Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
INVENTORY
2
Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung jenis industrinya. Persediaan merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan
3
PENGERTIAN PERSEDIAAN Stok bahan/barang yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan Stok bahan/barang bahan baku bahan penolong bahan dalam proses barang jadi
4
Pengertian Persediaan
Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar, di mana secara terus menerus mengalami perubahan 3. Tingkat likuiditasnya paling rendah
5
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Berdasarkan fungsi Batch stock Pipeline/transit inventory Anticipation stock Berdasarkan bentuk dan posisi barang Bahan baku Bagian produk Bahan pembantu Barang setengah jadi Barang jadi
6
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Berdasarkan sumbernya Diproduksi sendiri Dibeli dari luar Berdasarkan pola permintaan Permintaan satuan Permintaan per lot Berdasarkan keterkaitan permintaan Permintaan bebas Permintaan tidak bebas
7
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Berdasarkan harga barang Barang berharga tinggi Barang berharga menengah Barang berharga rendah Berdasarkan frekuensi penggunaan Barang yang cepat pemakaian/pergerakannya Barang yang lambat pemakaiannya
8
KENAPA PERSEDIAAN MUNCUL ?
Ketidaktahuan/adanya ketidakpastian Perbedaan lokasi/jarak Untuk mencapai skala ekonomi Perbedaan waktu antara produksi dengan konsumsi
9
FUNGSI PERSEDIAAN Menghubungkan antara operasi yang berurutan
Mangantisipasi keterlambatan datangnya barang Menumpuk bahan yang dihasilkan secara musiman Mencapai penggunaan mesin secara optimal Menjamin kelancaran proses produksi Pelayanan yang baik
10
MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material/barang lainnya sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak investasi persediaan material/barang lainnya dapat ditekan secara optimal Deddy S/Manaj Persediaan
11
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PERSEDIAAN
Penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan haruslah sedemikian rupa sehingga produksi dan operasi perusahaan tidak terganggu, tetapi dilain pihak sekaligus harus dijaga agar biaya investasi yang timbul dari penyediaan barang tersebut seminimal mungkin TUJUAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAAN PERSEDIAAN Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan Menjaga agar persediaan tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
12
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
Akan menyangkut pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang harus disediakan Berapa jumlah yang harus disediakan Kapan pemesanan harus dilakukan Dari mana sumbernya, apakah dibuat sendiri atau dibeli. Kalau dibeli dari pemasok mana Bagaimana sistem pengendaliannya Dst
13
JUMLAH YANG HARUS DISEDIAKAN
Keuntungan persediaan banyak Dapat menjamin kelancaran produksi dan pelayanan terhadap konsumen Menimbulkan kepercayaan terhadap konsumen Harga per unit barang bisa lebih rendah Kerugian akibat kenaikan harga dikemudian hari bisa dihindari Pengangkutan lebih ekonomis Total biaya pemesanan per periode bisa lebih rendah
14
JUMLAH YANG HARUS DISEDIAKAN
Keuntungan persediaan kecil Ruang penyimpanan yang digunakan lebih sedikit Uang yang terikat pada persediaan lebih sedikit Biaya asuransi lebih rendah Persediaan selalu baru Persediaan yang lama nampaknya akan menjadi kecil
15
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
Tingkat permintaan/kebutuhan Tenggang waktu pengadaan Fasilitas penyimpanan yang ada Sifat bahan/barang yang akan disimpan Tingkat pelayanan yang diharapkan Biaya-biaya persediaan Jumlah persediaan yang masih ada
16
BEBERAPA HAMBATAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN
Tidak ada ukuran kinerja yang jelas Status pesanan tidak akurat Sistem informasi tidak handal Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidakpastiaan Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar Keputusan supply chain yang tidak terintegrasi
17
PERSYARATAN SISTEM PERSEDIAAN
Gudang yang memadai Wewenang dan tanggung jawab Sistem pencatatan dan pemeriksaan Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan/barang Pencatatan yang teliti mengenai jumlah yg dipesan, dikeluarkan dan yg tersedia Perencanaan untuk menggantikan barang yg telah dikeluarkan dan barang yg sudah usang
18
TUGAS-TUGAS BAGIAN PERSEDIAAN
Menentukan jenis dan jumlah barang-barang yg harus dibeli Menentukan bilamana pesanan akan dilakukan Memeriksa barang yang diterima Memelihara barang di gudang Mengadakan, pemeriksaan dan penganalisaan Mengadakan administrasi gudang
19
BIAYA-BIAYA PERSEDIAAN
Biaya satuan produk Biaya pemesanan/persiapan Biaya pengadaan/penyimpanan biaya modal biaya gudang biaya penyusutan, kerusakan biaya keusangan dan kehilangan Biaya kehabisan stok
20
CARA-CARA PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN
Penentuan secara fisik Book Inventories METODE PENILAIAN PERSEDIAAN First-In First-Out (FIFO) Average Method Last-In First-Out (LIFO)
21
Cara First in First Out (FIFO Method)
Didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terdahulu masuk. Dengan persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Contoh: 1 Jan Persediaan awal 200 Rp.10,00= Rp 2.000,00 12 Jan Pembelian 400 unit @ Rp.12,00= Rp 4.800,00 24 Jan Pembelian 300 unit @ Rp.11,00= Rp 3.300,00 30 Jan Pembelian 100 unit @ Rp.12,00= Rp 1.200,00 Total unit Rp ,00 Misal persediaan akhir pada tanggal 31 Januari secara fisik menunjukan jumlah sebanyak 300 unit. Berapa nilai persediaan dan harga pokok penjualannya?
22
CARA FIFO Dengan demikian nilai dari persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk sebagai berikut : Pembelian yang terakhir dilakukan pada tanggal. 30 Januari, yaitu : 100 Rp. 12,00 = Rp ,00 Pembelian terakhir sebelumnya adalah tanggal. 24 Januari, yaitu : 200 Rp. 11,00 = Rp ,00 300 unit = Rp ,00 Dengan demikian, bilamana persediaan akhir dicatat menurut harga sebesar Rp ,00 maka harga pokok penjualan (Cost of goods sold) nya adalah sebesar Rp ,00 (Rp ,- Rp ,00 ), dan hasil penjualan akan dikurangi sebesar jumlah tersebut yaitu seharga pembelian harga yang terdahulu masuk.
23
CARA LIFO Didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah dijual dinilai menurut harga barang yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada/stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu. Dg. data yang sama, maka nilai persediaan menjadi: Harga Pembelian Barang yang terdahulu masuk yaitu tanggal : 1 januari 200 Rp. 10,00 = Rp. 2000,00 Pembelian selanjutnya yaitu tanggal : 12 Januari 100 Rp. 12,00 = Rp.1.200,00 Total unit Rp ,00 Bila persediaan akhir itu dicatat sebesar Rp.3.200,00 maka harga pokok penjualan (Cost of goods sold) nya menjadi Rp ,00 (Rp ,00-Rp.3.200,00) dan penjualan dikurangi sebesar jumlah tersebut.
24
RATA-RATA SEDERHANA Didasarkan atas harga rata-rata, maka dengan data yang sama dengan di atas, nilai persediaan dan harga pokoknya menjadi: Harga rata - rata = ( )/4 = 11,25 Maka nilai persediaan = 300 unit x Rp 11,25 = Rp dan Harga pokoknya Rp Rp = Rp 7.925
25
RATA-RATA TERTIMBANG Didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya. Dengan data yang sama, maka nilai persediaan sbb: 1 Jan Persediaan awal 200 Rp. 10,00 = Rp ,00 12 Jan Pembelian 400 Rp. 12,00 = Rp ,00 24 Jan Pembelian 300 Rp. 11,00 = Rp ,00 30 Jan Pembelian 100 Rp. 12,00 = Rp ,00 Total 1000 unit Rp ,00 Harga rata-rata ditimbang menjadi = Rp ,00 = Rp.11,30 1.000 Sehingga Nilai Persediaan Akhir menjadi : 300 Rp. 11,30 = Rp.3.390,00 Bila persediaan akhir dicatat sebesar Rp ,00 maka harga pokok penjualan (Cost of goods sold ) nya menjadi Rp ,00 (RP ,00 – 3.390,00 )
26
ADMINISTRASI PERSEDIAAN
Beberapa hal yang penting Prosedur pembelian, penerimaan, penyimpanan dan pemakaian Pembukuan dan Inventarisasi Pengawasan
27
PROSEDUR PEMBELIAN, PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PEMAKAIAN
Bagian produksi menyerahkan daftar permintaan pembelian barang (meliputi :jenis br, Jml, waktu) Bagian pembelian mengurus pemesanan/pembelian (Bag.Pembeliaan harus mengetahui data tt pemasok, harga, pengangkutan,dsb) Bagian penerimaan memeriksa barang yg diterima,memberikan lap. Ke bag pembelian, selanjutnya barang yg diterima diteruskan ke bag. Penyimpanan (gudang) Bag.produksi bila memerlukan bahan, maka mengirimkan surat permintaan kepada bag. gudang
28
PEMBUKUAN DAN INVENTARISASI
Bag. Pembukuan mencatat dlm buku pesanan, buku pemakaian, buku besar, kartu persediaan Bag pembelian Copy surat pesanan Faktur lap. penerimaan Bag.penerimaan Bag produksi Copy surat permintaan pemakaian
29
PENGAWASAN PERSEDIAAN
Pengawasan Fisik Pengawasan Akuntansi Pengawasan jumlah yang dibutuhkan (lead time, pemakaian, biaya penyimpanan, Stock out cost, penyimpangan rata-rata waktu pemesanan dan pemakaian)
30
CATATAN PENTING DALAM PENGAWASAN PERSEDIAAN
Permintaan untuk dibeli Laporan penerimaan Catatan persediaan Daftar permintaan bahan Perkiraan pengawasan
31
TOLOK UKUR KINERJA MANAJEMEN PERSEDIAAN
Tolok ukur efisiensi Perputaran barang (Turn over ratio/TOR) Tingkat persediaan Rasio persediaan surplus Rasio persediaan mati Rasio persediaan dan pendapatan Tolok ukur efektivitas Rasio layanan
32
PERPUTARAN PERSEDIAAN
TOR: Rasio antara pengeluaran/penggunaan/penjualan dan persediaan Makin tinggi TOR, berarti makin baik Contoh: Nilai persediaan akhir US$ Nilai pemakaian barang 2001 US$ TOR akhir 2001 = Nilai pemakaian 2001 Nilai persediaan akhir 2001 = US$ US$ = 0.80 kali
33
RASIO PERSEDIAAN DAN PENDAPATAN
TINGKAT PERSEDIAAN Tingkat persediaan = Nilai persediaan ($) Nilai pemakaian rata-rata = US$ US$ /12 = 15 bulan (pemakaian) RASIO PERSEDIAAN DAN PENDAPATAN Nilai persediaan rata-rata = US$ Jumlah pendapatan 2001 = US$ Jadi rasio persedian dan pendapatan = 61,75%
34
RASIO PERSEDIAAN SURPLUS
Misal:Yang disebut surplus adalah barang yang melebihi pemakaian 2 tahun. Persed. A = 370 unit. Pemakaian 1 th = 158 unit. Harga A = US$ 5,00 Maka, rasio surplus A = Nilai barang surplus Nilai seluruh persedian = (370 – (2 x 158)) x 5 370 x 5 = 14,6 %
35
RASIO PERSEDIAAN MATI Persediaan mati adalah barang persediaan yg tidak mungkin dapat digunakan lagi Misal : Persediaan mati = US$ Total nilai persediaan = US$ Rasio persediaan mati = Persediaan mati Total nilai persediaan = US$ US$ = 1,6%
36
Jml seluruh permintaan
RASIO LAYANAN Rasio layanan menunjukkan tk pelayanan tertentu Rasio layanan br A(2001) = Jml permintaan terpenuhi Jml seluruh permintaan = 188 unit 200 unit = 94 %
37
KEBIJAKAN PERSEDIAAN Deddy Supriyadi
Jl. Bungur VI, No. 4Panyawangan, Cileunyi – Bandung,, Deddy S/Manaj Persediaan
38
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEDIAAN
KEPUTUSAN/KEBIJAKAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEDIAAN 1 PEMESANAN EKONOMIS (EOQ) 2 SAFETY STOCK (PERSEDIAAN PENGAMAN) 3 REORDER POINT (TITIK PEMESANAN KEMBALI) 4 PERSEDIAAN MAXIMUM
39
JUMLAH PEMESANAN EKONOMIS (EOQ)
SEBUAH PERUSAHAAN MEMBUTUHKAN BAHAN BAKU UNTUK TAHUN 2006 ADALAH SEBANYAK KG DILAKUKAN 1 KALI PESAN BIAYA PEMESANAN (OC) MURAH TETAPI BIAYA SIMPAN TINGGI (CC) DILAKUKAN 12 KALI PESAN BIAYA PEMESANAN (OC) MAHAL TETAPI BIAYA SIMPAN (CC) RENDAH
40
JUMLAH PEMESANAN EKONOMIS
Jumlah Pemesanan Per Tahun 1 kali 2 kali 3 kali 4kali 5kali 6kali Jml tiap pesanan 12.000 6.000 4.000 3.000 2.400 2.000 Harga tiap pesanan Rp12.000 Nilai persediaan rata-rata Rp 1.500 1.200 1.000 Biaya pemesanan Rp 200 300 400 500 600 Biaya penyediaan (20%) Rp 240 Jml biaya per tahun Rp 800 700 740 Diketahui: Kebutuhan ( A ) = unit/tahun Harga barang ( R ) = Rp 1/unit Biaya pemesanan ( P ) = Rp100/pesan Biaya penyimpana ( C ) = 20%
41
Biaya Pemesanan Merupakan biaya-biaya yg timbul sebagai
akibat memesan barang, meliputi, al : Biaya persiapan pemesanan Penyelenggaraan tender Penyiapan kontrak Membuka L/C Pengiriman barang Pemeriksaan barang Dll
42
Biaya Penyimpanan Merupakan biaya-biaya yang timbul akibat
menyimpan barang sebagai persediaan meliputi, al: Biaya sewa gudang Biaya pemeliharaan barang Biaya asuransi Biaya penyusutan Biaya resiko kehilangan Cost of capital
43
N = 2AP/RC FORMULA JUMLAH PEMESANAN EKONOMIS
N=JML PEMESANAN EKONOMIS (EOQ) A= JUMLAH KEBUTUHAN/TAHUN P= BIAYA SEKALI PESAN R=HARGA C=CARRYING COST (%) MAKA EOQ : EOQ = 2 X x Rp 100/1X0.2 = UNIT EOF = = 3,4 Kali 3.464 EOV = x Rp 1 = Rp 3.464
44
N = 2AP/RC JUMLAH PEMESANAN EKONOMIS PERUSAHAAN MURNI
A= JUMLAH KEBUTUHAN/TAHUN P= BIAYA SEKALI PESAN R=HARGA C=CARRYING COST (%) N = 2AP/RC PERUSAHAAN “MURNI” MEMBUTUHKAN BAHAN XYZ PADA TAHUN DEPAN ADALAH SEBANYAK 2450 UNIT, DENGAN HARGA PER UNIT ADALAH RP 80,00. BIAYA PEMESANAN PERSEKALI PESAN ADALAH RP 1.000 DAN CARRYING COST SEBESAR 12.5% DARI PERSEDIAAN RATA-RATA. MAKA EOQ : EOQ = 2 X 2450X1000/80X0.125 = 700 UNIT
45
CONTOH SOAL Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang adalah 40 % dari nilai persediaan rata2 di gudang. Biaya pesanan adalah Rp. 15 juta setiap kali pesanan. Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun sebanyak 1200 unit dengan harga Rp ,- per unitya. Ini berarti bahwa cara pembelian yang paling ekonomis ialah pembelian bahan sebanyak 300 unit sekali pesanan, jadi kebutuhan material sebanyak 1200 unit selama satu tahun akan dipenuhi dengan 4 kali 300 unit. BLONJO TERUS?????
46
Satu kali pesanan sebanyak 1200 unit.
Sebenarnya kebutuhan material sebanyak 1200 unit ini dapat dipenuhi dengan berbagai cara sebagai berikut : Satu kali pesanan sebanyak 1200 unit. Dua kali pesanan sebanyak 600 unit setiap kali pesan. Tiga kali pesanan sebanyak 400 unit setiap kali pesan. Empat kali pesanan sebanyak 300 unit setiap kali pesan. Enam kali pesanan sbanyak 200 unit setiap kali pesan. Sepuluh kali pesan sebanyak 120 unit setiap kali pesan. Duabelas kali pesan sebanyak 100 unit setiap kali pesan. Management
47
PERHITUNGAN ECONOMICAL ORDER QUANTITY
Frekuensi Pembelian 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 6 Kali 10 Kali 12 Kali Berapa bulan sekali pesanan dilakukan 12 6 4 3 2 1,2 1 Jumlah unit setiap kali pesan 1200 600 400 300 200 120 100 Nilai persediaan 1200 jt 600 jt 400 jt 300 jt 200 jt 120 jt 100 jt Nilai persediaan rata 150 jt 60 jt 50 jt Biaya penyimpanan setahun (40 %) 240 jt 80 jt 40 jt 24 jt 20 jt Biaya pesanan setahun 15 jt 30 jt 45 jt 90 jt 180 jt Jumlah biaya semuanya 255 jt 125 jt 130 jt 174 jt Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa biaya semuanya yang paling murah pada pesanan sejumlah Rp ,- pada pesanan sebesar 300 unit setiap kali pesan.
48
EOQ dengan Safety Stock
Jika perusahaan menetapkan jumlah minimum persediaan yang harus ada digudang (Safety Stock) maka jumlah barang yang ada di gudang: Setiap kali jumlah persediaan mencapai Safety Stock maka perusahaan harus segera membeli sebesar EOQ Persediaan digudang tidak pernah mencapai nol = EOQ + Safety Stock
49
EOQ dengan Safety Stock
Dari contoh perhitungan EOQ dimuka, hitunglah besarnya jumlah barang yang ada di gudang bila ditetapkan safety stock sebesar 25: = EOQ + Safety Stock = = 325 unit
50
PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK)
SAFETY STOCK ADALAH PERSEDIAAN TAMBAHAN YANG DIADAKAN UNTUK MELINDUNGI ATAU MENJAGA KEMUNGKINAN TERJADINYA KEKURANGAN BAHAN ATAU STOCK OUT. STOCK OUT ATAU KEKURANGAN BAHAN BISA DIAKIBATKAN OLEH : PENGGUNAAN BAHAN YANG BERLEBIH ATAU MELEBIHI BIASANYA ADANYA KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BAHAN
51
KONDISI SAFETY STOCK SAFTEY STOCK YANG BANYAK
BIAYA SIMPAN TINGGI SAFTEY STOCK YANG BANYAK TERJAMINNYA PROSES PRODUKSI BIAYA SIMPAN RENDAH SAFTEY STOCK YANG SEDIKIT PROSES PRODUKSI KURANG TERJAMIN TINGKAT OPTIMAL SAFETY STOCK
52
FAKTOR YANG MENENTUKAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK)
PENGGUNAAN BAHAN BAKU RATA-RATA YAITU JUMLAH RATA-RATA BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN PADA PERIODE WAKTU TERTENTU MISALKAN BULAN, MINGGU, HARI DLL 1 PENGGUNAAN PERMINGGU PERUSAHAAN XYZ TERHADAP BAHAN BAKU “ABC” ADALAH 60,55,64,42,53,54,59,62,56 DAN 65 RATA-RATA PENGGUNAAN ADALAH : …+65 = 57 UNIT 10 STANDAR DEVIASI PENGGUNAAN ADALAH: (60-57) 2 + (55-57)2+ (64-57)2+…+ (65-57)2 = 6,7 UNIT 10-1
53
FAKTOR YANG MENENTUKAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK)
JANGKA WAKTU PEMESANAN ATAU LEAD TIME, MISALKAN KITA PESAN TANGGAL 3 PEB DAN BARANG DATANG TANGGAL 6, MAKA LEAD TIME ADALAH 3 HARI 2 BERDASARKAN DATA MASA LALU, PERUSAHAAN XYZ, MELAKUKAN PESANAN DAN DARI 10 KALI KEJADIAN BERIKUT ADALAH LEAD TIMENYA : 9,8,13,7,10,12,6,7,13,5 RATA-RATA LEAD TIME ADALAH : …5 = 9 MINGGU 10 STANDAR DEVIASI LEAD TIME ADALAH: (9-9) 2 + (8-9)2+ (13-9)2+…+ (5-9)2 = 3 MINGGU 10-1
54
PENENTUAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT
TERDAPAT DUA METODE DALAM MENENTUKAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK) PROBABILITY OF STOCK OUT APROACH LEVEL OF SERVICE
55
METODE PROBABILITY OF STOCK OUT APPROACH DALAM MENENTUKAN SAFETY STOCK
DALAM PENGGUNAAN METODE INI DIPAKAI ASUMSI BAHWA LEAD TIME BERSIFAT KONSTAN ARTINYA JANGKA WAKTU PEMESANAN BAHAN ADALAH SAMA ANTARA YANG KE SATU DENGAN YANG LAINNYA OLEH SEBAB ITU, DENGAN ASUMSI INI TERJADINYA STOCK OUT BUKAN DISEBABKAN OLEH FLUKTUASI LEAD TIME TETAPI OLEH FLUKTUASI PERMINTAAN PRODUK SEHINGGA TERJADI PENAMBAHAN DALAM PENGGUNAAN BAHAN.
56
CONTOH PERHITUNGAN BESARNYA SAFETY STOCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILITY OF STOCK OUT APPROACH
MISALKAN PERUSAHAAN “XYZ” SETIAP TAHUNNYA MEMBUTUHKAN BAHAN BAKU “ABC’ SEBANYAK UNIT BERDASARKAN PERHITUNGAN DIDAPAT EOQ ADALAH 720 UNIT UNTUK SEKALI PESAN, ATAU TERDAPAT 5 KALI JUMLAH PEMESANAN YANG OPTIMUM SELAMA SETAHUN. RATA-RATA PENGGUNAAN BAHAN BAKU ADALAH 50 UNIT/HARI LEAD TIME BERSIFAT KONSTAN YAITU 6 HARI ATAS DASAR TSB, PERUSAHAAN AKAN MELAKUKAN PESANAN KEMBALI PADA TINGKAT 300 UNIT, BILA PERUSAHAAN TIDAK MENYEDIAKAN PERSEDIAAN PENYELAMAT. BIAYA STOCK OUT RP 50 PER UNIT CARRYING COST DARI ADANYA PERSEDIAAN PENYELAMAT RP 10/ UNIT. BERDASARKAN PENGALAMAN MASA LALU BERIKUT PENGGUNAAN BAHAN BAKU SELAMA PERIODE PEMESANAN.
57
TABEL 1: PROBALITAS PENGGUNAAN BAHAN BAKU PERUSAHAAN XYZ SELAMA PERIODE PEMESANAN
PENGGUNAAN SELAMA PERIODE PEMESANAN (DALAM UNIT) BANYAKNYA PENGGUNAAN (DALAM KALI) PROBABILITAS PENGGUNAAN 150 3 3/ = 0.03 200 4 4/ = 0.04 250 6 6/ = 0.06 300 68 68/ = 0.68 350 9 9/ = 0.09 400 7 7/ = 0.07 450 JUMLAH 100 KALI JUMLAH % DARI DATA DIKETAHUI BAHWA APABILA PERUSAHAAN MELAKUKAN PERSEDIAAN KEMBALI PADA TINGKAT PERSEDIAAN 300 UNIT, MAKA KEMUNGKINAN PERUSAHAAN SELAMAT SEBESAR 81% ( ) DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT ADALAH 19% ( )
58
DARI TABEL 1: SEPERTI DIUNGKAPKAN SEBELUMNYA BAHWA DALAM USAHA MELAKUKAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT YANG MENGUNTUNGKAN, PERUSAHAAN AKAN MEMILIH TINGKAT PERSEDIAAN PENYELAMAT DIMANA TOTAL COST (CC+SOC) ADALAH YANG TERENDAH DENGAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT SEBESAR 50 UNIT, KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT HANYA PADA TINGKAT PENGGUNAAN 400 DAN 450 UNIT YAITU SEBESAR 10% DENGAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT SEBESAR 100 UNIT, KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT HANYA TERJADI PADA TINGKAT PENGGUNAAN 450 UNIT, YAITU SEBESAR 3% DENGAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT SEBESAR 150 UNIT, KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT TIDAK ADA.
59
(STOCK OUT) TABEL 2 : KERUGIAN KARENA TERJADINYA KEKURANGAN BAHAN
SAFETY STOCK KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT PERKIRAAN BIAYA TAHUNAN TC SOC 0.09 pada penggunaan 350 0.07 pada penggunaan 400 0.03 pada penggunaan 450 50 100 150 50 x0.09xRp50x5 = Rp 1.125 100x0.07xRp50x5 = Rp 1.750 150x0.03xRp50x5 = Rp 1.125 Rp 4.000 50x0.07xRp50x5 = Rp 100x0.03xRp50x5 = Rp Rp1.625 0.03 pada epnggunaan 450 50x0.03xRp50x5 = Rp Rp 375
60
JUMLAH SAFETY STOCK BIAYA SIMPAN 50 50 UNIT X Rp 10 = Rp 500 100
TABEL 3 : BIAYA INVENTORI SEHUBUNGAN DENGAN ADANYA SAFETY STOCK JUMLAH SAFETY STOCK BIAYA SIMPAN 50 50 UNIT X Rp 10 = Rp 500 100 100 UNIT X Rp 10 = Rp 1000 150 150 UNIT X Rp 10 = Rp 1500
61
TABEL 4 : TOTAL BIAYA KARENA ADANYA SAFETY STOCK
JUMLAH SAFETY STOCK BIAYA STOCK OUT BIAYA SIMPAN TC Rp 4.000 50 Rp 1.625 Rp 500 Rp 2.125 100 Rp Rp 1.000 Rp 1.375 150 Rp 0 Rp 1.500 TOTAL BIAYA PALING MURAH DIPEROLEH PD TK.SS =100, MAKA PERUSAHAAN XYZ INI SEBAIKNYA MENYIMPAN SAFETY STOCK SEBESAR 100 UNIT
62
REORDER POINT REORDER POINT ATAU TITIK PEMESANAN KEMBALI : ADALAH SUATU TITIK ATAU BATAS DARI SEJUMLAH PERSEDIAAN YANG ADA PADA SUATU SAAT DIMANA PEMESANAN HARUS DIADAKAN KEMBALI. REORDER POINT = PENGGUNAAN BAHAN SELAMA LEAD TIME + SAFETY STOCK. PADA KASUS TERDAHULU, DIKETAHUI BAHWA LEAD TIME RATA-RATA ADALAH 10 HARI, DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU RATA-RATA 50 UNIT, DENGAN SS = 339, MAKA PEMESANAN KEMBALI SEBAIKNYA DILAKUKAN PADA SAAT PERSEDIAAN MENCAPAI (50X10) = 839 UNIT.
63
Reorder Point (ROP) Reorder point adalah titik yang menunjukkan jumlah barang yang harus ada di gudang, sewaktu perusahaan harus mengadakan pemesanan lagi, sehingga penerimaan material yang dipesan itu tepat waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol Safety stock adalah batas pengaman persediaan yang harus ada dalam gudang untuk menjaga kontinuitas produksi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besarnya Reorder point adalah : 1. Penggunaan selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time). 2. Besarnya safety stock.
64
Inventory Order Cycle Model EOQ (kapan pesan?)
Order quantity, Q Average inventory Demand rate Inventory Level Q 2 Reorder point, R Time Lead time Lead time Order placed Order receipt Order placed Order receipt
65
Reorder Point (ROP) Reorder point = Prosestase tertentu dr. Safety
Reorder point = safety stock + penggunaan selama lead time Reorder point = Prosestase tertentu dr. Safety Stock + Kebutuhan Lead Time Lead Time = Penggunaan bahan baku selama tenggang waktu mendapatkan barang.
66
Reorder Point Tingkat inventory dimana perlu dilakukan pemesanan ulang R = dL Dimana : d = tingkat kebutuhan perperiode L = lead time (jarak waktu antar dilakukan pemesanan dengan penerimaan barang
67
Reorder Point: Contoh Demand = 10,000 gallons/tahun
Toko buka 311 hari per tahun Kebutuhan harian = 10,000 / 311 = 32,154 gallons/day Lead time = L = 10 hari R = dL = (32,154)(10) = 321,54 gallons
68
PERSEDIAAN MAXIMUM ADALAH JUMLAH INVENTORY MAX YANG SEBAIKNYA DISIAPKAN PERUSAHAAN PERSEDIAAN MAX = EOQ + SS SEHINGGA BILA EOQ SUATU BAHAN BAKU 700 DAN SS ADALAH 100 MAKA PERSEDIAAN MAX = 800
69
METODE LEVEL OF SERVICE DALAM MENENTUKAN BESARNYA SAFETY STOCK
METODE INI DIGUNAKAN KETIKA LEAD TIME TIDAK KONSTAN,SEHINGGA YANG MEMPENGARUHI PERSEDIAAN ADALAH FLUKTUASI PENGGUNAAN BAHAN BAKU DAN FLUKTUASI LEAD TIME. PENENTUAN KEBIJAKAN YANG RASIONAL YANG DILAKUKAN UNTUK MENJAMIN KELANCARAN KEGIATAN PRODUKSI, DITENTUKAN DAN DIUKUR DENGAN TINGKAT PELAYANAN (LEVEL OF SERVICE) YANG INGIN DIBERIKAN OLEH ADANYA PERSEDIAAN PENYELAMAT TERSEBUT.
70
PERUSAHAAN MURNI (KASUS PENENTUAN SAFETY STOCK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEVEL OF SERVICE
SUB GROUP 1 SUB GROUP 2 SUB GROUP 3 64 28 100 35 62 30 15 45 60 38 58 49 98 40 PENGGUNAAN BARANG SELAMA 15 MINGGU TERAKHIR SUB GROUP 1 SUB GROUP 2 10 8 13 9 12 5 11 DELIVERY LEAD TIME (DALAM MINGGU) DARI 10 PESANAN
71
= ------------------------------ = 63
PEMECAHANNYA : MENGHITUNG RATA-RATA LEAD TIME (L) : 100 L = = 10 MINGGU 10 MENGHITUNG RATA-RATA PENGGUNAAN (D): 750 D= = 50 UNIT 15 DEVIASI STANDAR DARI PENGGUNAAN : (98-15)+(62-28)+(100-28) = = 63 3 D = 63 X 0.43 = 27.UNIT DEVIASI STANDAR DARI LEAD TIME : (13-5)+(13-8) = = 6 2 L = 6 X 0.43 = 2.79 = 3
72
U = L (D) 2 + (D ) 2 (L) 2 = 173 UNIT
DEVIASI STANDAR DARI PENGGUNAAN PADA WAKTU PENGISIAN PERSEDIAAN : U = L (D) (D ) 2 (L) 2 = 10 (27) 2 + (50) 2 (3) 2 = 173 UNIT BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SS) DENGAN LEVEL OF SERVICE 97.5% (K= 1.96) ADALAH 173 X 1.96 = 339 UNIT
73
PERSEDIAAN MAXIMUM PERSEDIAAN MAXIMUM ADALAH BATASAN JUMLAH PERSEDIAAN YANG PALING BESAR YANG SEBAIKNYA DIADAKAN OLEH PERUSAHAAN. UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PERSEDIAAN MAX ADALAH EOQ + SAFETY STOCK, SEHINGGA DARI KASUS INI BESARNYA PERSEDIAAN MAX ADALAH = 1039
74
TABEL 5 : FAKTOR KOREKSI JARAK UNTUK DEVIASI STANDAR
JUMLAH OBSERVASI DALAM KELOMPOK (BESARNYA SAMPEL) FN 2 0.94 3 0.59 4 0.49 5 0.43 6 0.39 7 0.37 8 0.34 9 0.33 10 0.32
75
FREQUENCY LEVEL OF SERVICE (%)
TABEL 6 : POLICY FACTOR (K) PADA FREQUENCY LEVEL OF SERVICE FREQUENCY LEVEL OF SERVICE (%) K 50 60 0.25 70 0.52 75 0.67 80 0.84 85 1.04 90 1.28 95 1.64 97.5 1.96 99.0 2.33 99.5 2.58 99.9 3.10
76
Quantity Discounts Banyak penjual melakukan startegi penjualan dengan memberikan harga yang bervariasi sesuai dengan jumalh yang dibeli, semakin besar volume pembelian semakin rendah harga barang perunit. Biaya total persediaan model ini merupakan penjumlahan dari biaya pemesanan biaya penyimpanan dan biaya pembelian barang. Hal ini berbeda dengan biaya model EOQ yang tidak memperhitungkan biaya pembelian yang nilainya selalu sama. Harga barang bervariasi tergantung dari setiap jumlah pesanan sehingga biaya pembelian barangpun bervariasi .
77
Quantity Discounts Harga per unit berkurang saat jumlah pesanan meningkat TC = PD CoD Q CcQ 2 where P = harga per unit D = permintaan tahunan
78
Quantity Discount Model (cont.)
Qopt Carrying cost Ordering cost Inventory cost ($) Q(d1 ) = 100 Q(d2 ) = 200 TC (d2 = $6 ) TC (d1 = $8 ) TC = ($10 ) ORDER SIZE PRICE $10 100 – (d1) (d2)
79
Quantity Discount: Example
QUANTITY PRICE $1,400 ,100 Co = $2,500 Cc = $190 per TV D = 200 TVs per year Qopt = = = 72.5 TVs 2CoD Cc 2(2500)(200) 190 TC = PD = $233,784 CoD Qopt CcQopt 2 For Q = 72.5 TC = PD = $194,105 CoD Q CcQ 2 For Q = 90
80
Contoh Soal Suatu perusahaan memiliki kebutuhan material sebesar unit per tahun. Biaya pesan $35/order. Biaya simpan sebesar 20% dari harga beli material. Pihak supplier menawarkan suatu penawaran khusus untuk pengadaan material tersebut dalam bentuk harga potongan. Adapun syaratnya adalah sbb: Kuantitas pembelian Harga 4000 – 7999 unit $1.80 Lebih dari 8000 unit $1.70 Pertanyaan: Di unit berapakah sebaiknya perusahaan melakukan pembelian.
81
Jawab Kuantitas pembelian paling sedikit 8000 unit
Harga beli (P) = $1.70 Cc = $1.70 x 0.2 = $0.34 EOQ = 2 x 35 x = unit (tidak feasible) 0.34 TC = (35 x ( /8000)) + (0.34 x (8000/2)) + ( x $1.70) = $ 171,795.5 Kuantitas pembelian 4000 – 7999 unit P = $1.80 Cc = $1.80 x 0.2 = $0.36 EOQ = 2 x 35 x = = unit 0.36 TC = (35 x (100000/ )) + (0.36 x ( /2)) + ( x $1.80) = $181,587.5 Jadi yang dipilih adalah kuantitas pembelian 8000 unit karena memiliki total biaya terkecil
82
JUST IN TIME (JIT) Persediaan diperoleh dan dimasukkan dalam produksi tepat pada saat dibutuhkan. Tidak ada persediaan mengendap digudang Hal yang dibutuhkan: 1. Sistem informasi persediaan dan produksi yang tepat 2. Pembelian dengan efisiensi tinggi 3. Pemasok yang dapat diandalkan 4. Pengelolaan yang efisien
83
Quiz!!!!! Atas persediaan yang dimiliki Phapros Co diketahui Carrying cost sebesar 15% dari nilai average inventory. Sedangkan procurement cost adalah $3,5 setiap kali pesan. Jumlah material yang dibutuhkan selama satu tahun sebanyak unit dengan harga pembelian $5 per unitnya. Hitunglah Economical Order Quantity (EOQ) ! Dan buatlah daftar/tabel pembeliannya sebanyak 5 kolom/ 5 pilihan
84
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.