Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehGlenna Tanudjaja Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
ASKEP LANSIA DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL LANSIA
Oleh kelompok I
2
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
3
Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
4
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia.
5
. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut: Penurunan Kondisi Fisik Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual Perubahan Aspek Psikososial Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
6
Perubahan Psikososial Lansia
• Pensiun • Identitas sering dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan • Sadar akan kematian • Kehilangan hubungan dengan teman-teman & famili • Penyakit kronis & ketidakmampuan • Perubahan terhadap gambaran diri, konsep diri • Kesepian (loneliness)
7
Masalah Psikososial Lansia • Aspek Sosial Lansia : Sikap, nilai, keyakinan terhadap lansia, label/stigma, perubahan sosial • Penurunan fungsi, penyakit fisik • Gangguan konsep diri • Gangguan alam perasaan : Depresi
8
Faktor Resiko Masalah Psikososial Lansia • Sumber finansial yang kurang • manajemen stress kurang • Kejadian yang tidak terduga • Jumlah kejadian pada waktu yang berdekatan
9
Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan status kesehatan berhubungan dengan ansietas 2. Perubahan identitas personal berhubungan harga diri rendah 3. Ketidak mampuan memecahkan masalah berhubungan dengan Koping individual tidak efektif 4. Isolasi sosial berhubungan dengan menarik diri 5. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan proses menua
18
PENILAIAN MTBS Identitas pasien Memeriksa tanda bahaya umum
Tanyakan keluhan utama (batuk, diare, demam, masalah telinga) Memeriksa malnutrisi dan anemia
19
PENILAIAN MTBS Tanyakan gejala Tentukan klasifikasi
Lakukan tindakan (pengobatan dan edukasi) Memeriksa status imunisasi & vit A anak
20
PELAKSANA MTBS Tenaga kesehatan di unit rawat jalan dasar: Dokter
Paramedis (perawat, bidan) Dokter Bukan untuk kader Bukan untuk rawat inap
21
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS
1. Ketrampilan Nakes kurang: pemeriksaan dan konseling belum standar komunikasi interpersonal kurang penggunaan obat tidak rasional tidak terampil merujuk dan memberikan tindakan pra rujukan.
22
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS
2. Sistem kesehatan belum memadai: Tingginya mutasi petugas Keterbatasan obat dan vaksin Supervisi kurang Pendekatan vertical program masih kuat
23
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS
3. Praktek perawatan balita sakit di tingkat keluarga dan masyarakat kurang: Keluarga terlambat mencari pertolongan Tidak tahu kapan harus kembali berobat Kepatuhan ibu terhadap nasihat petugas tentang perawatan masih kurang Menolak dirujuk
24
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN NAKES
Pedoman MTBS Pelatihan MTBS MTBS untuk praktek swasta Menjaga kompetensi petugas dalam MTBS
25
UPAYA MEMPERBAIKI SISTEM KESEHATAN
Perencanaan MTBS di tk kab/kota Ketersediaan obat Pengorganisasian Supervisi teknis berkualitas Dukungan rujukan Sistem informasi kesehatan
26
UPAYA MEMPERBAIKI PRAKTEK KELUARGA
Pencarian pengobatan Pemberian makanan pada anak Perawatan anak Kepatuhan memberi obat Perencanaan dan pengawasan pelayanan kesehatan
27
BENTUK INTERVENSI MTBS
Promotif dan preventif Kuratif Keluarga Intervensi untuk memperbaiki gizi Menangani balita sakit di rumah Mencari pertolongan yang tepat Patuh pada pengobatan Pelayanan Kesehatan Imunisasi Konseling MP-ASI Suplemen Mikronutrien Tatalaksana kasus ISPA, diare, malaria, campak, DBD, sakit telinga, malnutrisi Pengobatan pra rujukan Pengobatan terhadap cacing
28
OBAT ESENSIAL PADA BALITA
Oralit Antibiotik oral pilihan pertama dan kedua Antimalaria oral pilihan pertama dan kedua Sirup Fe Vitamin A Parasetamol Mebendazol Tetrasiklin salep mata Gentian violet Kinin injeksi Kloramfenikol injeksi Vaksin: 6 antigen
29
KEUNTUNGAN MTBS BAGI PROGRAM TERKAIT
ISPA dan Diare Keterpaduan tatalaksana kasus Imunisasi Mengurangi “missed opportunities” Malaria Memperbaiki penanganan malaria pada balita dan promosi kelambu Kesehatan ibu Mendiskusikan kesehatan ibu dan memberikan pelayanan Gizi Konseling bagi ibu untuk pemberian makanan dan menyusui Pengobatan Pedoman tata laksana yang baku Promosi kesehatan Mencari pertolongan kesehatan secara tepat
30
KONTRIBUSI MTBS DALAM MENUJU INDONESIA SEHAT 2010
Penghematan Mutu pelayanan kesehatan dasar meningkat Penggunaan obat secara rasional PSP ibu dalam perawatan balita sakit di rumah Optimalisasi pendayagunaan Nakes Pemerataan clinical essential package Perbaikan rujukan kasus tepat waktu Perbaikan rencana program Pemenuhan hak-hak anak
31
PERMASALAHAN 1. SDM Mobilitas tinggi
Kepatuhan dan keterampilan belum optimal Perubahan prilaku memerlukan waktu Petugas belum percaya diri, kebiasaan dari awal memberikan obat oral
32
PERMASALAHAN 2. Fasilitas penunjang masih kurang NGT Asam Nalidiksat
Manset anak NGT Asam Nalidiksat Gentasmisin inj Cloramfenicol inj
33
PERMASALAHAN 3. Kesiapan masyarakat
Pengetahuan masy ttg peny blm memadai Pola pencarian pengobatan belum tepat Masih kecewa bila pulang dari puskes tidak bawa obat Masyarakat masih menuntut obat terutama untuk kasus ringan
34
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.