Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Shevira Ayu Widyasari 3 B PGSD
Aliran Rekonstruksi Untuk Pendidikan Lebih Baik
2
A. Landasan Ontologis Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perennialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan terhadap modernisasi. Rekonstrkusionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil.tokoh- tokoh aliran rekonstruksionisme yaitu Caroline pratt, George count, dan Harold rug.
3
Pandangan Rekonstruksionisme dalam Pendidikan
Aliran rekonstruksionisme dianggap cocok untuk dunia pendidikan yang lebih baik karena aliran ini bepikir bagaimana kita mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang sanggup berasaing di era modernisasi yang tidak hanya cerdas dalam bidang pengetahuan tetapi memiliki keterampilan dan sikap yang baik. Selain itu aliran ini menekankan bahwa peserta didik sebagai sasaran utama dalam pendidikan. Peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya dan pemikirannya dalam pemecahan suatu masalah
4
B. Landasan Epistimologis
Beberapa komponen pendidikan yang harus di benahi sesuai dengan aliran Rekonstruksionisme seperti pada sektor : Kurikulum Kurikulum yang sesuai dengan aliran ini harus berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masa depan. Kurikulum banyak berisi kedalam masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi manusia yang di dalamnya termasuk masalah-masalah sosial, ekonomi, politik dan pemantapan dibidang ilmu pengetahuan alam. Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah. Jadi peserta didik juga dilatih untuk dapat memecahkan suatu masalah. Peserta didik tidak hanya abelajar terpaku pada buku pelajaran tetapi juga belajar fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pendidik Disini pendidik harus mampu membantu siswa untuk meyadari masalah-masalah yang ada disekitarnya dan mampu menstimulus mereke untuk tertarik memecahkan masalah tersebut. Guru juga harus terampil dalam membantu peserta didik untuk mampu menghadapi kontroversi dan perubahan-perubahan yang terjadi. Guru berusaha membantu siswa dalam menentukan minat dan kebutuhannya. Sesuai dengan minat masing-masing siswa baik individu maupun kelompok dalam pemecahan suatu masalah.
5
Peserta didik Untuk menimbulkan jiwa sosial pada peserta didik, kita harus menanamkan pendidikan karakter dan moral sejak dini. Seperti sistem pendidikan di Jepang,disana anak SD sejak dini sudah diajarkan hidup mandiri dan saling melayani satu sama lain. Contohnya para murid disana setiap habis makan siang selalu bergantian mencuci peralatan makan temannya. Hal ini ini dimaksudkan agar mereka merasa tidak adanya kesenjangan sosial. Jadi meskipun dari anak seorang keluarga terpandang pun harus tetap mau mencuci peralatan makan temannya sehingga tidak adanya harus tinggi hati akibat status sosialnya. Sarana dan prasarana Ini merupakan faktor yang tak kalah penting dalam penunjang pembelajaran. Sarana dan prasarana harus memadai sehingga suasana belajar lebih kondusif. Seperti : kealayakan gedung sekolah. kelengkapan buku-buku pelajaran, papan tulis yang memadai, akses jalan yang bagus, kelengkapan meja dan kursi belajar dan sebagainya.
6
C. Landasan Aksiologis Melalui aliran ini pendidikan diharapkan mampu mencetak out put yang tidak hanya menguasai bidang kognitif saja tetapi juga mempunyai keterampilan psikomotorik yang baik serta mengimplementasi dalam sikap yang baik. Karena pendidikan juga bertujuan untuk mewariskan nilai-nilai yang dipandang penting untuk pembinaan kepribadian seseorang. Implikasi dan nilai-nilai (aksiologi) di dalam pendidikan harus diintegrasikan secara utuh dalam kehidupan pendidikan secara praktis dan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai yang meliputi kecerdasan, nilai-nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama. Hal ini tersimpul di dalam tujuan pendidikan, yakin membawa kepribadian secara sempurna. Pengertian sempurna disini ditentukan oleh masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa sesuai situasi dan kondisi.
7
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.