Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Penguatan dan Pengembangan Taman Budaya Indonesia

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Penguatan dan Pengembangan Taman Budaya Indonesia"— Transcript presentasi:

1 Penguatan dan Pengembangan Taman Budaya Indonesia
@ TEMU KARYA TAMAN BUDAYA| SURABAYA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF 2012

2 APA ITU EKONOMI KREATIF?
Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusianya sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. *Kementerian Perdagangan 2009 Apa Itu Industri Kreatif? Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. *Kementerian Perdagangan 2009

3 MENGAPA EKONOMI KREATIF
KONTRIBUSI EKONOMI PDB/ LAPANGAN PEKERJAAN/ EKSPOR DAMPAK SOSIAL IKLIM BISNIS KUALITAS HIDUP/ PEMERATAAN KESEJAHTERAAN/ PENINGKATAN TOLERANSI SOSIAL PENCIPTAAN LAPANGAN USAHA/ PEMASARAN/ DAMPAK BAGI SEKTOR LAIN ? MENGAPA EKONOMI KREATIF INOVASI DAN KREATIVITAS CITRA DAN IDENTITAS BANGSA IDE DAN GAGASAN/ PENCIPTAAN NILAI TURISME/ IKON NASIONAL/ MEMBANGUNG BUDAYA/ WARISAN DAN NILAI LOKAL SUMBER DAYA TERBARUKAN BERBASIS PENGETAHUAN/ KOMUNITAS/ GREEN COMMUNITY

4 milestone “PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF INDONESIA”
2005: 2006: 2007: 2008: PRESIDEN: MENYATAKAN BAHWA INDUSTRI KERAJINAN DAN KREATIVITAS BANGSA HARUS DITINGKATKAN TRADE EXPO: MENGEMBANGKAN SEKTOR JASA DAN MENYEDIAKAN ZONA BAGI PELAKU DALAM INDUSTRI KREATIF PPBI 2007 // PENGEMBANGAN TIM IDP // PEMETAAN INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA CETAK BIRU PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF INDONESIA Apa yg telah kita capai selama ini? Berawal dari sebuah gagasan, riset, cetak biru, inpres, sampai menjadi sebuah kementerian.. Trend dunia menurunnya SDA dan semua mulai berbasis SDM yang kreatif yg harus diperhatikan.. 2009: 2010: 2011: 2012: INPRES NO. 6/2009 TENTANG EKONOMI KREATIF // PPKI BERUBAH MENJADI PPBI // TAHUN INDONESIA KREATIF PELUNCURAN PLATFORM KOMUNIKASI EKONOMI KREATIF: PEMBENTUKAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF// CETAK BIRU BATIK INDONESIA SELANJUTNYA?

5 * !! TINGGI 7,7% 7,8% 6,8% TERHADAP WHAT BEYOND? BERKONTRIBUSI
EKONOMI KREATIF PDB 7,7% !! BERKONTRIBUSI TINGGI TENAGA KERJA 7,8% TERHADAP EKONOMI NASIONAL LAPANGAN USAHA 6,8% * BAGAIMANA KITA MENUMBUHKAN KREATIVITAS DI DALAM MASYARAKAT SEBAGAI MODAL UTAMA DALAM MENCIPTAKAN NILAI EKONOMIS DAN MEMPERKUAT JATI DIRI INDONESIA. BAGAIMANA KITA MEMPERKUAT NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KREATIF DENGAN DUKUNGAN PENGETAHUAN, KEKAYAAN BUDAYA, DAN TEKNOLOGI.

6 RUANG LINGKUP INDUSTRI KREATIF Berdasarkan Substansi Dominan & Intensitas Sumber daya
50% Dikbud 20% Konten Kominfo, Kemenperin 100% Konten (50%) Kominfo Film, Video, Fotografi 90% Kemen-PU Teknologi Informasi TV dan Radio 100% Arsitektur Tidak Berwujud Konten (50%) Kominfo Permainan interaktif Musik 20% Konten Kominfo, Kemenperin 100% Periklanan Desain Seni pertunjukan Intensitas Sumber daya 80% Kemenperin Penelitian dan pengembangan Penerbitan dan percetakan Pasar barang seni 90% Dikbud Fesyen Ristek, Dikbud Berwujud Kuliner Kerajinan 50% Kemenperin 100% Konten (50%) Kominfo Media Seni dan Budaya Desain Ilmu pengetahuan & teknologi Substansi Dominan 50% Kemenperin, Kemenkop-UKM 6

7 (perhiasan, tas, jam,dll)
PENGELOMPOKAN SEKTOR INDUSTRI KREATIF Berdasarkan Tugas dan Fungsi Unit Kemenparekraf Produk Lansekap Interior Komunikasi Visual Kemasan Kota Arsitektur Bangunan Desain Industri Grafis Busana Fotografi Seni lukis Seni grafis Fesyen Seni rupa Alas Kaki Seni patung Aksesoris (perhiasan, tas, jam,dll) Industri musik Media Konten Kriya Seni keramik Perfilman Seni instalasi Seni pertunjukan Permainan Interaktif Film iklan Periklanan Film animasi Web & mobile Musik Audio Video Animasi & Komik Video Tulisan Fiksi Tulisan Non Fiksi Film layar lebar Film TV Teater Sastra Tari

8 PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF Oleh Kemenparekraf
EKONOMI KREATIF BERBASIS SENI DAN BUDAYA EKONOMI KREATIF BERBASIS MEDIA, DESAIN, IPTEK Perfilman Seni Rupa Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan Arsitektur Film layar lebar, dokumenter komersial, film TV, Video Seni grafis, seni patung, seni lukis, seni instalasi, seni keramik, kriya, dan fotografi Animasi dan Komik, Tulisan Fiksi dan Non-Fiksi, Karya Kreatif Audio dan Video, Karya Kreatif Periklanan, mobile apps content, interactive games, web apps content Desain Komunikasi Visual, Desain Mode, Desain Produk & Kemasan, Arsitektur dan Desain Interior Industri Musik Seni Pertunjukan Musik (seluruh genre baik melalui major label ataupun independen) Seni Pertunjukan Sastra, teater, musik dan tari Fesyen Busana, alas kaki, dan aksesoris 1. Pengembangan sumber daya dan teknologi 2. Pengembangan industri kreatif 3. Peningkatan akses pembiayaan 4. Peningkatan akses pasar 5. Penguatan Insititusi

9 1 2 3 4 5 1 Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani 2
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA & TEKNOLOGI 1 Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya insani 2 Penciptaan inovasi, penelitian dan pengembangan teknologi aplikatif & bernilai tambah 1 3 Pengembangan jejaring dan kolaborasi pelaku kreatif 4 Peningkatan kualitas konten, desain, dan kemasan karya, produk, dan jasa kreatif berbasis seni dan budaya 5 Pemanfaatan teknologi informasi, teknologi produksi, dan teknologi pertunjukan dalam penciptaan karya, produk, dan jasa kreatif PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF 2 6 Pengembangan sarana dan prasarana 7 Koordinasi pengembangan industri hulu dan hilir 8 Peningkatan skalabilitas produksi PENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN 9 Pengembangan model pembiayaan 3 10 Peningkatan akses pembiayaan melalui business match making 11 Fasilitasi pameran, bursa, misi penjualan, pertunjukan, penayangan, festival untuk mempertunjukkan karya kreatif kepada masyarakat di dalam dan luar negeri PENINGKATAN AKSES PASAR 12 Pengembangan bahan promosi karya kreatif secara berkualitas 4 13 Promosi produk dan jasa kreatif lokal dan kampanye, serta aktivasi gerakan untuk mengapresiasi dan mengkonsumsi karya kreatif lokal 14 Perumusan kebijakan yang mendukung terciptanya iklim usaha yang kondusif 15 Pengaturan tata niaga karya, produk, dan jasa kreatif PENGUATAN INSTITUSI 16 Peningkatan apresiasi terhadap pelaku dan karya,produk, dan jasa kreatif 5 17 Perlindungan hak atas kekayaan intelektual 18 Penguatan kelembagaan

10 KONSEP PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA INDONESIA ?
“Kreativitas akan semakin terasah jika ada ruang publik yang memberikan ruang bagi kreativitas tersebut untuk bernafas...”

11 KERANGKA DAN INFRASTRUKTUR
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRODUKSI KECERDASAN KREATIF KECERDASAN EKONOMI Studio, laboratorium kreatif, teknologi, litbang, pembiayaan, bahan baku INSTITUSI INSTITUSI NORMA, NILAI-NILAI, TRADISI HKI KELEMBAGAAN KEBIJAKAN EKSPRESI DISEMINASI INDIVIDU KREATIF Ruang Publik (Taman budaya, museum, galeri, medium digital, perpustakaan, mall, rest area) Eksibisi, kompetisi, karnaval, festival, market place, show casing, Sharing KECERDASAN BUDAYA KECERDASAN SOSIAL APRESIASI Individual creativity: inclusive set of Emotional, Spiritual, Spatial and Logical intelligence The invention and origination of something vauluatble, whether they are ideas, products, works of art, literature, film etc. Ekspresi: the tangible or intangible communication of the personal or social psychological process of creativity, the substantive output of the creative process. Produksi: the building of tangible things as the outputs of creativity; this refers to the process in which the creativity builds their outputs. Diseminasi: the process of communicating and sharing the products of creativity. IE. Eksibisi, kompetisi, karnaval, festival, market place., knowlledge, skills etc. Apresiasi: a way of understanding and valuing the expression and outputs of creativity. Kecerdasan kreatif: Perpaduan dari berbagaii bentuk kecerdasan yang di miliki manusia untuk berpikir, berimajinasi dan berkarya cipta. Kecerdasan Ekonomi: kemampuan untuk bernalar dan mengembangan kemampuan logiika berdasar hukum-hukum ekonomi. Kecerdasan sosial: kemampuan untuk membangun relasi dan jejaring, termasuk kepekaan untuk mamahami berbagiai situtasi dan persoaalan yang berkembang di masyarakat luas. Kecerdasan budaya : kemampuan dan kepekaan untuk mengenali keberagaman nilai-nilai, sistem bahasa, ekspresi simbolik, serta berbagai komponen yang membangun sistem representasi dan itentitas masyarakat luas secara terbuka dan berkelanjutan. Modal budaya: sistem bahasa, simbol dan pengetahuan yang tersedia melalui serangkaya prosedure, metoda, tata aturan, dan strategi. Modal sosial: semua aktor yang terlibat dalam mekanisme penciptaan meliputi aspek produksi, konsumsi dan apresiasi termasuk para aktor yang reaktif atau proaktif serta para aktor yang konservatif dan progresif. Modal ekonomi: Semua materi yang memiliki nilai ekonomi secara financial atau instrumental meliputi (ep. Uang, emas , lahan, perlemkapan, instrumen, software, mhardwear, infrastruktur etc.) Modal kreatif: individu kreatif yang memiliki kemampuan untuk menciptakan ide baru, concept, sistem, bentuuk atau produk. Biasanya individu kreatrif memiliki karakter yang terbuka, punya dorongan bermain, berimaginasi, serta spontanitas. Publikasi, Penghargaan, Sertifikat Rp MODAL SOSIAL MODAL BUDAYA MODAL EKONOMI MODAL KREATIF

12 Zona Kreatif yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata
Penguatan dan Pengembangan: RUANG KREATIF, PUSAT KREATIF, SENTRA KREATIF, KAWASAN KREATIF, DESA, KAB/KOTA KREATIF Zona Kreatif merupakan wilayah yang memiliki batas-batas geografis tertentu yang memberikan ruang bagi pelaku kreatif, pemerintah, bisnis, masyarakat, dan komunitas untuk berekspresi, berproduksi, melakukan kegiatan ekonomi, serta mengapresiasi kreativitas. Cakupan Zona Kreatif dapat bedakan menjadi: desa, kota/kabupaten kreatif yang memiliki minimal satu atau lebih kawasan kreatif yang memiliki: ruang, pusat dan sentra kreatif; Kota/Kab Kreatif Desa Kreatif Kawasan Kreatif Zona Kreatif dapat dijadikan atau dikemas sehingga menjadi obyek wisata yang memiliki daya tarik khusus yang bisa diciptakan bagi wisatawan Sentra Kreatif Ruang Kreatif Pusat Kreatif Zona Kreatif yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata

13 Ruang Kreatif Zona Kreatif Pusat Kreatif Sentra Kreatif
Tempat yang diperuntukkan bagi individu kreatif atau pencinta/pemerhati/penggerak industri kreatif untuk berkumpul, berbagi, berekspresi, berkreasi dan membentuk ruang apresiasi Zona Kreatif Pusat Kreatif Tempat dengan peruntukan riset, pelatihan, showcasing, perpustakaan yang bertujuan untuk memperkuat aspek produksi dan penciptaan kreasi Tempat yang memiliki sekumpulan industri kreatif sejenis/beberapa jenis, dilengkapi dengan keberadaan pemasok bahan baku dan pasar (mart) Sentra Kreatif Tempat yang memiliki ruang kreatif, pusat kreatif maupun sentra kreatif untuk menciptkan kecerdasan di masyarakat yang membuat pengembangan ekonomi kreatif menjadi berkelanjutan di kawasan tersebut Kawasan Kreatif Tempat yang memiliki minimal satu kawasan kreatif yang berada dalam batas wilayah desa, yang mengangkat ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi di wilayahnya Desa Kreatif Tempat yang memiliki lebih dari satu kawasan/desa kreatif yang berada dalam batas wilayah kabupaten atau kotamadya yang mengangkat ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi di wilayahnya Kab/Kota Kreatif

14 ekspresi eksplorasi ide eksperimentasi apresiasi
Mengapa TAMAN BUDAYA? TAMAN BUDAYA MERUPAKAN RUANG DAN PUSAT KREATIF YANG DAPAT MEMBENTUK MINDSET DAN MOODSET KREATIF YANG MERUPAKAN MODAL UTAMA DALAM MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF DI INDONESIA ekspresi eksplorasi ide eksperimentasi apresiasi

15 KECERDASAN LOGIKA & SENSIBILITAS RUANG-WAKTU
Penguatan Dan Pengembangan Taman Budaya UNTUK MENUMBUHKAN KREATIVITAS TAMAN BUDAYA SEBAGAI RUANG TERBUKA TEMPAT BERBAGI BUDAYA DAN MENGEKSPRESIKAN SERTA MENUMBUHKAN KREATIVITAS KECERDASAN ARTISTIK & KEMAMPUAN LATERAL KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL KECERDASAN LOGIKA & SENSIBILITAS RUANG-WAKTU Kreativitas Lingkungan Kondusif Diperlukan ruang untuk menumbuhkan Kreativitas sebagai kekuatan utama dalam proses penguatan jati diri serta pengembangan bangsa yang mampu mentransformasikan norma dan nilai-nilai lokal menjadi sebuah perspektif baru dalam tradisi lokal untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang dialami oleh masyarakat, dan juga dapat mendorong terciptanya kreatifitas individu maupun kolektif. Spasial thinking: pola pikir yang meruang dan mewaktu Logical Thinking The ability to use reasoning consistently to come up with quick conclusions. It is the ability to think sequentially, the basis of organized thought to achieve a conclusion in a short period of time. Ini adalah kemampuan untuk berpikir secara berurutan, dasar berpikir yang terorganisir untuk mencapai kesimpulan dalam waktu singkat.

16 Menumbuhkan kreativitas membutuhkan pemahaman psikologis dan budaya
Pertimbangan psikologis Untuk dapat menumbuhkan kreativitas di masyarakat, maka pertama-tama diperlukan pemahaman proses kreativitas, keuntungan inspirasi budaya bagi pikiran kreatif, dan kontribusi dari kolaborasi dan kerjasama untuk mengembangkan kretivitas. Untuk memahami kreativitas, sifat psikogisnya harus di pahami; kreativitas berasal dari pikiran, dan itu ditunjukkan melalui ekspresi dari “akal budi”. Namun, individu adalah terbatas; perluasan kreativitas memerlukan koneksi, inspirasi dan pengaruh, lingkungan untuk berekspresi. Budaya Kebudayaan adalah manifestasi dari “akal-budi” serta kreativitas manusia, selain pelestarian ide baru & karya cipta individu. Kebudayaan dan akal-budi setiap saat berkembang secara kolaboratif dan bersama-sama. Sebagaimana akal-budi yang selalu berkembang, potensi kreativitas akan sangat menentukan perkembangan budaya. Bersamaan dengan itu, kebudayaan yang berkembang juga akan dapat menjadi sumber inspirasi bagi potensi kreativitas. Dalam hal ini esensi kebudayaan adalah ekspresi yang murni dan kreatif, sehingga dapat menjadi cermin bagi dunia pengalaman manusia serta sekaligus melestarikan sejarah dan kondisi lingkungan yang ada pada saat ini dan masa depan. Since part of the aim is to develop local creative talents and reintroduce them to cultural arts, there has to be the inclusion of locally existing works such as crafts workshops, local artists’ studios and a space of collaboration between old-fashioned artists and artisans and young up and comers; somewhere where the old and new can come together to learn and build from one anoth

17 Kerangka Pengembangan KREATIVITAS SECARA BERKELANJUTAN
Aspek pengembangan kreativitas berbasis budaya yang mendorong lahirnya inovasi Afektif Spontanitas Intuisi Memori Imajinasi Aestetik Main Cultural Park Programme Program utama Penguatan dan Pengembangan Taman Budaya Documentation & Archiving Dokumentasi dan pengarsipan Peningkatan dan Pengembangan Kemampuan Literasi Expanding and developing literacy Encouraging and Appreciating Expression, Experimentation and exploration of ideas Dukungan Terhadap Ekspresi, Apresiasi, Eksperimentasi & Eksplorasi Ide Fasilitasi jejaring dan kolaborasi kreatif Facilitating Networking Infrastructure and facilities Revitalization Revitalisasi infrastruktur dan fasilitas Institution Strengthening Penguatan institusi Affect refers to a change in the experience of feeling or emotion. As suggested by Ashton-James, affect can be both the drive behind creativity as well as a hindering factor. For individuals, the influence of affect somewhat determines the type of outcome from the creative process. Spontaneity refers to the basic element of freedom and risk-taking. To be creative AND innovative, one must be unpredictable and willing to explore everything and anything around them. This is an important and defining feature of creativity; in connection with culture spontaneity refers to the risk of going against or further from the norm and risk being different. There is always a risk in innovation thus spontaneity is an important feature of culture-based creativity. Intuition refers to something from within the person, the psychological notion of acting on something without the process of rational thinking. This refers the concept of the unconscious knowledge. Memories refer specifically to the inspirations and influence of the past (experiences) to the creative process. They contribute not only in determining the style of creative output but also in substance and meaning of any final product. Imagination is an indicator of originality and the capacities of creative development. Imagination comes in many forms and its “use” is extensive. Their outcomes cover everything from works of art to solving social problems. Aesthetic refers to the consideration of beauty and attractiveness of artistic creation and innovation. There is a level physical attractiveness that comes out of artistic creation, which is always considered in the process of creation and innovation. Differences: strengthening the uniqueness of cultures Tolerance: understanding and inclusion of cultural differences Terdapat 25 Taman Budaya yang tersebar di 25 provinsi, yaitu: Taman Budaya Aceh Taman Budaya Sumatera Utara Taman Budaya Sumatera Barat Taman Budaya Riau Taman Budaya Jambi Taman Budaya Bengkulu Taman Budaya Lampung Taman Budaya Jawa Barat Taman Budaya Jawa Tengah Taman Budaya Yogyakarta Taman Budaya Jawa Timur Taman Budaya Bali Taman Budaya NTB Taman Budaya NTT Taman Budaya Kalimantan Barat Taman Budaya Kalimantan Timur Taman Budaya Kalimantan Selatan Taman Budaya Kalimantan Tengah Taman Budaya Sulawesi Selatan Taman Budaya Sulawesi Tengah Taman Budaya Sulawesi Utara Taman Budaya Sulawesi Tenggara Taman Budaya Sulawesi Barat Taman Budaya Maluku Taman Budaya Papua Generate Economic and Social Value Menciptakan nilai sosial, budaya, dan ekonomi Visi baru Diferensiasi Differentiation Kekayaan tak benda, simbolik dan spiritual. Intangible/ Symbolic/ Spiritual Tolerance Toleransi Nilai-nilai Komunitas (Kebersamaan) Community Values

18 TARGET PENGEMBANGAN DAN AKTIVASI TAMAN BUDAYA Aktif, Suportif, inspiratif, inovatif , dan Kreatif (ASiiK) TAMAN BUDAYA AKTIVASI EVEN PELAKU YANG DIFASILITASI KOMUNITAS YANG DIFASILITASI KARYA TERKURASI REVITALISASI FISIK 4 48 600 48 60 - 4+9 312 3.900 390 4 4+9+12 600 750 10 2012 2014 2013 BERITA SEPUTAR TAMAN BUDAYA ARTIKEL SEPUTAR TAMAN BUDAYA VIDEO AKTIVITAS TAMAN BUDAYA YOU TUBE VIEWS Tahun 2012: periode 3 bulan 1 even yang dilakukan perminggu/tamanbudaya, 50 pelaku perbulan/taman budaya, 1 komunitas yang difasilitasi per minggu/tamanbudaya, 5 karya per bulan/taman budaya 1 berita per hari/taman budaya 1 artikel per minggu/taman budaya 5 video aktivitas per bulan/tamanbudaya Tahun 2013: periode 6 bulan, taman budaya 48 12 1.500 312 78 7.800 600 150 15.000

19 Mendukung: “GELOMBANG KREATIF” Generasi Muda Indonesia
Target utama Generasi Muda Indonesia

20 DUKUNGAN AKTIVASI DAN PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA TERHADAP UPAYA PENCIPTAAN GELOMBANG KREATIF
PEKAN PRODUK KREATIF DAERAH FORUM KREATIF DAERAH INDONESIA KREATIF “AGENTS” GOOD NEWS NETWORK - INDONESIA FILM SENI RUPA MUSIK SENI PERTUNJUKAN ???? ??? ????? ????? Setelah dilakukan pemetaan taman budaya tim pusat bersama dengan daerah akan memformulasi kegiatan-kegiatan yang dapat menggerakkan anak muda untuk terlibat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia DESAIN & ARTS FESYEN PENERBITAN NEW MEDIA KONTEN ????? ????? ????? ????

21 Mendukung Pengembangan:
“WIRAUSAHA KREATIF BERWAWASAN BUDAYA, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN ” 1. Kepedulian terhadap sosial 2. Kepedulian terhadap Budaya The Disiplinary mind, The Synthesizing Mind, The Creating Mind, The Respectful Mind, The Ethical Mind - Howard Gardner - Pola pikir disipliner (The Disciplinary Mind), yaitu pola pikir yang dipelajari di bangku sekolah. Dahulu yang dianggap sebagai disiplin ilmu adalah ilmu-ilmu seperti sains, matematika, dan sejarah. Saat ini, sekolah-sekolah harus menambahkan untuk mengajarkan paling tidak satu bidang seni secara serius seperti halnya disiplin ilmu lainnya. Pola pikir mensintesa (The Synthesizing Mind), yaitu kemampuan menggabungkan ide-ide dari berbagai disiplin ilmu atau menyatukannya kedalam satu kesatuan dan kemampuan menyampaikan hasil integrasi itu kepada orang banyak. Sering kali kita temui bahwa sebuah solusi yang kita cari-cari ternyata justru ditemukan di area disiplin lain yang sama sekali berbeda dan sepintas tidak terlihat ada korelasinya. Pola pikir sintesa melatih kesadaran untuk berpikir luas dan fleksibel, mau menerima sudut pandang dari multi disiplin. Dalam konteks luas, dengan semakin banyaknya orang seperti ini di dalam suatu komunitas, maka komunitas itu akan menjadi semakin produktif dan semakin kreatif. Dalam konteks bisnis, ide-ide baru tersebut akan lebih mudah diterima oleh konsumen. Dalam hal memperkenalkan produk atau jasa baru, strategi komunikasi dan pencitraan (branding) yang diperkuat dengan kemampuan sintesa akan meningkatkan kesuksesan di pasar. Pola pikir kreasi (The Creating Mind), yaitu kemampuan untuk mengungkapkan dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan atau fenomena yang ditemuinya. Dalam konteks desain, proses kreasi selalu diawali dengan pengumpulan permasalahan-permasalahan yang ada yang harus dipecahkan. Di akhir proses, akan dihasilkan desain-desain baru yang tidak lain adalah hasil pemecahan suatu masalah. Tentu saja agar hasil maksimal, proses kreasi harus dibekali dengan bakat (talent) yang cukup. Dalam konteks bisnis, kemampuan ini bisa menggerakkan perusahaan-perusahaan untuk lebih pro-aktif, tidak hanya mengikuti trend, tetapi justru menciptakan trend. Pola pikir penghargaan (The Respectful Mind), yaitu kesadaran untuk mengapresiasi perbedaan diatara kelompok-kelompok manusia. Pola pikir seperti ini sangat dibutuhkan dalam menciptakan keharmonisan di dalam lingkungan. Richard Florida (2001) mengatakan bahwa faktor penting agar kreativitas dapat tumbuh dan berkembang adalah dengan adanya tingkat toleransi (tolerance) yang tinggi di antara sesama anggota komunitas yaitu komunitas yang menghargai perbedaan. Tidak kalah pentingnya adalah sikap untuk menghargai karya cipta orang lain. Pola pikir etis (The Ethical Mind). Seorang warga negara yang baik akan memiliki tanggung jawab moral yang tinggi baik sebagai seorang pekerja maupun sebagai warga negara. Dalam konteks perubahan iklim dunia, penanaman nilai-nilai etika terhadap lingkungan dapat mendorong terciptanya produk yang ramah lingkungan. Dalam konteks pekerjaan, ia akan menjadi seorang yang produktif dalam menghasilkan terobosan-terobosan dan ia merasa malu bila ia meniru produk lain secara terang-terangan. 3. Kepedulian terhadap lingkungan 4. Kepedulian pada aspek ekonomi

22 BAGAIMANA KITA MULAI MELAKUKAN PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN
TAMAN BUDAYA INDONESIA ? “Berawal dari yang kecil dan sederhana, dilakukan secara konsisten dan dengan kegairahan yang tinggi untuk mencapai visi dan misi yang besar”

23 Tahapan Penguatan dan Pengembangan TAMAN BUDAYA
2012 2013 2014 4 Tahap 1: Pemetaan, konseptualisasi, perencanaan Tahap 2: Launching, Implementasi, monitoring dan evaluasi, perencanaan tahap 3 Tahap 3: Penguatan dan Pengayaan Peluncuran Grand Design Penguatan dan pengembangan Taman Budaya Tahap 4: Pendukungan dan Exit Strategy 9 Tahap 1: Pemetaan, konseptualisasi, perencanaan tahap 2 Tahap 2: Implementasi, monitoring dan evaluasi, perencanaan tahap 3 Tahap 3: Penguatan dan Pengayaan 12 2012 13 research 4 pilot activation 2013 13 activation 12 research 2014 25 activation Construction (33 TB in total) Tahap 1: Pemetaan, konseptualisasi, perencanaan tahap 2 Tahap 2: Implementasi, monitoring dan evaluasi, perencanaan tahap 3

24 Metodologi Penguatan dan Pengembangan TAMAN BUDAYA
Aktivasi rencana aksi Pemetaan Keluaran Pemantauan & Pengendalian Inisiasi Implementasi Masukan Dokumentasi Closure Pengguna akhir Manajemen Informasi PRA-PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN PASKA- AKTIVASI Pemantauan dan Evaluasi 4 tahun t, t+1 t+2 Panduan Pemetaan Profil Taman Budaya Rekomendasi Program Penguatan dan Pengembangan Taman Budaya Panduan Taman Budaya: Sebagai ruang kreatif Sebagai pusat kreatif Kegiatan: Festival, konferensi, program peningkatan kapasitas dan ekspresi kreatif Dokumentasi Kesenian dan Budaya Pemantauan dan Evaluasi Social Media Sharing dan Pemasaran Komunitas: “Hub” Kreativitas dan Pengembangan artistik t-1 GRAND DESIGN: Panduan Taman Budaya di Daerah: Penguatan dan Pengembangan Implementasi untuk Pengemnbangan dan Pembinaan. Jadwal Kegiatan: Agustus: Soft Launching, pemantauan dan evaluasi. Oktober: Grand Launching. Monitoring dan evaluasi untuk semua kegiatan.

25 Pemangku Kepentingan PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA
Kemen Parekraf BapPeda Komunitas Sanggar Pemerintah Provinsi Pemerintah UPT Taman Budaya Praktisi Seni Masyarakat Elektronik Sosial Media Massa Cetak Masyarakat Penikmat Online Bisnis Dunia Pendidikan LSM TV Radio PAUD Pengusaha Perguruan Tinggi SD Perbankan SMP SMK SMA

26 Kegiatan Penguatan Dan Pengembangan Taman Budaya OLEH KEMENPAREKRAF
Dokumentasi dan pengarsipan 1 Koleksi data foto, audio, video, materi publikasi, arsip media dan direktori stakeholders 2 Website: update rutin dan peliputan wajib 1 3 Mengembangkan/membuat pusat arsip dan perpustakaan 4 Lokakarya: Kewirausahaan kreatif dan pelatihan managemen; pengamatan proses dan produksi kreatif; dukungan pemasaran dan pengembangan jejaring; peningkatan kapasitas; pendampingan teknis Perluasan dan peningkatan pemahaman 5 Kursus (berdasar sektor terkait) : Seni rupa; teater; musik; dance; desain; kerajinan; fotografi; film; sastra 2 6 Seminar: Kebijakan publik; Isu-isu baru dan terkait dengan pengembangan sektor kreatif 7 Diskusi: Public Policy; Current Issues and Developments; Sector-based Issues etc. 8 Pameran: kerajinan; seni lukis; seni patung; seni instalasi; sastra; pakaian tradisional dan tekstil; instrumen musik tradisi; topeng; peragaan busana kontemporer di tingkat lokal; desain produk; animasi; dll. >> Tambahan: festival, seminar, konferensi internasional, dll. Mendorong ekspresi, apresiasi, eksperimentasi, dan eksplorasi ide 9 Pertunjukan: teater rakyat, komedi, tari tradisional; tari kontemporer; teater kontemporer; dll 3 10 Menciptakan Tren, Memprediksi kecenderungan (forecasting) dan Menetapkan arah perkembangan (forsight) di setiap sektor terkait 11 Residency, magang dan pertukaran seniman serta praktisi di tingkat lokal, nasional dan internasional. Fasilitasi jejaring dan kolaborasi kreatif 12 Pertukaran dan kerjasama budaya; Kajian dan produksi karya cipta 4 13 Pertemuan bisnis antara praktisi seni dan budaya serta sektor bisnis.

27 Acara Puncak TAMAN BUDAYA
Pesta Kreatif: A Celebration of Creativity and Living tradition Pameran//eksibisi//pertunjukan seni dan budaya//kuliner//konferensi Measure performance: for monitoring and evaluation Forum and conference on creative industry. Discussion for action: management and cultural policies Large forum for strategizing cultural policies. Communication strategy

28 terimakasih.


Download ppt "Penguatan dan Pengembangan Taman Budaya Indonesia"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google