Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA"— Transcript presentasi:

1 PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
Penyusun: Bernardus Anton HK

2 Pengertian Penerimaan Diri
Apa itu Penerimaan Diri?? Penerimaan diri merupakan sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan dirinya sendiri. Penerimaan diri adalah seseorang yang memiliki konsep diri yang positif. Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang begitu berbeda dengan dirinya, orang dapat menyesuaikan diri dengan seluruh mentalnya sehingga evaluasi tentang dirinya juga positif. Penerimaan diri sebagai tingkat kemampuan individu memahami karakteristik dirinya dan mampu menerima kondisi yang ada dengan kesungguhan, menyadari potensi-potensi yang dimiliki sehingga individu mampu melakukan sesuatu dan menjadi sesuatu yang diharapkan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri merupakan sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan dirinya sendiri, kualitas- kualitas sendiri dan pengakuan akan keterbatasan diri.

3 Ciri Penerimaan Diri & Faktor Penerimaan Diri
Menerima diri sendiri apa adanya. Tidak menolak diri sendiri. Agar merasa berharga maka individu tidak perlu merasa dirinya benar- benar sempurna. Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri maka individu tidak harus dicintai orang lain. Memiliki keyakinan bahwa individu mampu untuk menghasilkan kerja yang berguna bagi diri sendiri. Aspirasi Realistis Keberhasilan Wawasan Sosial Konsep Diri yang Stabil

4 Aspek Penerimaan Diri Pemahaman yang realistik atas kemampuan diri.
Pengetahuan tentang fisiknya sendiri. Kepuasan terhadap fisik dirinya sendiri. Kesimpulan Penerimaan Diri merupakan penerimaan yang dipengaruhi oleh kepuasan terhadap dirinya sendiri khususnya yang berkaitan dengan keadaan fisiknya berdasarkan atas pengetahuan tentang fisik diri individu itu sendiri sehingga dapat memahami karakteristik dirinya sendiri dan mampu menerima kondisi yang ada dengan kesungguhan. Pemahaman yang realistis atas kemampuan diri sehingga mampu melakukan sesuatu yang diharapkan. Kepuasan terhadap fisik diri sendiri dengan penerimaan diri individu yang mampu menerima kelebihan dan kelemahannya.

5 TUNADAKSA Tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. Tunadaksa adalah suatu keadaan cacat tubuh, cacat anggota badan atau cacat ortopedik sehingga penyandang cacat ini terlihat kelainan bentuk tubuh, anggota atau otot, berkurangnya kemampuan fungsi tulang otot sendi maupun saraf-sarafnya. Dari uraian di atas didapatkan kesimpulan, bahwa tunadaksa merupakan suatu kerusakan atau gangguan pada fungsi motorik seseorang akibat kerusakan pada tulang atau otot yang mengurangi kapasitas normal individu untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari.

6 Klasifikasi Tunadaksa
Menurut Koening (dalam Soemantri, 2006) Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang merupakan keturunan. Kerusakan pada waktu kelahiran Infeksi Kondisi traumatik Menurut Mangunsong (1998), tunadaksa dibagi menurut tingkat kerusakan,yaitu : Cacat ringan Cacat sedang Cacat berat

7 Penyebab Ketunadaksaan
Faktor yang timbul sebelum kelahiran 1) Faktor keturunan 2) Trauma dan infeksi pada waktu kehamilan 3) Usia ibu yang sudah lanjut pada waktu melahirkan anak 4) Pendarahan pada waktu kehamilan 5) Keguguran yang dialami ibu Faktor yang timbul saat kelahiran 1) Penggunaan alat-alat pembantu kelahiran (seperti tabung, vacuum) yang tidak lancar 2) Penggunaan obat bius pada waktu kelahiran Faktor yang timbul sesudah kelahiran 1) Infeksi 2) Trauma 3) Tumor

8 REMAJA 1. Pengertian Remaja :
Usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama atau paling tidak sejajar. Bahwa masa remaja juga sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Merupakan tahap yang paling penting diantara tahap perkembangan lainnya, karena pada akhir tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego yang cukup baik. 2.Batasan Remaja Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan-ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri

9 Masa remaja sebagai periode pelatihan.
Remaja Awal (12-15 tahun) Remaja Pertengahan (15-18 tahun) Remaja Akhir (18-21 tahun) Ciri-ciri Masa Remaja Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Masa remaja sebagai periode perubahan.

10 Tugas Perkembangan Masa Remaja
Menurut Hurlock (1992) Menurut Havighurst (1991) Mampu menerima keadaan fisiknya Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa Mempu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainnan jenis Mencapai kemandirian emosional Mencapai kemandirian ekonomi Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual Memahami nilai-nilai orang dewasa dan orang tua Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan. Memperoleh peranan sosial. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup.

11 Penerimaan Diri Remaja Penyandang Tunadaksa
Setiap individu dalam hidupnya selalu mendambakan kesejahteraan psikologis, kesejahteraan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penerimaan diri terhadap kondisi fisik. Manusia membutuhkan penerimaan diri terhadap lingkungannya dimana penerimaan diri merupakan suatu proses mental dan tingkah laku seseorang untuk menerima dirinya sesuai dengan keadaan individu tersebut baik kelebihan maupun kekurangan individu tersebut. Jadi penerimaan diri adalah sikap yang mencerminkan rasa senang sehubungan dengan kenyataan dirinya. Maksudnya, individu menerima semua ada pada dirinya tanpa menyalahkan orang lain karena kekurangan yang ada pada dirinya. Tunadaksa ialah keadaan dimana seseorang mengalami hambatan dalam mengikuti pendidikan secara normal, serta dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan . Masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir. Penerimaan diri pada remaja penyandang tunadaksa sangat berperan dalam proses menghadapi kebutuhan- kebutuhan perkembangannya, frustasi atau konflik yang dialaminya. Konflik yang dialami para remaja penyandang tunadaksa biasanya mengenai kepercayaan diri atau harga diri yang rendah pada individu, hal ini disebabkan lingkungan kurang mampu menghargai penderita sehingga penderita tunadaksa malu dan merasa tak berguna. Penerimaan diri pada remaja dalam kelompoknya dapat menjadi suatu yang positif atau negatif. Hal ini dikatakan positif apabila individu mampu memiliki pemikiran yang baik terhadap dirinya sendiri, kepercayaan dan harga diri yang tinggi, sebaliknya bersifat negatif jika mereka memiliki perasaan rendah diri dan putus asa. Individu yang bisa menerima diri secara baik tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri, sehingga lebih banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kesempatan itu membuat individu mampu melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang.

12 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik pendekatan studi kasus (case study). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah . bahwa studi kasus adalah penelitian penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang memiliki sifat kekhususan agar dapat digeneralisasikan baik melalui sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, atau bahkan masyarakat luas.

13 Teknik pengumpulan data
Wawancara ( metode utama)& Observasi (metode pelengkap). peneliti menggunakan jenis wawancara perorangan, dimana proses tanya jawab tatap muka berlangsung antar pewawancara dan orang yang diwawancarai. Untuk observasi, peneliti menggunakan metode observasi langsung non partisipan,dimana peneliti berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut di dalam kegiatan- kegiatan yang subjek lakukan Jenis observasi yang terstruktur, dimana peneliti melakukan pengamatan dengan memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu berdasarkan pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati.

14 Hasil dan Pembahasan Masalah yang sering timbul pada Subjek antara lain : Subjek merasa malu dengan fisiknya yang tidak sempurna. Subjek menyalahkan dirinya atas kekurangan fisiknya tersebut. Hal itu terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti : Subjek pernah merasakan pendapatnya ditolak oleh orang lain Subjek terpengaruh opini orang lain Subjek pernah mendapatkan respon penolakan dari orang lain. Penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri. Subyek belum mampu memahami diri secara realistik. Subyek masih sangat dipengaruhi oleh kekurangannya dan belum menyadari potensi-potensi yang dimiliki Subjek merasa tidak mengalami hambatan di dalam lingkungan dan subjek menjadikan keberhasilan yang pernah dirasakannya sebagai acuan untuk dapat menerima dirinya lebih baik lagi.

15 Kesimpulan Subjek kurang mampu menerima dirinya dengan baik.
Hal-hal tersebut dapat dilihat dari adanya masalah yang sering timbul dalam proses kehidupan subjek seperti : subjek menyadari ketidaksempurnaan fisiknya sehingga memiliki keterbatasan dalam tiap kegiatan yang subjek lakukan. subjek malu dengan kondisinya dan subjek menyalahkan dirinya atas kekurangan fisiknya tersebut. Subjek merasa sulit melakukan penerimaan diri dikarenakan adanya pengalaman-pengalaman seperti terpengaruh oleh opini orang lain, pendapatnya ditolak orang lain dan mendapatkan respon penolakan dari orang lain.


Download ppt "PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google