Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHartono Jayadi Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG MASALAH KHUSUS
Disusun oleh : Dorenty Ayudianti ( ) Akuntansi / V
2
Hubungan Pusat – Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor pengembangan / perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor pusat tersebar di daerah – daerah lain. Terdapat perbedaan pengertian antara cabang dan agen.
3
AGEN KANTOR CABANG Struktur organisasi dan kegiatan terlepas dari kantor pusat atau berdiri sendiri. Oleh karena itu satu kantor agen dapat mengageni beberapa perusahaan. Sehingga kantor agen tidak bertanggungjawab ke kantor pusat tetapi bertanggungjawab pengelola agen. Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat. Sehingga kantor cabang bertanggungjawab penuh atas segala aktivitasnya ke manajemen kantor pusat Kegiatan kantor agen tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan dan calon pembeli saja. Dengan demikian agen hanya sebagai fungsi pemasarnya saja. Kegiatan kantor cabang tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang dpt diambil dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat. Investasi kantor pusat ke agen hanya sebatas modal kerja saja. Investasi kantor pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja saja tetapi semua fasilitas yang dibutuhkan dalam mendirikan kantor cabang dan permulaan operasinya kantor cabang
4
PEMBUKUAN AGEN Akuntansi terhadap kegiatan kantor agen dilaksanakan oleh perusahaan yang diageni (kantor pusat). Kegiatan kantor agen yang hanya terbatas pada usaha untuk mencari calon pembeli biasanya dilakukan dengan menggunakan modal kerja yang berasal dari kantor pusat. Penggunaan modal kerja ini serupa dengan pengguanaan dana kas kecil yang menggunakan sistem dana tetap (imperest system). Jadi pengelola kantor agen mengumpulkan bukti-bukti pemakaian modal kerja untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada kantor pusat.selanjutnya bukti pemakaian modal kerja tersebut akan dipakai sebagai dasar pencatatan oleh kantor pusat.
5
METODE PENCATATAN AGEN
Rugi laba kantor agen tidak dipisahkan Apabila rugi-laba kegiatan kantor agen tidak dipisahkan maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kantor agen tidak perlu dipisahkan dengan pendapatan (penjualan) dan biaya kantor pusat. Dengan metode ini, perusahaan (kantor pusat) hanya dapat mengetahui rugi-laba secara keseluruhan. 2. Rugi laba kantor agen dipisahkan Agar rugi-laba masing-masing kantor agen dapat dipisahkan maka pendapatan dan biaya untuk masing-masing kantor agen bharus dikumpulkan tersendiri (dipisahkan dari pendapatan dan biaya kantor pusat)maka diperlukan rekening tersendiri,pada umumnya rekening yang buku besar yang berhubungan dengan kantorn agen terbatas pada 5 rekening saja, yaitu; modal kerja kantor agen, penjualan kantor agen, harga pokok penjualan agen, biaya pemasaran kantor agen, biaya administrasi dan umum kantor agen.
6
KANTOR CABANG Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan sistem akuntansi hubungan cabang dengan pusat, yaitu melalui sistem: 1. Sistem Sentralisasi 2. Sistem Desentralisasi
7
SISTEM SENTRALISASI Di dalam sistem ini akuntansi kantor cabang diselenggarakan oleh kantor pusat, jadi hampir mirip dengan pencatatan kantor agen dimana rugi-laba kantor agen dipisahkan dari rugi-laba kantor pusat. Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang letaknya dekat dengan kantor pusat dan kegiatan kantor cabang masih terbatas/ kantor cabang masih relative kecil.
8
SISTEM DESENTRALISASI
Pengertian desentralisasi hubungan pusat-cabang yaitu apabila di dalam sistem akuntansi kantor cabang yang pencatatannya diselenggarakan oleh kantor cabang sendiri. Namun bila dikehendaki oleh kantor pusat maka terdapat pos- pos tertentu yang pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat. Hal yang penting mengenai akuntansi dan pencatatan sistem desentralisasi terhadap transaksi yang menghubungkan antara Pusat dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda dengan jurnal biasa.
9
LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN
Laporan keuangan gabungan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi yang bulat, maka dalam penyusunannya harus memperhatikan: Dalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak-pihak di luar perusahaan Dalam perhitungan laporan laba/rugi harus dihindari adanya perhitungan ganda terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama
10
NERACA GABUNGAN Penyusunan neraca gabungan, dilakukan dengan langkah- langkah berikut: Menghapus saldo rekening “R/K- Kantor Pusat” dengan “R/K-Kantor Cabang” dan saldo rekening “hutang” dengan “piutang kepada” antar kantor pusat dan cabang, yang ada di dalam neraca individual kantor pusat maupun cabang Menunjukkan saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan cabangnya sesuai dengan kelompok masing-masing
11
LABA – RUGI GABUNGAN Penyusunan laporan rugi/laba gabungan diperlukan langkah-langkah: Menghapus saldo rekening “pengiriman barang dari kantor pusat” dengan “pengiriman barang ke kantor cabang” dan saldo rekening-rekening pendapatan dan biaya-biaya yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan perhitungan laba/rugi individual kantor pusat dan cabang sebagai akibat kebijaksanaan sistem desentralisasi yang dilaksanakan Menjumlah saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam laporan rugi/laba individual kantor pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing
12
LAPORAN TIMBAL BALIK Pada akhir periode, atau pada saat akan menutup buku-buku, sebab-sebab adanya perbedaan saldo diantara dua rekening yang reciprocal tersebut harus diselidiki dan penyesuaian harus dilakukan seperlunya. Data yang perlu dipertimbangkan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 golongan, sebagai berikut: Debit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “kantor pusat” Kredit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “kantor pusat” Debit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “kantor cabang” Kredit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan dengan debit rekening “kantor cabang”
13
MASALAH KHUSUS Masalah di dalam hubungan kantor pusat dengan kantor cabang: Pengiriman barang ke cabang dinota di atas harga pokok Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat Kantor cabang di luar negeri
14
Pengiriman uang kas antar cabang
Kegiatan cabang biasanya terbatas pada transaksi dengan kantor pusat dengan pihak luar. Akan tetapi, dalam kejadian tertentu kantor pusat dapat memberikan perintah pengiriman aktiva tertentu dari cabang yang satu ke cabang yang lain. Sebagai pengganti pembukuan perkiraan khusus dengan cabang, biasanya cabang menetapkan pengiriman seperti ini melalui perkiraan kantor pusat.
15
Pengiriman barang dagangan antar cabang
Hubungan umum : kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang Hubungan khusus: kantor pusat dapat meminta dan menyetujui pengiriman barang dagangan dari satu kantor cabang ke kantor cabang lainnya Masalah khusus : “biaya angkut” (freight charges) Yang dibebankan kepada dan dibayar oleh kantor cabang yang mengirim : kepada kantor cabang yang menerima, serta perhitungan pembebanan biaya angkut di kantor pusat.
16
Barang untuk cabang di nota diatas harga pokok
Hubungan umum : kantor pusat menyediakan barang untuk masing-masing cabang Hubungan khusus : kantor pusat menetapkan harga faktur diatas harga pokok untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang Tujuan penetapan harga faktur diatas harga pokok Kepala kantor cabang tidak dapat mengetahui sacara lengkap informasi laba aktual dari hasil operasi kantor cabang b. Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang. Peristiwa ini terjadi selama periode akuntansi. Pada saat pelaporan nilai persediaan barang dagangan oleh kantor cabang ke kantor pusat. Peristiwa ini terjadi pada akhir periode akuntansi, dan kantor cabang mengirimkan pelaporan laba/rugi bersih.
17
Cabang di luar negeri Apabila kantor cabang berada di luar negeri maka masalah khusus yang dihadapi bertambah, yaitu yang berkenaan dengan penjabaran laporan keuangan kantor cabang dari yang semula disajikan di dalam mata uang asing (dilihat dari kantor pusat) ke dalam mata uang domestik yang digunakan oleh kantor pusat. Masalah ini timbul karena kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain selalu mengalami perubahan. Di dalam menjabarkan laporan keuangan yang disajikan dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik tersebut terdapat beberapa metode antara lain: Current rate method Non-current rate method Current/non-current method Monetary/nonmonetary method Temporar method
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.