Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehNurul Baroroh Telah diubah "8 tahun yang lalu
1
Pemuliaan Padi Kelompok 4 Abd. Lathif al-basyir 12620018
Jauharotul jannah Rahma rahiima k Nur roqi dunyana A Mamluatul faizah Ari musthofa Nurul baroroh Khairun nisa
2
Pemuliaan Tanaman Pemuliaan tanaman merupakan ilmu genetika terapan yang didukung oleh berbagai cabang ilmu kegenetikaan, termasuk plasma nutfah, genetika klasik, genetika molekuler, sitogenetika, dan genetika transformasi (Sumarno dan Zuraida, 2008). Pemuliaan tanaman mempelajari bagaimana memperbaiki genotip tanaman dalam populasi sehingga lebih bermanfaat bagi manusia (Sudarka et al, 2009)
3
Tujuan Pemuliaan Tanaman
Merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi Mengembangkan varietas yang lebih baik untuk pertanian baru Mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit Perbaikan karakter agronomik dan hortikulturik tanaman Penigkatan kualitas hasil tanaman (Allard, 1960)
4
Manfaat Pemuliaan Tanaman
Peningkatan produktivitas Perluasan daerah produksi Penggunaan varietas hibrida (hybrid vigor) Tahan terhadap hama dan penyakit Peningkatan kualitas Menggalakkan teknologi pertanian modern (Sudarka et al, )
5
Sejarah Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman lahir sejak dikenalnya bahan pertanian, yaitu sejak manusia hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan dari alam, berpindah- pindah menjadi menetap sambil bertanam dan beternak. Pada waktu itu orang memilih jenis tanaman atau variasi antar tanaman yang lebih berguna.
6
memilih (seleksi) dan memelihara (domestikasi)
Pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan atas perasaan, keterampilan, kemampuan serta petunjuk yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan petani. METODE PERTAMA memilih (seleksi) dan memelihara (domestikasi)
7
Evolusi dalam Pemuliaan Tanaman
Sejak lahirnya teori Seleksi Alam dan Evolusi oleh Darwin (1858), dan ditemukannya prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme oleh Gregor Mendel (1866), para ahli banyak melakukan penelitian untuk mendapatkan varietas baru, berdasarkan atas seleksi keturunan. Dengan dukungan ilmu-ilmu lain seperti: Botani, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Sistimatik, Hama dan Penyakit, Statistik, Biokimia dan lain-lain. Hingga pada abad 20, Pemuliaan tanaman sebagai ilmu telah berkembang berdasarkan teori-teori dan hasil riset yang disusun dengan baik
8
Akhirnya pemuliaan tanaman didefinisikan sebagai suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi manusia. Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan, seperti: memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas.
9
Selama beberapa tahun terakhir, strategi pemuliaan telah berubah dari pendekatan genetika klasik ke pendekatan baru. Varietas unggul baru dihasilkan dari komponen populasi asal yang beraneka. Pendekatan baru merupakan evolusi terarah, yang tidak hanya memanfaatkan pengaruh gen mayor saja, tetapi juga gen minor. Dengan pendekatan populasi, pemuliaan tanaman didefinisikan sebagai pengurangan frekuensi gen jelek dan peningkatan frekuensi gen baik.
10
Padi (Oryza sativa) Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia Produksi padi dunia menempati urutan ke-3 dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
11
Pemuliaan Padi Kromosom padi 2n = 12 (diploid) Sasaran pemuliaan padi:
perbaikan potensi hasil, tanaman yg lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) & tekanan abiotik (kekeringan, salinitas, tanah masam). Peningkatan kualitas nasi, dg perakitan kultivar mengandung karoten/provitamin A (Golden rice), atau tinggi kandungan Zinc & Fe.
12
Pemuliaan Padi Sawah Tipe PB5 (1967 – 1985)
Kebutuhan meningkat–produksi harus meningkat Introduksi varietas dari IRRI : potensi hasil tinggi PB8 (1967), PB5 (1968) : potensi 4.5 – 5.5 t/ha Juga sebagai sumber gen untuk perbaikan varietas yang sudah ada PB5 x Sinta : Pelita-1, Pelita -2
13
Karakter Padi PB5 - umur sedang (135-145 hari)
- postur tanaman pendek-sedang ( cm) - betuk tanaman tegak - posisi daun tegak - jumlah anakan sedang (15-20) - panjang malai sedang ( butir/malai) - responsif terhadap pemupukan - tahan rebah - daya hasil rata-rata sedang (4-5 ton/ha) Contoh Varietas: Pelita-1 (1971) Pelita-2 (1971) Cisadane (1980) Ayung (1980) Krueng Aceh (1981)
15
Metode Pemuliaan Metode ini disebut pedigree atau silsilah karena dilakukan pencatatan pada setiap anggota populasi bersegregasi dari hasil persilangan. Seleksi dilakukan pada karakter yang memiliki heritabilitas tinggi. Seleksi pada famili terbaik, barisan terbaik dan tanaman terbaik. Seleksi dapat dilakukan pada generasi F2.
16
Metode Pedigree Seleksi pedigree merupakan pengembangan dari seleksi galur murni yang dilakukan pada populasi bersegregasi Pada seleksi dengan metode pedigree dilakukan pencatatan terhadap setiap individu tanaman yang dipilih sehingga diketahui hubungannya dengan famili asal tanaman tersebut
17
Prinsip Pedigree 1. dilaksanakan pada generasi awal dengan tingkat segregasi yang tinggi (F2/F3) 2. Seleksi dilakukan terhadap individu berdasarkan fenotip yang kemudian ditanam sebagai baris 3. Seleksi dilakukan berulang terhadap individu terbaik dari famili terbaik sampai tercapai tingkat homozigositas yang dikehendaki. 4. Silsilah dari setiap galur tercatat/diketahui
18
Tahapan Seleksi Pilihan (pedigree)
Pemilihan secara pedigree terhadap individu tanaman yang mengalami segresi dilakukan pada generasi F2. pada tahun pertama seleksi,dibuat persilangan dua tetua homozigot/galur, sehingga akan tampak seragam dan memudahkan pemilihan Menanam benih F1 dalam jumlah cukup besar Menanam benih F2,biasanya ditumbuhkan hanya 500 tanaman dan diseleksi hanya 10% atau 50 tanaman untuk generasi F3. tanaman F2 biasanya ditanam dengan jarak lebar dengan maksud untuk mempermudah pengamatan atau pemuliaan tanaman. Seleksi tanaman F2 perlu diperhatikan pengaruh heterosigositasnya,karena tujuan seleksi ini ingin mendapatkan tanaman homozigot jadi sedapat mungkin dihindari galur heterozigot dan hanya memilih galur homozigot Perbandingan seleksi biasanya 10:1 untuk F2 ke F3 dapat pula lebih tingi yakni 1000:1 artinya dari tanaman persilangan F2 ditinggalkan 50 tanaman atau galur untuk benih F3 Menanam benih F3 dari hasil seleksi F2. Seleksi benih hasil silang F3,tanaman yang dipilih adalah tanaman terbaik pada barisan yang tanaman lebih seragam
19
7. Menanam benih F4 hasil seleksi F3,seleksi hasil silang F4 dari Famili terbaik 8. Menanam benih F5 hasil seleksi F4,seleksi hasil silang F4 dari Famili terbaik 9. Menanam benih F6 hasil seleksi F5,seleksi hasil silang F4 dari Famili terbaik 10. Dilakukan uji daya hasil pada galur F7 dengan varietas pembanding 11. Pada F8, dilakukan uji multilokasi. uji multilokasi harus mengikuti pelepasan varietas tanaman yaitu jumlah lokasi pengujian, jumlah musim, jumlah ulangan, jumlah genotipe dan jumlah varietas pembanding 12. Tahapan terakhir dari seleksi Pedigree adalah pelepasan varietas dan perbanyakan benih untuk disebar
21
Metode Bulk Selain metode pedigree, sejak tahun 1976 juga diterapkan metode bulk tanam rapat yg ternyata lebih praktis, mudah dan murah. Metode bulk adalah salah satu prosedur untuk silang dalam dari populasi yang bersegregasi/terpisah sampai level perubahan menuju sifat homozigot itu dicapai. Pada metode bulk tidak dilakukan pemisahan atau seleksi pada generasi awal. Tanaman segregasi dibiarkan tumbuh bercampur dalam populasi, sehingga memungkikan terjadi persilangan diantara genotipa berbeda.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.