Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDeddy Mulyono Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
THE MEASUREMENT PERSPECTIVE ON DECISION USEFULNESS
Sumber Utama (Scott, Bab 6). Outline Kuliah: Konsep Perspektif Pengukuran Alasan Perspektif Pengukuran Teori Prospek Beta Anomali Pasar Modal Efisien Kesimpulan tentang Efisiensi Pasar Auditors’ Legal Liability
2
Konsep Perspektif Pengukuran
Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.
3
Konsep Perspektif Pengukuran
Measurement perspective dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin relevannya informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka reaksi investor terhadap informasi tersebut akan semakin besar. Namun demikian, measurement perspective juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value yang dapat dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak mengakibatkan menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut.
4
Konsep Perspektif Pengukuran
Measurement perspective berusaha untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Akuntan mengambil tanggungjawab untuk membantu investor dengan cara menggunakan pengukuran fair value terhadap laporan keuangan pokok. Akan tetapi, sesuai dengan SFAC 2 menyatakan bahwa ada dua kualitas informasi pokok, yaitu relevansi dan reliabilitas, yang harus dijaga keseimbangannya. Apabila hanya memperhatikan relevansi, maka reliabilitas akan berkurang dan menyebabkan laporan keuangan tidak bisa diaudit. Akuntan publik yang merupakan ujung tombak profesi akuntansi tidak lagi bisa berjalan karena laporan keuangan tidak bisa diaudit. Karena itu, batasan measurement perspective adalah berusaha untuk menggunakan pengukuran yang berorientasi pada fair value terhadap laporan keuangan pokok asalkan kualitas reliabilitas laporan keuangan pokok tersebut tidak berkurang.
5
Konsep Perspektif Pengukuran
Measurement perspective bukan untuk mengganti historical cost. Apabila suatu measurement tidak reliabel, maka tetap menggunakan historical cost. Namun demikian, tidak mudah menggunakan fair value tanpa mengurangi reliabilitas. Batasannya adalah, kita menggunakan fair value untuk meningkatkan relevansi selama reliabilitas tidak terganggu. Mengapa? Unsur reliabilitas menjadi dasar untuk pelaksanaan audit oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah gambaran pokok akuntansi dan menjadi ujung tombak akuntansi. Akuntan publik jangan ditempatkan pada posisi yang berisiko karena dituntut.
6
Alasan Perspektif Pengukuran
Mengapa measurement perspective mengusulkan untuk memasukkan informasi yang bernilai lebih relevan (more value-relevant information) dalam laporan keuangan pokok, padahal teori pasar modal efisien berimplikasi bahwa catatan kaki dan pengungkapan lain sudah cukup?
7
Alasan Perspektif Pengukuran
Berdasarkan information perspective, historical cost digunakan sebagai basis akuntansi dan mengandalkan pengungkapan penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi bagi investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting adalah bahwa diasumsikan banyak rational investor dan informed investor yang bereaksi cepat terhadap informasi akuntansi. Riset empiris tentang efisiensi pasar modal telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat bagi pasar. Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan information pespective, seperti (1) laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar modal mungkin tidak seefisien yang diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat. Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa measurement perspective dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi tersebut.
8
Alasan Perspektif Pengukuran
Dari sisi riset empiris, informasi laba hanya mampu menjelaskan sangat kecil tentang harga sekuritas. Lev (1989) menemukan bahwa respon pasar terhadap berita baik atau berita buruk tentang earnings sangat kecil. Variabilitas keuntungan abnormal dalam narrow window hanya 2% sampai 5% yang dijelaskan oleh informasi earnings, sisanya diakibatkan oleh faktor lain selain perubahan earnings. Menurut Lev, rendahnya respon pasar terhadap earnings disebabkan oleh earnings quality yang rendah. Collins, Kothari, Shanken, dan Sloan (1994) menyatakan bahwa rendahnya reaksi pasar terhadap informasi laba disebabkan oleh keterlambatan historical cost; yaitu historical cost menunggu terlalu lama untuk mengakui suatu kejadian yang relevan. Hal ini menuntut perlunya perbaikan earnings quality dengan pengenalan perspektif pengukuran terhadap laporan keuangan.
9
Alasan Perspektif Pengukuran
Dari sisi teori pasar modal efisien, pasar modal mungkin tidak efisien seperti dalam teori efisiensi pasar modal. Investor memerlukan bantuan bagaimana implikasi informasi akuntansi terhadap prediksi keuntungan masa depan. Hal ini diperkuat oleh Ohlson’s clean surplus theory yang menekankan bahwa peran utama laporan keuangan adalah dalam penentuan nilai perusahaan, bukan perspektif informasi di mana laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi. Teori ini menuntut ke arah perspektif pengukuran.
10
Alasan Perspektif Pengukuran
Dari sisi praktis, dengan meningkatnya tuntutan terhadap tanggungjawab hukum, auditor dituntut untuk menggunakan nilai wajar dalam laporan keuangan. Tuntutan ini muncul karena kenyataan gagalnya perusahaan-perusahaan besar, khususnya lembaga keuangan. Sebagai contoh, Resolution Trust serta Federal Deposit Insurance menuntut Deloitte and Touche karena memberikan clean opion terhadap perusahaan pinjaman dan tabungan yang insolvent. Kasus terbaru adalah kasus Enron dan World.com. Salah satu cara bagi akuntan untuk memproteksi diri dari tuntutan hukum adalah dengan mengadopsi perspektif pengukuran, menggunakan nilai wajar, dalam laporan keuangan.
11
Teori Prospek Expected utility theory (EUT) sudah mendominasi analisis pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian (berrisiko). Bahkan teori ini sudah diterima sebagai pedoman normatif dalam pemilihan yang rasional. Kahneman dan Tversky (1979) menyajikan bukti empiris terjadinya pelanggaran aksioma EUT. Berdasarkan aksioma EUT, dalam kondisi ketidakpastian, orang akan memilih pilihan yang menghasilkan expected utility terbesar. Mereka menamainya teori prospek (prospect theory).
12
Teori Prospek Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi. Aksioma-aksioma dalam teori prospek (PT) meliputi: Reference point. Utility function. Loss aversion.
13
Teori Prospek Reference point:
PT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan reference point, bukan nilai absolut laba atau rugi tersebut. Utilitas adalah fungsi dari laba atau rugi relatif terhadap benchmark (reference point). EUT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan nilai absolut kekayaan. Utilitas adalah fungsi dari nilai kekayaan absolut (tidak ada reference point).
14
Teori Prospek Utility function:
PT. Dalam domain laba, orang risk averse; dalam domain rugi, orang risk seeking. Fungsi utilitas adalah cekung pada domain laba dan cembung pada domain rugi. EUT. Orang diasumsikan selalu bersikap risk averse. Fungsi utilitas adalah cembung baik pada domain laba maupun pada domain rugi.
15
Teori Prospek Loss aversion:
PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih mengutamakan menghindari rugi daripada memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan (power) psikologis sebanyak dua kali lipat daripada laba. Overweight terhadap rugi dan underweight terhadap laba. Berubah 1% dari 2% ke 3% lebih bernilai besar daripada berubah 1% dari 30% ke 31% (diminishing sensitivity). EUT. Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan karena teori ini tidak memiliki reference point untuk mengukur laba atau rugi tersebut.
16
Beta Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar. Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, misalnya 200 hari untuk return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar
17
Beta Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas yang ada. Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.
18
Beta Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode , menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka menemukan bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan (firm size) lebih signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas. Daripada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke ratio dan menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan. Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta “mati.”
19
Beta Schiller (1981) yang menyatakan bahwa variabilitas harga sekuritas sama dengan variabilitas dividen. Determinan yang menentukan nilai perusahaan adalah dividen masa depan. Selain itu, asumsi bahwa beta konstan (stationary) juga kurang tepat. Apabila beta konstan, satu-satunya yang tidak pasti adalah RMt yang bersifat random. Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta “mati.”
20
Beta Beta pasar modal berkembang perlu disesuaikan karena adanya perdagangan tidak sinkron. Perdagangan tidak sinkron terjadi karena transaksi di pasar jarang terjadi. Beberapa sekuritas tidak mengalami perdagangan beberapa lama. Jika beta tidak bias, maka beta pasar (atau rata-rata tertimbang semua beta) adalah 1. Apabila rata-rata tertimbang beta tidak 1, maka selisihnya menggambarkan bias dalam beta. Koreksi terhadap beta yang bias dapat dilakukan dengan tidak metode, yaitu metode yang diajukan oleh Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983).
21
Beta Selain beta pasar, ada juga beta lain yang dikenal, yaitu: beta akuntansi dan beta fundamental. Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar dengan mengganti data return menjadi data laba (earnings). Beta fundamentel dihitung dengan berbagai variabel fundamental seperti: dividend payout, pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset size, dan earnings variability.
22
Anomali Pasar Modal Efisien
Apabila harga tidak bereaksi cepat terhadap informasi baru tetapi membutuhkan waktu lebih lama, maka keuntungan abnormal dapat terjadi. Berbagai anomali pasar modal efisien: Teori prospek Post-Announcement Drift Rasio Keuangan Akrual
23
Anomali Pasar Modal Efisien
24
Kesimpulan tentang Efisien Pasar
Apa kesimpulan akhir tentang pasar modal efisien padahal banyak temuan menunjukkan adanya anomali? Efisiensi pasar modal dinyatakan sebagai pasar modal efisien dengan anomali. Hal ini terjadi karena pasar tidak sepenuhnya efisien karena dengan informasi yang diumumkan masih ada abnormal return.
25
Auditors’ Legal Liability
Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at risk) juga berorientasi pada measurement perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor) menyiapkan penilaian tentang risiko karena perusahaan lebih mengerti risiko yang mereka hadapi daripada investor. Pengungkapan risiko ini memiliki potensi yang besar dalam decision usefulness.
26
Auditors’ Legal Liability
Akuntan dapat memproteksi diri dengan penggunaan measurement perspective dengan mengadopsi fair value seperti mark-to-market. Akuntan dapat secara eksplisit menjawab tuntutan hukum masyarakat dengan mengatakan bahwa laporan keuangan telah mengantisipasi perubahan nilai instrumen keuangan apakah akan mengarah ke kelangsungan hidup atau ke kebangkrutan. Dalam hal ini estimasi dan judgment banyak digunakan. Karena itu, akuntan dapat mengadopsi fair value hanya apabila dengan pengukuran tersebut reliabilitas informasi keuangan tidak berkurang.
27
Auditors’ Legal Liability
Apakah ancaman tuntutan hukum, apabila nilai neraca mengandung kesalahan, mempengaruhi kredibilitas pelaporan keuangan? Ya. Apabila nilai neraca salah, misalnya dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka kredibilitas laporan keuangan berkurang. Apakah dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah tergantung pada metode pengukuran yang digunakan. Karena itu, untuk mengurangi tuntutan hukum dan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, akuntan mengambil sebagian tanggungjawab investor dengan menggunakan fair value terhadap laporan keuangan pokok. Berkaitan dengan aktiva, ancaman terhadap tututan hukum lebih besar terhadap akuntan apabila necara dinyatakan terlalu tinggi dibandingkan dinyatakan terlalu rendah. Sebaliknya berlalu bagi pasiva.
28
Kasus untuk Diskusi Apa dampaknya terhadap reliabilitas laporan keuangan apabila akuntan mengadopsi measurement perspective? Apa yang menjadi alasan mengapa perhatian terhadap measurement perspective meningkat?
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.