Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYayu Chewek Telah diubah "9 tahun yang lalu
2
FACTORY OVERHEAD : PLANNED, ACTUAL AND APPLIED Pertemuan 21-22 GSLC
Mata kuliah : F Akuntansi Biaya I Tahun : 2010 FACTORY OVERHEAD : PLANNED, ACTUAL AND APPLIED Pertemuan GSLC
3
Learning Objectives Mendefinisikan factory overhead beserta komponen-komponennya. Mendefinisikan dan menghitung overhead rates. Mengakumulasikan actual factory overhead costs. Membebankan apply factory overhead berdasarkan predetermined rates. Menentukan over/under applied factory overhead.
4
The Nature of Factory Overhead
a. Sulit mentelusuri secara langsung antara biaya overhead dengan produk atau volume produksi. b. Tidak ada dokumen bukti pemakaian overhead. Berbeda dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.Biaya bahan baku dokumennya bukti permintaan bahan dan biaya tenaga kerja langsung dokumennya time table c. Berkaitan dengan semi variable cost. Berbeda dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang bersifat variabel saja. Bina Nusantara University
5
Predetermined Overhead Rates
Sulitnya menyelusuri FOH cost secara handal mencerminkan adanya ketidakmampuan manajemen untuk mengakui besarnya FOH cost secara tepat. Predetermined overhead rates bermanfaat sebagai informasi biaya produk, mengidentifikasi inefisiensi dan meratakan fluktuasi bulan ke bulan yang tidak logis. Evaluasi kinerja factory overhead dengan membandingkan antara applied factory overhead dengan actual factory overhead.
6
Base to be Used Physical output base ;
Estimated factory overhead / Estimated units of production. 2. Direct materials cost base ; Estimated factory overhead / Estimated material cost. 3. Direct labor hour base : Estimated factory overhead / Estimated direct labor hours.
7
Base to be Used 4. Machine hour base :
Estimated factory overhead / Estimated machine hours. 5. Transaction base : Estimated factory overhead / Estimated number of transactions. Transaction base dibahas lebih lanjut dalam chapter 14 Activity Based Costing – ABC.
8
Activity Level Theoretical capacity ( kapasitas teoritis )
Practical capacity ( kapasitas praktis ) Expected actual capacity (kapasitas aktual) Normal capacity (kapasitas normal)
9
Theoretical Capacity Kapasitas produksi terus menerus tanpa terhenti dengan maksud apapun. Kapasitas produksi 100% adalah kapasitas yang dicita-citakan dan sangat sulit tercapai. Sisa kapasitas teoritis yang tidak digunakan dijadikan dasar evaluasi dan investigasi. Berdasarkan hasil evaluasi dan investigasi menemukan ketidakefisienan terhadap kapasitas tersebut.
10
Practical Capacity Kapasitas praktis merupakan kapasitas produksi yang mentolerir terhentinya produksi oleh sebab-sebab yang tak dapat dihindari, seperti : crew changes, preventive maintenance, repairs, setups, failure, unsatisfactory material, delay in delivery of materials, labor shortages, absence, sunday, holidays, vacations, inventory counting, and pattern and model changes.
11
Expected Actual Capacity
Expected actual capacity ini mengacu pada output expected to be produced during the period. Expected actual capacity ini mengakibatkan adanya perbedaan pada predetermined overhead rates untuk setiap periode.
12
Normal Capacity Kapasitas normal mengacu pada aktivitas rata-rata selama periode yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Kapasitas normal berusaha untuk menstabilkan tarif overhead yang berfluktuasi pada saat fasilitas digunakan dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang berbeda. Pada kapasitas normal, applied overhead berbeda dengan actual overhead.
13
Calculation of an Overhead Rate
Langkah : Menentukan tingkat aktivitas yang dgunakan untuk dasar yang dipilih. Menetapkan anggaran untuk aktivitas yang dipilih tersebut, baik overhead tetap maupun variabel. Menjumlah total anggaran untuk keseluruhan aktivitas. Menghitung tarif overhead dengan membagi total biaya overhead per aktivitas dengan aktivitas. Lihat exhibit 12-2, hal
14
Actual Factory Overhead
Actual factory overhead merupakan biaya overhead yang dicatat pada saat terjadinya atau pada saat menyusun jurnal penyesuaian. Berbeda dengan applied factory overhead yang dapat dibebankan kapan saja setelah ditentukan tarifnya. Untuk tujuan pengendalian, actual factory overhead dengan dokumen /bukti yang otentik dicatat ke dalam buku pembantu overhead untuk masing-masing overhead.
15
Applying Factory Overhead
Jurnal pembebanan applied factory overhead : Work In Process xxx Applied Factory Overhead xxx Jurnal penutupan applied factory overhead : Applied Factory Overhead xxx Factory Overhead Control xxx
16
Disposition of Over/Underapplied
Jurnal penutupan akun Factory Overhead Control : Income Summary xxx Factory Overhead Control xxx . Atau COGS xxx Lihat : Exhibit 12-3 dan 12-4, hal /15
17
Summary 1. Semua biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri secara langsung maupun tidak langsung ke produk secara parsial dan kolektif disebut sebagai Factory Overhead. 2. Estimated factory overhead dilakukan dengan berbagai dasar perhitungan tarif dengan berbagai argumentasinya, lihat figure 12-1, halaman 12-18
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.