Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVerry Rosa Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
SPLIT TICKET VOTING DAN STRAIGHT TICKET VOTING
2
Definisi Split-Ticket Voting :
Split ticket voting adalah gejala yang lahir akibat adanya bermacam pemilihan, seperti adanya pemilihan khusus untuk Legislatif dan pemilihan khusus untuk eksekutif. Di Indonesia misalnya ada pemilihan nasional untuk memilih anggota legislatif (DPR, DPRD) dan eksekutif ( presiden).
3
Kang, 2006 : Jika pemilih memilih kandidat dari partai yang sama untuk bermacam pemilihan, disebut sebagai straight ticket voting. Jika pemilih memilih calon yang berbeda untuk beberapa jenis pemilihan itu, disebut sebagai split ticket voting.
4
Zubida (2006) : Paling tdk ada 4 kondisi yg mungkin dialami oleh pemilih : No-vote : pemilih tidak memilih sama sekali berbagai jenis pemilihan. Half-vote : pemilih hanya memilih salah satu saja dari beberapa jenis pemilihan. Unified-vote : pemilih memilih untuk beberapa jenis pemilihan dan memilih kandidat dari partai yang sama untuk beberapa jenis pemilihan tersebut. Split ticket voting : pemilih memilih untuk beberapa jenis pemilihan dan memilih kandidat dari partai yang berbeda untuk beberapa jenis pemilihan tersebut.
5
Teori Penjelas Split Ticket Voting
Palmer (1999) : Teori Penjelas Split Ticket Voting Accidental Intensional Teori Moderasi/ Keseimbangan (Fiorina-Model) Teori Konflik- Harapan (Jacobson-Model) Teori Kepemilikan- Isu (Petrocik-Model)
6
TEORI ACCIDENTAL (KEBETULAN) :
Split-ticket voting lahir sebagai akibat dari struktur politik di suatu negara. Di Amerika misalnya, parpol lebih menonjolkan kandidat (figur) dibandingkan dengan partai sendiri. Ketika seseorang memilih kandidat dari partai yang berbeda, adalah konsekuensi yang logis karena seorang pemilih memilih kandidat. Tidak ada motivasi atau tujuan tertentu dari pemilih ketika membagi (split) suaranya untuk jenis pemilihan yang berbeda. Ada dua aspek yang penting yang mengakibatkan terjadinya split ticket voting : Melemahnya identifikasi partai ( Party ID) : pengaruh media massa pola kampanye Sistem pemilihan pemilihan yang lebih memberi keuntungan pada pejabat yang tengah memerintah (incumbent).
7
TEORI INTENSIONAL : Melihat split-ticket voting sebagai tindakan rasional dari pemilih. Pemilih mempunyai motivasi, tujuan dan maksud tertentu dengan membagi suaranya untuk partai yang berbeda. Griffith (2001) : Cognitive Madisonianism (James Madison) : Membagi suara (split) dilihat sebagai strategi pemilih dalam menciptakan chek and balance dalam kehidupan politik . Split-ticket voting sebagai upaya dari pemilih untuk menciptakan keseimbangan politik dan menghindari kebijakan yang ekstrim yang akan dibuat oleh pemenang Pemilu.
8
Ada tiga model : A. Teori Keseimbangan / Moderasi (Fiorina Model) Teori ini diperkenalkan oleh Morris P. Fiorina. Secara umum, teori ini menjelaskan munculnya split-ticket voting karena pemilih secara sengaja ingin membuat keseimbangan (moderasi). Pemilih tidak ingin terlalu ekstrim liberal atau konservatif.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.