Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHerman Irawan Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
FISIOLOGI & PATOLOGI SEL (Cell), JARINGAN dan DARAH
SESI 3 a FISIOLOGI & PATOLOGI SEL (Cell), JARINGAN dan DARAH
2
DESKRIPSI Pembahasan materi meliput struktur dan
fisiologis sel berserta perubahan patologis pada sel berserta organellanya, cedera sel dan jaringan, fisiologi dan patologi sel darah, gangguan darah, golongan dan donor darah berserta berbagai jenis produk darah.
3
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memahami struktur, fisiologis dan patologi sel, sel darah, cedera sel dan jaringan berserta diagnosis gangguan darah, golongan darah, donor dan berbagai jenis produk darah.
4
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS & POKOK BAHASAN
Mampu Menjelaskan tentang: - Struktur dan fisiologis sel - Cedera sel - Jaringan - Cairan interstitial - Sel darah - Ganggguan dan Diagnoses gangguan darah - Golongan dan donor darah - Berbagai jenis produk darah
5
FISIOLOGI & PATOLOGI Sel (Cell) & Jaringan
SEL adalah satu kesatuan struktur dasar tubuh. Setiap manusia mengandung jutaan sel yqng secara struktur dan fungsi terintegrasi membentuk berbagai upaya komplek, yang tak terhitung jumlahnya, yang dibutuhkan bagi kehidupan. Terdapat berbagai variasi di antara sel-sel dalam tubuh. Contoh: Eritrosit hanya kurang lebih 7 mikron ( inch) berfungsi sangat khusus yakni mentransportasi O2, akibatnya sel eritrosit kehilangan sebagian struktur internal (nucleus) yang normal ada di sel-sel tubuh lain-lain.
6
FISIOLOGI & PATOLOGI Sel & Jaringan (Lanjutan)
Lain lagi dengan sel saraf, bisa sampai 1m panjangnya dan berfungsi khusus untuk mentransmisi perintah elekrokimiawi (impuls) saraf. Pada dasarnya struktur sel-sel tubuh manusia semua- nya sama. Sel berupa suatu kantung kecil mengandung materi cairan (sitoplasma) dikelilingi membrane sel, di dalamnya mengandung nucleus (inti) dan struktur khusus organella.
7
STRUKTUR SEL Membrane sel:
Dinding sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid (lemak), mengandung molekul protein-2 yang berfungsi memper- tahankan bentuk sel. Fungsi lain membrane adalah meregulasi keluar masuknya material secara parsial atau total ke dalam sel. Dengan demikian substansi yang diperlukan (O2 dan nutrients) masuk ke dalam, sedangkan produk sampah (CO2) dan juga produk lain yang diperlukan tubuh (di antaranya hormon) keluar sel terkait. Material kecil masuk keluar dengan mudah, material besar memerlukan sistem transportasi molekuler khusus untuk melewati membran sel.
8
STRUKTUR SEL (Lanjutan-1)
Inti (nucleus) sel: Adalah pusat kontrol sel yang mengatur semua aktivitas mayor dan fungsi sel. Perintah/pengaruh inti sel dilaksanakan dengan cara meregulasi jumlah dan tipe protein yang dibentuk di dalam sel. Protein memiliki 2 (dua) fungsi utama: 1. Protein besar pembentuk struktur kuat tubuh (contoh; sel otot) 2. Protein kecil (= enzymes) mengatur segenap fungsi-2 dan aktivitas sel.
9
Struktur sel (lanjutan -2)
Di dalam inti ada: Kromosom (Chromosomes) yang merupakan material genetik sel dalam bentuk DNA dan ada di dalam inti. DNA mengandung instruksi sintese-2 protein, yang ditransmisikan oleh tipe RNA kepada ribosomes (= penghasil produksi protein) di dalam sitoplasma. Di ribosomes inilah protein disintesis (= penggabungan berbagai jenis asam amino menjadi protein). DNA = Deoxyribonucleic acid (= pembawa utama informasi genetik), berstruktur double helix sehingga saat pembelahan sel dapat dihasilkan 2 kopi yang sama.
10
Struktur sel (lanjutan -3)
RNA = ribonucleic acid adalah satu di antara dua tipe zat kimia yang mengangkut code instruksi genetik di dalam sel untuk aktivitas sel, atau yang membantu memecah code (decoding) instruksi terkait. Pada sel hewan dan tumbuhan, DNA adalah pemegang code (sandi) instruksi dan RNA adalah pembantu pemecah code instruksi terkait. Pada virus tertentu instruksi multiplikasi dirinya dikuasai RNA (dengan demikian ada grup virus DNA dan grup virus RNA, ini membedakan virus dengan bakteria).
11
Struktur sel (lanjutan -4)
Organella lain-lain di dalam sitoplasma: Setiap organela menjalankan peran khusus. Endoplasmik retikulum = lapisan membrane tunggal yang terpelintir menjadi untaian lititan yang komplek. Bagian permukaan ada yang kasar berbiji-biji yang merupakan ribosomes penghasil protein, dan ada bagian permukaan yang halus. Protein yang selesai diproduksi akan ditransfer ke sistem membrane lain yang disebut: Aparatus Golgi yang strukturnya mirip seperti tumpukan piring. Di sini struktur protein dimodifi- kasi dan dikemas menjadi vesikel yang menonjol ke luar permukaan.
12
Struktur Sel (lanjutan -5)
Organel mitokondria adalah organel penghasil energi (berasal dari pembongkaran lemak dan gula), bentuk mitokondria mirip biji-biji kopi yang memiliki lipatan lapisan dalam yang komplek. Sel-sel tubuh yang memerlukan energi tinggi (sel otot dan sel hati) akan memiliki mitokondria dalam jumlah banyak. Banyak proses-2 dalam sel yang melibatkan substansi yang bisa merusak sel apabila ia menyentuh sito-plasma, oleh karenanya, substansi terkait disimpan di dalam vesikel khusus yang disebut: lysosomes dan peroxisome. Fungsi lysosome adalah enzyme pencernaan yang memecah partikel besar jadi kecil (bakteri) sedangkan peroxisomes adalah penetralisir substansi toksin.
13
Struktur sel (lanjutan -6)
Sitoplasma (cytoplasm) Bagian di dalam sel yang berada di luar inti sel. Sitoplasma di samping mengandung organella, juga mengandung kerangka sitoskeletal yang terdiri dari jaringan tube halus disebut microtubuli dan mirofilament (cytoskeleton). Jaringan struktur ini memungkinkan sel memiliki bentuk rapi dan dapat bergerak. Mikrofilament menunjang mikrovili yang merupakan projeksi kecil-2 keluar permukaan sel untuk meluaskan area permukaan sel, ia juga membentuk mikromucles yang memungkinkan kontraksi dan gerak sel.
14
Struktur sel (lanjutan -7)
Devisi sel: suatu proses sel memperbanyak diri. Ada 2 (dua) cara: 1. mitosis yang menghasilkan dua anak sel yang identik dengan sel induknya 2. meiosis yang menghasilkan sel telur dan sperma, yang berbeda dari sel induknya, mereka hanya memiliki ½ jumlah kromosom (chromosomes).
15
CEDERA SEL Cedera sel terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat
beradaptasi terhadap rangsangan, misalnya rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Berat ringannya cedera akan menentukan apakah sel tersebut dapat pulih kembali. Sebab-sebab cedera sel: - hipoksia infeksi mikroorgansime - suhu yang berlebih radiasi - terpajan oleh radikal bebas. Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetik dan sifat-sifat trans- portasinya.
16
JARINGAN (TISSUE) Kumpulan sel khusus untuk menjalankan fungsi
tertentu. Contoh: - Jaringan otot (muscle tissue) yang terdiri dari kumpulan sel khusus yang berkemampuan untuk berkontraksi. - Jaringan epitel (epithelial tissue) membentuk kulit serta membrane mukosa yang melapisi sistem pernapasan dan organ dalam lain-lain. - Jaringan saraf (nerve tissue) terdiri dari kumpulan sel khusus yang mampu menyalurkan impuls elektrokimiawi saraf.
17
JARINGAN (TISSUE) (Lanjutan)
jaringan ikat (connective tissue) termasuk ini adalah darah, jaringan lemak (adiposa) dan jaringan fibrosa serta elastik (tendon, tulang rawan) yang berfungsi menopang bentuk tubuh menjadi satu kesatuan. Jaringan tubuh menghasilkan TPA (tissue-plasmogen activator): berfungsi mencegah pembekuan darah abnormal, dihasilkan oleh lapisan dalam pembuluh darah dan dinding otot uterus. Cairan jaringan (Tissue fluid) = cairan interstitial. Adalah cairan ekstraseluler yang berada di luar sel, termasuk darah dan limfe.
18
Cairan Interstitial (Tissue Fluid)
Cairan mirip air yang berada di rongga kecil di antara badan sel = cairan instertitial. Cairan interstitial berfungsi sebagai sarana transportasi O2, nutrient yang harus lewat pembuluh darah ke dalamnya. Gerak arus balik akan mengangkut CO2 dan produk sampah dari sel ke dalam cairan jaringan dan masuk kembali ke aliran darah. Cairan tubuh juga mengangkut ion-ion. Cairan tubuh mengandung konsentrasi tinggi ion natrium dan konsentrasi rendah ion kalium di banding yang ada di dalam intraseluler (-> mengatur keseimbangan gerak air ke dalam & ke luar sel melalui mekanism osmosis); kadar ion berperan dalam transmisi impuls elektrik melalui saraf dan otot.
19
Cairan Interstitial (Tissue Fluid) (Lanjutan)
Cairan jaringan ke luar dinding bagian pertama kapiler darah (yang paling dekat dengan arteriole) hasil dorongan tekanan darah. Di ujung kapiler dekat venula tekanan darah lebih rendah, maka cairan akan masuk kembali ke kapiler; sebagian cairan masuk aliran pembuluh limfe. Oleh kerenanya kadar cairan interstitial selalu seimbang. Bila keseimbangan terganggu edema.
20
SEL DARAH Sel darah berada di dalam darah hampir sepanjang
hidupnya, termasuk sel eritrosit yang menduduki kadar tertinggi dalam komposisi darah normal berserta leukosit dan sel keping (trombosit), mereka menduduki kadar 5% dari total volume darah. Hematopoeisis: Semua jenis sel darah dibentuk di hati, limpa janin dan sumsum tulang setelah lahir, barasal dari satu tipe sel bakal (stem cell) pluripotensial, dengan cara devisi sel (pembelahan sel).
21
Eritroblas Riculocyt: Eritrosit Eosinofil
Asal Sel Darah Eritroblas Riculocyt: Eritrosit Eosinofil Sel bakal Mieloblast Granulosit: Basofil (Stem cell) (mast cell) pluripotential Neutrofil Monoblast Monosit Makrofag Megaloblast Trombosit (Platelets) Prolomfoblast Sel bakal Limfoid: Limfosit B Limfosit T
22
Sel bakal distimulasi oleh tanda in-utero dan
Darah (lanjutan -1) Sel bakal distimulasi oleh tanda in-utero dan setelah lahir, untuk membentuk sel-sel darah yakni meliputi pelepasan molekul-molekul produk lokal, yang merupakan petunjuk terhadap keadaan kepadatan di dalam jaringan hematopoeitik, termasuk peredaran hormon yang menstimulasi terjadinya proliferasi banyak atau seluruh sel. Faktor pertumbuhan hematopoeitik spesifik = colony stimulating factor.
23
Darah terdiri dari butir-2 darah dan plasma.
Darah (lanjutan -2) Darah terdiri dari butir-2 darah dan plasma. Plasma terdiri dari 90% air dan 10 % elektrolit, gas larut, produk sisa metabolisme dan zat gizi gula, asam amino, lemak, kolesterol, vitamin, protein albumin dan imunoglobulin, protein komponen koaglasi dan komplemen. Cairan darah mengalir di arteria dan vena. Fungsi darah: Mengatur transportasi O2 dan nutrient, dan membuang CO2 dan sampah; berperan penting dalam perlindungan terhadap infeksi; menghentikan perdarahan; memperbaiki luka; juga mengangkut protein, hormon dan lemak.
24
ERITROSIT Eritrosit (Red Blood Cells, red blood corpuscles, erythrocytes) Mereka mengangkut O2 dari paru ke jaringan, dalam respirasi O2 ditukar dengan CO2. Formasi: Dibentuk berasal dari sel bakal di sumsum tulang (kira- kira 5 hari). Mereka memerlukan cukup nutrient (zat besi, asam amino, dan vitamin B12 dan B11 (asam folat)). Laju formasi eritrosit dipengaruhi hormon ginjal Erythropoietin. Sel yang baru dilepas dari sumsum tulang ke dalam aliran darah disebut reticulocytes; setelah 2 – 4 hari -> mature (dewasa) RBCs. Bentuk reticulosit mudah dikenal dengan metode pengecatan laboratorium, jumlah mereka menjadi estimasi laju pertumbuhan sel eritrosit
25
Eritrosit (Lanjutan-1)
Struktur dan Fungsi: Jumlah di aliran darah tepi: kira-kira 5000,000 RBCs/1cc darah. Bentuk seperti donat, diameter kira-kira 7.5/1000 mm, tengah cekung tepi bulat lebih menonjol. Bentuk terkait memberi keuntungan: (1) memungkinkan area permukaan lebih luas, memudahkan mengisap dan melepas O2. (2) memudahkan sel merembes dinding pembuluh kapiler arteriola yang sempit dengan tidak rusak. Setiap sel eritriosit mengandung jumlah besar hemoglobin, suatu protein yang mengandung iron (Fe). Hb ini ada di semua hewan, dan bekerja sangat efisien mengikat O2 bila kosentrasi O2 tinggi (di paru), dan melepasnya kembali bila kadar O2 rendah (di jaringan).
26
Eritrosit (lanjutan -2)
Oxyhemoglobin: terbentuk saat Hb berkombinasi dengan O2 dan memberi warna merah cerah pada darah (di arteria), Hb yang telah melepas O2 warna gelap darah (di vena) (di luar sirkulasi paru). Setiap eritrosit juga mengandung ensim, mineral dan gula yang diperlukan sebagai sumber energi untuk menjaga bentuk, struktur dan elastisitet sel. Eritrosit tidak memiliki inti, mitokondria, atau ribosom. Tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidasi sel, atau pembentukan protein.
27
Eritrosit (lanjutan -3)
Eritrosit hidup selama 120 hari disintegrasi dan mati. Sel yang mati diganti sel baru produksi sumsum tulang. Batas usia 120 hari juga menjadi perhatian bank darah (PMI) bahwa darah dalam waktu 3-4 minggu akan mengandung proporsi sel mati yang siknifikan, sehingga harus dibuang, tidak dapat digunakan untuk transfusi. Darah yang lama, zat perlengkapan kimiawi internalnya akan usang, kehilangan elastisitet, dan akan terjebak di pembuluh darah halus di dalam limpa dan organ-2 lain – > ini akan dihancurkan oleh sel makrofag (fagosit). Komponen molekul Hb dinetralisir namun sebagian akan dibongkar menjadi produk sampah bilirubin.
28
Eritrosit (lanjutan -3)
Gangguan abnormalitas bisa timbul dalam paparan: laju pembentukan dan pembongkarannya; jumlah RBCs di dalam darah; dan bentuk, ukuran dan kandungan Hb di dalamnya. Sifat-2 eritrosit atas dasar ukuran jumlah Hb-nya: - normositik (sel ukuran normal) - normokromik (jumlah Hb nromal) - mikrositik (ukuran sel terlalu kecil) - makrositik (ukuran sel terlalu besar) - hipokromik (jumlan Hb terlalu sedikit) - hiperkrom (jumlah Hb terlalu banyak)
29
Eritrosit (lanjutan -4)
Antigen eritrosit: Antigen spesifik ini diberi nama A, B dan Rh. Seorang memiliki dua alel (gen) yang mengkode antigen A atau B, atau tidak memiliki keduanya diberi kode O. Satu alel diterima dari masing-maisng orang tua. Antigen A dan B bersifat kodominan. Golongan darah dibagi menjadi: A, B, AB dan O
30
LEUKOSIT Leukosit (WBCs, white corpuscle or Leukocytes)
Leukosit memiliki peran utama memproteksi tubuh dari infeksi dan juga memerangi infeksi. Ukuran sel jauh lebih besar dari eritrosit (s/d 15/1000 mm) namun jumlahnya jauh lebih sedikit (kira-kira 7500/cc darah) usia lebih pendek dari eritrosit. Ada 3 jenis bentuk sel: - granulosit, - monosit dan - limfosit (bentuk intinya berbeda-beda).
31
Granulosit: leukosit polimorfonulier.
Terdiri dari 3 tipe: 1. Neutrofil: terbanyak, 60% dari jumlah leukosit; bertugasmengisolasi dan membunuh bakteri penyerang = fagosit. tinggal di aliran darah hanya lebih-kurang 6-9 jam, kemudian menepi ke dinding pembuluh, ke dalam jaringan, di sini ia akan tinggal sampai beberapa hari.
32
(pencetus peradangan jaringan tertentu)
Leukosit (Lanjutan-1) 2. Basofil: mengeluarkan histamin, bradikinin dan serotonin bila cedera atau infeksi -> permeabilitet kapiler dan aliran darah meningkat; juga menghasilkan bahan alamiah heparin untuk pengawasan jalur pembekuan darah. Berfungsi mirip mast-cell (pencetus peradangan jaringan tertentu) Eosinofil: berperan dalam reaksi alergi dan jumlahnya akan meningkat pada infeksi parasit tertentu. Ia muncul di site respons alergik dan nampak berfungsi protektif bagi inang dengan mengakhiri respons peradangan. Sel-sel ini terutama penting pada pertahanan terhadap infeksi parasit dan berfungsi memfagositosis sisa-sisa sel dengan tingkat yang lebih rendah dari pada neutrofil.
33
4. Monosit (Phagosites) Bersirkulasi di dalam aliran
Leukosit (lanjutan-2) 4. Monosit (Phagosites) Bersirkulasi di dalam aliran darah untuk kira hari dan berperan penting pada sistem imune tubuh. Monosit beredar dalam darah dan masuk ke jaringan yang cedera melewati membrane kapiler yang menjadi permeable (bisa ditembus) sebagai akibat reaksi peradangan. Ia bukan fagosit namun setelah beberapa jam di jaringan ia berkembang matang jadi makrofag (sel besar yang kemampuan fagositik). Ia mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah besar. (eritrosit, leukosit yang telah lisis). Makrofag mengkoloni di jaringan, kulit, kelen- jar limfe dan paru selama berbulan –> bertahun. Sel berfungsi menyapu mikroorganisme yang masuk rute-2 terkait . Sistem disebut sistem retikoluendotel.
34
5. Limfosit (Lymphocytes)
Leukosit (lanjutan -3) 5. Limfosit (Lymphocytes) Asal in-utero dari sel-2 yang ditemukan di jaringan limfoid, hati dan limpa. Setelah lahir, limfosit terus berproliferasi di tempat- tempat tersebut (hati dan limpa) serta di sumsum tulang, kelenjar limfe, timus dan tonsil. Banyak diproduksi di kelenjar limfe dari pada di sumsum tulang. Berperan utama dalam sistem imune tubuh. Mengalir keliling tubuh antara aliran darah dan kelenjar limfe, serta saluran di antara kelenjar limfe.
35
DUA TIPE LIMFOSIT LIMFOSIT: 1. Tipe-T menyusun sistem imune seluler tubuh. Bertanggungjawab terhadap fenomena delayed hypersensitivity dan menghasilkan lymphokines yang berpengaruh pada fungsi banyak sel. Ia juga mengatur aktivitas B-limfosit. Membentuk antibodi-2 yang melindungi kita terhadap serangan kedua dari penyakit (Contoh: Morbilli= measle) 2. Tipe-B menyusun sistem imune humoral tubuh (imuno-globulin) yang melindungi tubuh. Limfosit hidup selama 3 bulan s/d 10 tahun.
36
Leukemia: Pada gangguan ini ditemukan jumlah
Leukosit (lanjutan -5) Gangguan Leukosit: Leukemia: Pada gangguan ini ditemukan jumlah leukosit terlalu berlebih (leukositosis). Ada lebih kurang 13 kasus baru/ penduduk di USA, menduduki peringkat laju kematian ke 6-7, ada beberapa tipe: Leukemia akut: sel leukosit yang terbanyak diproduksi adalah sel yang imature (blast), prognosis baik, pada anak lebih baik dari dewasa. Leukemia kronik limfositik: tipe ini ditandai dengan proliferasi mature-looking lymphocytes, tak dapat disembuhkan namun tidak fatal; jalan penyakitnya lama, survival rate 5 tahun, kematian akibat terkena infeksi berat.
37
Leukemia kronik myeloid: ada dua fase, fase kronik
Leukosit (lanjutan -6) Leukemia kronik myeloid: ada dua fase, fase kronik dan fase malignant, survival rate 3 tahun, 1 di antara 3 bisa s/d 10 tahun, dan bisa berhasil lebih baik dengan transplantasi sumsum tulang. Leukopenia: keadaan jumlah leukosit yang lebih rendah. AIDs: terjadi infeksi pada T-limfosit disfungsi sistem imunitas dan peningkatan risiko terkena infeksi dan kanker.
38
Sel Keping (Platelets)
Tipe dengan ukuran terkecil di antara sel darah (2-3/1000 mm diameter). Jumlah lebih > leukosit, namun < eritrosit. Asal dari sel bakal sumsum tulang. Masa hidupnya lebih-kurang 9 hari. Fungsi: Ada di sirkulasi darah dalam bentuk inaktif, pada situasi tertentu ia menempel ke dinding pembuluh darah dan melekat satu dengan yang lain. Aktivitas ini penting dalam homeostasis (khusus-nya dalam penghentian perdarahan) dan pembekuan/ penggumpalan darah.
39
Sel Keping (Platelets) (Lanjutan-1)
Proses juga bisa mengakibatkan formasi thrombi (bekuan) di dalam pembuluh darah yang intact (tidak rusak), dan juga deposit lemak di dinding pembuluh = atheroma. Kerena beperan dalam formasi pembekuan maka diberi sebutan: trombosit (thrombocytes) Gangguan: platelets yang abnormal, atau kekurangan platelets tipe tertentu gangguan perdarahan.
40
GANGGUAN DARAH Abnormalitas bisa mengena semua komponen sel butir darah dan kandungan plasma darah. Anemia adalah gangguan terumum. Banyak kausa dapat menimbulkan anemia. Defek sel keping, dan mekanisme pembekuan darah bisa mengakibatkan gangguan perdarahan Sedangkan reaksi berlebih mekanisme pembekuan darah dapat menimbulkan trombosis yang sangat berbahaya. Defisiensi protein plasma dapat menimbulkan hipoalbuminemia dan hipoglobulinemia.
41
Kausa Gangguan Darah: 1. Gangguan genetik - Abnormalitas pada produksi komponen darah yang herediter: - Thalassemia (fragile Hb), hemophilia (ggn faktor pembeku darah), sickle cell anemia (abnormal fragile red cell) 2. Gangguan Nutrisional: - - Iron-deficiency anemia; - Hypovitaminose B12 & B11 (anemia megaloblastic). 3. Infeksi: - Bacteremia; septicemia; - Virus, fungi, protozoa, parasit lain-lain. - Bisa terjadi anemia hemolitik.
42
Kausa Gangguan Darah: (Lanjutan-1)
4. Tumor-2: - Leukemia (leukosit >>) - Polycythemia vera, (eritrosit >>) - Multiple myeloma (ss tulang) 5. Keracunan: - Gas CO, racun ular, laba-laba, - Bakteremia, septikemia, toksemia (adanya racun metabolit di darah) 6. Obat-obat: - Co-trimoxazole, thiazide diuretics, carbimazole menekan produksi leukosit dan/atau sel keping. - Chloramphenicol, sulfonamides menekan produksi eritrosit. - Methotrexate, phenytoin mengganggu produksi eritrosit. - Dosis tinggi anti-koagulansia perdarahan akibat gangguan mekanisme pembekuan darah
43
Gangguan Darah (Lanjutan -2)
7. Radiasi: - Dosis tinggi radiasi (dalam terapi, atau ledakan nuklear, atau kebocoran radioaktif) merusak sumsum tulang penekanan pada produksi semua tipe sel darah. (contoh: anemia aplastic) 8. Gangguan-2 lain: Penyakit hati: - defisiensi albumin (produkdi menurun) - hiperbilirubinemia - anemia dan defisiensi faktor pembeku darah Penyakit ginjal kehilangan >> albumin dalam urine - uremia - anemia akibat kurang hormon eritropoeitin - perubahan kimia darah yang kompleks.
44
Gangguan Darah (Lanjutan – 3)
Investigasi: Gangguan darah diperiksa dengan cara Blood tests: - Blood count - Blood smear - Blood clotting test
45
Diagnosis Sel Darah Atas dasar pemeriksaan mikroskopik bisa diamati abnormalitas dan variasi umum pada jumlah masing sel leukosit saat tubuh terserang berbagai infeksi. Contoh: - Jumlah neutrofil umumnya meningkat pada infeksi bakterial. - Jumlah limfosit meningkat pada infeksi virus tertentu. Gambaran darah dirinci dalam: - jumlah, - bentuk dan - penampilan fisik lain dalam upaya diagnosis penyakit.
46
Diagnosis Sel Darah (Lanjutan)
Blood Count: (hitung jenis sel darah) Hitungan yang lengkap termasuk: - kadar Hb, - jumlah sel eritrosit dan leukosit dalam 1cc darah. Perbandingan jumlah jenis sel leukosit juga diukur, begitu juga bentuk tampilan dari eritrosit maupun leukosit. Hasil penting untuk pemaparan: - jenis anemia, - leukemia, - polycytemia atau - thrombocytopenia.
47
DONOR DARAH Proses pemberian darah agar bisa digunakan untuk transfusi. Whole Blood Donation: Diambil sampai dengan ½ liter (= 1/10 total volume darah di dalam sirkulasi) perlahan-lahan ke dalam kantung plastik yang telah diisi dengan anticoagulantia (supaya tidak beku). Umumnya orang merasa baik setelah jadi donor, bisa sedikit pusing atau meriang dan perlu diistirahatkan tiduran untuk beberapa menit. Semua donor harus menghindari olah raga berat selama lebih kurang 5 jam setelah jadi donor, dan harus minum air atau juice buah yang banyak.
48
DONOR DARAH (Lanjutan-1)
Darah yang terkumpul dikirim ke pusat transfusi, di sana akan ditest untuk deteksi ada tidaknya: virus hepatitis B, sifilis dan antibodi HIV (virus AIDS), malaria. Kemudian ditentukan golongan darahnya disimpan dalam bank darah, secara menyeluruh atau dipisahkan ke dalam komponen-komponennya.
49
Donor darah (lanjutan -2)
Apheresis: Ini adalah suatu teknik yang memungkinkan pengam-bilan darah dengan memisahlkan komponen darah yakni: plasma, trombosit, atau leukosit dari sirkulasi. Caranya: Darah sebanyak ½ liter diambil dari satu lengan disirku-lasikan lewat closed sterile sperator system, kemudi-an dikembalikan ke lengan yang lain (donor) setelah dikurangi komponen yang perlu dikumpulkan. Tindakan ini diulang sampai 6-8x, dengan jumlah pengambilan yang sama banyaknya dari 6-8 donor. Umumnya hanya diperlukan cukup satu donor tunggal bagi satu pasien yang memerlukan komponen terkait, maka jarang terjadi risiko reaksi transfusi, dan cukup bisa mengurangi risiko transmisi hepatitis.
50
Donor Darah (Lanjutan -3)
Donasi whole blood memerlukan waktu lebih kurang 45 menit, termasuk pemeriksaan medisnya, sedangkan untuk keperluan apheresis memerlukan lebih kurang 21/2 jam. Semua orang sehat dapat jadi donor. Donor vulentir di anamnese duhulu terkait riwayat kesehatannya. Yang pernah anemia, kanker, sakit jantung, malaria, atau hepatitis atau yang terexposed virus AIDS harus didiskualifikasi, juga wanita hamil.
51
Donor Darah (Lanjutan -4)
Sampel darah diambil dari jari tangan atau daun telinga untuk ditest: anemia, juga dicek suhu badan, pols (denyut nadi) dan tekanan darah. Donor reguler umumnya menyumbangkan darah (whole blood) 3-4x /tahun, namun untuk mereka yang bergolongan darah langka bisa medonorkan darahnya 1 kali dalam setiap 2 bulan. Apheresis bisa dilakukan 2x/minggu dengan syarat tidak menjadi donor whole blood di selang waktu prosedur tersebut.
52
PRODUK DARAH WHOLE BLOOD Digunakan untuk tindakan menolong penderita perdarahan akut (kecelakaan, tindakan operasi besar) 2 PACKED RED CELLS Sel darah merah yang dipampatkan. Digunakan untuk menolong penderita tipe anemia kronis tertentu yang gagal diterapi obat, juga untuk menolong kasus hemo-litik anemia pada bayi neonatus (“Rhesus babies”) WASHED RED CELLS Darah yang bebas dari leukosit dan/atau protein plasma lain. Transfusi ini mengurangi reaksi alergik, diberi ke penderita anemia kronik, yang memerlukan transfusi untuk jangka panjang
53
Produk Darah (Lanjutan -1)
FROZEN RED CELLS Eritrosit dibekukan untuk penyimpanan lama. Digunakan untuk menyimpan sel darah merah golongan langka. 5. PLATELETS Diekstraksi dan dipampatkan dari Whole Blood. Berperan dalam proses penggumpalan/pembekuan darah normal. Kadar rendah platelets pada seorang akan mudah menimbulkan memar dan perdarahan dalam. Bila perlu platelets asal berbagai donor bisa diberikan dalam satu kali transfusi.
54
Produk darah (lanjutan -2)
6. WHITE BLOOD CELLS Granulosit bisa dipisahkan dari darah normal atau dari darah pasien chronic granulocytic leukemia. Pasien penderita infeksi berat/fatal dengan granulositosit rendah bisa diberikan darah ini apabila tidak respons terhadap terapi antibiotikanya. 7. FROZEN FRESH PLASMA Plasma dipisahkan dan langsung dibekukan. Ia kaya faktor pembekuan darah, plasma fresh digunakan untuk menolong berbagai tipe gangguan perdarahan.
55
Produk Darah (Lanjutan -3)
8. PLASMA PROTEIN SOLUTION Bagian cair darah dari whole blood yang tidak digunakan dalam tempo 3 minggu setelah dikoleksi, dijadikan larutan pampatan albumin (protein utama dalam plasma). Solusi ini dapat tahan lama di dalam penyimpanan. Pemanfaatan utama untuk mengatasi shok akibat kehilangan darah sampai darah yang kompatibel bagi pasien tersedia. Purified Albumin: preparasi ini digunakan untuk mengatasi nephrotic syndrome (suatu gangguan ginjal yang disertai kehilangan albumin berat) dan juga untuk gangguan hati (yang disertai defisiensi produksi albumin).
56
Produk Darah (Lanjutan 4)
9. CLOTTING FACTORS Pampatan faktor VIII dan IX pembekuan darah digunakan untuk menolong Hemophilia dan Christmas disease. Meningat diperlukan donor dalam jumlah banyak, maka perlu di-heat-treated untuk mereduksi risiko transmisi hepatitis dan AIDS.
57
Produk Darah (Lanjutan -5)
10. IMMUNOGLOBULINS Antibodies (imunoglobulin) timbul di dalam darah pasien yang sembuh dari penyakit virus tertentu (rubella, hepatitis B) dan pada orang yang pada waktu dekat telah diimunisasi (tetanus). Antobodi-2 bisa dipampatan dari plasma yan diambil dari pasien-2 post sakit infeksi terkait dan dapat digunakan untuk menolong pasien yang dirinya tidak mampu menghasilkan anibodinya sendiri, atau bagi pasien yang baru saja terpajan penyakit virus.
58
Produk Darah (Lanjutan -6)
Teknik pengganggu imunitas ini disebut: Imunitas pasif. Produk darah dengan Anti-D imunoglobulin diambil dari donor yang darahnya tersensitisasi terhadap faktor golongan darah Rh. Apabila diberikan kepada pasien ibu Rh-negatif dalam waktu 60 jam postpartum bayi Rh-positif, akan mencegah penyakit hemolitik bayi pada kelahiran yang akan menyusul kemudian.
61
FAGOSIT (Phagocyte) & FAGOSITOSIS (Phagocytosis)
SESI 3 b FAGOSIT (Phagocyte) & FAGOSITOSIS (Phagocytosis)
62
Mata ajar ini membahas tentang tugas sel fagosit,
DESKRIPSI Mata ajar ini membahas tentang tugas sel fagosit, makrofage sebagai bagian dari sistem mononuklear fagosit, definisi humoral dan cellular immunity, specific dan non-specific immunity, opsonization, serta sifat sel leukosit dan proses fagositosis.
63
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mampu memahami tugas sel fagosit, makrofage sebagai bagian dari sistem mononuklear fagosit, beda humoral dan cellular immunity, specific dan non-specific immunity, opsonization, serta sifat sel leukosit dan proses fagositosis.
64
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS & POKOK BAHASAN
Menjelaskan: - Sel darah putih granulosit, monosit yang merupakan fagosit ‘bebas’ - Humural & Cellular immunity - Non-specific & specific immunity - Opsonization - Leukosit, Makrofag dan proses fagositosis
65
FAGOSIT & FAGOSITOSIS Fagosit (Phagocyte):
Sel darah putih yang berkemampuan mengelilingi, memangsa dan menelan mikroorganisme (bakteri, virus), benda asing yang masuk ke dalam tubuh ( di antaranya: debu yang masuk paru) dan juga sisa hancuran sel. Fagosit adalah bagian dari sistem imun tubuh (pertahanan alamiah tubuh terhadap infeksi) dan ditemukan di darah, limpa, nodes limfatik dan di dalam alveoli paru dan lain-lain.
66
FAGOSIT & FAGOSITOSIS (Lanjutan-1)
Sel darah putih granulosit dan sebagian monosit adalah fagosit. Disebut sebagai fagosit ‘bebas’ yang bisa berjalan bebas di jaringan dan memakan organisme dan sisa- sisa hancuran benda asing Humoral Immunity: Imunitas dengan kekuatan antibodi yang dihasilkan oleh B-limfosit, setelah antibodi mengikat antigen, oleh karenanya sel mikro-organismenya mudah untuk bisa dimakan fagosit. Pengikatan antigen oleh antibodi akan mengaktifkan sistem komplement yang meningkatkan efisiensi kerja fagosit dan menghancurkan mikro- organisme penyerang (>> bakteri)
67
FAGOSIT & FAGOSITOSIS (Lanjutan-2)
Cellular Imunity: Imunitas dengan kekuatan sel T-limfosit yang terdiri dari sel Helper-limfosit yang tugasnya mengenali penyerang, dan mengaktifkan sel Killer-limfosit yang tugasnya membunuh penyerang (>> virus, parasit, sel organ transplantasi dan juga kanker). Memori sistem imun (yang terjadi pada acquired immunity terhadap penyakit tertentu) bergantung kepada survival limfosit yang teraktivasi atau tersensitisasi terhadap antigen pada saat pertama dijumpai.
68
Non-specific & Specific Immunity
Non-specific immunity = kekebalan tak khas terhadap kuman Specific immunity = kekebalan khas terhadap satu jenis kuman Contoh: Seseorang yang terkena infeksi variola timbul kekebalan khas terhadap kuman (virus) penyebab variola, tidak akan terkena variola untuk kedua kalinya. Kekebalan khas ini meliputi aktivitas sel (darah) (cellular immunity) dan cairan tubuh (humoral immunity).
69
Non-specific & Specific Immunity (Lanjutan)
Elemen seluler: - Limfosit - Fagosit yang memakan zat tertentu (bakteri) yang masuk ke sitoplasma sel. Ada 2 sel: 1. leukosit polimorfonuklier (granulosit) 2. makrofag (monosit) Sifat fagositik mereka dipermudah dengan hadirnya zat kimia antibodies spesifik (khas).
70
Opsonization (opsonisasi)
Proses peningkatan fagositiosis di dalam substansi. Ini vital bagi mekanisme pertahanan tubuh dan merupakan fungsi penting antibodi. Molekul opsonin melekat (seperti lem) pada fagosit dan bakteri. Perlekatan ini kuat pada permukaan sel, mendahului proses ingesti (memakan) = Initial attachment = initial cell phagocytosis
71
Opsonization (opsonisasi) (Lanjutan-1)
Permukaan fagosit profesional memiliki 2 (dua) site reseptors pengikat opsonin. - Satu disebut Fc-receptor yang akan mengikat antibodi IgG dan IgM, yang lain adalah: - C3-receptor yang melekat pada C3-component of complement, yang seperti juga IgG beraksi seperti suatu opsonin. Kedua reseptors di atas ini penting dalam proses perlekatan dan fagositosis. Fagosit juga harus memiliki reseptor untuk Gamma interferon dan faktor inhibitasi migrasi.
72
Fagosit juga memproduksi:
- Prostaglandin, - Interferron, - Complement components dan - Interleukin I. Belum diketahui penyakit yang menunjukkan bahwa fagositosis adalah defektif. Apabila ada defek pada inang, menjurus ke gagalan memakan bakteri/kuman maka kesalahan biasanya ada pada sistem opsonization-nya.
73
Leukocytes Polymorphoneclear Leukocytes (granulocytes)
(polimorfonuklier leukosit) (granulosit) Ada di sumsum (ss) tulang, ada 3 (tiga) macam sel atas dasar sifat pengecatan granula intinya (Lysosomes): - neutrofil, - eosinofil dan - basofil. Neutrofil fagosit yang merupakan: - end product pendewasaan sel myeloblast (asal sumsum tulang) - kemampuan mitosis hilang
74
Leukocytes (Lanjutan-1)
Sifat sel leukosit polimorfonuklier: - inti multi-lobi - < 48 jam dalam sirkulasi atas pengaruh kemotaksis ia migrasi ke tissue (jaringan), ia akan mengfagosit benda asing yang ada dan kemudian mati.
75
Cara Fagositosis Cara fagositosis:
- melekat erat seperti lem pada permukaan - gerak ameboid (dengan pseudopodia) - suplier lysosomes (cytoplasmic vehicles penuh enzyme cerna) - partikel yang difagosit dikurung dalam vacuole (rongga) terselubung membrane (phagosome) bersama dengan lysosomes phagolysosomes (secondary lysosome) sehingga bakteri atau leukosit sendiri bisa mati/ larut/ lysis.
76
Cara Fagositosis (Lanutan-1)
Proses fagositosis diikuti peningkatan: - konsumsi O2 - aktivitas jalur pintas hexose-monofosfat hasilkan energi - hasil H2O2; glycolysis; turnover RNA; sintesis lipid Studi menemukan bahwa: inhibitor metabolik meng- hambat glycolysis dan tidak berpengaruh pada respirasi oksidasinya ini menguntungkan, karena ada kalanya leukosit harus bekerja dalam area miskin O2 (anaerobic)
77
Cara Fagositosis (lanjutan -2)
Sel polimorfonuklier memiliki supply glycogen sebagai sumber glucose. Fagosit dependens pada ion tertentu (magnisium) dan beberapa faktor pada serum. (Peningkatan 2-3x lipat aktivitas oksidasi dan 10x lipat jalur pintas hexose monofosfat adalah sebagian dari kejadian pada pembunuhan bakteri intracellular)
78
Makrofag (Macrophage)
Masa hidup sel polimorfonuklier pendek, disposable, mati segera setelah mangfagosit bakteri (walau bakteri terbunuh dan dimakan). Sel lain yang memiliki kemampuan fagosit adalah: Makrofag. Macrophage: bersifat: - masa hidupnya lebih lama. Berkemampuan mitosis. - sama berasal dari sumsum tulang dan ada dalam sirkulasi darah sebagai MONOCYTE. Polimorfonuklier memakan bakteri lebih cepat dalam waktu singkat. - Makrofag memakan bakteri ukuran > besar (TB), independens terhadap O2 namun dihambat oleh glycolysis.
79
Makrofag (Macrophage) (Lanjutan)
Makrofag lebih bisa tahan hidup s/d bertahun-tahun dengan material yang termakan ada di dalamnya. Pembentukan lysosomes sama, hanya vesicle makrofag dari aparatur Golgi dan juga lysosomes phagoly- sosomes. - Makrofag juga memakan Carbon plastic sherules maka disebut imunitas non spesifik (tidak khas). - Permukaan makrofag memiliki 3 (tiga) reseptor: (1). Fc (2). C3 dan (3). Non-specific
80
Sistem Mononuklear Fagosit (The Mononuclear Phagocytes System)
Bila bakteri disuntikan masuk aliran darah ikut aliran dan cepat hilang. Bila disuntikan ke subkutan tahan lebih lama. Bila dimasukkan saluran napas tahan lebih lama sebelum dibersihkan. Keadaan sama apabila dimasukkan ke cavum peritonei Dulu tananan dikenal dengan sebutan: Reticulo-endothelial system sekarang lebih suka disebut: Mononuclear Phagocyte System.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.