Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSucy Andi Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
KERANGKA DASAR APP KEUSKUPAN SURABAYA TAHUN 2012
“Mewujudkan Hidup Sejahtera Yang Ekaristis”
2
LATAR BELAKANG Tema APP Nasional Jangka Panjang (2012 – 2016) adl. Mewujudkan Hidup Sejahtera Kemerosotan tarap hidup manusia dalam kemiskinan adalah potret realita masyarkat Indonesia Di desa; Sumber daya produktif mengalami kemerosotan. Harga hasil pertanian tidak sebanding dg pengeluaran yang dilakukan. Iklim dunia yang tidak lagi ramah Dampak pasar bebas (pasar global) semakin menghancurkan para pedagang tradisional (kecil)
3
“Hidup sejahtera seakan hanya menjadi sebuah impian
6. Kemiskinan yang terjadi mencakup dua bidang ;bidang ekonomi dan ekologi. “Hidup sejahtera seakan hanya menjadi sebuah impian Belaka” Dalam hidup beriman terjadipemisahan antara cultus dan caritas. Ritus atau cultus yang dihayati di ruang doa atau rumah ibadat, terpisah dan tidak serta merta terwujud dalam amal kasih atau caritas, kepada sesama. Karya amal kasih kepada sesama pun cenderung dangkal, tradisi yang selama ini terjadi sekedar karitatif dan tidak memberdayakan
4
Gereja (kita semua) terpanggil untuk ikut. bertanggungjawab mewujudkan
Gereja (kita semua) terpanggil untuk ikut bertanggungjawab mewujudkan kesejahteraan bersama dalam masyarkat melalui jalan pertobatan bersama. Titik pangkal dan titik balik pertobatan bersama itu diawali dan diakhiri dalam dan lewat Ekaristi Ekaristi merupakan puncak dan sumber kesejahteraan hidup bersama.
5
IDE DASAR Hidup Sejahtera
- Hidup sejahtera adalah hidup dalam kelimpahan. Hal ini sejalan dengan motto Uskup: “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). - Hidup dalam kelimpahan bukan berarti kelimpahan harta benda duniawi, tetapi menempatkan dan mengarahkan harta benda duniawi itu menjadi sarana untuk memuliakan Tuhan
6
Dalam upaya mewujudkan hidup sejahtera, seseorang tidak hanya memikirkan diri sendiri. Seseorang selalu merasa tidak nyaman dengan penderitaan orang yang berkekurangan. Seseorang mudah gelisah dengan ketidakadilan yang terjadi Manusia hidup bukan untuk dirinya sendiri. Keberadaan manusia ada karena dan untuk manusia lain
7
2. Ekaristi Ekaristi mengenangkan kembali pengorbanan Yesus yang luhur dan mulia. Pengorbanan itu tidak semata-mata demi kematian, namun berujung pada kebangkitan yang mendatangkan keselamatan Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup kristiani Amanat dalam Perjamuan Malam terakhir, “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Luk 22:19). Ia memberi amanat untuk melaksanakan suatu perayaan liturgis sekaligus untuk melakukan karya cinta kasih bagi sesama. Inilah yang diteladankanNya dengan cara simbolis membasuh kaki para murid. Ada keterkaitan utuh antara, cultus dan caritas dari amanat Yesus. Ritus atau cultus yang dipahami dan dihayati dengan baik, menjadi sumber yang mengantar umat beriman mengamalkan kasih atau caritas, kepada sesama.
8
Inilah mewujudkan hidup sejahtera yang ekaristis
Dengan demikian, mewujudkan hidup sejahtera yang ekaristis berarti mewujudkan hidup sejahtera dengan rela berkorban, saling berbagi dan rela dipecah-pecah
9
HIDUP SEJAHTERA YANG EKARISTIS
1. Hadir secara Nyata Sakramen Allah dan kebersamaan dengan Allah itu hadir dalam Ekaristi yang dibagi-bagikan, sehingga kita yang menyambutnya boleh mengalami Allah dan dipersatukan denganNya Kehadiran yang menyatukan ini tertadi lewat Yesus Kristus Kebersatuan yang transenden dan imanen terjadi hanya dalm Ekaristi
10
2. Ekaristi dan Komunitas
Ekaristi lahir dari komunitas para murid Yesus seperti yang dirayakan sampai sekarang. Yang lebih dahulu adalah komunitas para murid yang mengikuti Yesus dan baru kemudian Ekaristi mengungkapkan cara hidup mereka. Dalam perspektif pengalaman komunitas, Ekaristi dialami bukan pertama-tama sebagai perayaan kata-kata apalagi hanya diucapkan pemimpin, tetapi tentang kehidupan yang satu untuk diberkati dan dibagikan. Di tengah umat Allah yang banyak mengalami kemiskinan, Ekaristi dirayakan selaras dengan maksud awal yaitu ungkapan cara hidup para pengikut Yesus Kristus.
11
3. Penuh Syukur Istilah Ekaristi mau menekankan makna Perjamuan Kudus sebagai puji syukur atas karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus Kristus oleh Roh Kudus. Ekaristi mengungkapkan pokok iman Gereja bahwa Allah menghendaki supaya semua orang selamat dan mengenal kebenaran (1 Tim 2 :4) Ekaristi tidak lain adalah puji syukur Gereja kepada Allah Bapa dalam Kristus dan oleh Roh Kudus
12
4. Berbagi Hidup Sejak Gereja perdana, “memecahkan roti dan berdoa” (Kis 2: 42.46) menjadi ciri khas hidup kristiani, sekaligus menjadi pusat dan pemersatu kehidupan umat beriman Perjamuan adalah suatu cara untuk berbagi hidup, ketika orang mengundang seseorang makan, ia mengundangnya untuk ambil bagian dalam hidupnya Maka hidup yang bersumber dan berpuncak pada Ekaristi tidak lain berarti mau dan rela berbagi hidup, juga kepada orang lain
13
5. Mengorbankan Diri Korban Ekaristi tidak bisa dipisahkan dari korban Kristus di salib. Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menerangkan peristiwa wafat dan kebangkitanNya sebagai pemberian diri sehabis- habisnya untuk penebusan manusia. ”Inilah TubuhKu yang diserahkan bagi kamu” dan “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22: 19-20)
14
Dalam jaman yang cenderung sekular, konsumeris dan hedonis yang menyuburkan struktur dosa dan budaya kematian ini, perjuangan untuk mewujudkan hidup yang ekaristis tidaklah mudah. Di saat itulah, sambil memperbaharui diri terus menerus untuk mati terhadap kedosaan pribadi, dengan terus menimba kekuatan dari sekaligus mengarahkan diri kepada Kristus yang hadir dalam perjamuan Ekaristis, berkorban diri berarti menyerahkan diri sehabis-habisnya.
15
6. Cara Hidup yang Ekaristis
Tidak ada Ekaristi dalam komunitas yang anggotanya tidak saling mengasihi. Orang tidak dapat menerima roti kehidupan sepenuhnya, sementara mengabaikan kehidupan orang lain, khususnya yang dirampas oleh ketidakadilan Menurut cara hidup Yesus, Ekaristi merupakan meja persaudaraan bagi siapa saja. Mendiamkan dan membiarkan aneka diskriminasi, berarti menolak ekaristi dalam arti yang paling dasariah
16
Persembahan bumi, roti dan anggur dalam ekaristi, tidak punya arti tanpa sikap bersahabat dan memelihara alam ciptaan. Ekaristi adalah perayaan hidup sehari-hari, kenangan akan cinta Yesus kepada umatNya yang dirayakan dengan suka cita, kegembiraan dan harapan.
17
“SELAMAT MERAYAKAN PERTOBATAN AGUNG UNTUK MENEMUKAN HIDUP SEJAHTERA YANG EKARISTIS”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.