Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SISTIM LAKRIMAL & AIR MATA (TEARS)
BAGIAN I.P. MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2
ANATOMI LAKRIMAL
3
APPARATUS LAKRIMALIS The puncta sup & inf
The canaliculi : sup &inf common canaliculus : valve of Rosenmuller The lacrimal sac The nasolacrimal duct : 12mm, valve of Hasner Meatus nasi inf Seluruh saluran air mata dilapisi epitel
4
GAMBAR APPARATUS LAKR.
5
PENGALIRAN AIR MATA : Capilarity of canaliculi: 70%lower
Mata terbuka, otot relaks, sac collapse (Positive pressure ) and gravitasi Berkedipkontraksi m orbicularis oculi, MEKN. Pompa saccus lacrimalis (neg.pressure) ke meatus nasi inf.
6
MEKANISME POMPA KEDIP
7
PENYAKIT APP. LAKR. Watering: Mata Kering (Dry Eyes)
Lacrimation (hyperlacrimation) Epifora (Tearing=hipersekresi) karena: Lacrimal pump failure Obstruction Malposition. Mata Kering (Dry Eyes) GANGGUAN SISTEM LAKRIMAL: - Obstruksi - Infeksi
8
DAKRIOSISTITIS Sekunder karena obstr. Duct nasolacrimal
Acute -- Chronic 90% Px usia bayi, anak & px menopause>40 th E/c jamur sering terbentuk dacriolith dan membuntu dnl Tearing, sekret/discharge
9
DAKRIOSISTITIS AKUT
10
Initial treatment : Incision and drainage
AKUT : TANDA RADANG AKUT (pain, redness swelling) , TENDERNESS (perlunakan) & SEKRET PURULEN TX : Initial treatment : antibiotika lokal & sistemik Kompres hangat Incision and drainage
11
Kronis, tanda radang akut mereda, sekret mukoid & tearing
Sering disertai ulkus kornea Perforasi kulit sakusfistula TX : Probing Dacryosistorhinostomi(dcr)
12
DAKRIOSISTITIS AKUT & ABSES
13
KISTA KLJ. LAKRIMALIS
14
Congenital Obstruction
NORMAL, DNL 85% terbuka sebelum lahir Kadang-kadang buntu salah satu Tearing, reflux purulent material TX : Antibiotika tetes mata Massage daerah dnl & sakus Irigasi PROBING stlh12bln-2th 95% terbuka DCR 3-4th
15
IRIGASI
17
PROBING
18
CANALICULITIS Kronik, Unilateral
Biasanya E/C Jamur Actinomyces, Candida Aspergilus Gx : Mirip Konjungtivitis Dgn Sekret Purulen Tx : Kuret Jar. Nekrotik Irigasi Antijamur, Antibiotika Gagal, Canaliculectomi
19
CANALICULITIS
20
DACRYOADENITIS Radang Akut Klj. Lakrimal
Anak2 :Parotitis Epidemika/Mumps, Influenza Dan Morbili Dewasa : Neisseria Gonorhoica Akut : Tanda Radang Akut Klj Lakr. Tx : Antibiotika, K/P Insisi Kronis : Manifestasi Sarcoidosis, Miculicz Sindrom, Tuberculose, Lymphocytic Leukemia, Lymphosarcoma
21
DACRYOADENITIS
22
AIR MATA/TEARS Komposisi Sekresi Klj. Lakr. Mayor Dan Minor, Sel Goblet & Meiboom Lapisan tipis 7-10 um, melapisi kornea & konjungtiva Volume = 6 ul Pergantian rerata = 1,2 ul
23
FUNGSI AIR MATA Membasahi Epitel Kornea & Konjungtiva
Meratakan Permukaan Kornea Mencegah Kerusakan Sel Epitel Menghambat Pertumbuhan Mikroorganisme Mempermudah Penetrasi Obat Mencegah Evaporasi Tears
24
KOMPOSISI AIR MATA GAMA GLOBULIN, IgA, IgD, IgG, IgE, IgM LYSOZYM
GLUCOSA 2,5mg/dl UREA 0,04mg/dl K+, Na+, Cl- Ph = 7,35 Osmolaritas = mosmol/L
25
LAPISAN AIR MATA Superficial Lipid Layer (Monomolekuler)gl. MeibomEvaporative DE Middle Layer (Aquos Layer)gl lacrimalishiposekresi DE Deep Mucinus Layergoblet sel,kripta of henle,gl Manzhiposekrsi &evaporative DE
26
GAMBAR LAPISAN AIR MATA
27
MUCIN LAYER
28
Secara periodik terjadi pergantian lapisan air mata
Merupakan usaha mencegah kekeringan setempat Caranya ? .....KEDIP DONG.....
29
PEMERIKSAAN KHUSUS: Tear film break up time Rose bengal Shirmer test
30
1. DRY EYE SYNDROME Mata Pedih, Ngeres Seperti Berpasir
Sindroma Mata Kering Defisiensi Salah Satu Komposisi Tears Film Keluhan Mata Pedih, Ngeres Seperti Berpasir Gatal, Sekret Mukus Berlebihan, Panas, Takut Sinar Mata Merah & Nyeri
31
Pemx : Klj. Lakr. Membengkak Kornea :
Punctat Keratitis (Akut) Filamen (Kronis) Schirmer test, normal 15mm Kx : Keratoconj. Sicca, menurunnya Visus, Ulserasi Kornea Sampai Perforasi Kornea Tx : Drops, Gels Ointment Aquos Def. : Artificial Tears Mucin Def. : Serum Penderita, Tetes Mata Atau Water Soluble Polymers Occlussion : temporary, reversible long term,permanent
32
TERAPI DRY EYES Mild Artifical tears: up 4x/daily
Lubricating ointment -- bedtime Hot compresses & eyelid massage Moderate Artifical tears: up 4x/daily to hourly Reversible occlusion, lower puncta (plugs) Severe All of the above Punctal occlusion Sustained release tear inserts Moist enviroment Tarsorhapy Bandage lenses
33
2. HIPERSEKRESI LAKRIMAL
CX : Rangsangan/Stimulasi Klj. Lakr, Emosi, Nyeri, Neurogenik, Mata Lelah, Erosi Kornea, Benda Asing Mata, Iritasi N. Fasialis O/K Muntah, Tertawa, Sinar Yg Kuat Kebuntuan Aparatus Lakrimalis O/K Oklusi Atau Eversi Pungtum Lakr., Obstr. Kanalikuli & Duktus Nasolakrimalis
34
3. CROCODILE TEARS Paradoxic Lakrimasi Unilateral
Excessive Tearing Saat Mengunyah Cx : Sequelle Bell`s Palsy Regenerasi N. Fasialis
35
4. BLOODY TEARS Selalu Berhubungan Menstruasi (Primer)
Sekunder O/K Rudapaksa, Blood Dyscrasia, Tumor Sakus Lakrimalis Hipertensi, Tjd. Epistaxis-reflux-bloody Tears
36
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
KELAINAN KELOPAK MATA BAGIAN I.P. MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
37
KELAINAN POSISI KELOPAK MATA
Entropion Ektropion Dermatokalasis/Blefarokalasis Epikantus Blefarospasme/Tic Ptosis Pseudoptosis Koloboma
38
1. ENTROPION Tepi Kelopak Membalik Kedalam Sebab : Terapi : Operasi
Spasme Senil Sikatriks Trauma Trakhoma Terapi : Operasi Sbl (Sie Boen Lian) Alr (Anterior Lamellar Reposisi)
39
ENTROPION
40
ENTROPION KONGENITAL
41
ENTROPION SPASTIK
42
2. EKTROPION Kelopak mata bawah membuka / membalik keluar. Bila pd orang tua sering bilateral Penyebab : Tjd Relaxasi M.Orbicularis Oculi : Proses Ketuaan Atau Aging Process. Paralyse N. Cranialis (7). Akibat Dari Ektropion Dpt Tjd Exposure Keratitis.
43
ECTROPION
44
PENGOBATAN Pada Org Tua / Aging Proses Memendekkan Secara Horizontal M. Orbicularis Oculi. Bila Oleh Krn Cicatric Cicatric Dilepaskan. Bila Ectropion Ringan Kauterisasi Conjunctiva Palpebra
46
3. BLEPHAROKALASIS / DERMATOKALASIS
Adalah: Kulit di daerah tarsal kehilangan daya elastisitasnya atau mengendor. Biasanya : Pada Org Tua Edema Yg Berulang. Jarang Akibat Edema Yg Berulang. Atropi Spt Ptosis. Pengobatan : Eksisi kulit dan reparasi apponeurosis Levator Palpebra Superior.
47
DERMATOKALASIA
48
4. EPICANTUS Lipatan Vertikal Kulit Di Canthus Medialis.
Bila Lipatan Kulit Ini Ckp Lebar, Sklera Bagian Nasal Spt Cross Eye. Dpt Sembuh Sendiri Dgn Bertambahnya Usia.
49
5. BLEPHAROSPASME / TIC Kontraksi M. Orbicularis oculi persisten & involuntary. Biasanya bilateral & sering tjd pada org tua. Etiologi Iritasi Pada : Cornea Conjunctiva N. Facialis Emosi, Stress dan Kelelahan Memperburuk Keadaan.
50
PENGOBATAN : Menghilangkan Faktor Predisposisi, Spt Iritasi Cornea, Conjunctiva Maupun N. Facialis. Reassurance Terutama Bila Tdk Dipengaruhi Emosi. Alkohol Infiltrasi Membuat Keadaan Paralyse Yg Temporer Infiltrasi Long-acting Lokal Anaesthesia.
51
6. PTOSIS Keadaan Dimana Waktu Membuka Mata, Kelopak Mata Atas Turun.
Unilateral Ataupun Bilateral. Konstan Maupun Intermiten. Etiologi : - Kongenital, Kegagalan / Ketidaksempurnaan Pembentukan M. Lev. Palpebra Superior & M. Orbicularis Oculi. Bila Disertai Kegagalan Pembentukan M. Rektus Superior Terjadilah “ Complete Ophthalmophlegia Externa “. Diturunkan Scr Characteristic Dominan.
52
• Normal 15 mm • Good 8 mm or more • Fair 5 to 7 mm • Poor 4 mm or less.
53
PTOSIS KONGENITAL
54
PTOSIS
55
F Myogenic: Myasthenia Gravis, DystrophiaMusculorum.
ACQUIRED / DIDAPAT. Disebabkan Oleh : F. Mekanik:Beban M. Levator Meningkat O/K Adanya Edema, Tumor, Atau Xanthelasma. F Myogenic: Myasthenia Gravis, DystrophiaMusculorum. Neurogenic / Paralitik: Gangguan Perjalanan N. III, Pada Nucleus / Kelainan Myoneural Junction.
56
PENGOBATAN : - Bila Ringan Dibiarkan Saja.
- Bila Krn Myasthenia Gravis Dpt Diberikan Pengobatan Neostigmin Dan Lain2. Operasi Dgn Memperkuat M. Levator Palpebra Superior. Operasi Menggantung Palpebra Superior Pada Dahi.
57
7.PSEUDOPTOSIS Terjadi krn palpebra superior kehilangan support spt tdk adanya bolamata, bolamata mengecil.
58
8. KOLOBOMA KELOPAK Tidak terbentuknya kelopak mata secara utuh
Biasanya didapat (kongenital) Tx : operasi sesegera mungkin untuk menghindari kerusakan kornea
59
KOLOBOMA KELOPAK
60
HORDEOLUM. Infeksi pd kelenjar di palpebra oleh staphiloccus.
Tanda lokal: palpebra bengkak kemerahan, nyeri --perlunakan akut, pembentukan pus dan terjadilah abcess. Hordeolum interna kelenjar meiboom. Hordeolum externa :kelenjar zeiss dan mool.
61
Hordeolum Internum Dapat Menuju Konjunctiva Dan Dapat Jg Ke Kulit.
Hordeolum Externum Selalu Menuju Kulit Pada Tepi Palpebra. Pengobatan : Pada Stadia Infiltrat : Kompres Dgn Air Hangat + Anti Biotika Lokal. Pada Stadia Abcess : Incisi.
63
HORDEOLUM EXTERNUM
64
HORDEOLUM INTERNUM
65
ABSES KELOPAK
66
B. CHALAZION. Radang steril granulomatus kelenjar meiboom.
Penyebab : buntu excresi kelenjar meiboom, retensi kista kelenjar meiboom reaksi keradangan granulomatous Tanda spesific : lokal edema kadang didahului keradangan menghilang tinggal suatu benjolan / tumor pd palpebra. Chalazia yg besar akan menekan bolamata dan menimbulkan astigmatis.
67
DIAGNOSA BANDING : Hordeolum tetapi tdk ada tanda2 keradangan pd chalazion. Chalazia hampir tdk pernah sembuh spontan. Chalazia yg besar & terletak di palpebra superior dpt memberikan pseudoptosis.
68
CHALAZION PALP. INF.
69
CHALAZION PALP. SUP.
70
PENGOBATAN : INSISI Histhopathologi :Suatu Keradangan Granulomatus Dgn Sel2 Laghans Tipe Giant Cell. Pengobatan : Excisi Chalazia Yg Mengalami Kekambuhan, Hrs Di Biopsi Krn Kemungkinan Suatu Keganasan (Malignancy) Basalioma.
71
INSISI CHALAZION
73
BASALIOMA
74
C. BLEFARITIS MARGINALIS.
- Suatu Radang Kronik Dan Bilateral Pada Tepi Palpebra. - Terdapat 3 Tipe ; Tipe ulseratif e.c staphilococcus. Tipe seborrhoic e.c pityrosporum ovale. Mixed type atau tipe campuran dari tipe 1 & 2. - Gejala : Iritasi, Panas Dan Gatal Pd Tepi Palpebra.
75
Pd pemeriksaan klinik : conjunctivitis & superficial keratitis pd sepertiga bwh kornea.
Keluhan terutama pagi hari. Blefaritis oleh staphilococcus predisposisi tjdnya chalazia dan hordeolum. Pengobatan : anti stapilococcus misalnya sulfonamide. Bila dibiarkan sj akan terjadi kronik.
76
BLEFARITIS MARGINALIS
77
BLEFARITIS KUTU
78
D. MEIBOOMIANITIS Keradangan kronik dan bilateral pd kelenjar meiboom.
Berusia > 40 th & berhubungan erat dgn blefaritis. Keluhan mata merah, iritasi dan terus menerus bersekret. Pengobatan : dengan expresi berulang kelenjar meiboom.
79
XANTHELASMA
80
MOLUSCUM CONTAGIOSUM
81
STEVEN JOHNSON SYNDROME
82
EDEMA KELOPAK
83
TANDUK KUTANEUS
84
HEMANGIOMA KAVERNOSA
85
HERPES ZOSTER OFTALMIK
86
PAPILOMA
87
EKSIM KULIT
88
KERATOAKANTOMA
89
NEUROFIBROMATOSIS
90
MADAROSIS/ KELOPAK TANPA BULU MATA
91
DERMATITIS KONTAK
92
DERMATITIS ATOPIK
93
EMFISEMA KELOPAK
94
KUINGIN BISA (ARMANTO)
KESIBUKAN MAKIN MELANDA PEKERJAAN BERTUMPUK KIAN MENDERA WAKTU SEAKAN HABIS TERSITA ENERGI TERSERAP TIADA TERASA ILMU PERAS TENAGA TAHU DEKAP TELAGA RASA PIKIR BUKA PERMATA MENGERTI SATUKAN JIWA AKU INGIN BISA, AKAN BISA DAN HARUS BISA !
95
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
KONJUNGTIVA BAGIAN I.P. MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
97
KONJUNGTIVA Membran mukus tipis & transparan melapisi bagian Post. Palpebra & ant. Sklera Bag. Nasal jadi caruncula & semilunar fold Tdd : konj. Palpebra, bulbi & tarsalis Inervasi : syaraf cab. N.V (trigeminus) Vaskularisasi : A. Siliaris ant. & A. Palpebralis Banyak mgd klj. Lymphe Histologis : Epitel : Superfisial Dan Basal Stroma : Adenoid Layer (Kelenjar) Dan Fibrous Layer(jar. Ikat)
98
Di tepi Palp. bergabung dengan Kulit
Di Limbus jadi Epitel Kornea Pars Palp. Melekat Erat Tarsus, pada Fornix melekat pada Septum Orbitale Dekat Limbus Tdd Epitel berlapis pipih Epitel Supf. Mgd. Sel Goblet Basal Berwarna Gelap & kadang-kadang Mgd. Pigmen
99
Lapisan Adenoid Stroma Mgd. Jar Lymphoid & Bbrp Tempat Mgd. Folikel
Lap. Adenoid Baru Terbentuk Stlh Usia 2-3 Bln, Neonatus Mdrt Inclusion Conj. Terdapat Hipertropi Papiler Dpd Folikuler Klj. Krausse & Wolfring Terletak Dalam Stroma, Krausse Di Fornix Sup., Wolfring Di Tepi Tarsus Sup. Bag Atas
101
KONJUNGTIVITIS Infeksi Atau Inflamasi Konjungtiva
Sering Sembuh Sendiri/Self Limiting Disease, Karena : Zat Anti Mikrobial Tear Film Klj. Lymphoid Stroma Konj. Epitel Terus Menerus Diganti Suhu Rendah O/K Penguapan Tear, Hambat Pert. Mikroorg. Aliran Air Mata Gelontor Mikroorg. Mikroorg. Tertangkap Mukus Hasil Sekresi Sel Goblet
102
GEJALA/KELUHAN PX Rasa ngeres (berpasir=sandy feeling) Gatal-gatal
Panas Berair Sulit buka mata
103
TANDA (OBYEKTIF) Hiperemia, Tut Fornix, Menghilang Di Limbus, Cvi (Conj. Vasc. Injection) Epifora/Berair Terus Sekret, Eksudat Sel2 Radang Pseudoptosis, Infiltrasi Sel Rdg Di Palp. Sup Chemosis (Edema Konjungtiva) Hipertrofi Papiler, Adanya Sel2 Rdg Menumpuk Diantara Fibrin
104
9. Granuloma, Pert. Jar. Fibovask
7. Hipertrofi Folikuler, Hiperplasi Limfoid Dlm Lap. Adenoid 8. Membran/Pseudo Membran, Proses Koagulasi Kuman/Toksik, Bila Supf=pseudo, Di Epitel=true 9. Granuloma, Pert. Jar. Fibovask 10. Adenopati Preaurikuler, Tut Virus Atau Chlamydia 11. Phlycten, Manifestasi Lokal Pada Limbus Alergi Thd Toksin
105
HIPERTROFI FOLIKULER
106
HIPERTROFI PAPILER
107
HIPERTROFI PAPIL HIPERTROFI FOLIKEL Asal Vasodilatasi p. drh yg dilap mucosa Hiperplasi limfoid fokal dr stroma adenoid konj Warna Merah Lebih pucat P. Drh + Avaskular Konsist Keras Lunak Bentuk Tonjolan Bulat Dipecah Sukar pecah Mudah pecah Causa Conj. Vernalis Conj. Folikularis
108
Kuman patogen konj. Sering juga patogen utk genital, neisseria gonorhoica, chlamydia oculogenital
Dd : keratitis, iritis & glaukoma E/C kuman ? : pengecatan scrapping konjungtiva dgn gram – ziehl nielsen atau giemsa, periksa dgn mikroskop
109
PENYEBAB BAKTERI : PURULEN : AKUT KATARAL SUB AKUT KATARAL :
Neisseria Gonorhoica Neisseria Meningitidis AKUT KATARAL Pneumococcus Haemophylus Aegypticus SUB AKUT KATARAL : Haemophilus Influenza KRONIK BLEFAROKONJUNGTIVITIS Staphilococcus Aureus Moraxela Lacunata
110
B. CHLAMYDIAL Trachoma, Chlamydia Trachomatis
Inclusion Conjunctivitis, Chlamidia Oculogenital Lymphogranuloma Venereal Psitacosis
111
C. VIRAL Pharyngoconjunctival Fever Adenovirus Tipe 3 & 7
1. ACUTE VIRAL FOLLICULAR CONJUNCTIVITIS Pharyngoconjunctival Fever Adenovirus Tipe 3 & 7 Epidemic Keratoconjunctivitis, Adeno Virus Tipe 8 & 19 Acute Haemorrhagic Conjunctivitis, Enterovirus Tipe 70 Atau Coxsackie Virus Tipe A.28 Herpes Simpleks Keratitis New Castle Disease
112
2. CHRONIC VIRAL CONJUNCTIVITIS
Moluscum Contagiosum Vaccinia Varicella Zoster Measles Virus D. FUNGAL : Candida
113
Hay Fever Conjunctivitis Vernal Conjunctivitis Atopic Keratoconj.
E. ATOPIC/ALERGI : IMMEDIATE (HUMORAL) HYPERSENSITIVITY REACTION Hay Fever Conjunctivitis Vernal Conjunctivitis Atopic Keratoconj. Giant Papillary Conj. DELAYED (CELLULAR) HYPERSENSITIVITY REACTION Phlyctaenulosis Conj. E/C Blepharitis
114
Mucus Membran Pemphigeus Midline Granuloma
3. AUTO IMUN DISEASE : Keratoconj. Sicca Psoriasis Mucus Membran Pemphigeus Midline Granuloma PENYULIT CONJ. KATARALIS : Ulkus Kataralis Keratitis Epitelial Phlycten
115
Konjungtivitis hiperakut dgn sekret purulen E/C Neisseria Gonorhoika
GONOBLENORHOE Konjungtivitis hiperakut dgn sekret purulen E/C Neisseria Gonorhoika Hiperakut N. Gonorhoika, Kokus, Gram Negatif, Sering Sbg penyebab Urethritis Pria & Vaginitis/Bartolinitis Wanita Infeksi Kontak langsung kuman & konjungtiva
116
Sekret Mata Spt Nanah Banyak Sekali
GEJALA : Mendadak Bbrp Jam S/D 3 Hari K.U : Mata Merah, Bengkak, Sekret Purulen Spt Nanah Yg Kdg2 Bercampur Darah GAMBARAN KLINIK/TANDA : Hiperemia Konj. Hebat Sekret Mata Spt Nanah Banyak Sekali Kelopak Mata Bengkak O/K Edema Konj. Palpebra & Bulbi Perdarahan O/K Edema Konj. Yg Hebat, Mengakibatkan Pecahnya Pemb. Darah Konj.
118
Didapatkan Sel2 Polimorfonuklear Dlm Jumlah Banyak
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Scrapping/Kerokan Getah Mata Yg Purulen Dicat Dgn Gram Dan Diperiksa Dibawah Mikroskop Didapatkan Sel2 Polimorfonuklear Dlm Jumlah Banyak Diplokokus Gram Negatif Berpasang-pasangan Seperti Biji Kopi Yg Tersebar Didalam & Diluar Sel DIAGNOSA, Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium
119
NEISSERIA GONORHOIKA
120
Pemeriksaan Klinik : Keradangan Konjungtiva Hiperakut Dgn Getah Mata Spt Nanah Yg Kdg2 Bercampur Darah Pemeriksaan Lab : Didapatkan Kuman2 N. Gonorhoika Dlm Sediaan Yg Berasal Dari Kerokan Atau Getah Mata Konjungtiva
121
TANPA PENYULIT KORNEA :
PENGOBATAN : TANPA PENYULIT KORNEA : Topikal : Salep Mata Tetrasiklin Hcl 1% Atau Basitrasin Minimal 4x Sehari Pada Neonatus, Tiap 2 Jam Pada Px Dewasa, Dilanjutkan 5x Sehari Sampai Resolusi Sistemik Dewasa : Penisilin G 4,8 JUTA Iu Intra muskular dosis tunggal ditambah probenesid 1 gram peroral, Atau ampisilin dosis tunggal 3,5 gram peroral Neonatus : Injeksi Penisilin Dgn Dosis Iu/KG BB Bila Tidak Tahan Derivat Penisilin, Bisa Diberikan Thiamfenikol 3, Gram Dosis Tunggal Atau Tetrasiklin 1,5 Gram Initial, Dilanjutkan 4x500 Mg Selama 4 Hari
122
2. DENGAN PENYULIT KORNEA :
TOPIKAL : Salep mata basitrasin atau tetes mata ciprofloxacin tiap jam, bisa juga diberikan penisilin sukonjungtiva Anak, diberikan salep mata saja tiap 2 jam ofloxacin Bila tidak tahan penisilin, injeksi dapat diganti eritromisin laktobionat SISTEMIK Sama seperti tanpa penyulit kornea Beberapa antibiotika lain yg sensitif untuk N. Gonorhoika adalah eritromisisn, neomisin, gentamisin dan cipr
123
PROGNOSIS Tx cepat -- Dosis Cukup, Sembuh Tanpa Komplikasi
Lambat Atau Kurang Intensif, -- Penyulit Kornea, sembuh -- Disertai Sikatriks Kornea Dan Penurunan Tajam Penglihatan Menetap S/d Kebutaan Hati2 -- Memberikan Informed Consent Pada Orang Tua Orang Tua Harus Diberi Pengobatan Untuk Mencegah Penularan Ulang—c/ SpKK
124
KONJUNGTIVITIS VERNAL
BATASAN : Keradangan bilateral konjungtiva yg berulang menurut musim dgn gambaran spesifik hipertropi papiler didaerah tarsus & limbus PATOFISIOLOGI : Mnrt lokasi : tipe palpebral & limbal Tipe palpebral bbrp tempat akan hiperplasi, bagian lain atropi
125
TIPE LIMBAL
126
Substantiapropria terinfiltrasi sel2 limfosit, plasma dan eosinofil
Pada stdium lanjut, jumlah sel limfosit, plasma & eosinofil akan meningkat, sehingga terbentuk tonjolan daerah tarsus, disertai pembentukan pembuluh darah baru Degenerasi hyalin pd std dini & menghebat Pada tipe limbal lokasinya di limbus konjungtiva
127
ETIOLOGI : Alergi merupakan kemugkinan terbesar penyebab konjungtivitis vernal : Tendensi diderita anak2 dan remaja Kambuh musiman Pemeriksaan getah mata : eosinofil Dd : Trakhoma, didapat folikel pd stadium awal, yg akhirnya terselubung papiler. Sedangkan pada konjungtivitis vernal tidak pernah didapatkan folikel. Hay fever konjungtivitis : pembengkakan palpebra e/c edema sel. Pada konjungtivitis vernal pembengkakan O/K adanya infiltrasi cairan kedalam sel.
128
GAMBARAN KLINIK KELUHAN UTAMA : GATAL Gatal PTOSIS : ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan Getah mata : konsistensi elastis (bila ditarik molor). Horner trantas dots : gambaran seperti renda pada limbus.
129
HORNER TRANTAS DOT`S
130
KELAINAN DI KORNEA : Pungtat epitelial keratopati.
Ulkus kornea yang berbentuk lonjong vertikal. Tdk membutuhkan pengobatan khusus.
131
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada kerokan konjungtiva di daerah tarsus atau limbus didapatkan sel-sel eosinofil dan eosinofil granul. DIAGNOSA : Pemeriksaan Klinik Dan Laboratorium.
132
PEMERIKSAAN KLINIK ANAMNESA : keluhan gatal-gatal, mata merah kecoklatan (kotor). Palpebra : didapatkan hipertropi papiler, cobble stone, giant’s papilae. Konjungtiva bulbi : merah kecoklatan dan kotor, terutama di fisura interpalpebralis. Limbus : horner trantas dots PEMERIKSAAN LABORATORIUM : Pada pemeriksaan kerokan konjungtiva atau getah mata didapatkan sel-sel eosinofil dan eosinofil granul.
133
COBBLE STONE
134
GIANT PAPIL
135
DD. CONJ. VERNAL DAN ATOPIC
feature Vernal Atopic Seasonal ch Definite seasonal exacerb. Little or no Itching More prominent icth. Some Icth. Papillae Giant pap. Upper>lower Small to medium upp. & lower Eyelid changes Minimal Eczematous Chemosis Moderate milky, boggy conj edema Corneal scarring Less Extensive Conjung. Scarring More simblefaron Lens changes No associated Ant & post subcapsular opc Eosinophils Numerous Few
136
PENGOBATAN : KORTIKOSTEROID LOKAL : pengobatan terbaik keluhan maupun gejala-gejala penderita konjungtivitis vernal. Tetapi, penyulit :glaukoma, katarak & ulkus kornea. Keluhannya menjadi sangat berkurang, cenderung untuk memakai kortikosteroid secara terus menerus.
137
Sebaiknya kortikosteroid lokal :2 jam selama 4 hari, obat-obatan lain.
Kompres dingin: 10 menit ;beberapa kali sehari Disodium cromoglycate 2 % , 4 kali sehari. Kortikosteroid & antihistamin per oral dapat dianjurkan kasus-berat. Anjuran untuk pindah ke tempat yang lebih dingin.
138
PROGNOSA : Konjungtivitis vernal diderita sekitar 4 sampai 10 tahun,dengan remisi & exaserbasi. Penyulit konjungtivitis vernal ->kortikosteroid lokalglaukoma khronik simpel yang terbengkalai kebutaan.
139
HERPES SIMPLEK VIRUS CONJUNCTIVITIS :
Hanya terjadi pada infeksi primer Sembuh dengan sendirinya dalam 2-3 minggu. Unilateral. Bila menjalar ke kornea akan menimbulkan lesi epithelial. New castle disease : Conjunctivitis folicularis yang banyak didapat pada peternakan unggas.
140
KONJUNGTIVITIS
141
ACUTE HAEMORRHAGIC CONJUNCTIVITIS :
Juga disebut apollo 11 disease. Penyebab : enterovirus tipe 70 dan coxsakie virus tipe a 24. Masa inkubasi :sekitar 8 jam sampai 2 hari. Keluhan : Mata merah ngeres, nyeri, takut sinar dan kelopak mata bengkak. Pendarahan subconjunctival berupa punctat kemudian mengalami konfluasi sehingga menjadi bercak-bercak .
142
HAY FEVER (ATOPIC CONJUNCTIVITIS)
Suatu Conjunctivitis Yang Non Spesifik Disertai Rhinitis Alergika. PENGOBATAN : Vaso Constrictor Kompres Dingin Anti Histamin
143
TRACHOMA Hampir semua penyakit mata di indonesia oleh orang awam disebut trachoma, kelainan refraksi. Penyebab : chlamidia trachomatis. Penyakit ini sudah ditemukan 27 abad sebelum christus. Periode inkubasi : 5-14 hari dengan rata2 sekitar 7 hari. Pada anak2 :insideous sedangkan Pada orang dewasa :subakut. Pada fase awal gejala trachoma hampir sama dengan conjunctivitis karena bakteria.
144
KLASIFIKASI TRACHOMA OLEH Mc.CALLAN MEMBAGI 4 STADIA :
STADIA 1 : conjunctivitis subakut disertai hyperplasia lymphoid dan terbentuknya folikel yang matur. Stadia 2 a : juga disebut established trachoma, hipertropi papiler dan hipertropi folikuler yang matur tarsus superior. Stadia 2 b : established trachoma dengan hipertropi papiler yang dominan, menutupi folikel-folikel pada tarsus palpebra superior. Stadia 3 : trachoma + cicatrix. Stadia 4 : trachoma sembuh. Tampak cicatrix linear pada tarsus superior tanpa disertai tanda-tanda keradangan.
145
STADIUM 2B
146
TRACHOMA STADIUM 3
147
ENTROPION E/C TRACHOMA
148
PENYULIT : Terbuntunya ductus lakrimalis aqueus layer berkurang.
Scar / cicatrix entropion dan trichiasis. Trichiasis erosio kornea, ulkus kornea,sembuh dengan cicatrik. Pannus: infiltrat pada kornea disertai neovascularisasi yang akan menurunkan visus. PENGOBATAN : TOPIKAL : tetrasiklin 1 %, sulfonamide 15 %. SISTEMIK : Tetrasiklin / Erytromycine 1gr. (Selama 3-4 minggu).
149
Klasifikasi WHO: FISTO
TF: Trachomatous inflammation-follicular TI : Trachomatous inflammation intense TS: Trachomatous scarring. TT: Trachomatous trichiasis. CO: Corneal opacity
150
Pannus dan Herbet’s pit,dr khurana
151
INCLUSION CONJUNCTIVITIS :
Anak2 conjunctivitis hyperakut dg sekret yg purulen dan disebut inclusion blenorhoe. Penyebab : chlamidia oculo genetalis, spesifik bisa hidup pada urethrae laki2 atau cervix wanita. Penyakit ini dari uro genitalis ke mata. Dpt tjd pada kolam renangkadar chlor dalam air kolam kurang adekwat. Pada neonatus : kontak langsung conjunctiva -cervix ibu. Klinik : anak2 atau bayi berat blenorhoe. Pengobatan pada bayi : tetrasiklin 1 %, sulfonamide 15 %.
152
VIRAL CONJUNCTIVITIS :
Paryngo conjuntival fever. Perjalanan penyakit akut disertai febris 38,5-40 derajat celcius. Pharyngitis. Conjunctivitis folicularis. Penyebab : adeno virus tipe 3 & 7. EPIDEMIC KERATO CONJUNCTIVITIS Penyebab : adeno virus tipe Karakteristik : adanya infiltrat subeppithelial pada cornea yang bila sembuh tidak meninggalkan bekas.
153
EPIDEMIC KERATOCONJ.
154
PENYAKIT2 PADA CONJUNCTIVA :
PINGUECULA Nodule putih kekuningan, terletak didekat kornea. Nasal >temporal. Pada orang dewasa Timbul iritasi /inflamasi. Bila pingueculum mengalami inflamasi disebut pingueculitis. Pengobatan : diberikan vasoconstriktor lokal & kortikosteroid tetes mata. Pada pemeriksaan histo – pa : didapatkan hyalin dan jaringan ikat elastis berwarna kekuningan.
155
PINGUECULA
156
B. PTERYGIUM Seperti sayap pada conjunctiva yang seringkali menutupi cornea. Pemeriksaan pa : sama dengan pingueculum, berbentuk segitiga dan merupakan penjalaran dari pingueculum. Sering dikira katarak oleh pasien.
157
Bilateral, nasal >temporal.
Penyebab : hipotesa yaitu,teori iritasi dengan udara luar, sinar matahari dan debu, karena itu banyak didaerah pantai dan pertanian. Pengobatan : extirpasi kosmetik atau terjadi iregularitas cornea yang mengakibatkan turunnya visus penderita.
158
PTERYGIUM
159
PSEUDOPTERYGIUM
160
PTERYGIUM PSEUDO PTERYGIUM Pulau Fuchs Riw. Kornea tr. P.D konj. Test sonde Progresifitas Predileksi + - >> medial sedikit di mana saja
161
NEVUS
162
HEMANGIOMA
163
KISTA KONJUNGTIVA
164
KEMOSIS/EDEMA KONJUNGTIVA
165
SQUAMOUS CELL CA. CONJ.
166
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
167
Penyebab Spontan Trauma ( tumpul & tajam
Valsava manuver ( batuk, muntah, konstipasi) Peny. Sistemik: Bleeding diasthesis: Medication(aspirin,warfarin,heparin) Clotting disorder(hemofili, von Wielbrand d, vit k def.) Microvasc disorder (Hipertensi,DM) TERAPI: Kompres dingin Vasokonstriktor
168
NORMAL OBJEKTIF CONJUNCTI`IS KERATITIS UVEITIS ANT. AKUT GLAUKOMA AKUT
INSIDENS SANGAT SERING SERING JARANG HIPEREMI CONJ. CVI PCVI CVI + PCVI (MIX. HIP.) KORNEA JERNIH KABUR, OEDEM INFILTRAT KABUR, OEDEM, PRESIPITAT KERUH OK OEDEM COA DALAM, JERNIH KERUH, DANGKAL SANGAT DANGKAL TIO N N/TURUN TINGGI PUPIL MIOSIS MIDRIASIS SEKRET SGT BNYK BERAIR, PRLN - VISUS NORMAL KABUR AGAK KABUR SGT KABUR REFLEKS CAHAYA + KURANG TAK ADA REAKSI HAPUSAN ORGANISME + NYERI SANGAT
170
Vit A Deficiency Gejala klinis: Klasifikasi WHO:
Nyctalopia Xerosis Bitot’s Spot Cornel ulcers & scars Kerato malcia Klasifikasi WHO: Conjunctival xerosis,without(X1A) or with(X!B) Bitot spots Corneal Xerosis (X2) Corneal ulceration, with keratomalacia involving <1/3(X3A) or >1/3(X3B) of the corneal surface
171
Terapi Oral or parenteral Vit A Corneal lubricatin
172
XEROSIS KONJUNGTIVA
173
AVITAMINOSIS A BITOT`S SPOT
174
MALIGNANT MELANOMA
175
SCLERA Suatu jaringan ikat padat berwarna putih susu yang membungkus bola mata. Dibagian posterior berakhir pada pembungkus dua syaraf optic, sedangkan dibagian anterior berakhir di cornea. Merupakan tempat insertio dari otot2 rectus tebalnya 1 mm (kurang lebih), kecuali pada insertio dari otot2 rectus 3 mm.
176
SKLERA 3 LAPIS : EPISCLERA : suatu jaringan yang terdiri dari jaringan ikat elastis,tipis dan banyak mengandung pembuluh darah. Stroma sclera. Lamina fusca, yang merupakan perbatasan sclera dan chloroid. Innervasi : n. Ciliaris. Histologi terdiri atas : serabut2 jaringan ikat yang pararel dan melintang. Tebal bundel 10 – 16 um. Struktur identik dengan kornea
177
Kornea : jernih sclera : keruh
Unhidrated hidrated Bila kornea edema karena hidrated maka kornea menjadi keruh.
178
EPISCLERITIS Localized (setempat) dan unilateral.
Keluhan penderita : nyeri ringan, photophobia, merah dan kemeng. Inflamasi dapat menjalar ke anterior, ke tenon & conjunctiva atau ke posterior ke sclera.
179
DIAGNOSA BANDING : conjunctivitis.
Episcleritis Lokal hiperemia general Sekret Pengobatan : kortikosteroid lokal. Kadang – kadang terdapat noduler episcleritis yang penyembuhannya memakan mingguan/bulan.
180
GAMBARAN PEMBULUH DARAH SCLERITIS DAN EPISCLERITIS
181
EPISCLERITIS SEKTORAL
182
EPISCLERITIS DIFUS
183
NODULAR EPISCLERITIS
184
PENIPISAN SKLERA E/C RECURRENT EPISCLERITIS
185
SCLERITIS Suatu inflamasi pada sclera yang berjalan kronik, non spesifik dan ada hubungan dengan penyakit colagen. Ada 2 tipe : noduler &difuse. Noduler biasanya pada daerah anterior sclera berupa nodul berwarna kebiruan. Keluhan penderita : mata merah,nyeri dan fotofobia. Pengobatan dengan kortikosteroid dan anti inflamasi yang lain. Seringkali kambuh dan mengakibatkan sclera menjadi tipis : sclerectasia.
186
SCLERITIS POST OP RETINA
187
SCLERITIS POST OP GLAUKOMA
188
SCLERITIS FUNGAL
189
SCLERITIS ANTERIOR NON NECROTIZONG DIFUS
190
SCLERITIS ANTERIOR NEKROSIS
191
STAPHILOMA = Suatu penipisan sclera , mengakibatkan sclera berwarna biru kehitaman O/K warna dari tractus uvea. Etiologi : Kongenital Trauma Inflamasi sclera = sclerarectasia. Staphiloma dapat tunggal atau jamak. Nama tergantung lokalisasi anatomi. Intercalary : antara cornea dan badan. Equator : di daerah equator POSTERIOR : di bagian posterior equator. Pengobatan : dapat dicoba transplantasi sclera.
192
TERIMA KASIH THANK YOU MATUR NUWUN
193
TERIMA KASIH THANK YOU MATUR NUWUN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.