Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RISET KOMUNIKASI Pertemuan 13 Matakuliah: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi Tahun : September 2008.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RISET KOMUNIKASI Pertemuan 13 Matakuliah: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi Tahun : September 2008."— Transcript presentasi:

1 RISET KOMUNIKASI Pertemuan 13 Matakuliah: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi Tahun : September 2008

2 Bina Nusantara 2 Materi Pengertian penelitian ilmiah Karakteristik Metode Ilmiah Riset dalam praktek komunikasi Ruang lingkup riset komunikasi Elemen-elemen dasar riset komunikasi Metodologi Desain Riset

3 Bina Nusantara 3 TUJUAN Mahasiswa dapat menganalisa permasalahan komunikasi dengan menggunakan metodologi penelitian komunikasi

4 Bina Nusantara 13.1.Pengertian penelitian ilmiah Riset (penelitian) berarti to search for, to find. Dalam bahasa latin kata riset dari dari dua kata yakni “re” dan “ cercier”. Re berarti lagi dan cercier berarti mencari. Berdasarkan arti kata riset ini, maka riset berarti mencari informasi tentang sesuatu (looking for information about something). Bisa juga diartikan sebagai sebuah usaha untum menemukan sesuatu. Sebenarnya setiap hari kita melakukan riset, namun perlu kita membedakan riset ilmiah dan riset non ilmiah yang dapat kita lakukan setiap hari. Berikut ini adalah tabel perbedaan antara riset ilmiah dan non ilmiah. Riset sehari-hariRiset ilmiah intuisi common sense Casual dilakukan setiap saat selective Kebetulan fokus pada keputusan pribadi Berdasarkan teori Terstruktur Ada aturan ketat yang sistematis Terencana Obyektif, tidak memihak Pemikiran ilmiah Fokus pada pengetahuan tentang realitas

5 Bina Nusantara 13.2. Karakteristik Metode Ilmiah Menurut Wimmer dan Dominick (Kriyantono, 2007K2-3) ada lima karakteristik metode ilmiah yakni: Bersifat publik yakni terbuka untuk koreksi dan verifikasi. Objektif yakni aturan-aturan eksplisit dan prosedur mengikat peneliti dan berhubungan dengan fakta-fakta. Empirikal yakni peneliti lebih memerhatikan pada dunia yang dapat diketahui atau secara potensial dapat diukur. Sistemik dan kumulatif Prediktif. 13.3. Riset dalam praktek komunikasi Kita sudah menjelaskan pada pertemuan-pertemuan terdahulu mengenai tujuan komunikasi, komunikasi yang efektif dan komponen- komponen apa saja yang diandaikan dalam sebuah komunikasi yang efektif. Dalam konteks ini riset komunikasi berupaya menyediakan data bagi setiap karakteristik komponen komunikasi. Data-data empiris itu hanya dapat diperoleh melalui kegiatan riset, sehingga keputusan yang diambil dalam menerapkan komunikasi mencerminkan realitas yang dihadapi.

6 Bina Nusantara 13.4. Ruang lingkup riset komunikasi Ruang lingkup riset komunikasi terdiri dari komponen-komponen komunikasi itu sendiri yakni: Riset yang berkaitan dengan komunikator Riset yang berkaitan dengan pesan Riset yang berkaitan dengan media Riset yang berkaitan dengan khlayak Riset yang berkaitan dengan efek.

7 Bina Nusantara 13.5. Elemen-elemen dasar riset komunikasi Elemen-elemen dasar riset komunikasi terdiri dari; Konsep Konstruksi teori Variabel Hipotesis Data

8 Bina Nusantara 13.6. Metodologi 13.6.1. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif Pendekatan kuantitatif Dalam riset kuantitatif tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) hubungan riset dengan subyek. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya obyektif. Alat ukurnya harus dijaga keobyektifannya. 2). Riset bertujuan menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis dan teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrumen yang kurang valid.

9 Bina Nusantara 3). Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel. 4). Prosedur riset rasional – empiris, artinya peneliti berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan.

10 Bina Nusantara Pendekatan kualitatif Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan atau samplingnya sangat terbatas. Periset adalah bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, periset menjadi instrumen riset yang harus terjun langsung di lapangan. Secara umum riset yang menggunakan metodologi kualitatif mempunya ciri-ciri: 1.intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrumen pokok riset. 2.Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter. 3.Analisis data lapangan 4.Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan) dan komentar-komentar. 5.Tidak ada realitas yang tunggal, setiap peneliti mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses penelitiannya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi sosial. 6.Subjektif dan berada hanya dalam referensi peneliti. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi.

11 Bina Nusantara 7) Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah 8)Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan individu-individunya. 9)Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth). 10)Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur. 11)Hubungan antara teori, konsep dan data: data memunculkan atau membentuk teori baru. 13.6.2. Metode riset komunikasi Berdasarkan metodologi Kuantitatif a) metode survei - survei deskripsi - eksplanatif b) metode analisis c) metode eksperimen

12 Bina Nusantara Berdasarkan metodologi kualitatif a). Metode FGD b). Metode wawancara mendalam c). Metode observasi d). Metode studi kasus 13.6.3. Jenis atau tipe riset Jenis eksploratif Deskriptif Eksplanatif Evaluatif 13.7. Desain Riset 13.7.1. Desain Riset Kuantitatif Bab I. Perumusan Masalah (pendahuluan) terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan riset dan manfaat riset

13 Bina Nusantara Bab II: Kerangka pemikiran/Tinjauan pustaka; terdiri dari: 1) kajian pustaka, teori-teori, hasil studi terdahulu, atau uraian observasi awal; 2) konseptualisasi konsep/permasalahan berdasarkan kajian pustaka, studi-studi terdahulu; 3) kerangka berpikir dan 4) pengajuan hipotesis teoritis Bab III: Metodologi terdiri dari 1) pendekatan atau metodologi; 2) metode dan tipe riset; 3) operasionalisasi konsep; 4) perumusan hipotesis riset; 5) defenisi populasi sampel; 6) teknik pengumpulan data; 7) teknik analisis data dan 8) kesimpulan dan saran 13.7.2. Desain riset kualitatif Bab I: Latar belakang masalah terdiri dari a) latar belakang masalah; b) perumusan masalah; c) pembatasan masalah/fokus riset; d) tujuan riset; dan e manfaat riset. Bab II: Kepustakaan yang berkaitan Bab III: Metodologi riset yang teridiri dari; a) deskripsi latar, sumber data, satuan kajian; b) tahap-tahap riset; c) metode riset; d) pengumpulan dan pencatatan data; e) analisis data; dan f) pemeriksaan keabsahan data Bab IV: analisis dan interpretasi data Bab V : Kesimpulan dan saran


Download ppt "RISET KOMUNIKASI Pertemuan 13 Matakuliah: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi Tahun : September 2008."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google