Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYohanes Sutedja Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
6.28 Senyawa Padat dengan Titik Leleh Tak Kongruen
2
Nama Kelompok 1. Viki Amalia ( ) 2. Mamluah Husnul A.Z. ( ) 3. Lilis Indah Rahmawati ( )
3
Pada beberapa sistem, senyawa padat yang terbentuk tidak akan meleleh menjadi cair dengan komposisi yang sama, tetapi terurai sebelum titik lelehnya tercapai. Contohnya sistem silika alumina , yang meliputi senyawa 3Al2O3.SiO2 yang disebut mullite. Mullite merupakan nama umum untuk keramik yang terbuat dari alumina (Al2O3) dan silica (SiO2).
4
Jika lelehan mengandung 40% Al2O3 disiapkan dan didinginkan perlahan-lahan, mullite padat mulai terpisah pada sekitar 1780˚C.
5
Jika beberapa senyawa padat dihapus dan dipanaskan sepanjang garis XX ', terurai pada 1800˚C menjadi korundum padat dan larutan (lelehan) memiliki komposisi P.
6
Yaitu 2Al2O3.SiO2 Al2O3 + solution. Perubahan seperti ini disebut pelelehan tidak kongruen, karena komposisi cairan atau lelehannya itu berbeda dari padatannya.
7
Titik P disebut titik leleh tidak kongruen atau titik perritectik.
8
Ketika titik M tercapai, padatan korundum (A12O3) mulai memisah dari lelehan sehingga komposisinya itu menjadi lebih kaya di SiO2, turun di sepanjang garis M ke P.
9
Ketika temperature turun dibawah temperatur peritektik pada P, perubahan yang terjadi :
liquid + corrundum mullite.
10
Padatan Al2O3 yang telah dipisahkan bereaksi dengan lelehan sekitarnya untuk membentuk senyawa mullite. Jika spesimen yang diambil pada titik Q, material padatan mengandung 2 fase, inti corrundum dikelilingi oleh lapisan mullite.
11
Terimakasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.