Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
VARIABLE COSTING
2
VARIABLE COSTING FOR PRICING PURPOSES
Beberapa Manajer memahami adanya perbedaan dalam penetapan harga antara metode absorption & variable costing Variable costing berdasarkan perilakunya dapat digunakan untuk penentuan harga dengan cara =( FC : Q) + VC/unit Contoh :Biaya penerbangan satu pesawat terbang dengan 150 tempat duduk dari Jkt-Pdg dengan biaya tetap Rp ,- ditambah biaya variabel ,-/orang. Untuk menutup biaya tetap dan variabel untuk 100 penumpang maka biaya angkutnya harus : (Rp : 100) + Rp ,- =Rp ,- Jika 100 penumpang membayar penuh sebesar
3
Variable Costing for Pricing Purposes
Rp ,-/penumpang maka laba usaha adalah : Pendapatan=100x = Biaya-biaya Biaya tetap= Biaya variabel =100x50.000= LABA USAHA = . Seat yang kosong diisi dengan menjual sambil memberikan diskon 60% dan terjual 35 tiket maka tambahan laba usahanya adalah : Pendapatan=(100x )+(35x )=
4
Variable Costing for Pricing Porposes
Biaya tetap Biaya variabel=135x LABA USAHA . Ternyata dengan adanya penambahan tiket dengan pemberian diskon 60% akan dapat meningkatkan laba usaha menjadi Rp ,-
5
Variable Costing versus Absorption Costing
Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik tetap maupun variabel. . Variable Costing : Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.Sedangkan BOP Tetap termasuk biaya periodik.
6
Contoh perhitungan Nopember Desember Persediaan awal 0 200
Produksi Penjualan Persediaan akhir . Biaya-biaya : Biaya produksi variabel/unit : Bahan langsung Rp.100, Rp.100,- Tenaga kerja langsung , ,- Overhead pabrik variabel , ,-
7
Contoh perhitungan Biaya produksi tetap/bulan 160.000 160.000
Adm&pemasaran variabel Adm&pemasaran tetap/bulan Harga jual/unit . Nilai persediaan : Absorption costing= 200 unit xRp260= ,- Variable costing=200 unitxRp = ,-
8
Dampak Terhadap Laba Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak terjadi perubahan terhadap persediaan, maka Laba Absorption=Laba Variable. Bila Produksi > Penjualan sehingga terjadi peningkatan persediaan, maka Laba Absorption > Laba Variable Costing. Bila Produksi < Penjualan sehingga terjadi penurunan persediaan, maka Laba Absorption < Laba Variable Costing.
9
Laporan Rugi Laba(format tradisional)
Nopember Desember Pendapatan penjualan 1.800 X Rp 2.200 X Harga pokok penjualan 1.800 x Rp 2.200 x LABA KOTOR Adm&Pemasaran (1.800xRp20) = (2.200xRp20) LABA NETO
10
Laporan Rugi Laba(format kontribusi)
Pendapatan penjualan Nopember Desember 1.800 X Rp 2.200 x Biaya variabel (1.800xRp180)+1.800x20= (2.200xRp180)+2.200x20= Margin kontribusi Biaya tetap LABA NETO
11
Perbedaan Laba Pada bulan Januari ternyata laba neto Absorption Costing lebih besar daripada laba neto Variable Costing sebesar Rp ,-.Perbedaan ini timbul karena adanya penangguhan BOP tetap pada persediaan akhir sebesar (Rp : 2.000)x200unit =Rp ,-
12
Perbedaan Laba Pada bulan Februari ternyata laba neto Absorption costing lebih rendah daripada Variable costing sebesar Rp ,-Hal ini terjadi adanya pengeluaran BOP Tetap dalam persediaan awal. Pendekatan Absorption Costing=Penjualan Pendekatan Variable Costing= Produksi
13
Reconciliation Of Absorption and Variable Costing Net Income (NI)
November December Variable Costing-NI Add: Fixed-FOH Cost (200 unitxRp.80) Deduct: (200 unitxRp.80) Absorption Costing
14
Keunggulan Variable Costing
Data yang diperlukan untuk keperluan CVP Analysis dapat diambil langsung dari Laporan Rugi Laba yang disusun dengan format kontribusi. Hal ini tidak dapat dilakukan pada Laporan Rugi Laba format tradisional. Laba akan terarah pada Penjualan karena Laba yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Manajer selalu berasumsi bahwa yang dinamakan biaya produksi hanyalah yang bersifat variabel saja, sehingga akan menjadi masalah kalau diterapkan Absorption Costing karena disamping ada biaya produksi variabel juga dimasukkan unsur biaya tetap.
15
Keunggulan Variabel Costing
Variable Costing berkaitan dengan Standar Costing dan Flexible Budget, tidak demikian dengan Absorption Costing. Laba Netto berdasarkan Variable Costing lebih dekat kaitannya dengan Net Cash Flow daripada Absorption Costing terutama pada perusahaan yang mengalami masalah serius dengan Cash Flownya. Data Variable Costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis lainnya.
16
Keunggulan Variable Costing
Pada Variable Costing, dampak Fixed Cost terhadap Laba sangat jelas. Tidak demikian dengan Absorption Costing yang samar-samar. Berdasarkan keunggulan2 Variable Costing tersebut bukan berarti Absorption Costing jelek, tetapi lebih mengarah pada tujuan penggunaannya. Variable Costing digunakan untuk membantu manajemen dalam melakukan analisis biaya, sedangkan Absorption Costing memberikan informasi keuangan bagi External Users.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.