Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )"— Transcript presentasi:

1 SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )
Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga Sistim pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sistim pengapian yang digunakan adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga listrik sebagai pemercik api

2 KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN
Baterai : Sebagai sumber tenaga listrik Ignition Switch : Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil Fuse : Sebagai pengaman arus listrik

3 IGNITION COIL / Koil Pengapian
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi ( – Volt ) Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition coil terdapat 2 kumparan Kumparan Primer . - Menciptakan medan magnet - Penampang kawatnya besar - Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan ) Kumparan Sekunder. - Merubah induksi menjadi tegangan tinggi - Penampang kawat kecil - Jumlah gulungan banyak ( +/ gulungan )

4 IGNITION COIL WITH RESISTOR
FUNGSI RESISTOR : Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer ADA 2 TYPE RESISTOR : External resistor Internal resistor

5 IGNITION COIL WITH RESISTOR
EXTERNAL RESISTOR TYPE

6 IGNITION COIL WITH RESISTOR
INTEGRATED RESISTOR TYPE

7 RESISTOR Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet. Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.

8 RESISTOR Putaran mesin dan tegangan pada primary coil

9 OPENED MAGNETIC PATH COIL
Ada 2 cara untuk menaikkan tegangan pada gulungan sekunder Dengan menambah jumlah gulungan, akibatnya koil menjadi lebih besar dan berat Dengan menaikkan tegangan maupun arus input akan menyebabkan koil menjadi cepat panas.

10 CLOSED MAGNETIC PATH COIL
Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter ( pointless ignition ) Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya menjadi jauh lebih besar Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi

11 CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU
Pemeriksaan : A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON ) B = Negatif koil ( ke platina ) C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.

12 DIODE Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup. Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi

13 DISTRIBUTOR

14 KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )
Fungsi : Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder. KONTAK PEMUTUS

15 KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )
Sudut pengapian : Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C ) SUDUT PENGAPIAN

16 SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )
Sudut dwell : Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C ) Pengaruh sudut dwell : Sudut dwell besar Celah platina kecil Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama Kemagnetan jenuh Platina panas Sudut dwell kecil Celah platina lebar Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat Kemagnetan tidak tercapai maksimum Tegangan induksi kumparan sekunder kurang

17 CONDENSER FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi

18 CONDENSER FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi KAPASITAS CONDENSER Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya Hijau 0,18 Micro Farad Kuning 0,22 Micro Farad Biru 0,25 Micro Farad Putih 0,27 Micro Farad

19 PEMAJU SAAT PENGAPIAN GOVERNOR ADVANCER CARA KERJA :
Pada saat mesin berputar pada putaran tinggi. Maka fly weight akan mengembang berdasarkan gaya centrifugal akibat dari kecepatan berputarnya as distributor. Pada saat fly weight mengembang akan mendorong cam plate untuk bergeser beberapa derajat mendahului as distributor. Akibatnya Camlobe akan terbawa bergeser dan menyebabkan timing pembukaan platina menjadi maju

20 PEMAJU SAAT PENGAPIAN GOVERNOR ADVANCER Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin

21 PEMAJU SAAT PENGAPIAN VACUUM ADVANCER Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin Cara kerja vacuum advancer : Pada saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena campuran udara dan bahan bakar kurus. Akibatnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar menjadi lambat. Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan

22 PEMAJU SAAT PENGAPIAN VACUUM ADVANCER

23 PEMAJU SAAT PENGAPIAN DOUBLE VACUUM ADVANCER Fungsi :
Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan stasioner ( idling ) Catatan : Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum secondary ( sub ) harus kita lepaskan.

24 BUSI / SPRAK PLUG Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan jumlah panas yang dapat Dipindahkan oleh busi Busi panas : Busi yang relatif sulit untuk membuang panas yang diterima Busi dingin : Busi yang dengan cepat sekali membuang panas

25 SPARK PLUG A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi, Menghasilkan electromagnetis. Dan dapat menyebabkan gangguan pada peralatan electronic. Sehingga peralatan electronic tersebut menjadi tidak dapat berfungsi. Busi jenis ini mempunyai tahanan dari ceramic yang dapat mencegah terjadinya penyebab gangguan. Center Electrode Resistor Center Electrode B. Busi platinum Busi jenis ini menggunakan platinum pada elektrode tengah dan massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & pengapiannya lebih baik Ground Electrode C. Busi Iridium Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik

26 BUSI / SPRAK PLUG KONDISISI BUSI Kondisi Normal :
Isolator berwarna kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu ) Kondisi Terbakar : Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel Isolator berwarna putih atau kuning Penyebab : Nilai oktan terlalu rendah Campuran terlalu kurus Knocking Saat pengapian terlalu awal Type busi terlalu panas

27 BUSI / SPRAK PLUG KONDISISI BUSI Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat oli mesin Penyebab : Ring piston aus Bush penghantar katup / katup aus Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass ) Berkerak karbon : Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga Penyebab : Campuran terlalu kaya ( karburator banjir ) Type busi terlalu dingin

28 SAAT PENGAPIAN Saat pengapian adalah saat busi mengeluarkan bunga api untuk memulai pembakaran, diukur dalam derajat poros engkol. Syarat pembakaran : Mulai dari saat pengapian sampai proses pembakaran berakhir dibutuhkan waktu tertentu ( +/- 2 milli detik )

29 GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN
1. Saat pengapian 2. Mulai pembakaran bahan bakar 3. Tekanan maksimum pembakaran 4. Akhir pembakaran

30 SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Kekurangan pada sistim pengapian konvensional dibandingkan pengapian elektronik : Berkurangnya tegangan tinggi ignition coil pada saat putaran tinggi, Memerlukan perawatan secara periodik karena platina akan menjadi habis karena terbakar oleh adanya loncatan bunga api

31 SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )

32 KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAM DISTRIBUTOR Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor terdapat : 1. SIGNAL ROTOR Berupa rotor yang terpasang pada poros distributor dan berputar sesuai dengan putaran poros distributor, dan memiliki tonjolan sesuai dengan jumlah silinder mesin 2. SIGNAL GENERATOR Berupa gulungan yang disebut pick-up coil, yang menghasilkan tegangan induksi karena adanya perubahan flux magnet pada saat signal rotor berputar

33 KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meutus dan menghubungkan arus lisktrik pada primary koil 4. PICK – UP COIL Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan untuk mengaktifkan ignitor. 5. MAGNET PERMANEN Sebagai sumber induksi

34 CARA KERJA SIGNAL GENERATOR
Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah positif ( + ) Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0 Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )

35 KESIMPULAN GERAKAN ROTOR

36 IGNITER Igniter terdiri dari 3 bagian utama :
Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan

37 PRINSIP KERJA RANGKAIAN
KUNCI KONTAK ON MESIN MATI : Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2 sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir

38 PRIPSIP KERJA RANGKAIAN
MESIN HIDUP ( ½ PERIODE POSITIF ) : Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “ON” arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.

39 PRINSIP KERJA RANGKAIAN
MESIN HIDUP ( ½ PERIODE NEGATIF ) : Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.


Download ppt "SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google