Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Bahasa Latin dan Inkompatibilitas
MK Preskripsi Bag Farmasi Klinik dan Komunitas Fak Farmasi Univ Jember
2
PENDAHULUAN PRAEFATIO
& et al. A.M. Post Meridiem post coenam Per centum Oleum Ricini ex officio ad hoc Veni! Vidi! Vici! bonus Zingiber officinalis cerebrum Natrii Bromidum Did Romans have all of this words before?
3
PENDAHULUAN PRAEFATIO
Why do we use this language in prescription? Dead language for conversation As international language for medicals and pharmaceuticals science Prevent error in interpreting the prescription As secure way to keep the secret for patient (family) So, what do we need to know? A bit of pronunciation, numerals, nouns, and verbs
4
ABJAD/ ALFABET Semua huruf, kecuali j, y, w total 23 Mengapa?
Huruf hidup (vokal): a, e, i, o, u Diftong: ae, au, oe, dan yang jarang dipakai eu,ei,ui Pelafalan sebagian besar mirip Bhs. Indonesia
5
LAFAL – HURUF MATI c – diucapkan seperti K dalam KORAN
E.g.: clarus, loco, hoc Kecuali di depan ae, oe, e, i diucapkan seperti C dalam CONTOH, CARA E.g.: cito, coelum, coenam. Caesar g – diucapkan seperti G dalam GAJAH, GUSAR E.g.: gravis, gratia, Glyceroli mono-oleates Kecuali di depan e, i diucapkan seperti J dalam JENIS, JUMLAH E.g.: genus, gelatina, cogito, magister Kecuali di depan n diucapkan seperti NY dalam NYATA, NYANA E.g.: magnus, ignis, Gnetum gnemon
6
LAFAL – HURUF MATI s – diucapkan seperti S dalam SUDAH, SELESAI, SAMA
E.g.: sol, sirupus, serpen, schola Kecuali di depan ce, ci diucapkan seperti SY dalam SYARAT, SYAH E.g.: scientia, disciplina su – diucapkan seperti SW dalam SWADAYA, SWAMEDIKASI E.g.: suavis
7
LAFAL – HURUF MATI ti – diucapkan seperti TI dalam TIDAK, TIRAI
E.g.: tilia, latina Kecuali diikuti vokal selain a dan tidak didahului s diucapkan TS E.g.: motio, Potio Nigra Contra Tussim qu – diucapkan seperti KW dalam KWITANSI, KWADRAT E.g.: aqua Kecuali di depan ce, ci diucapkan seperti SY dalam SYARAT, SYAH E.g.: scientia, disciplina
8
LAFAL – HURUF MATI v – diucapkan seperti W dalam WAJAH, WAJAN
E.g.: via, villa, Vesuvius x – diucapkan seperti KS dalam MAKSIMAL, KLIMAKS E.g.: simplex, complex, cortex, radix
9
LAFAL – HURUF HIDUP ae, oe – diucapkan seperti E dalam LEBAR, PREMAN tidak seperti COPET atau LELAH E.g.: praetest, coena, oedema i – diucapkan seperti Y dalam YOGA, YONI E.g.: iustus, Iulius Caesar, Ianuarii, iucundam u – diberi awalan W dalam pengucapannya E.g.: urbis, unus, ubique
10
BILANGAN NUMERALIA CARDINALE ORDINALIA ADVERBIA 1 unus-a-um
primus-a-um semel 2 duo-ae-o secundus-a-um bis 3 tres-tria tertius-a-um ter 4 quatuor quartus-a-um quartuor 5 quinque quintus-a-um quinquies 6 sex sextus-a-um sexies 7 septem septimus-a-um septies 8 Octo octavus-a-um octies 9 Novem nonus-a-um novies 10 decem decimus-a-um decies
12
PEMBENTUKAN KATA DAN KALIMAT
Setiap kata terdiri dari dasar kata dan akhiran E.g.: rosa-ae, natrium-i, signum-i, da, misce Kedudukan tiap kata dalam kalimat dibedakan oleh akhiran kata Penyusunan kata dalam kalimat tidak harus berurutan. Predikat di belakang kalimat. Setiap kata di-TASRIF-kan sesuai aturan golongannya masing-masing
13
KATA BENDA SUBSTANTIVA
Dibagi lima golongan declinatio I-V Setiap kata benda memiliki: CASUS: Nominativus, Genetivus, Dativus, Accusativus, Vocativus, Ablativus NUMERUS: Singularis atau Pluralis GENUS: Femininum, Masculinum, Neutrum Umum digunakan di dunia kefarmasian: declinatio I, II, dan III Contoh: Potassii Chloridum, Cinchonae Cortex
14
KATA KERJA VERBA Dibagi empat golongan coniugatio I-IV + coniugatio III/IV (3/4) Yg umum dipakai coniugatio I Contoh: da, detur
15
KATA KETERANGAN ADVERBIA
ubi where (you are) denique finally quo where (you are going) hac through here ante in front, before nunc now post in back, after raro rarely hic here ubique everywhere istic there postridie the next day illic over there semper always istac through there deinde then tum then primum at first alibi somewhere else noctu by night hodie today mox soon heri yesterday vespere in the evening cras tomorrow saepe often interdiu by day tandem at last hinc from here olim one day
16
Latihan I
17
Latihan II
18
Latihan III Carilah kepanjangan dan arti singkatan-singkatan berikut!
Aq. dest. : . . . C.th. : . . . Gr. : . . . Gtt. : . . . q.s. : . . . r.p. : . . . m.f. : . . . m.f.l.a : . . . m.f. pulv : . . . m.f. sol : . . . m.f. ungt : . . . m.f. pot : . . . dcf : . . . did : . . . div.in.part.aeq: . . . supp : . . . mixt : . . . emuls : . . . pot.eff. : . . . R/ : . . .
20
[Singkatan] Bhs. Latin dalam Prescriptio/ Ordonantio
a.a. ad lib. aq. bisdest. aq. dest. aq. steril. c.c. d.i.d. = da in dim. d.in 2plo d.c.f. = d.c.form. dil. gtt. q.s. m.f. f.l.a. fiat fac rec.par. pulv. d.t.d. caps. emuls. ung. sol. supp. lot. tab. inj. pil.
21
[Singkatan] Bhs. Latin dalam Signatura
Ttg. waktu a.c. a.n. a.u.e h.s. m. et vesp. noct. o.h.c. o.b.h.c o.m. p.r.n. Ttg. tempat sakit pon. aur. ad nuch. Ttg. pemberian obat i.m.m. rep.ter = iter ter N.I. m.i. p.p. u.c.
22
The End
23
Inkompatibilitas
24
Pendahuluan Beberapa resep ada yang tidak dapat dilayani secara aman atau memuaskan sebelum diperbaiki/ dikoreksi Tanggung jawab setiap farmasis Tipe: Inkompatibilitas farmasetik Inkompatibilitas fisis Inkompatibilitas kemis Inkompatibilitas terapetik – drug interaction
25
Pendahuluan Prosedur deteksi dan koreksi inkompatibilitas:
Tentukan bagaimanakah inkompatibilitas terjadi Tentukan komponen khusus penyebab inkompatibilitas Tentukan tipe inkompatibilitas Terapkan metode umum koreksi yang dapat dilakukan
26
Inkompatibilitas Fisis
Dapat diamati, karena sifat fisis bahan Alasan pencegahan inkompatibilitas fisis: Memastikan keseragaman dosis obat Penampilan produk/ sediaan sebaik mungkin Macam: Tak tercampurkan (immiscibility) Tak larut (insolubility) Pengendapan (precipitation) Pelelehan (liquefaction) bahan padat Pembentukan gel (solidification) bahan cair
27
Cara Mencegah atau Memperbaiki Inkompatibilitas Fisis
Modifikasi urutan pencampuran Penambahan pelarut dan perubahan pelarut Pengubahan bentuk bahan obat Penambahan volume atau jumlah bahan Emulsifikasi Pembuatan bentuk sediaan suspensi Menambah atau mengurangi bahan yg inaktif scr terapetik untuk mempermudah peracikan Peracikan bahan yang inkompatibel secara terpisah
28
Modifikasi Urutan Pencampuran
1). R/ Ephedrin HCl 1 Champor 1 Menthol 1 Aq. q.s. ad 100 m.f.pot. 2). R/ Mg Carb. 3 As Sitrat 3 Natrii Bic. 3 Aq. bull. ad 100 Larutkan dahulu bahan ke dalam pelarut di mana bahan tsb paling mudah larut As. Sitrat + Na Bicarbonat Mg Carbonat sukar larut suspensi Mg Carbonat + As sitrat Na sitrat akan larut solutio
29
Penambahan Pelarut dan Perubahan Pelarut
Air, alkohol, gliserin 1). R/Terpin hidrat 2 Alkohol 15 Gliserin 20 Aqua ad 100 m.f.sol. 2). R/Mercuri Iod. 1 Timol 2 Aqudest ad 60 S.u.e.
30
Pengubahan Bentuk Bahan Obat
Bentuk bahan yang paling mudah larut dalam pembawa Efek terapetik harus sama, perhitungkan pula dosisnya R/ Phenobarbital 2 Na Salisilat 4 Aqua menthae pip. gtt. 3 m.f.sol.
31
Penambahan Volume atau Jumlah Bahan
R/ Sod. salicylas 10 Sod. bicarbonas 10 Aqua cinnamomi ad 60 m.f.sol. S.5 cc. t.i.d Jangan lupa mengubah aturan pakai
32
Emulsifikasi Gunakan emulgator, e.g.: PGA, PGS, tragacanth, bentonit
R/Na. Bromida 5 Ol. Sesami 25 Aqua q.s. ad 120 m.f.pot.
33
Pembuatan Bentuk Sediaan Suspensi
Gunakan suspending agent, e.g.: PGA, PGS, bentonit, metilselulosa R/ Sulfathiazole 10 Orange syrup q.s. 50
34
Menambah atau Mengurangi Bahan Inaktif
Natrium sitrat membantu kelarutan dari oksida dan hidroksida dari besi, mangan, bismuth, dan tembaga Asam laktat meningkatkan kelarutan dari alkaloid dan garamnya
35
Peracikan Bahan yang Inkompatibel Secara Terpisah
Pertimbangan stabilitas sediaan E.g.: amoxicillin, famotidin
36
Macam Inkompatibilitas Fisis Pelelehan (Liquefaction) Bahan Padat
Serbuk efloresen (efflorescent), e.g.: Na2SO4.10 H2O Mengandung hidrat air Dapat terlepas jika bahan di-triturasi atau disimpan pada lingkungan dengan kelembaban (humidity) yg relatif rendah Wadah tertutup rapat Serbuk higroskopis dan delikuesen (deliquescent), e.g.: CaBr2, pepsin, kalium sitrat Serbuk menyerap lembab dari udara Serbuk higroskopis yg dapat mengabsorpsi kelembaban secukupnya untuk “melarutkan diri” atau membentuk larutan
37
Macam Inkompatibilitas Fisis Pelelehan (Liquefaction) Bahan Padat
Campuran eutektik, dua atau lebih obat/ seny. kimia di-triturasi bersama pada suhu ruangan dan menyebabkan timbulnya lelehan campuran Titik lebur campuran lebih rendah daripada titik lebur masing-masing bahan Apakah selalu terjadi?
38
Macam Inkompatibilitas Fisis Pelelehan (Liquefaction) Bahan Padat
Faktor yang berpengaruh: Suhu ruangan sekitar Titik lebur masing-masing bahan Proporsi campuran bahan Tekanan saat triturasi Adanya senyawa lain yang dapat menyerap lelehan yg terbentuk Buat campuran eutektik, serap lelehan dengan bahan inert, memiliki titik lebur tinggi
39
INKOMPATIBILITAS KEMIS
40
Oksidasi Kelas obat yang rentan thd oksidasi: Katekolamin (Epinefrin)
Fenolik (Fenilefrin, Morfin) Fenotiazin (Klorpromazin, Prometazin) Olefins Steroid Trisiklik Tiol (Kaptopril) Lain-lain (Amfoterisin B, Nitrofurantoin, Tetrasiklin, Furosemid, Ergotamin, Sulfacetamid)
41
OKSIDASI Faktor-faktor yang mempengaruhi oksidasi: Adanya oksigen
Cahaya Ion logam berat Temperatur pH Keberadaan obat lain atau senyawa kimia yang berperan sebagai agen pengoksidasi
42
Oksidasi Cara penanganan
Perlindungan thd oksigen Perlindungan dari cahaya Penambahan agen pengkelasi logam (EDTA) Penambahan antioksidan Pengontrolan suhu penyimpanan Pengontrolan pH Pemisahan obat yang mudah teroksidasi dengan yg mudah tereduksi
43
Hidrolisis Obat yg rentan thd hidrolisis: Faktor yg berpengaruh:
Ester, R-CO-O-R, e.g.: prokain, alkaloid belladona, aspirin Amida, R-CO-NH2, e.g.: penisilin Imida, R-CO-NH-CO-R’, e.g.: barbiturat Tiolester, R-CO-S-R’ Faktor yg berpengaruh: Keberadaan air pH Adanya asam dan basa yg sering digunakan sebagai bufer (sitrat, fosfat, asetat) Konsentrasi obat Temperatur Adanya komponen lain yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis (dekstrosa)
44
Hidrolisis Cara penanganan
Pengontrolan paparan lembab pada obat-obat padat Pengontrolan pH pada formulasi mengandung air (aqueous formulation) Pertimbangkan konsentrasi obat Pengontrolan suhu penyimpanan
45
Pembentukan Gas (CO2) Obat yang biasa bermasalah: Penanganan masalah:
Natrium bikarbonat dan bufer karbonat Asam p-aminosalisilat Tablet dan serbuk effervescent Penanganan masalah: Hindarkan obat yg menghasilkan pH asam dari natrium bikarbonat dan produk obat yang berisi bufer karbonat Simpan dalam wadah tertutup rapat
46
Kompleksasi Tetrasiklin: inaktif oleh kompleksasi
Aminofilin: contoh obat dalam bentuk kompleks (teofilin dan etilendiamin) EDTA: pembentuk kompleks
47
INKOMPATIBILITAS TERAPETIK
48
Inkompatibilitas Terapetik
Macam Overdosis Kombinasi aditif (additive) Kombinasi antagonistik Salah obat (wrong drug) Obat kontraindikatif dengan pasien Konsultasi dengan penulis resep
49
Overdosis Obat melebihi dosis maksimum tanpa notasi khusus (!) dan paraf penulis resep Faktor yg mempengaruhi penilaian keamanan dosis Jenis kelamin, usia, bobot badan Kondisi patologis pasien Frekuensi dan cara administrasi obat Macam aksi obat
50
Kombinasi aditif (additive)
Respons akhir yang diperoleh dari kombinasi obat dibandingkan respons masing-masing obat scr terpisah. Jika respons akhir: Setara Sumasi, e.g.: Campuran sulfonamid Bromida dan alkaloid narkotik sebagai sedatif Nikotin dengan epinefrin untuk terapi kardiovaskular Lebih besar Sinergis/potensiasi, e.g.: Alkohol dan morfin Salisilat dan barbiturat Penisilin dan prokain
51
Kombinasi antagonistik
Dua/lebih obat dengan aksi yang berlawanan atau saling meniadakan (nullifikasi) digunakan bersama Antidot E.g.: Stimulan (kafein, striknin) dengan depresan (barbiturat, narkotika) Metilen biru sebagai antidot keracunan sianida Glukosa dengan insulin
52
Salah obat (wrong drug)
Kesalahan pembacaan obat E.g.: Sentril – stemetil, Lacbon – lacto B, Prednison – prednisolon Obat kontraindikatif dengan kondisi pasien Epinefrin dikontraindikasikan dengan pasien hipertensi Asetosal dengan pasien gangguan lambung
53
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.