Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehNovia Djokam Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Wahyu Cahyono M.Si Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI
Review STUDI Kesehatan Jiwa dan Psikososial dalam Rehabilitasi-Rekonstruksi Bidang Kesehatan Wahyu Cahyono M.Si Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI
2
Outline Studi tentang bencana dan aspek kesehatan jiwa-psikososial
Pembelajaran dari program pemulihan kesehatan-psikososial dalam konteks bencana
3
“Bagaimana pengaruh aspek kesehatan jiwa-psikososial dalam rehabilitasi-rekonstruksi bidang kesehatan?”
4
Studi oleh Robert H. Pietrzak, Melissa Tracy, Sandro Galea, Dean G
Studi oleh Robert H. Pietrzak, Melissa Tracy, Sandro Galea, Dean G. Kilpatrick 3, Kenneth J. Ruggiero, Jessica L. Hamblen, Steven M. Southwick, Fran H. Norris (Juni, 2012): Prevalensi Gangguan Kesehatan Jiwa Pasca Badai Ike* Studi longitudinal: Survei dengan pengambilan data secara random Prevalensi gangguan kesehatan jiwa pada 2-6 bulan relatif tinggi, namun seiring berjalannya waktu jumlah itu menurun dan relatif stabil * Badai Ike: Badai kategori 2 di AS, lebih dari 200 ribu orang terdampak, 195 meninggal dunia dan kerugian mencapai lebih dari 29 milyar dollar.
5
Studi oleh Sarah R. Lowe, Melissa Tracy, Magdalena Cerdá, Fran H
Studi oleh Sarah R. Lowe, Melissa Tracy, Magdalena Cerdá, Fran H. Norris & Sandro Galea (Journal Trauma Stress, 2013 Desember) Jenis studi: Longitudinal (Galveston Bay Recovery Study) Partisipan: 448 penyintas Badai Ike di AS Tahap 1 (2-6 bulan) Tahap 2 (6-9 bulan) Tahap 3 (14-18 bulan) Pengukuran: (1) The PTSD Checklist-Specific Version. (2) Depression - The Patient Health Questionnaire-9. Immediate stressor: (1) Mengungsi untuk sementara waktu, (2) Kekurangan makan, listrik dll, (3) Kehilangan properti, (4) Kehilangan benda-benda yang memiliki kenangan, (5) Mengalami masalah kesehatan, (6) Kesulitan keuangan, (7) Meningkatkan masalah relationship. Long term stressor (12) antara lain: orang tua yang mengalami masalah drug dan alkohol, perceraian, kehilangan pekerjaan, sakit serius, menganggur dll Studi tersebut konsisten dengan studi yang mencoba menjelaskan hubungan antar immediate-long term stressor pada situasi bencana. (e.g., Blaze & Shwalb, 2009; Norris et al., 1999; Smith & Freedy, 2000).
6
Studi oleh Qingguo Han, Ya Zhou, & Fang Fan tentang Depresi (2013)
Studi longitunal yang dilakukan dalam konteks pasca gempa bumi di kota Dujiangyan, melibatkan 1573 siswa SMA. Pengukuran: Depression Self-rating Scale, Adolescent Self-Rating Life Event Checklist, Social Support Rate Scale, dan an earthquake exposure questionnaire. 22.9% - 6 bulan 32.8% - 12 bulan 22.5% - 18 bulan 28.6% - 24 bulan Prediktor depresi: earthquake exposures, negative life events, dan dukungan sosial Kecenderungan prevalensi meningkat terkait peringatan kejadian (1 dan 2 tahun)
7
Studi oleh Sue-Huei Chen (2010)
Studi longitudinal secara kualitatif selama 10 tahun yang dilakukan dalam konteks gempa Chi Chi di Taiwan (1999) pada orang dewasa. Fokus studi adalah pola perubahan kondisi psikososial, stres dan PTSD. Mereka yang mengalami gejala PTSD, beberapa mengalami perkembangan positif dalam kehidupannya. Faktor protektif: dukungan sosial, culture specific adjustment, dan program prevensi-intervensi
8
Studi oleh Puskris UI – Evaluasi Program Psikososial di Aceh Pasca Tsunami
End line 1 End line 2 Change Significance 82.7 % (Mean = 13.73, SD = 1.69) 84.4 % (Mean = 13.96, SD = 1.65) + 1.7 % Sig. t = 2.34 , p = 0.019 Evaluasi program dukungan psikososial di Banda Aceh dan Aceh Besar yang dilakukan sejak tahun Evaluasi 1 = Evaluasi 2 = Kelompok sasaran orang dewasa (n = 444, multistage random sampling) Kegiatan self-care yang dilakukan secara teratur dan perasaan memiliki peran penting dalam pemulihan bisa memprediksi risiko mengalami gangguan psikologis (F = 37.3, p = 0.00). Kombinasi kedua faktor tersebut memberikan sumbangan sebesar 56%. Semakin tinggi self-care dan perasaan memiliki peranan penting maka akan semakin rendah risiko mengalami gangguan psikologisnya.
9
Pembelajaran Kesehatan Jiwa dan Psikososial Pasca Bencana
Studi-studi yang telah dilakukan menunjukan bahwa orang yang terpapar bencana dan mengalami peristiwa sulit sesaat setelahnya, berisiko mengalami stres jangka panjang. Immediate stressor dan long term stressor berpengaruh pada munculnya gangguan psikologis atau kejiwaan mengurangi efek interaksi immediate-long term stressor PENTING Program pemulihan lebih difokuskan untuk memperkuat faktor-faktor protektif seperti dukungan sosial, culture specific adjustment atau program prevensi-intervensi
10
Terima Kasih Wahyu Cahyono wcahyono@ui.ac.id 081314023148
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.