang tidak dapat menggunakan sediaan padat secara oral dapat dibuat larutan oral Captopril dengan cara menyerbuk 25 mg tablet Captopril yang dilarutkan dalam 25 atau 100 ml air dan diaduk hingga bercampur lalu segera diminum tidak lebih dari 10 menit karena sifat Captopril yang tidak stabil dalam bentuk larutan Efek samping : ruam, berkurangnya persepsi pengecapan, sakit kepala, batuk kering, hipotensi sementara, neutropenia, proteinurea
8
Gambar
9
1.2 Zofenopril gambar
10
2. Dicarboxylate yang mengandung agen
2.1 Enalapril Tujuan/ Kegunaan obat Enalapril merupakan ubat untuk mengawal dan merawat penyakit darah tinggi dan kegagalan jantung kongestif . Membantu meningkatkan fungsi ginjal dalam penyakit kencing manis. Cara Penggunaan Dimakan sekali atau 2 kali sehari mengikut arahan doktor Boleh dimakan bersama-sama atau tanpa makanan. Adalah dinasihatkan agar mengambil pada masa yang sama setiap hari untuk memberi kesan yang optimum. Dos maksimum untuk dewasa adalah 40mg setiap hari. Jika terlupa mengambil ubat Sekiranya terlupa, makan ubat dengan segera setelah mengingatinya. Sekiranya telah hampir kepada dos seterusnya, tinggalkan dos yang telah terlupa dan makan mengikut waktunya seperti biasa.
11
Penyimpanan Simpan obat jauh dari cahaya dan suhu tinggi. Simpan obat di tempat yang dingin dan kering.
12
Efek CV (hipotensi, angioedema)
Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek berturut-turut (batuk tidak berdahak; upper resp tract symptoms) Efek Dermatologis (ruam, erythema multiforme, toxic epidermal necrolysis) reaksi hipersensitivitas Efek ginjal (kerusakan ginjal) Gangguan electrolyte (hiperkalemia, hiponatremia,) gangguan darah.
13
Gambar
14
2.2 Ramipril Ramipril merupakan penghambat angiotensin converting enzyme (ACE) generasi kedua Prinsip kerja dari ACE adalah mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II Ramipril menghambat pembentukan angiotensin II sehingga menyebabkan: Penurunan resistensi vaskular. Penurunan retensi natrium dan air. Penurunan efek trophic dari angiotensin II pada jantung dan pembuluh darah
15
Indikasi Hipertensi, dapat digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan diuretik tipe tiazid. Gagal jantung kongestif pada beberapa hari setelah menderita infark miokardial akut. Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap obat ini Pasien dengan riwayat angioedema berhubungan dengan pengobatan sebelumnya dengan menggunakan penghambat ACE.
16
Dosis Hipertensi Dosis awal tanpa pemakaian diuretik: 2,5 mg, 1 x sehari. Dosis disesuaikan dengan respon tekanan darah. Dosis pemeliharaan pada orang dewasa: 2,5-20 mg perhari, 1 atau 2 kali sehari. Jika respon tekanan darah berkurang dengan pemberian sekali sehari pada akhir interval pemberian obat, dosis ditingkatkan atau pemberian obat dibagi menjadi 2 x sehari. Bila tekanan darah tidak dapat dikontrol hanya dengan ramipril, dapat ditambahkan dengan diuretik.
17
lanjutan Gagal jantung setelah infark miokard
Pada pasien dewasa setelah infark miokardial yang secara klinis menunjukkan gagal jantung kongestif, terapi ramipril dimulai 2 hari setelah infark miokard. Dosis awal: 2,5 mg, 2 x sehari, jika terjadi hipotensi dosis dikurangi menjadi 1,25 mg, 2 x sehari. Dosis ditingkatkan hingga 5 mg, 2 x sehari. Setelah pemberian dosis awal ramipril, pasien harus diawasi selama paling sedikit 2 jam, sampai tekanan darah telah stabil selama paling sedikit 1 jam berikutnya. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya hipotensi, dosis dari diuretik yang digunakan bersamaan, harus dikurangi, jika memungkinkan. Hipotensi setelah pemberian dosis awal tidak menghalangi penyesuaian dosis, setelah hipotensi dapat diatasi.
18
Gambar
19
2.3 Quinapril Quinapril adalah grup obat yang disebut angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung. Indikasi: Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung
20
lanjutan Dosis pada pasien gangguan ginjal
Pasien dengan bersihan kreatinin < 40 ml/menit/1,73 m2 (serum kreatinin > 2,5 mg/dl), dosis diberikan 25% dari dosis normal. Pasien hipertensi dengan gangguan ginjal, dosis awal 1,25 mg, 1 x sehari. Kemudian dosis ditingkatkan tergantung toleransi individual dan respon tekanan darah hingga dosis maksimum 5 mg perhari. Pasien gagal jantung dengan gangguan ginjal, dosis awal 1,25 mg, 1 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 1,25 mg, 2 x sehari dan hingga mencapai dosis maksimum 2,5 mg, 2 x sehari tergantung pada respon klinis dan tolerabilitas pasien.
21
Efek samping: Seluruh tubuh: reaksi anafilaktoid
Kardiovaskular: gejala hipotensi, sinkop, angina pektoris, aritmia, nyeri dada, palpitasi, infark miokard, serebrovaskular. Hematologi: pansitopenia, anemia hemolitik, dan trombositopenia. Ginjal: peningkatan nitrogen urea dalam darah dan kreatinin serum terutama pemberian ramipril bersama dengan diuretik. Edema angioneurotik: pada studi klinis 0,3% pasien dilaporkan mengalami edema angioneurotik Batuk: batuk yang gatal, kering, menetap dan non produktif dilaporkan terjadi dengan penggunaan penghambat ACE. Batuk akan hilang segera setelah menghentikan pengobatan.
22
lanjutan Gastrointestinal: pankreatitis, sakit perut, anoreksia, konstipasi, diare, mulut kering, dispepsia, disfagia, gastroenteritis, hepatitis, mual, peningkatan air liur, gangguan indera pengecap, dan muntah. Dermatologik: reaksi hipersensitivitas (seperti urtikaria, pruritus, atau rash, dengan/tanpa demam), eritema, pemfigus, fotosensitivitas dan purpura. Neurologik dan psikiatrik: Ansietas, amnesia, konvulsi, depresi, kekurangan pendengaran, insomnia, resah, neuralgia, neuropati, kesemutan, rasa kantuk, tinitus, tremor, vertigo dan gangguan penglihatan. Lain-lain: Kompleks gejala pernah dilaporkan, meliputi: ANA (Antinuclear antibodies) positif, peningkatan kecepatan sedimentasi eritrosit, artritis/artralgia, mialgia, demam, vaskulitis, eosinofilia, fotosensitivitas, rash dan manifestasi dermatologik lainnya. Terjadinya eosinophilic pneumonitis pernah dilaporkan juga.
23
Dosis Dosis awal: 5 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari Dosis rumatan: 10-20 mg/hari melalui mulut (per oral), dalam dosis yang dibagi Dosis maksimum: 40 mg/hari
24
Efek Samping: Efek CV (hipotensi,angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek lainnya (batuk kering;upper resp tract symptomps) Efek dermatologis (ruam kulit, erythemamultiforme, toxic epidermal necrolysis) Reaksi hipersensitif: efek ginjal (kerusakan ginjal),gangguan electrolyte (hyperkalemia, hyponatremia);,gangguan darah.
25
Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan garam atau air (mengalami diuretik atau dialisis) mungkin mengalami hipotensi selama tingkatan awal terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan hanya dalam pengawasan ahli; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan pastikan pasien dalam posisi terlentang) Mulai dengan dosis rendah dan tingkatkan dosis secara bertahap jika dosis yang lebih rendah tersebut sudah dapat diterima. Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan biasanya harus dihindari pada pasien yang diduga memiliki penyakit renovaskuler aktual (actual renovascular disease). Tidak boleh diberikan pada pasien jika pasien tersebut pernah mengalami efek samping yang mengancam nyawa (angioedema atau gagal ginjal) selama pemberian obat sebelumnya, pasien hipotensif yang berada pada risiko sedang dari syok kardiogenik. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6 bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawsaan pada pasien yang pernah atau yang baru mengalami disfungsi ginjal) NSAIDs harus dihindari karena hal tersebut bisa menutup manfaat dan meningkatkan efek samping dari ACE inhibitor dan mungkin secara sinergis membahayakan fungsi ginjal.
26
Gambar
27
2.4 PERINDOPRIL PENGERTIAN
Perindopril adalah jenis obat yang disebut ACE (angiotensin converting enzyme) inhibitors. Perindopril bekerja dengan cara menghalangi ACE, yaitu enzim yang terlibat dalam penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan retensi sodium dan cairan oleh ginjal. Hal ini menyebabkan pembuluh darah mengendur, membiarkan darah mengalir lebih bebas dan berada pada tekanan yang lebih rendah, dan meningkatkan kemampuan jantung memompa darah dalam beberapa jenis gagal jantung.
28
Indikasi Indikasi: Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) dan untuk mencegah serangan jantung pada orang dengan penyakit arteri coroner. Efek Samping: Efek CV (hipotensi, angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek berturut-turut (batuk tidak berdahak; upper resp tract symptoms) Efek Dermatologis (ruam, erythema multiforme, toxic epidermal necrolysis); reaksi hipersensitivitas Efek ginjal (kerusakan ginjal) Gangguan electrolyte (hiperkalemia, hiponatremia,) Gangguan darah.
29
Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan gula atau air (melakukan diuretic atau dialysis) mungkin mengalami hipotensi selama tahapan pemberian dosis dalam terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan atas pengawasan medis; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan lakukan dengan posisi terlentang). Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan harus terhindar dari penyakit actual renovascular. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. Fungsi ginjal harus diukur sebelum pemberian ACE inhibitor dan harus diawasi selama terapi. (Pasien dengan penyakit ginjal atau yang menggunakan dosis tinggi harus diawasi secara reguler untuk mencegah proteinuria).
30
Dosis Pemberian dosis melalui mulut (per oral) 4 mg sehari 1 kali, selama 2 minggu, kemudian boleh tingkatkan dosis ke dosis lanjutan. Dosis lanjutan melalui mulut (per oral) 10 mg sehari satu kali.
31
Gambar
32
2.5 LISINOPRIL
33
2.6 Benazepril (Lotensin)
Benazepril adalahangiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor yang bekerja dengan cara mengurangi zat kimia yang menyempitkan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan pembuluh darah melonggar sehingga mengurangi tekanan darah. Efek Samping: Efek CV (hipotensi, angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek lainnya (batuk kering, upper resp tract symptomps) Efek dermatologis (ruam kulit, erythemamultiforme, toxic epidermal necrolysis) Reaksi hipersensitif; efek ginjal (kerusakan ginjal) gangguan electrolyte (hyperkalemia,hyponatremia) gangguan darah.
34
Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan garam atau air (mengalami diuretik atau dialisis) mungkin mengalami hipotensi selama tingkatan awal terapi ACE inhibitor Mulai dengan dosis rendah dan tingkatkan dosis secara bertahap jika dosis yang lebih rendah tersebut sudah dapat diterima. Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan biasanya harus dihindari pada pasien yang diduga memiliki penyakit renovaskuler aktual (actual renovascular disease). Tidak boleh diberikan pada pasien jika pasien tersebut pernah mengalami efek samping yang mengancam nyawa (angioedema atau gagal ginjal) selama pemberian obat sebelumnya, pasien hipotensif yang berada pada risiko sedang dari syok kardiogenik. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6 bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawsaan pada pasien yang pernah atau yang baru mengalami disfungsi ginjal) NSAIDs harus dihindari karena hal tersebut bisa menutup manfaat dan meningkatkan efek samping dari ACE inhibitor dan mungkin secara sinergis membahayakan fungsi ginjal.
35
Gambar
36
3. Fosfonat yang mengandung agen
Fosinopril (Monopril) Fosinopril adalah grup obat yang disebut angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung.
37
Indikasi Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung. Efek Samping:
Efek CV (hipotensi, angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek lainnya (batuk kering; upper resp tract symptomps) Efek dermatologis (ruam kulit, erythemamultiforme, toxic epidermal necrolysis) Reaksi hipersensitif; efek ginjal (kerusakan ginjal) gangguan electrolyte (hyperkalemia, hyponatremia) gangguan darah.
38
Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan garam atau air (mengalami diuretik atau dialisis) mungkin mengalami hipotensi selama tingkatan awal terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan hanya dalam pengawasan ahli; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan pastikan pasien dalam posisi terlentang). Mulai dengan dosis rendah dan tingkatkan dosis secara bertahap jika dosis yang lebih rendah tersebut sudah dapat diterima. Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan biasanya harus dihindari pada pasien yang diduga memiliki penyakit renovaskuler aktual (actual renovascular disease).
39
4. Tidak boleh diberikan pada pasien jika pasien tersebut pernah mengalami efek samping yang mengancam nyawa (angioedema atau gagal ginjal) selama pemberian obat sebelumnya, pasien hipotensif yang berada pada risiko sedang dari syok kardiogenik. 5. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. 6. Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6 bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawsaan pada pasien yang pernah atau yang baru mengalami disfungsi ginjal). 7. NSAIDs harus dihindari karena hal tersebut bisa menutup manfaat dan meningkatkan efek samping dari ACE inhibitor dan mungkin secara sinergis membahayakan fungsi ginjal.
40
Dosis 1. Dosis awal: 10 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari. 2. Sesuaikan dosis secara bertahap berdasarkan reaksi yang muncul. 3. Dosis maksimum: 40 mg/hari.
41
Gambar
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.