Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KONSELING ANAK Melati Tan, S.Th., MA.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KONSELING ANAK Melati Tan, S.Th., MA."— Transcript presentasi:

1 KONSELING ANAK Melati Tan, S.Th., MA.
(Pengajar Character Building, pembina rohani guru dan guru sekolah minggu) ,

2 Psikoterapi: proses membantu orang yang memiliki masalah yang berat. Gangguan-gangguan psikotik dan masalah psikologis utama lainnya dan memerlukan penanganan yang intensif, dan mungkin membutuhkan waktu panjang. Konseling: proses membantu orang dengan masalah lebih umum, dan mereka cenderung tidak berorientasi pada ganggunan-gangguan mental yang berat.

3 Bedanya Konseling dan Psikoterapi
Orientasi pada Klien Orientasi pada pasien Gangguan yang kurang serius Gangguan yang serius Masalah jabatan, pendidikan, interaksi Masalah kepribadian Abnormal dan pelatihan mengambil keputusan Berhubungan dengan pencegahan Berhubungan dengan penyembuhan Lingkungan, pendidikan dan non medis Lingkungan dan medis Berhubungan dengan kesadaran Berhubungan dengan ketidak-sadaran Metode pendidikan Metode penyembuhan

4 4 Aspek Konseling Kristen
1. Ada satu hubungan yang dialogis dalam suasana konseling yang kondusif. 2. Bukan sekedar Advice Giving. 3. Berdasar pada Theologia 4. Berintegrasikan dengan Psikologi.

5 Keunikan Konseling Kristen:
Menerima Alkitab sebagai standar otoritas tertinggi. Bergantung pada kuasa Roh Kudus dan kehendak manusia untuk bertanggung jawab. Menerima Roh Kudus yang memberi kemenangan untuk mengatasi sifat dosa. Menemukan bahwa kejadian masa lalu mereka diampuni. Berdasarkan pada kasih Allah. Menangani manusia seutuhnya.

6 Tujuan konseling anak Memampukan anak mengatasi masalah emosional Memampukan anak untuk memiliki pandangan positif tentang dirinya Memampukan anak untuk menerima kekuatan dan kelemahan dirinya Memampukan anak mengubah perilaku yang dampaknya negatif

7 Memampukan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar dirinya
Memampukan anak mencapai tingkat perkembangan yang sesuai (pikiran, emosi, dan perilaku).

8 Masalah~masalah yang dihadapi anak-anak
Anak yang menghadapi penyakit berat Anak yang mengalami kedukaan atau sakit keras Anak yang mengalami kecelakaan dan cacat fisik Anak yang mengalami trauma : gempa, kebakaran dll

9 Anak yang mengalami kekerasan secara seksual, fisik, verbal
Anak dengan masalah emosi: takut, cemas, tertekan Anak dengan masalah prilaku: ringan (tidak bisa diam, melawan, tidak taat) dan berat (berbohong, mencuri, membully, agresif) Anak dengan masalah fisik: ADHD, hyperaktif

10 Anak dengan masalah akademik : kekurangan dalam daya tangkap, pengaruh dari gangguan fisik, mental dan emosi Anak dengan masalah tidak percaya diri, tidak memiliki teman Anak dengan masalah pertengkaran atau perceraian orang tua

11 Anak dengan transisi hidup, misalnya: pindah sekolah, punya adik baru, pindah rumah
Orang tua yang diktator Anak dengan keinginan melakukan bunuh diri

12 Konselor Anak: Syarat umum menjadi konselor anak: Mempunyai minat kepada anak Mengetahui kebutuhan anak secara umum : * keamanan * kasih dan keterlibatan * penghargaan * perwujudan diri

13 * pengetahuan dan pengertian
* Estetis Mengerti perkembangan (psikologi) anak pada umur tertentu Mengetahui secara khusus tentang klien * Orang tua anak : (keterlibatan orang tua sangat menentukan kesuksesan konseling, selain jumlah sesi) * Anggota keluarga lain (adik-kakak, nenek-kakek, tante, paman dll) * Lingkungannya

14 Sekolah dan pendidikan (kemampuan/kesulitan dalam belajar)
* Sekolah dan pendidikan (kemampuan/kesulitan dalam belajar) * Sahabat-sahabatnya, secara khusus bagi anak madya dan tunas remaja * Keadaan fisik : sehat, sering sakit, dll * Kemampuan khusus, bakat, hobby, kesenangan.

15 Ketrampilan Konseling Anak:
Anak-anak diizinkan untuk mengekspresikan semua hal yang mereka alami. Konselor mengajak anak untuk bermain secara terbuka. Menciptakan suasana di mana anak merasa bebas untuk berbicara. Menjalin relasi, melakukan aktivitas bersama.

16 Banyak mendengarkan atau mendengar dengan aktif.
Jangan menasehati sebelum selesai proses konseling. Mengobservasi bukan menyelidiki. Menggunakan pertanyaan terbuka. Merefleksikan apa yang dituturkan anak. Memberi label pada perasaan atau emosi anak

17 Jangan intervensi dalam cerita
yang dituturkan si anak. Jangan memperlihatkan sikap terkejut, bosan, menolak, atau menertawakan si anak. Buanglah segala prasangka. Sekali-sekali jangan menceritakan masalah anak itu kepada orang lain, jangan membongkar rahasianya.

18 Langkah-langkah umum konseling anak a. Observasi
Penampilan keseluruhan Perilaku Perasaan Fungsi berpikir Gaya bicara dan bahasa Kemampuan motorik Bermain Hubungan dengan konselor

19 b. Mendengarkan aktif Menyesuaikan bahasa tubuh. Respon minimal
Refleksi Menyimpulkan

20 c. Membantu anak bercerita
Menggunakan pertanyaan Menggunakan pernyataan Menggunakan media

21 d. Memfasilitasi perubahan
Mengeksplorasi pilihan. Melatih dan mencobakan perilaku yang baru.

22 e. Terminasi/mengakhiri konseling
Konselor harus membuat anak menjadi mandiri. Terkadang ‘sulit’ untuk mengakhiri sesi-sesi konseling. Perlu proses untuk mengakhiri konseling dengan anak.

23 4 Pesan yang menyembuhkan dari bermain
Saya ada untuk kamu. Saya mendengarkanmu. Saya mengerti kamu. Saya peduli padamu.

24 APA PERBEDAAN DASAR KONSELING ORANG DEWASA & KONSELING ANAK-ANAK?

25 Andrew Lester (1985) : Bagi anak bermain seperti berbicara dan bekerja bagi orang dewasa. Bermain adalah cara anak menyatakan dirinya sendiri, karena bermain adalah dunia anak-anak, kita harus masuk dalam dunia itu untuk mendapatkan jalan masuk yang paling komplit ke dalam pikiran dan perasaan anak.

26 “Dalam semua kreativitas, kita memusnahkan dan membangun dunia, pada saat yang sama tidak terelakkan kita membangun dan memperbaiki diri sendiri (Vivian A.S., Terapi bermain, hal.8).

27 Fungsi bermain dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
Fungsi pengembangan diri Fungsi pematangan Fungsi hubungan

28 Play therapy: “penggunaan sistematis dari suatu model teoritis yang bertujuan untuk membangun proses interpersonal dimana play therapist yang sudah terlatih menggunakan fungsi terapeutik dari kegiatan bermain untuk menolong klien mencegah atau memecahkan kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal”.

29 Mengatasi resistensi:
Manfaat Play Therapy: Mengatasi resistensi: (Regresi, Represi, Proyeksi, Rasionalisasi, Reaksi formasi) Sarana komunikasi Menguasai ketakutan Attachment formation Peningkatan hubungan

30 Emosi positif Kompetensi Berfikir kreatif Keterampilan problem solving Catharsis

31 Manfaat play therapy ditinjau dari konselor:
Sebagai sarana untuk dapat memahami dan empati terhadap anak. Sebagai sarana memberi arah dan intervensi. Untuk memfasilitasi diagnosa. Sebagai sarana observasi.

32 Dua faktor utama yang meningkatkan efektivitas terapi bermain.:
Keterlibatan orang tua: Keterlibatan orang tua secara signifikan meningkatkan efektivitas terapi bermain. Jumlah Sesi: Efektivitas terapi bermain terus meningkat sehubungan dengan jumlah sesi hingga 35 sampai 45 sesi.

33 Garry L. Landreth (1982) : Meja kecil dan dua kursi Rumah boneka dan peralatan boneka serta asesoriesnya Boneka yang dapat dilipat Permainan setrika Papan tulis, kapur berwarna dan penghapus Panah plastic dan tempatnya Piring, panic, sendok, garpu plastic

34 Sapu kecil dan pengki Kaleng kosong Dos kecil Kapal, traktor Bus, truk, pesawat, kapal dan mobil Palu plastic dan tempat pemukulnya Drum dan alat music lain Topi Pakaian pemadam kebakaran

35 Pisau plastic Borgol tangan Pistol Bola dengan berbagai ukuran Botol plastic bayi 2 telephon mainan Majalah anak-anak Dompet kecil dan perhiasan Kereta boneka mainan Sendok, ayakan dan ember

36 Handuk, serbet Permainan yang ada roda Gunting mainan Kertas warna-warni Lem, selotip, krayon, pensil warna, kertas Jam tangan mainan Balok plastik dengan berbagai ukuran Topeng

37 Boneka dengan segala pekerjaan dan status (dokter, suster, dll, ibu, bapa, adik dll).
Uang-uangan. Mainan alat dokter Buah-buahan plastic Tentara palstik Peralatan tentara

38 Fokus Terapi (Landreth, 1991) :
Anak, bukan masalah anak Masa kini, bukan masa lalu Pikiran & perasaan, bukan tindakan Menerima, bukan mengkoreksi Arahan anak, bukan instruksi terapis Pengertian anak, bukan pengetahuan terapis

39 Axline mengembangkan prinsip-prinsip dasar Child Center Play Therapy:
1.Konselor berusaha mengembangkan hubungan yang hangat dan bersahabat. 2.Konselor menerima anak. 3.Konselor mengijinkan anak untuk bebas mengekspresikan perasaannya.

40 4. Konselor cermat untuk mengenali berbagai perasaan yang diekspresikan anak dan merefleksikan perasaan-perasaan tersebut sedemikan, sehingga anak memperoleh pengertian akan tingkah lakunya. 5.Konselor percaya bahwa anak mampu untuk mengatasi sendiri masalahnya, bila diberikan kesempatan untuk itu.

41 6. Konselor tidak mengarahkan ataupun menginisiasi tingkah laku maupun percakapan dalam bentuk apapun berdasarkan pandangan konselor. 7. Konselor tidak memburu-buru proses konseling berdasarkan kesadaran bahwa proses tersebut merupakan sesuatu yang berkembang setahap demi setahap.

42 PLAY THERAPY & ART THERAPY
BENTUK-BENTUK PLAY THERAPY & ART THERAPY

43 BONEKA ORANG-ORANGAN (PUPPET) Cocok : 3-10 thn

44 Keuntungan memainkan boneka
(Amster, Boat dan Everson, 1982): Membantu anak secara lembut memusatkan topic-topic di mana ia enggan mendiskusikannya. Memungkinkan anak untuk menunjukkan apa yang terjadi. Memberikan kesempatan untuk anak berinteraksi dengan boneka dengan cara-cara yang membedakan mereka dari anak lain.

45 BONEKA BINATANG YANG KECIL Cocok : 4-11 thn

46 Langkah bermain boneka binatang:
Berikan kepada anak berbagai macam boneka binatang, yang mewakili binatang buas, jinak, penurut, besar, kecil, kuat, lemah. Biarkan anak memegang dan memainkan sejenak semua boneka tersebut dengan bebas. Minta anak memilih sebuah boneka yang mirip dengan dia sekarang (bukan secara fisik).

47 Minta dia menceritakan tentang
boneka yang dipilih: sifatnya, perasaannya, apa yang dia alami, apa yang sedang terjadi. Minta anak memilih boneka yang mirip dengan orang yang penting dalam hidupnya, papa atau mama, nenek, dsb. Minta anak menceritakan boneka tersebut.

48 Minta anak menempatkan boneka sesuai dengan posisi yang diinginkan
Minta anak menempatkan boneka sesuai dengan posisi yang diinginkan. Kemudian minta anak bercerita tentang semua boneka tersebut, misalnya: apa yang dilakukan singa terhadap kambingnya? (tidak boleh langsung, apa yang dilakukan papa terhadap mama?) Jika anak memilih diri mirip dengan beruang, tanyakan apa yang beruang pikirkan tentang gajah?

49 C. BAK PASIR DAN LAMBANG-LAMBANG
Cocok : 3-11 thn

50 Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan konselor dalam permainan bak pasir:
Anak biasanya memilih simbol yang menggambarkan perasaannya, atau simbol orang yang ada kaitannya dengan dirinya, misalnya kuat-lemah, marah-tidak berdaya, senang- sedih, berani-takut.

51 Penempatan simbol penting untuk diperhatikan, urutan dalam barisan, jarak antara simbol yang satu dengan yang lain, simbol yang terpisah jauh sendiri, simbol yang tidak dimasukkan dalam area tersebut, posisi simbol, misalnya di tengah, di sudut. Amati makna dari simbol-simbol yang dimainkan.

52 Identifikasi tema utamanya, misalnya:
ketakutan, kesedihan, kemarahan, hukuman, penindasan dsb. Amati cara anak bermain dan bercerita, apakah konsisten atau tidak.

53 D. PLAY DOUGH Cocok 6-11 tahun

54 Play dough dapat membantu:
Aktivitas seni dengan menggunakan platisin sangat membantu anak terutama bagi anak yang mengalami kekerasan seksual. Anak dapat membentuk berbagai organ seksual dan menceritakan pengalaman pahitnya (Edith Kramer, 1998).

55 Dapat membantu anak yang disintegrasi, yang kestabilan emosinya terbatas:
Menyediakan wadah bagi anak untuk mengekspresikan emosi dan perasaan. Menolong anak untuk menyalurkan perasaan cemas dengan meremas-remas platisin.

56 - Menolong anak untuk menyalurkan perasaan marah dengan melempar dan menghancurkan bentuk yang sudah dikerjakan. Dalam proses membentuk playtisin, anak dapat membentuk kembali berulang-ulang, sehingga mereka tidak takut salah. Ini sangat membantu anak yang kurang percaya diri.

57 Proses membentuk wajah juga sangat menolong bagi anak yang kehilangan orang yang dikasihinya.
Memunculkan tema masalah melalui bentuk yang dikerjakan.

58 (Bebas, rumah, orang, krisis, hari depan, kata, judul, perasaan)
MENGGAMBAR: (Bebas, rumah, orang, krisis, hari depan, kata, judul, perasaan) Cocok: 5-11 thn

59

60 Hal yang perlu diperhatikan dalam hal menggambar
Bagian tubuh yang besar, titik perhatian anak Ekpresi wajah menyatakan emosi Ukuran menyatakan kemampuan Goresan garis yang keras menungkapkan kemarahan

61 Warna yang dominan dalam gambar
Warna yang dominan dalam gambar. Merah: kemarahan, Hitam: ketakutan, kesedihan, tetapi konselor sebaiknya tidak mengartikannya tanpa bertanya lebih dulu kepada anak. Cara menggambar, misalnya dihapus terus mengungkapkan tidak PD, atau selalu bertanya, ini benar tidak, ini salah ya.

62 Wilkinson dalam Burns and Kaufman (1971), menggunakan Kinetic Family Drawing, mengusulkan untuk memperhatikan beberapa ciri gambar anak dan artinya: Bayangan menutupi bagian yang memenuhi pikiran anak atau mengkhawatirkan anak.

63 Membesarkan bagian-bagian tubuh tertentu menyarankan anak sedang memikirkan bagian tubuh tersebut.
Menghilangkan bagian tubuh tertentu sering kali menandakan anak sedang menyangkal fungsi dari organ tubuh tersebut.

64 Ekspresi wajah sering kali digunakan untuk menyatakan emosi.
Ukuran orang. Orang yang merasa kurang mampu biasanya menggambar orang dengan ukuran kecil. .

65 Gambar yang tepat sering kali menunjukkan kekhawatiran anak atau kebutuhan anak akan lingkungan yang teratur. Gaya gambar anak berhubungan dengan tekanan pencil menyatakan apa yang ada dalam hati anak. Bila tekanannya berat, ingin mengeluarkan sesuatu yang agresif dalam diri pribadi anak.

66 Sebaliknya apabila tekanannya terlalu ringan, menandakan tanggapan yang lemah, yang tidak berdaya.

67 F. BERCERITA Cocok : 2-11 thn

68 Beberapa metode terapi bercerita:
Konselor bercerita Bercerita secara bergantian : dengan memilih kartu atau gambar. Bercerita bersama (lebih membiarkan anak mengarahkan cerita, konselor hanya menambahkan hal-hal yang tidak terlalu signifikan) Anak bercerita

69 Ketika bercerita, beberapa contoh pertanyaan:
Apa judul ceritanya? Mengapa memilih judul ini? Apa yang dipikirkan Ana (tokoh dalam cerita) waktu itu? Mengapa dia berpikir begitu? Jelaskan apa artinya, dia berkata seperti itu? dsb.

70 G. SENI MENULIS Cocok : 6-11 thn

71 Beberapa metode menulis:
Menulis perasaan : berdasarkan panduan konselor Menulis puisi Menulis cerita Menyelesaikan kalimat, misalnya

72 Perasaan: Saya merasa senang ketika…. Saya merasa sedih ketika….. Saya benci untuk….. Saya akan bahagia kalau…… Nilai: Orang baik selalu…… Saya harap saya tidak pernah…… Saya merasa baik ketika……

73 Harapan: Saya harap mama…… Ketika saya dewasa, saya akan Mulai sekarang saya akan…… Kebutuhan: Saya ingin punya…… Saya ingin papa….. Hanya kalau saya dapat.,…

74 Keluarga: Papaku selalu….. Mamaku biasanya…….. Keluargaku tidak…… Agama: Saya kira Tuhan…… Saya khawatir tentang…….. Saya merasa kematian adalah…….

75 H. DRAMA (ROLE PLAY) Cocok untuk tahun

76 Bermain peran ini dapat :
Membantu anak mengeluarkan perasaan, pikiran dan pemahamannya (katarsis). Membantu anak mendapatkan pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi. Membantu anak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan prilaku yang positif.

77 (bernyanyi, ludo, monopoli, kontruksi, lego dll)
I. GAMES Cocok untuk 3-11 tahun (bernyanyi, ludo, monopoli, kontruksi, lego dll)

78 Permainan dapat dipakai untuk:
Tahap awal yaitu membangun hubungan konselor dengan anak. Mengatasi resistensi anak Membantu anak berkonsentarsi dan menyelesaikan suatu tugas. Membantu anak menemukan kelebihan dan kelemahannya dalam ketrampilan motorik.

79 Membantu anak merespon terhadap batasan yang diberikan.
Membantu anak mengembangkan ketrampilan seperti kerjasama, mengatasi kekecewaan, respon terhadap kemenangan, kerja sama, mematuhi aturan yang ada, dan kejujuran. Membantu anak mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

80 Catatan yang diperlukan dalam proses konseling anak:
Identitas anak Kelahiran Pohon keluarga Permasalahan atau keluhan Hasil observasi Hipotesa Diagnosa Rancangan terapi


Download ppt "KONSELING ANAK Melati Tan, S.Th., MA."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google