Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHendra Iskandar Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
ANALISIS KUALITATITIF GOLONGAN NARKOTIKA
KELOMPOK 3 EKA ARY RAMADHANI M. FAHRUL PUSPITA KUSMA RAMADHANI TRI LISANI SHOLIHAH YURNIDA HARUM
2
Analisis Kualitatif Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisa komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu sampel. Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur/senyawa.
3
Definisi Narkotika Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus.
4
Narkotika Golongan I Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggimengakibatkan ketergantungan Contoh: Heroin, Kokain, Opium.
5
Narkotika Golongan II Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin, Metadon
6
Narkotika golongan III
Narkotika golongan tiga, berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan Contoh: Codein
7
COCAINE (Farmakope Indonesia edisi III hal 171)
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa pahit disertai rasa tebal ; higroskopik. Sangat beracun. Identifikasi : Larutkan 50 mg dalam 1,5 ml air tambahkan 8,5 ml larutan Tawas P dan 5 ml larutan Kalium Permanganat P, aduk cepat selama beberapa detik : terbentuk hablur pipih persegi empat berwarna violet.
8
STRUKTUR KIMIA COCAINE
9
CODEINI Farmakope Indonesia edisi III halaman 172
Pemerian : serbuk hablur putih atau hablur jarum tidak berwarna Identifikasi : Larutkan lebih kurang 10 mg dalam 2 ml Asam Sulfat P, tambahkan 2 tetes larutan besi III Klorida P, hangatkan : terjadi biru tua. Tambahkan 1 tetes Asam Nitrat P : warna berubah menjadi merah.
10
STRUKTUR KIMIA CODEIN
11
OPIUM Farmakope Indonesia edisi III halaman 460
Pemerian : massa padat ; coklat ; bau khas kuat ; rasa khas ; sangat pahit. Identifikasi : Kocok 200 mg yang telah diserbuk dengan campuran 5 ml Kloroform P dan beberapa tetes Amonia Encer P selama 10 menit. Biarkan lapisan kloroform menguap diatas cawan kaca. Pada sisa tambahkan campuran 1 tetes larutan Formaldehida P dan 5 tetes Asam Sulfat P terjadi warna merah terang.
12
STRUKTUR KIMIA OPIUM
13
METADON Farmakope Indonesia edisi III halaman 368
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna putih ; tidak berbau Identifikasi : Larutkan lebih kurang 10 mg dalam 2 ml air, tambahkan 2 ml larutan Jingga Metil P : terbentuk endapan kuning.
14
STRUKTUR KIMIA METADON
15
MORFIN Farmakope Indonesia edisi IV halaman 568
Pemerian : hablur mengkilap berbentuk kubus tidak berwarna atau serbuk hablur putih Atau hampir putih. Identifikasi : Pada 1 mg serbuk dalam cawan porselin, tambahkan 0,5 ml Asam Sulfat P yang mengandung 0,05 ml Formaldehida P: terjadi warna ungu yang berubah menjadi lembayung
16
STRUKTUR KIMIA
17
PETHIDINE (Farmakope Indonesia edisi III halaman 478)
Pemerian : serbuk hablur ; tidak berwarna atau putih ; tidak berasa atau hampir tidak berasa. Identifikasi : Larutkan 5 mg dalam 0,5 ml air tambahkan 2 tetes larutan Formaldehida P dan 2 ml Asam Sulfat P : terjadi warna merah jingga.
18
STRUKTUR KIMIA PETHIDINE
19
HEROIN Pemerian : serbuk keputih putihan Identifikasi : Reaksi marquis
3 tetes larutan sampel atau 2 mg bahan padatan + 2 tetes larutan formaldehid + 10 tetes asam sulfat pekat terbentuk warna Merah muda
20
STRUKTUR KIMIA HEROIN
21
PAPAVERIN Farmakope Indonesia edisi IV halaman 647
Pemerian : hablur putih atau serbuk hablur putih Identifikasi : Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi marquis yaitu ditambahkan formalin dan asam sulfat pekat dengan perbandingan 1:9 hmawan_ _Lapak_4
22
STRUKTUR KIMIA
23
AMPHETAMINI Farmakope Indonesia edisi IV halaman 100
Pemerian : serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; agak pahit ; disertai rasa tebal Identifikasi : Larutkan 2 mg dalam 4 ml air, tambahkan 1 ml asam klorida 1 N , 2 ml nitranilina diazotasi LP, 4 ml natrium hidroksida 1 N dan 2 ml n-butanol P, kocok, biarkan memisah : terjadi warna merah dalam lapisan butanol (perbedaan dari metillamfetamin).
24
STRUKTUR KIMIA
25
EPINEPHRINI Farmakope Indonesia edisi IV hal 351
Pemerian : serbuk hablur, putih atau putih keabu abuan atau abu abu coklat muda perlahan menjadi gelap pada paparan cahaya dan udara. Larutan dalam air bersifat asam terhadap lakmus, pH lebih kurang 3,5. Identifikasi : Pada 5 ml dapar ftalat pH 4,0 , tambahkan 0,5 ml larutan agak asam epinefrin yang dihasilkan (1 dalam 1000) dan 1,0 ml iodium 0,1 N biarkan selama 5 menit, tambahkan 2 ml larutan Natriumtiosulfat P (1 dalam 40) : terjadi warna merah tua.
26
STRUKTUR KIMIA EPINEPHRINI
27
THANK YOU GUYS
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.