Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
DOSEN ILA NAFILAH, S.S., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN dan PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2013
2
Deskripsi Singkat Perkuliahan
Mata kuliah bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) menekankan keterampilan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam ranah membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Deskripsi Singkat Perkuliahan Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan dapat mendorong mahasiswa memelihara bahasa Indonesia. Menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan mampu mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa. Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya norma bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan agar mahasiswa terdorong untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku. Tujuan
3
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA Kuliah Pendahuluan, Informasi Umum, Tugas-tugas Sejarah Bahasa Indonesia Batasan Bahasa Indonesia Hakikat kedudukan bahasa Indonesia (sikap penutur bahasa) Pertemuan I, II Pertemuan III, IV Hakikat Bahasa Fungsi Bahasa Identifikasi Fungsi Bahasa Batasan Ragam Bahasa Ragam Bahasa Ilmiah Ragam Bahasa Bisnis Ragam Bahasa Sastra Ragam Bahasa Filosof Ragam Bahasa Jurnalistik Pertemuan V, VI
4
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA Pertemuan VII, VIII Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Pertemuan IX UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) Pertemuan X Batasan Kalimat Struktur Kalimat Pengertian Kalimat Efektif Pertemuan Xi Pengertian Paragraf Pola Pikir Paragraf Pengembangan Paragraf
5
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa II Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pedoman Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah (PKMI) Pedoman Laporan Penelitian Pedoman Artikel Publikasi Pedoman Proposal Penelitian Pertemuan XiI, XIII Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagian Pemilihan Topik dan Rumusan Masalah Bagian Pendahuluan Karya Ilmiah Bagian Pembahasan atau Isi Karangan Bagian Akhir Karya Tulis, Penulisan Daftar Pustaka, Penulisan Kutipan, dan Lampiran Pertemuan XIV, XV Pertemuan XVI UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
6
Hukuman bagi yang tidak mengerjakan tugas :
MEKANISME PENILAIAN NO. JENIS KEGIATAN NILAI AWAL % JENIS KEGIATAN NILAI TIAP KEGIATAN 1. Tugas Terstruktur (kuis, makalah, dll) 0-100 20 % 0-20 2. Ujian Tengah Semester (UTS) 30 % 0-30 3. Ujian Akhir Semester (UAS) 50 % 0-50 Jumlah Nilai dalam Angka Kehadiran Mahasiswa dalam perkuliahan minimal 80 % dari jumlah perkuliahan yang telah dijadwalkan Hukuman bagi yang tidak mengerjakan tugas : Diberi nilai D
7
1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Peninggalan-peninggalan yang menjadi bukti sejarah keberadaan bahasa Melayu di Kepulauan Nusantara adalah sebagai berikut: Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada 683 M. Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada 684 M. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada 686 M. Prasasti Karang Brahi, antara Jambi dan Sungai Musi, pada 688 M. Prasasti Gandasuli, di Jawa Tengah, pada 832 M. Prasasti Bogor, di Bogor, pada 942 M.
8
Fungsi Bahasa Melayu pada Zaman Sriwijaya:
Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antar suku di Indonesia. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun bagi pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.
9
2. Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa persatuan Bahasa negara Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Bahasa resmi Bahasa penghubung antar individu Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bahasa pengantar di semua sekolah di Indonesia
10
3. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan bahasa perdagangan. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa Sunda (kasar, lemes). Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
11
4. Peristiwa-peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Perkembangan Bahasa Melayu/Indonesia
1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam kitab logat Melayu; 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan “ Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), 1917 diubah menjadi Balai Pustaka; 28 Oktober 1928 para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia (hari lahirnya ‘Sumpah Pemuda’); 1933 berdirinya Pujangga Baru dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan; 25-28 Juni 1938 Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Hasilnya berupa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu;
12
18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara; 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya; 28 Oktober – 2 November 1954 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan yang merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara; 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan; 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah;
13
28 Oktober – 2 November 1978 Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh; November 1983 Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55; 28 Oktober – 3 November 1988 Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia; 28 Oktober – 2 November 1993 Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia; 26 – 30 Oktober Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia. Mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
14
Batasan Bahasa Indonesia
Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia? Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda): Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan setelah bangkitnya pergerakkan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.
15
Batasan Bahasa Indonesia
Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia? Amin Singgih: Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan.
16
Batasan Bahasa Indonesia
Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia? Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka: Bahasa Indonesia ialah bahasa yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.
17
Batasan Bahasa Indonesia
Pemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia atas pertimbangan secara politik, ekonomi, dan kebahasaan, antara lain: Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh Indonesia; Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa pergaulan, tidak lagi dirasakan sebagai bahasa asing; Bahasa Melayu bersifat demokratis; maksudnya tidak membeda-bedakan tingakatan dalam pemakaian, sehingga meniadakan sifat feodal dan memudahkan orang memelajarinya; Bahasa Melayu bersifat reseptif; artinya mudah menerima masukan dari bahasa daerah lain dan bahasa asing sehingga mempercepat perkembangan bahasa Indonesia di masa mendatang.
18
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia dalam Pemelajaran
Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan pengetahuan yang melandasi pemelajaran bahasa Indonesia yang bersifat akademis, sejarah, dan problem yang dihadapi bahasa Indonesia.
19
Bahasa Indonesia dalam Pemelajaran
Latar Belakang Mata Kuliah Bahasa Indonesia Undang-undang Nomor tentang sistem Pendidikan nasional: Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan mata kuliah wajib diberikan di semua jenjang dan jalur pendidikan. Ditegaskan kembali pada Undang-Undang Nomor tentang Sistem Pendidikan Nasional.
20
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional nomor 323/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa: Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) bersama-sama dengan Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.
21
MPK adalah mata kuliah yang menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya
22
Visi, Misi, dan Kompetensi MPK
Visi MPK Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Misi MPK Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan, kebudayaan, serta kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dimiliki dengan rasa tanggung jawab.
23
Kompetensi MPK Standar kompetensi yang wajib dimiliki mahasiswa meliputi pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya, dan kewarganegaraan, serta mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian yang mantap; berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis; berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban.
24
Visi dan Misi Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu instrumen pengembangan kepribadian mahasiswa menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Misi Tercapainya kemahiran mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang berkepribadian.
25
Kompetensi Mahasiswa dalam Pemelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Bahasa Indonesia Standar Kompetensi Substansi Kajian
26
a. Kompetensi Bahasa Indonesia
Menjadikan mahasiswa ilmuwan dan profesional yang memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional serta mampu menggunakannya secara baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman, rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan untuk berbagai keperluan dalam bidang ilmu, teknologi, dan seni serta profesinya masing-masing.
27
b. Standar Kompetensi Mahasiswa mampu :
Menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah berkualitas, baik tulis maupun lisan, dan Menggunakan kemahiran dalam berbahasa Indonesia untuk mengembangkan diri sepanjang hayat.
28
c. Substansi Kajian Substansi kajian dipadukan ke dalam kegiatan penggunaan bahasa Indonesia melalui keterampilan berbahasa, menyimak, berbicara, dan menulis dengan keterampilan menulis akademik sebagai fokusnya.
29
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada : ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia,” dan Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36)
30
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
Alasan lain Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia didasari patokan-patokan: Jumlah penutur; Luas penyebaran; dan Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya.
31
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
Jumlah penutur Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah penuturnya tidak sebanyak bahasa Jawa atau Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah itu ditambahkan penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa kedua, kedudukannya dalam deretan jumlah penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama.
32
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
Jumlah penutur Jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun akan bertambah. Pertambahan itu disebabkan oleh berbagai hal: arus pindah ke kota besar, seperti Jakarta, yang merupakan rumpunan pendatang yang berbeda-beda bahasa ibunya, menciptakan keperluan akan alat perhubungan bersama. Jika orang itu menetap, anak-anaknya tidak jarang akan dibesarkan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya; Perkawinan antarsuku sering mendorong orang tua untuk berbahasa Indnesia dengan anaknya. Hal itu terjadi jika kedua bahasa daerah yang dipakainya banyak perbedaannya;
33
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
Bertalian dengan patokan dua di atas, generasi muda golongan warga negara yang berketurunan asing ada yang tidak lagi merasa perlu menguasai bahasa leluhurnya. Anaknya akan dididik dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang dipakai di lingkungannya; Orang tua masa kini, yang sama atau berbeda latar budayanya, ada yang mengambil keputusan untuk menjadikan anaknya penutur asli bahasa Indonesia.
34
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
2) Luas Penyebaran Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai orang di daerah pantai timur Sumatra, di Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah pantai Kalimantan. Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia, yakni Melayu-Indonesia bercampur dengan bahasa setempat, didapati di Jakarta dan sekitarnya: Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan Kupang.
35
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari di luar negeri seperti di Amerika Serikat, Australia, Belanda, Ceko, Cina, Filipina, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Korea, Prancis, Rusia, dan Selandia Baru. Belum lagi bahasa Malaysia dan bahasa Melayu di Singapura dan Brunei Darussalam yang jika ditinjau dari sudut pandangan ilmu bahasa, merupakan bahasa yang sama juga dengan bahasa Indonesia.
36
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya. Menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya wahana bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya wahana dalam penyampaian ilmu pengetahuan serta media untuk pengungkapan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia dengan latar belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda-beda.
37
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia sikap Penutur Bahasa
Dari ketiga patokan di atas, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada bahasa daerah. Kedudukannya yang penting itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar-kecilnya jumlah kosa katanya atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya. Di dalam sejarah, pemilihan suatu bahasa sebagai lingua franca, yakni bahasa perantara orang yang latar budayanya berbeda, bahasa kebangsaan, atau bahasa internasional tidak pernah dibimbing oleh pertimbangan linguistik, logika, atau estetika, tetapi selalu oleh patokan politik, ekonomi, dan demografi.
38
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa “bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36).
39
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Dengan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi.
40
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Dokumen-dokumen, undang-undang, peraturan-peraturan, dan surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia.
41
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.
42
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.
43
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pegawai baru, kenaikan pangkat, maupun pemberian tugas atau jabatan tertentu kepada seseorang. Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesia.
44
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Sebagai dan bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa formal lainnya. Misalnya, surat-menyurat antar-instansi pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan, lokakarya masalah pembangunan nasional, dan surat dari karyawan atau pegawai ke instansi pemerintah.
45
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Dengan kata lain, apabila pokok persoalan yang dibicarakan menyangkut masalah nasional dan dalam situasi formal, berkecenderungan menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di antara pelaku komunikasi tersebut terdapat jarak sosial yang cukup jauh, misalnya, antara bawahan-atasan, mahasiswa-dosen, kepala dinas-bupati atau walikota, dan kepala desa- camat.
46
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia ialah sebagai pemersatu suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beraneka ragam. Setiap suku bangsa yang begitu menjunjung nilai adat dan bahasa daerahnya masing-masing disatukan dan disamakan derajatnya dalam sebuah bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, dan memandang akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, maka setiap suku bangsa yang ada di Indonesia bersedia menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
47
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Selain itu, fungsi dari bahasa Indonesia ialah sebagai bahasa ibu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi yang tidak bisa berbahasa daerah. Seiring perkembangan zaman, sebagian besar warga negara Indonesia melakukan transmigrasi atau pindah dari daerah dia berasal ke daerah lain di Indonesia, sehingga di sinilah peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antarsuku bangsa yang berbeda, agar mereka tetap saling berinteraksi.
48
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Kedudukan bahasa Indonesia di negara Republik Indonesia selain sebagai bahasa persatuan juga sebagai bahasa negara atau bahasa nasional dan sebagai budaya. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maksudnya karena fungsi bahasa Indonesia itu sendiri ialah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam yang ada di Indonesia.
49
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau bahasa nasional, maksudnya bahasa Indonesia itu ialah bahasa yang sudah diresmikan menjadi bahasa bagi seluruh bangsa Indonesia. Adapun bahasa Indonesia sebagai bahasa budaya, maksudnya bahasa Indonesia itu merupakan bagian dari budaya Indonesia dan merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa- bangsa lain di dunia.
50
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan Dengan menggunakan bahasa Indonesia, rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan.
51
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial-budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, kepentingan nasional diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.
52
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antardaerah antarabudaya. Tetapi, berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
53
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan Setiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah antarbudaya. Semuanya terjadi karena, bertambah baiknya saran perhubungan, luasnya pemakaian alat perhubungan umum, banyaknya jumlah perkawinan antarsuku, dan banyaknya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif sendiri.
54
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu,bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya kepada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
55
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti perkembangan dan penerapan IPTEK. Dengan demikian, bahasa Indonesia mempunyai peran sebagai bahasa pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi.
56
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Bahasa Indonesia dipakai pula sebagai alat untuk mengantar dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan. Semua jenjang pendidikan dalam penyampaiannya tentu menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Karena itu, bahasa Indonesia jelas mempunyai peran penting sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyebarannya dalam dunia pendidikan.
57
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional dalam berbagai kepentingan nasional. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebagai kepentingan nasional tentu akan menggunakan bahasa Indonesia. Karena itulah, bahasa Indonesia akan digunakan dalam hal kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perannya tampak dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai wilayah tumpah darah Indonesia.
58
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan Komunikasi perhubungan pada berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa Indonesia di samping bahasa daerah sebagai wahana dan peranti untuk membangun kesepahaman, kesepakatan, dan persepsi yang memungkinkan terjadinya kelancaran pembangunan masyarakat di berbagai bidang.
59
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke waktu telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa resmi negara. Adanya gejolak dan kerawanan yang mengancam kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia bukanlah bersumber dari bahasa persatuannya, bahasa Indonesia yang dimilikinya, melainkan bersumber dari krisis multidimensional terutama krisis ekonomi, hukum, politik, dan pengaruh globalisasi.
60
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan Justru, bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal dari ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama- sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah.
61
Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan Dengan demikian, bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah memiliki peran penting dalam memajukan pembangunan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
62
Problematik Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memperkaya dirinya dengan mengambil unsur bahasa daerah dan bahasa asing. Unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan sifat bahasa Indonesia, seperti: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.
63
Penilaian terhadap Bahasa Indonesia
Anggapan negatif yang kurang mendukung keberadaan Bahasa Indonesia, antara lain: Menganggap bahasa Indonesia ada secara alamiah; Menganggap bahasa Indonesia itu mudah; Menganggap bahasa Indonesia lebih rendah dari bahasa asing.
64
Penilaian terhadap Bahasa Indonesia
Anggapan positif untuk Bahasa Indonesia, antara lain: Bangga berbahasa Nasional, bahasa Indonesia; Mempunyai rasa setia bahasa; Merasa bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia.
65
Hakekat Bahasa Bahasa sebagai alat komunikasi
Verbal Oral / lisan Tertulis Nonverbal Isyarat / gerakan Ekspresi wajah Kontak mata Sentuhan
66
Hakekat Bahasa Bagan Proses komunikasi
Encoding Kata Gambar Tindakan Penerimaan Mendengar Membaca Mengamati Bertindak Pengiriman Berbicara Menulis Menggambar Idea Tindakan Decoding
67
Hakekat Bahasa Kridalaksana, menyatakan bahwa bahasa itu :
Sebuah sistem; Berwujud lambang; Berupa bunyi; Bersifat arbitrer; Bermakna; Bersifat konvensional;
68
Hakekat Bahasa Bersifat unik; Bersifat universal; Bersifat produktif;
Bervariasi; Bersifat dinamis; Berfungsi sebagai alat interaksi sosial; Identitas penuturnya
69
Hakekat Bahasa Sebuah sistem;
Sistem dalam kehidupan sehari-hari = ‘cara’ atau ‘aturan’ Sistem dalam kaitan dengan keilmuan = “susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi”
70
Hakekat Bahasa Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan. Contoh: (a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi emas a b c d
71
Hakekat Bahasa Pada konstruksi (a) jika dibandingkan dengan konstruksi (b), maka polanya menjadi: Contoh: (a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi emas a b c d (b) Investasi PT Raihan Jewellery emas menawarkan c a c d
72
Hakekat Bahasa (a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi emas a b c d sebuah kalimat bahasa Indonesia, karena tersusun dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia. (b) Investasi PT Raihan Jewellery emas menawarkan c a c d bukan kalimat bahasa Indonesia, karena tidak tersusun dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia.
73
Hakekat Bahasa Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis = bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sistemis = bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub- subsistem; atau sistem bawahan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik.
74
Hakekat Bahasa Sub-subsistem itu tersusun secara hierarkial, artinya subsistem yang satu terletak di bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di bawah subsistem lainnya lagi. Ketiga subsistem (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait dengan subsistem semantik. Subsistem leksikon juga diliputi subsistem semantik, berada di luar ketiga subsistem struktural itu. Jenjang subsistem dalam linguistik dikenal dengan nama ‘tataran linguistik atau tataran bahasa’
75
Hakekat Bahasa Jika diurutkan dari tataran terendah sampai tataran tertinggi, yang menyangkut ketiga subsistem struktural adalah: tataran fonem, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Tataran fonem masuk dalam bidang kajian fonologi; tataran morfem dan kata masuk dalam bidang kajian morfologi; tataran frase, klausa, kalimat, dan wacana masuk dalam bidang kajian sintaksis.
76
Hakekat Bahasa Kata, selain dikaji dalam bidang morfologi juga dikaji dalam bidang sintaksis. Dalam morfologi kata menjadi satuan terbesar, karena dikaji struktur dan proses pembentukannya. Dalam sintaksis kata menjadi satuan terkecil, karena dikaji sebagai unsur pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar.
77
Hakekat Bahasa Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon. Tataran morfologi sering digabung dengan tataran sintaksis disebut dengan tataran gramatika, atau tata bahasa. Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu kajian yang memelajari penggunaan bahasa dengan pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia.
78
Hakekat Bahasa Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon. Tataran morfologi sering digabung dengan tataran sintaksis disebut dengan tataran gramatika, atau tata bahasa. Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu kajian yang memelajari penggunaan bahasa dengan pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia.
79
Bagan hierarkial subsistem bahasa :
Hakekat Bahasa Bagan hierarkial subsistem bahasa : wacana kalimat klausa frase kata morfem fonem fon sintaksis morfologi fonologi
80
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Lambang = simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dikaji dalam bidang ilmiah masuk dalam kajian ilmu semiotika atau semiologi, artinya ilmu yang memelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa.
81
Hakekat Bahasa Berwujud lambang Di Amerika Charles Sanders Peirce
Di Eropa Ferdinand de Saussure membedakan adanya beberapa jenis tanda: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
82
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Tanda (sign) = suatu atau sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan alamiah. Contoh : kalau di kejauhan tampak ada asap, maka di sana ada api, sebab asap merupakan tanda akan adanya api itu. Kalau di tengah jalan raya ada pecahan kaca mobil berhamburan, maka di tempat itu sudah terjadi tabrakan mobil. Tanda juga bisa menandai bekas kejadian: Kalau kita melihat wajah seseorang luka-luka babak belur, menjadi tanda orang itu baru saja berkelahi atau dipukuli orang.
83
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
lambang (simbol) = tidak bersifat langsung atau alamiah. Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara alamiah dan langsung, bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya. Contoh: Bendera kuning selain melambangkan ada kematian juga di pakai menjadi lambang kepresidenan. Gambar padi dan kapas melambangkan asas keadilan sosial.
84
Hakekat Bahasa Berwujud lambang Contoh:
Earns Cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari simbol. Termasuk alat komunikasi verbal yang disebut bahasa. Contoh: Lambang bahasa berwujud bunyi <kuda> dengan rujukannya yaitu seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai. <kuda> dalam bahasa Indonesia; <jaran> dalam bahasa Jawa; <horse> dalam bahasa Inggris; <paard> dalam bahasa Belanda.
85
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Ferdinand de Saussure tidak menggunakan istilah lambang atau simbol, melainkan istilah tanda (signe) atau tanda linguistik (signe linguistique). Penanda = ‘yang menandai’ (signifie) Petanda = ‘yang ditandai’ (signifiant)
86
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Sinyal (signal) atau isyarat = tanda yang disengaja yang dibuat oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu. Sinyal bersifat imperatif. Contoh: lampu lalu lintas dengan warna merah, hijau, dan kuning adalah sinyal yang harus dipatuhi oleh pengemudi. Bila lampu berwarna merah yang semula berwarna kuning menjadi isyarat atau sinyal bagi si pengemudi untuk menghentikan kendaraannya; dan bila lampu berwarna hijau yang tadinya berwarna merah menjadi isyarat bagi si pengemudi untuk segera menjalankan kendaraannya.
87
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Jadi, persamaan dan perbedaan antara tanda, lambang, dan sinyal : Persamaan = termasuk “tanda” Perbedaan = - tanda bersifat alami (ada asap tandanya ada api) - lambang bersifat konvensi (gambar padi dan kapas lambang keadilan sosial) - sinyal bersifat imperatif (warna merah pada lampu lalu lintas melambangkan “bahaya”, tetapi pada saat menyala setelah warna kuning merupakan isyarat bagi pengemudi untuk berhenti.
88
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Gerak isyarat atau gesture = tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal. Contoh: Kalau seekor kucing merendahkan tubuhnya dengan pandangan lurus ke depan, lalu bergerak mundur sedikit, itu adalah tanda bahwa dia akan menerkam sesuatu. Kalau seorang manusia menganggukkan kepala untuk menyatakan persetujuan atau penolakan (ada budaya yang menyatakan persetujuan dengan mengangguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan dengan mengangguk), itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.
89
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Gerak isyarat atau gesture = tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal. Contoh: Kalau seekor kucing merendahkan tubuhnya dengan pandangan lurus ke depan, lalu bergerak mundur sedikit, itu adalah tanda bahwa dia akan menerkam sesuatu. Kalau seorang manusia menganggukkan kepala untuk menyatakan persetujuan atau penolakan (ada budaya yang menyatakan persetujuan dengan mengangguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan dengan mengangguk), itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.
90
Hakekat Bahasa Berwujud lambang
Ikon = tanda dengan kemiripannya dengan sesuatu yang diwakili. Ikon sering juga disebut gambar dari wujud yang diwakilinya. Contoh: Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41
91
Hakekat Bahasa Berwujud lambang Indeks = tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain. Contoh: Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41. Kode = memiliki ciri, adanya sistem, baik yang berupa simbol, sinyal, maupun gerak isyarat yang dapat mewakili pikiran, perasaan, ide, benda, dan tindakan yang disepakati untuk maksud tertentu. Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 42.
92
3. Berupa Bunyi 1. Sebuah Sistem 2. Berwujud Lambang
HAKIKAT BAHASA 1. Sebuah Sistem 2. Berwujud Lambang 3. Berupa Bunyi 4. Bersifat Arbitrer 5. Bahasa itu Bermakna 6. Bersifat Konvensional 7. Berisfat Unik 8. Bersifat Universal 9. Bersifat Produktif 10. Bervariasi 11. Bersifat Dinamis 12. Berfungsi sebagai Alat Interaksi Sosial 13. Identitas Penuturnya.
94
Batasan Ragam Bahasa Pengertian Jenis
95
Pengertian Dalam pendahuluan KBBI, ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Ragam bahasa berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.
96
Dialek Jenis Pengertian Biasanya pemerian dialek adalah berdasarkan geografi, namun bisa berdasarkan faktor lain, misalkan faktor sosial. (bahasa Yunani : διάλεκτος, dialektos), adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapan (fonologi, termasuk prosodi). Dialek regional Dialek temporal, yaitu dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu. Misalnya, dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah. Idiolek, keseluruhan ciri bahasa seseorang yang khas pribadi dalam lafal, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata. Dialek sosial Dialek temporal Idiolek Dialek regional: varian bahasa yang dipakai di daerah tertentu. Misalnya, Bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta atau dialek Medan. Dialek sosial: dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya, dialek remaja. Prosodi = tentang persajakan, yaitu mengkaji tekanan, matra, rima, irama, dan bait dalam sajak
97
Jenis Aksen pelafalan khas yg menjadi ciri seseorang; logat
Pengertian pelafalan khas yg menjadi ciri seseorang; logat Per bedaan aksen dengan dialek = Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan, maka istilah yang tepat ialah aksen dan bukan dialek. Stres (linguistik), Logat Aksen (musik) Logat adalah cara mengucapkan kata (aksen) atau lekuk lidah yang khas, yang dimiliki oleh masing-masing orang sesuai dengan asal daerah ataupun suku bangsa. Logat dapat mengidentifikasi lokasi dimana pembicara berada, status sosial-ekonomi, dan lain lainnya. Stres (linguistik), suku kata sebuah kalimat yang diucapkan dengan penekanan terbanyak. Logat, alunan nada yang dimiliki oleh masing masing orang sesuai asal daerah mereka sendiri sendiri. Aksen (musik), penekanan pada nada dalam musik
98
konsultatif (consultative)
Laras Jenis Pengertian (bahasa Inggris: register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Joos, seorang ahli linguistik membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu : beku (frozen) Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim. resmi (formal) konsultatif (consultative) santai (casual) akrab (intimate) Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan pidato. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
99
Gaya Jenis Pengertian Cabang linguistik yang mempelajari ragam bahasa seperti dialek, aksen, laras, dll. Ilmu ini juga mencoba menerangkan alasan pemilihan ragam bahasa yang digunakan oleh individu atau kelompok sosial tertentu, produksi dan penerimaan makna, analisis wacana, serta kritik sastra . I. Segi Nonbahasa a. Berdasarkan pengarang b. Berdasarkan Masa c. Berdasarkan Medium d. Berdasarkan Subyek Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin stiliis, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. hubungan yang sangat akrab dan intim. Ilmu untuk mempelajari gaya disebut Stilistika e. Berdasarkan Tempat f. Berdasarkan Hadirin c. berdasarkan struktur kalimat g. Berdasarkan Tujuan berdasarkan langsung tidaknya makna II. Segi Bahasa a. berdasarkan pilihan kata b. berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana
100
Slang Jenis Pengertian Variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. Bahasa prokem Bahasa yang pernah populer digunakan dalam pergaulan anak muda Jakarta pada era tahun 80-an hingga awal 90-an. Ciri-ciri: Kosakata yang digunakan dalam slang selalu berubah-ubah; Bersifat temporal; Lebih umum digunakan oleh para kaula muda, meski kaula tua pun ada pula yang menggunakannya; Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi, kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing. Contoh : Doku (Duit), Mokat (Mati), Mokal (Malu), Rokum (Rumah), Rokar (Rokok), Sedokur (Saudara), Nyokap (Ibu), Bokap (Bapak), Pokis (Pisau)
101
Argot Pengertian Variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan Argot pada kosakatanya. Argot sering digunakan dalam dunia kejahatan (pencuri, tukang copet) Contoh : Barang (Mangsa), Kacamata (Polisi), Daun (Uang), Gemuk (Mangsa besar), Tape (Mangsa yang empuk),.
102
KRITERIA RAGAM BAHASA 1) Ragam Pandangan Penutur a. Daerah / Logat
b. Pendidikan c. Sikap Penutur 2) Ragam Jenis Pemakaian a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan b. Ragam bahasa menurut sarananya c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran 3) Ragam Bahasa Ilmiah Pengertian Ciri-ciri
103
1) Ragam Pandangan Penutur
a. Daerah / Logat Ragam daerah dikenal dengan nama logat/dialek. Logat Indonesia-Batak yang dilafalkan oleh putra Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas; logat Indonesia-Bali karena pelafalan bunyi /t/ dan /d/ -nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun-naiknya nada, dan panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
104
1) Ragam Pandangan Penutur
b. Pendidikan Formal Perbedaan antara kaum yang berpendidikan formal dengan yang tidak berpendidikan formal. @ fonologi Bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/ Contoh: kaum terpelajar fakultas, film, fitnah, dan kompleks. kaum tidak terpelajar pakultas, pilm, pitnah, dan komplek. @ tata bahasa (gramatikal) Contoh: kaum terpelajar menggunakan bahasa yang apik “Saya mau menulis surat itu kepada paman saya” kaum tidak terpelajar tidak menggunakan bahasa yang apik “Saya mau tulis itu surat ke pamanku”. Bahasa orang berpendidikan digolongkan dan diterima sebagai ragam baku
105
1) Ragam Pandangan Penutur
c. Sikap Penutur Ragam ini disebut langgam atau gaya, pemilihannya bergantung pada sikap penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau terhadap pembacanya. Sikapnya dipengaruhi : umur dan kedudukan orang yang disapa, tingkat keakraban antarpenutur, pokok persoalan yang hendak disampaikannya, dan tujuan penyampaian informasinya. Ragam bahasa menurut sikap penutur berhadapan dengan sikap : kaku resmi, adab, dingin, hambar, hangat, akrab, dan santai. Misalnya: gaya bahasa jika memberikan laporan kepada atasan, atau jika memarahi orang, membujuk anak, menulis surat kepada kekasih, atau mengobrol dengan sahabat karib. Kemahiran dalam menggunakan gaya bahasa harus diraih lewat pelatihan dan pengalaman. Untuk mencapai maksud itu diperlukan kematangan, kepekaan, dan kearifan yang memungkinkan si penutur mengamati dan mencontoh gaya orang yang dianggapnya cocok pada suasana tertentu.
106
1) Ragam Pandangan Penutur
Idiolek Dialek Kronolek / dialek temporal Sosiolek / dialek sosial
107
1) Ragam Pandangan Penutur
Idiolek Berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat. Variasi bahasa yang bersifat perseorangan
108
1) Ragam Pandangan Penutur
Dialek Para penutur dalam suatu dialek, meskipun mereka mempunyai idioleknya masing-masing, memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan kelompok penutur lain, yang berada dalam dialeknya sendiri dengan ciri lain yang menandai dialeknya juga. Misalnya: bahasa Jawa dialek Banyumas memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan ciri yang dimiliki bahasa Jawa dialek Pekalongan, dialek Semarang atau juga dialek Surabaya. Variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu.
109
1) Ragam Pandangan Penutur
Kronolek / dialek temporal Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, tahun lima puluhan, dan variasi yang digunakan pada masa kini. Variasi bahasa pada ketiga zaman itu tentunya berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Yang paling tampak biasanya dari segi leksikon /kosakata, karena bidang ini mudah sekali berubah akibat perubahan sosial budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi Variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu.
110
1) Ragam Pandangan Penutur
Sosiolek / dialek sosial Variasi ini menyangkut masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi. Sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya, dibagi menjadi: akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.
111
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi daripada variasi sosial lainnya Contoh: bahasa bagongan, yaitu variasi bahasa Jawa yang khusus digunakan oleh para bangsawan kraton Jawa. Dialek Jakarta cenderung semakin bergengsi sebagai salah satu ciri kota metropolitan, sebab para remaja di daerah, dan yang pernah ke Jakarta, merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta. Akrolek
112
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi, atau bahkan dianggap dipandang rendah Contoh: bahasa bahasa Jawa “krama ndesa”. Basilek
113
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar, atau dari kalangan mereka yang tidak berpendidikan. Bagi kalangan yang kurang terpelajar agaknya dalam berbahasa cenderung langsung mengungkapkan maksudnya tanpa mempertimbangkan bentuk bahasanya. Oleh karena itu bahasa yang dipergunakan adalah bahasa dengan kata-kata kasar. Contoh: masyarakat Jawa golongan wong cilik, apalagi yang kurang terpelajar, dan tinggal di desa cenderung kurang menguasai tata krama, sehingga segala tindakannya kasar, termasuk di dalam berbahasa. Vulgar
114
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berasal dari kata colloquium = percakapan, konversasi Contoh: dok (dokter), prof (profesor), let (letnan), ndak ada (tidak ada), trusah (tidak usah). Kolokial
115
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan ini seringkali tidak dimengerti oleh masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya. Tidak bersifat rahasia Contoh dalam kelompok montir atau perbengkelan: roda gila, didongkrak, dices, dibalans, dipoles. Sontoh dalam tukang batu dan bangunan: disipat, diekspos, disiku, dan ditimbang Jargon
116
1) Ragam Pandangan Penutur
Variasi sosial tertentu yang bernada “memelas”, dibuat merengek-rengek, penuh dengan kepura-puraan. Biasanya digunakan oleh para pengemis. Ken
117
2) Ragam Jenis Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan. Digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Cirinya adalah dalam bidang kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain, dalam bidang tataran morfologi dan sintaksis.
118
2) Ragam Jenis Pemakaian
Misalnya, akidah, akad nikah, dan masjid untuk bidang agama; atom, fonem, dan fosil untuk bidang ilmu; pialang, konsumen, dan inflasi untuk bidang perdagangan; serta gelandang, sundulan, dan gaya kupu-kupu untuk bidang olahraga. Variasi dalam tatabahasa: kalimat yang tersusun dalam uraian resep dapur, wacana ilmiah, surat keputusan, undang-undang, wawancara, doa, iklan, dan telegram.
119
2) Ragam Jenis Pemakaian
b. Ragam bahasa menurut sarananya Dibagi atas: # Ragam lisan / ujaran # Ragam tulisan c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran Disebut juga interferensi = perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Interferensi = pengacauan, kekacauan, kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Misalnya penggunaan serpihan kata, frase, dan klausa di dalam kalimat: Mereka akan married bulan depan Nah karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangani saja (Nah karena saya sudah benar-benar baik dengan dia, ya saya tanda tangani saja) Yah apa boleh buat, better laat dan noit (Yah apa boleh buat, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali)
120
Ragam Bahasa Ilmiah Pengertian Ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah bisa juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif, efesien, baik, dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian.
121
1. Bahasa Indonesia ragam baku;
Ragam Bahasa Ilmiah Ciri-ciri 2. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias; 1. Bahasa Indonesia ragam baku; 3. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; 4. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea. 6. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda; 5. Penggunaan kalimat efektif;
122
Jenis Ragam Bahasa Ilmiah Bisnis Sastra Filosof Jurnalistik
123
Tugas Termasuk kriteria manakah jenis ragam bahasa di atas?
a. apakah ragam pandangan dari segi penutur? b. apakah ragam jenis pemakaian? c. apakah ragam bahasa ilmiah? Jelaskan alasannya! Jelaskan masing-masing jenis ragam bahasa di atas dan berikan masing-masing contoh!
125
1. Bahasa Indonesia ragam baku;
Ragam Bahasa Bisnis Pengertian 2. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias; 1. Bahasa Indonesia ragam baku; 3. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; 4. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea. 6. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda; 5. Penggunaan kalimat efektif;
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.