Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRatna Lesmono Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Eka Tarwaca Susila P Lab. Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
Pengembangan centra produksi sayuran dan buah di lahan pantai melalui hidroponik Eka Tarwaca Susila P Lab. Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
2
Solusinya Pengembangan pertanian di lahan-lahan marginal, baik di jawa maupun luar jawa Lahan marjinal merupakan lahan yang bermasalah dan mempunyai faktor pembatas yang tinggi untuk pertumbuhan tanaman
3
Permasalahan di Bidang Pertanian
Penyempitan lahan, koversi dari lahan pertanian ke non-pertanian Degradasi kesuburan lahan, menimbulkan pelandaian produktivitas tanaman baik pangan maupun hortikultura Kepemilikan lahan yang sempit
4
Lahan Marjinal Di jawa yang potensial dikembangkan sebagai lahan pertanian adalah lahan pantai Pulau Jawa memiliki pantai yang luas ( km) Apabila lahan pantai di Jawa dapat digunakan sebagai lahan pertanian, stabilitas produksi pertanian terjaga
5
Kelebihan Lahan Pantai
Luasan yang tinggi Sumber air tanah dangkal, sehingga pemanfaatan sumber air tidak memerlukan biaya mahal Merupakan lahan terbuka, sinar matahari dan temperatur bukan merupakan faktor pembatas
6
Kendala Kesuburan lahan sangat rendah, sumbangan tanah terhadap nutrisi tanaman dapat dikatakan nol Kecepatan angin cukup tinggi, disertai hembusan garam sehingga bersifat racun bagi tanaman Sifat fisik tanah yang sangat jelek, kaitannya dengan kemampuan menahan lengas dan nutrisi
7
Kesuburan Rendah Sumbangan tanah terhadap nutrisi tanaman nol, nutrisi sepenuhnya pemberian dari luar sistem Komponen terbesar penyusun media merupakan fraksi pasir (bukan debu maupun lempung) Sehingga membudidayakan tanaman di lahan pantai sebenarnya merupakan budidaya sistem hidroponik
8
Peranan Hidroponik dalam Pertanian
Memungkinkan dilakukannya budidaya tanaman di tempat-tempat yang tidak memungkinkan untuk bertani secara konvensional Membantu mengatasi beberapa permasalahan: masalah struktur dan kesuburan tanah di Kanada dan Kolombia (diatasi dengan serbuk gergaji), masalah salinitas di Meksiko (diatasi dengan penggunaan pasir pantai yang dicuci dengan air suling), lahan pantai di Indonesia
9
Pengembangan Sayuran di Lahan Pantai
Kelompok tanaman yang potensial dikembangkan di pantai yaitu sayuran (baik sayuran buah maupun daun) dan buah Kelompok sayuran meliputi cabai, tomat, kangkung, sawi, pakchoi, bawang merah, kacang panjang, terong, bawang daun Kelompok buah meliputi semangka dan melon
10
Nutrisi Kendala utama di lahan pantai: kesuburan rendah
Diperlukan suplai nutrisi dari luar Sumber nutrisi: pupuk makro (urea, TSP, KCl, dan dolomit) dan pupuk mikro lengkap
11
Budidaya Sayuran Daun di Lahan Pantai
Sayuran daun: bagian yang dipanen merupakan bagian vegetatif Nutrisi utama sayuran daun adalah nitrogen, dapat disuplai melalui pemberian pupuk urea Perlu dilakukan penelitian mengenai dosis dan frekuensi pemupukan N yang tepat, untuk meningkatkan efisiensi pemupukan
12
Dampak Pemupukan N yang tidak Tepat
Tanaman Kelebihan N, daun berwarna hijau tua (gelap), penampilan kurang menarik, mudah rusak (kualitas cepat menurun), nilai jual rendah Tanaman kekurangan N, daun kekuningan, kandungan gizi rendah, penampilan kurang menarik, nilai jual rendah Efisiensi pemupukan rendah (banyak nutrisi yang terbuang)
13
Penelitian yang telah Dilakukan
Takaran Urea: 40 kg/ha (U4), 80 kg/ha (U8), 120 kg/ha (U12), dan 160 kg/ha (U16) Frekuensi pemupukan urea: 100% saat tanam (F1), 50% saat tanam+50% 14 hst (F2), 1/3 saat tanam+1/3 11hst+1/3 21hst (F3), ¼ saat tanam+1/4 7hst+1/4 14hst+1/4 21hst (F4)
14
Hasil Penelitian Perlakuan bsa pau jd ild Takaran Urea 40 kg/ha 1,43 c
9,02 ab 11,22 b 0,82 b 120 kg/ha 2,05 a 9,28 ab 11,55 ab 0,98 a 160 kg/ha 2,16 a 10,05 a 12,08 a 1,04 a Frekuensi 1 kali 1,19 r 9,48 p 10,3 r 0,84 r 2 kali 1,82 q 8,83 p 11,42 q 0,90 q 3 kali 2,18 p 9,59 p 11,73 pq 0,99 p 4 kali 2,17 p 8,94 p 12,38 p
15
Hasil Penelitian Perlakuan warna daun lpt bkt tt db Takaran Urea
40 kg/ha 1,33 a 25,55 b 0,35 b 13,96 c 0,44 c 80 kg/ha 2,58 b 28,12 b 0,40 b 16,94 b 0,48 b 120 kg/ha 2,67 b 43,50 a 0,61 a 18,88 ab 0,55 a 160 kg/ha 2,83 b 45,02 a 0,65 a 19,89 a 0,58 a Frekuensi 1 kali 1,58 p 22,85 r 0,36 q 13,22 r 0,41 r 2 kali 2,00 q 32,48 q 0,42 q 15,99 q 0,48 q 3 kali 2,92 r 40,13 pq 0,60 q 19,98 p 0,59 p 4 kali 46,72 p 0,62 q 20,36 p 0,57 p
16
Hasil Penelitian Perlakuan IP bkk bst ik bsk Takaran Urea 40 kg/ha
4,85 c 160 kg/ha 0,60 a 8,17 b 0,66a 5,50 c Frekuensi 1 kali 0,50 qr 0,31 q 4,13 p 0,59 p 2,43 p 2 kali 0,46 r 0,36 q 5,86 p 0,58 p 3,45 q 3 kali 0,53 pq 0,57 p 8,13 q 0,65 q 5,41 r 4 kali 0,55 p 8,42 q 0,68 q 5,47 r
17
Kesimpulan Tidak terdapat interaksi antara takaran dengan frekuensi pemupukan urea pada tanaman sayuran daun Takaran sebesar 120 kg/ha dan 160 kg/ha memberikan nilai tertinggi pada semua variabel yang diamati Frekuensi pemupukan urea 3 dan 4 kali selama satu siklus hidup tanaman sayuran daun memberikan nilai tertinggi pada semua variabel yang diamati
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.