Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

APTISI WILAYAH V Jogjakarta

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "APTISI WILAYAH V Jogjakarta"— Transcript presentasi:

1 APTISI WILAYAH V Jogjakarta
SISTEM MANAJEMEN MUTU bagi peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi BAN-PT APTISI PUSAT APTISI WILAYAH V Jogjakarta Safir Hotel, 17 Januari 2015 Oleh : M Budi Djatmiko

2 JENIS STANDAR / SPESIFIKASI
FISIK (Gedung, Lab, dll) DOKUMEN DOKUMEN KEMAJUAN IPTEK SISTEM - ISO 9001: 2008 SISTEM SMM ISO 9001 SML ISO 14001 OHSAS, SMK3, DLL PRODUK SPLN 42-3:1992 SNI DLL KERAGAMAN/ KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENGUJIAN/ UAS/UTS/SIDANG DLL KOMPATIBILITAS LULUSAN/ DOKUMEN (Gedung, Lab, dll) halaman 2 dari 50 halaman

3 GLOBAL TREND INPUT OUTPUT PROSES Zero Accident : OHSAS 18001 atau SMK3
(WAJIB) GLOBAL TREND INPUT PROSES OUTPUT Zero Emission : ISO 14001 Zero Defect & Zero Delay : ISO 9001 halaman 3 dari 50 halaman

4 ILUSTRASI STANDAR SISTEM MUTU ISO 9000 KELAS DUNIA D A C P D A C P
STANDAR MUTU PRODUK TERTENTU ISO 9001 ISO 9001 PERBAIKAN BERKELANJUTAN halaman 4 dari 50 halaman

5 FUNDAMENTALS OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU PT M A H S I W Tanggung jawab manajemen M A H S I W K e p u a s n P e r s y a t n Pengelolaan sumber daya Ujian, analisis dan perbaikan Output Input Realisasi LULUSAN ALUMNI Pertambahan nilai Aliran Informasi Kunci: Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses halaman 5 dari 50 halaman

6 ISO 9001:2008 PASAL-PASAL ISO 9001 : 2008 1. Lingkup
1.1 Umum 1.2 Penerapan 2. Acuan normatif 3. Istilah dan definisi 4. Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum 4.2 Persyaratan dokumentasi 5. Tanggung jawab manajemen 5.1 Komitmen manajemen 5.2 Fokus Mahasiswa 5.3 Kebijakan mutu 5.4 Perencanaan 5.5 Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi 5.6 Tinjauan manajemen 6. Manajemen sumber daya 6.1 Penyediaan sumber daya 6.2 Sumber daya manusia 6.3 Prasarana 6.4 Lingkungan kerja 7. Realisasi Lulusan 7.1 Perencanaan realisasi lulusan 7.2 Proses berkaitan dengan mahasiswa sbg pelanggan 7.3 Desain dan pengembangan 7.4 Pembelian 7.5 Produk dan penyediaan jasa 7.6 Pengendalian sarana pemantauandan pengukuran 8. Ujian, analisis dan perbaikan 8.1 Umum 8.2 Pemantauan dan sistem penilian/pengukuran 8.3 Pengendalian lulusan tidak sesuai 8.4 Analisa data 8.5 Perbaikan halaman 6 dari 50 halaman

7 Hirarki Dokumentasi DOKUMENTASI SISTEM MUTU Tingkat I : Pedoman Mutu
Menggambarkan secara garis besar latar belakang PT, kebijakan organisasi dan sasaran organisasi Tingkat II : Prosedur Menggambarkan mengenai aktifitas yang ada Tingkat III : Instruksi Kerja Menggambarkan bagaimana aktifitas dilaksanakan Tingkat IV : Formulir dan Rekaman halaman 7 dari 50 halaman

8 DOKUMENTASI SISTEM MUTU
Struktur Dokumentasi Sistem Mutu Level I Pedoman Mutu Philosophies and Policies Menggambarkan secara garis besar latar belakang, kebijakan dan sasaran perusahaan. Why Level II Prosedur Principles and Strategies Menggambarkan mengenai interaksi suatu bagian dengan bagian yang lain. What, When, Where & Who Level III instruksi kerja dan dokumen pendukung lainnya How (Current Practice) Menggambarkan mengenai bagaimana aktivitas di suatu bagian dilaksanakan. RECORDS (Proof) halaman 8 dari 50 halaman

9 Penggambaran tersebut tidak perlu sangat detail.
Pedoman Mutu Tujuan : Memberi informasi kepada karyawan dan pelanggan, tentang tujuan dan kebijakan manajemen dalam hal mutu. Memberi jaminan kepada asesor atau pembaca, bahwa organisasi telah menerapkan sistem mutu yang sesuai dengan ISO 9001 Isi : Menggambarkan setiap elemen dari ISO 9001 yang diterapkan dalam perusahaan. Penggambaran tersebut tidak perlu sangat detail. Secara luas, Pedoman Mutu menyatakan apa yang dilakukan untuk menjamin mutu produk (barang atau jasa) halaman 9 dari 50 halaman

10 Pernyataan Kebijakan Mutu
Pedoman Mutu Pernyataan Kebijakan Mutu Menyatakan komitmen manajemen puncak, sebagai pencerminan komitmen perusahaan secara menyeluruh Memberi jaminan bahwa mutu merupakan salah satu aspek penting dalam kebijakan perusahaan Ditandatangani oleh top manajemen Harus dimengerti oleh setiap karyawan Penerapannya merupakan tanggung jawab manajemen halaman 10 dari 50 halaman

11 Isi Kebijakan Mutu Pedoman Mutu Menyatakan
Tujuan perusahaan dalam hal mutu Komitmen perusahaan untuk memenuhi persyaratan dan senantiasa memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu. Kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan mutu. Kebijakan mutu akan ditinjau agar selalu sesuai. Menguraikan Bagaimana kebijakan mutu diketahui dan dimengerti oleh karyawan Bagaimana kebijakan mutu diterapkan dan dipelihara halaman 11 dari 50 halaman

12 PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN
MAJOR BUSINESS PROCESS QUALITY MANUAL (Manual define concept) PROCEDURE (Process to Activities) WORK INSTRUCTION (Activities to Tasks) PROCESSES ACTIVITIES TASKS halaman 12 dari 50 halaman

13 INSTRUKSI KERJA menetapkan lebih spesifik dan detail
PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN PROSEDUR menetapkan SIAPA melakukan APA DI MANA BILAMANA dan {BAGAIMANA} INSTRUKSI KERJA menetapkan lebih spesifik dan detail BAGAIMANA dan DENGAN APA halaman 13 dari 50 halaman

14 Prosedur dan Instruksi Kerja
PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN Prosedur dan Instruksi Kerja PROSEDUR Mencakup satu seri atau urutan kegiatan dalam suatu bagian/bidang suatu perusahaan contoh : - prosedur pembelian - prosedur paralel ke sistem INSTRUKSI KERJA Mencakup salah satu kegiatan dari suatu prosedur contoh : - instruksi up-load data cater - pedoman pengujian kadar air halaman 14 dari 50 halaman

15 Dua aspek penting dalam mendokumentasikan Prosedur dan Instruksi Kerja
PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN Dua aspek penting dalam mendokumentasikan Prosedur dan Instruksi Kerja 1. Fakta Ilmiah : Mengapa proses dilakukan 2. Praktek : Bagaimana proses dilakukan Kecenderungan : 1. Engineer, spesialis : Fakta ilmiah 2. Operator : Praktek Dalam menyusun dokumentasi, keseimbangan kedua aspek harus diperhatikan Sehingga semuanya mengetahui mengapa dan bagaimana suatu proses dilakukan untuk mencapai mutu yang diinginkan halaman 15 dari 50 halaman

16 PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN
Dokumentasi Sistem Mutu ISO 9001:2008 Prosedur minimal yang disyaratkan pada standar ini : Pengendalian Dokumen (4.2.3) Pengendalian Rekaman mutu (4.2.4) Audit Internal (8.2.2) Pengendalian Produk tidak sesuai (8.3) Tindakan koreksi (8.5.2) Tindakan pencegahan (8.5.3) Jangkauan dokumentasi sistem manajemen mutu dapat berbeda antara sebuah organisasi dan yang lain, tergantung : besarnya organisasi dan jenis kegiatannya, kerumitan proses dan interaksinya, dan kemampuan personelnya. halaman 16 dari 50 halaman

17 PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN
Bagaimana Teknik Penulisan Prosedur ? Ada beberapa corak prosedur yang dapat dipakai untuk memenuhi persyaratan Standar yaitu : Bentuk uraian Bentuk bagan alir Gabungan dari keduanya Penting !!! Perusahaan dapat memilih atau mengkreasi sendiri corak yang diinginkan, kemudian mempertahankan keseragaman corak yang dipilih tersebut halaman 17 dari 50 halaman

18 Pengertian Instruksi Kerja
PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN Pengertian Instruksi Kerja Suatu petunjuk detail/rinci yang menjelaskan bagaimana suatu proses atau prosedur diikuti/dilaksanakan Uraiannya lebih detail/rinci dari prosedur mutu Tujuannya selain sebagai pelengkap prosedur juga untuk membantu dalam proses pengendalian halaman 18 dari 50 halaman

19 Beberapa bentuk umum dari Instruksi Kerja
PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN Beberapa bentuk umum dari Instruksi Kerja Secara Tertulis Dokumen tertulis Bagan Alir Secara Visual Grafis Penting ! Kampus bebas memilih dan membuat bentuk yang diinginkan halaman 19 dari 50 halaman

20 Records / Rekaman PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN
Formulir Merupakan bukti penerapan dan keefektifan sistem mutu Contoh : - Form yang sudah ada Perlu “retention time” (jangka waktu penyimpanan) Berkaitan dengan statistik Quality record merupakan elemen yang paling banyak memiliki cross-reference halaman 20 dari 50 halaman

21 Rekaman Mutu catatan atau rekaman hasil suatu proses kegiatan
PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, REKAMAN Rekaman Mutu catatan atau rekaman hasil suatu proses kegiatan Form Form diisi A b c x y z Blanko Rekaman Mutu halaman 21 dari 50 halaman

22 Sistem Penomoran Yang Baik
PENGENDALIAN DOKUMEN 4.21 Judul 4.2.2 Pengertian Sistem Penomoran Yang Baik Sistematis Menunjukkan pengelompokan Menunjukkan peningkatan Membedakan dokumen dan bagiannya (terutama quality manual) Konsisten Kode Penomoran QM QP Nomor Urut Quality Procedure Quality Manual Bagian Produksi Nomor Bab halaman 22 dari 50 halaman

23 IMPLEMENTASI SISTEM MUTU
Kunci Keberhasilan Komitmen, keterlibatan dan kepemimpinan top manajemen Keterlibatan seluruh karyawan Sumber daya yang memadai Manajemen proyek Pemahaman standar halaman 23 dari 50 halaman

24 IMPLEMENTASI SISTEM MUTU
Faktor yang menjadi pertimbangan ARAHAN TOP MANAGEMENT Target waktu dari top management SKALA PERGURUAN TINGGI Jumlah DOSEN & karyawan Kerumitan proses Keragaman PRODI, komptensi dan konsentrasi KEMAPANAN SISTEM Kesenjangan antara kondisi kampus dgn. persyaratan standar Perbaikan yang akan dilakukan terhadap proses yang ada KETERSEDIAAN SUMBER DAYA Jumlah dosen & staff yang tersedia Tingkat pemahaman Peralatan pembelajaran KULTUR KAMPUS Kesiapan untuk berubah Tingkat pendidikan pada umumnya halaman 24 dari 50 halaman

25 Pengertian sistem manajemen mutu
Suatu tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran mutu yang direncanakan. Jadi sistem manajemen mutu adalah tatanan yang menjamin kualitas output dan proses pelayanan/produksi.

26 Klausul ISO 9001:2008 1. Ruang lingkup 2. Acuan normatif
3. Terminologi dan definisi 4. Sistem Manajemen Mutu 5. Tanggung jawab manajemen 6. Manajemen Sumber Daya 7. Realisasi produk/lulusan 8. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan

27 S – P - O Customers (MAHASISWA) Suppliers Proses pelayanan Pendidikan
Structure Proses Outcome PK & IK CQI SMM: Sistem yang menjamin kualitas lulusan dan proses melalui standardisasi dan perbaikan yang berkesinambungan SMM: Kebijakan Manual Perencanaan Sasaran Leadership Management

28 S – P - O Customers Suppliers BPM Kebijakan Sasaran Perencanaan
Prosedur Instruksi kerja Qmanual QI QMS

29 Bagaimana ISO 9000 dapat menjamin hal tersebut?

30 Struktur standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
4 Sistem Manajemen Mutu 5 Tanggung jawab Manajemen 6 Manajemen Sumber daya Business process S – P – O Customer Needs Requirement Expectation Customer Needs Requirement Expectation 7 Realisasi Lulusan 8 Hasil Ujian, analsis Dan perbaikan Dimana 1, 2, dan 3 ???

31 Inti dari SMM Ada kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur kerja, instruksi kerja dan rekaman mutu Jaminan bahwa SMM dilaksanakan, dipantau, dievaluasi, dan diperbaiki Jaminan bahwa terjadi Quality improvement process baik dalam proses pelayanan dan proses produksi, maupun terhadap SMM

32 ISO 9001:2008 PLAN KONSULTAN SANGAT DIPERLUKAN UNTUK MENGHANTARKAN BUDAYA MUTU PT DO ACT CHECK GAMBARAN UMUM IMPLEMENTASI ISO 9001:2008

33 Klausul 4

34 4. Sistem Manajemen Mutu 4.1. Persyaratan umum
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM dan secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitasnya sesuai dengan persyaratan SMM. Organisasi harus: Menetapkan proses-proses yang perlu untuk SMM dan aplikasinya di dalam organisasi Menentukan urutan dan interaksi dari proses-proses tsb Menentukan kriteria dan metoda yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa pelaksanaan dan pengendalian proses-proses tersebut efektif Memastikan ketersediaan sumberdaya yang diperlukan dan informasi yang perlu untuk mendukung operasi dan pemantauan proses-proses tsb. Memantau, mengukur, jika dapat diterapkan dan menganalisis proses-proses tsb Menetapkan tindakan yang perlu untuk mencapai hasil yang direncanakan dan penyempurnaan berkelanjutan thd proses-proses tsb.

35 Bila organisasi melakukan outsource proses manapun yang mempengaruhi kesesuaian produk thd persyaratan, maka harus menjamin pengendalian thd proses bersangkutan Jenis dan jangkauan pengendalian yang dilakukan harus dinyatakan dalam SMM

36 4.2. Persyaratan dokumentasi mutu 4.2.1. Persyaratan umum dokumentasi:
Pernyataan terdokumentasi tentang kebijakan mutu dan sasaran mutu Manual mutu Prosedur-prosedur terdokumentasi dan catatan yang dipersyaratkan oleh standar ISO (6 prosedur) Dokumen-dokumen termasuk catatan yang ditetapkan organisasi yang penting untuk memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian yang efektif thd proses-proses.

37 Organisasi harus menetapkan dan memelihara manual mutu, meliputi:
Cakupan umum, termasuk perincian dan alasan untuk pengecualian Prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk SMM, atau rujukannya Penjelasan interaksi antara proses-proses dari SMM

38 4.2.3. Pengendalian dokumen:
Dokumen yang dipersyaratkan oleh standar ISO harus dikendalikan, Rekaman yang dihasilkan juga harus dikendalikan sesuai klausal Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan: Untuk menyetujui dokumen untuk kecukupan sebelum terbit Untuk menelaah dan memperbaharui sebagaimana perlu, dan persetujuan ulang dokumen Untuk memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen teridentifikasi

39 Untuk memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat diterapkan tersedia di tempat pengguna Untuk memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat teridentifikasi Untuk memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan Untuk mencegah penggunaan tidak disengaja dokumen kedaluwarsa, dan untuk menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan untuk maksud apapun

40 Pengendalian arsip: Catatan yang ditetapkan untuk memberikan bukti kesesuain thd persyaratan dan bukti operasi yang efektif dari SMM harus dikendalikan. Organisasi harus menetapkan prosedur terdokumentasi untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan, dan pemusnahan catatan. Catatan harus tetap dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali

41 Klausul 5

42 Tanggung jawab pelaksanaan SMM ditunjukkan pada standar 5: tanggung jawab manajemen

43 Tanggung jawab manajemen
5.1. Komitmen manajemen: Manajemen puncak harus menyediakan bukti komitmennya untuk mengembangkan dan melaksanaan SMM secara berkelanjutan, menyempurnakan efektivitasnya dengan: mengkomunikasikan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, perundangan dan peraturan yang berlaku menetapkan kebijakan mutu menetapkan sasaran mutu melakukan tinjauan manajemen Memastikan ketersediaan sumber daya 5.2. Fokus pelanggan: Manajemen puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan/mahasiswa ditentunkan dan dipenuhi dengan sasaran meningkatkan kepuasan mahasiswa/pelanggan. (lihat dan 8.2.1)

44 Tanggung jawab manajemen
5.3. Kebijakan mutu: Manajemen puncak memastikan bahwa kebijakan mutu: Sesuai dengan tujuan organisasi Memuat komitmen untuk mematuhi persyaratan dan secara berkelanjutan akan menyempurnakan efektifitas sistem manajemen mutu Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan menelaah sasaran-sasaran mutu Dikomunikasikan dan dipahami oleh semua dosen & karyawan Ditelaah untuk kesesuaian berkelanjutan

45 5.4.Perencanaan SMM 5.4.1. Sasaran mutu: 5.4.2. Perencanaan SMM:
Manajemen puncak harus memastikan bahwa sasaran mutu, termasuk yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk (7.1.a) ditetapkan pada fungsi dan level yang relevan di dalam organisasi Sasaran mutu harus dapat terukur dan konsisten dengan kebijakan mutu Perencanaan SMM: Manajemen puncak harus memastikan: Perencanaan SMM dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan 4.1, sebagaimana juga sasaran mutu Integritas SMM dipelihara bila perubahan pada SMM direncanakan dan dilaksanakan

46 5.5. Tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi
Tanggung jawab dan wewenang: Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan di dalam organisasi Wakil manajemen (MR): Manajemen pucak harus menunjuk seseorang anggota manajemennya, yang di luar tanggung jawab yang lain harus mempunyai tanggung jawab dan wewenang meliputi: Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk SMM ditetapkan, dilaksanakan dan dipelihara Melaporkan pada manajemen puncak mengenai kinerja SMM dan setiap kebutuhan untuk penyempurnaan Memastikan pengembangan kesadaran mengenai persyaratan pelanggan /mahasiswa di dalam organisasi Komunikasi internal: Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai ditetapkan dalam organisasi dan bahwa komunikasi mengenai efektivitas SMM berlangsung.

47 5.6. Telaah manajemen: 5.6.1. Umum
Manajemen puncak harus menelaah SMM organisasi, pada interval yang terencana, untuk memastikan kesesuaian yang berkelanjutan, kecukupan, dan efektivitas Penelaahan harus meliputi penilaian kesempatan untuk penyempurnaan dan kebutuhan untuk perubahan SMM termasuk kebijakan dan sasaran mutu

48 5.6.2. Masukan penelaahan: 5.6.3. Hasil penelaahan:
Agenda tinjauan manajemen ditetapkan mencakup: Hasil audit umpan balik/keluhan pelanggan, Kinerja proses dan kesesuaian produk Status tindakan pencegahan dan perbaikan Tindak lanjut dari penelaahan manajemen sebelumnya Perubahan yang dapat mempengaruhi SMM Rekomendasi/saran untuk penyempurnaan Hasil penelaahan: Hasil dari penelaahan manajemen harus meliputi keputusan dan tindak lanjut yang berhubungan dengan: Penyempurnaan efektivitas SMM dan proses-prosesnya Penyempurnaan produk/Alumni yang berhubungan dengan persyaratan pelanggan/mahasiswa Sumberdaya yang diperlukan

49 Klausul 6

50 6. Manajemen sumber daya 6.1. Penyediaan sumber daya:
Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan: Untuk menerapkan dan memelihara SMM dan secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitasnya Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan 6.2. Sumber daya manusia Umum: Dosen & Karyawan yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan harus kompeten berdasarkan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengealaman yang sesuai Kompetensi, pelatihan dan kesadaran: Menentukan kompetensi yang perlu untuk karyawan yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian thd persyaratan kompetensi lulusan Bila dapat menyediakan pelatihan atau mengambil tindakan lain untuk mencapai kompetensi yang penting mengevaluasi keefektifan tindakan yang dilakukan Memastikan bahwa dosen/karyawan menyadari relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana kontribusi mereka dalam pencapaian sasaran mutu Memelihara catatan yang sesuai dari pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman

51 6.3. Infrastruktur: 6.4. Lingkungan kerja:
Organisasi harus menentukan, menyediakan, dan memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk/lulusan Infrastruktur meliputi: bangunan, ruang kerja, dan utilitas terkait Perlengkapan proses baik perangkan keras maupun lunak Pelayanan pendukung: transportasi, komunikasi,atau sistem informasi 6.4. Lingkungan kerja: Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan lulusan/produk

52 Klausul 7

53 7. Realisasi produk/lulusan
7.1. Perencanaan realisasi produk/lulusan 7.2. Proses yang berhubungan dengan mahasiswa/pelanggan Penetapan Persyaratan Terkait dengan produk/lulusan Telaah persyaratan terkait dengan produk/lulusan Komunikasi pelanggan/mahasiswa 7.3. Disain dan pengembangan Perencanaan disain dan pengembangan Input disain dan pengembangan Tinjaun disain dan pengembangan Verifikasi disain dan pengembangan Validasi disain dan pengembangan Pengendalian perubahan disain dan pengembangan 7.4. Pembelian/uang kuliah Pengendalian pembelian Informasi pembelian Verifikasi produk pembelian 7.5. Produksi dan penyediaan jasa Pengendalian produksi dan penyediaan jasa Validasi proses produksi dan penyediaan jasa Identifikasi dan ketelusuran Barang milik pelanggan Pengawetan produk 7.6. Pengendalian peralatan pengukuran dan pemantauan

54 7.1 Perencanaan realisasi produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses-proses yang diperlukan untuk realisasi produk/lulusan Perencanaan harus konsisten dengan persyaratan proses-proses lain (4.1). Organisasi harus menenetukan , sebagaimana sesuai: Sasaran mutu dan persyaratan produk/lulusan Kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen, dan untuk menyediakan sumber daya yang spesifik untuk produk/lulusan Kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan pengujian yang diperlukan yang spesifik untuk produk/lulusan dan kriteria penerimaan/kelulusan produk Catatan yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa realisasi proses dan hasilnya memenuhi persyaratan (4.2.4)

55 7.2 PROSES BERKAITAN DENGAN PELANGGAN
7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk/jasa : Organisasi harus menentukan: Persyaratan yang dinyatakan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk kegiatan pengiriman dan paska pengiriman Persyaratan yang tidak dinyatakan pelanggan tetapi perlu untuk penggunaan yang dinyatakan atau dimaksud, bila diketahui Persyaratan undang-undang dan hukum yang berlaku bagi produk Persyaratan tambahan yang dipertimbangkan penting oleh organisasi

56 7.2.2 PENELAAHAN TERHADAP PERSYARATAN BERKAITAN DENGAN PRODUK/JASA
Organisasi harus menelaah persyaratan yang berhubungan dengan produk Penelaahan harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk memasok produk pada pelanggan (misal: penyerahan tender, penerimaan kontrak atau order, penerimaan perubahan pada kontrak atau order), dan harus memastikan bahwa: Persyaratan produk didefinisikan Persyaratan kontrak atau order yang berbeda dari yang sebelumnya dinyatakan diselesaikan Organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan Catatan hasil penelaahan dan tindakan yang timbul dari penelaahan harus dipelihara (4.2.4) Bila pelanggan tidak menyediakan persyaratan secara terdokumentasi, persyaratan pelanggan harus dikonfirmasikan oleh organisasi sebelum penerimaan Bila persyaratan produk berubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen yang relevan diubah dan bahwa karyawan yang terkait diberitahukan mengenai perubahan persyaratan tsb

57 7.2.3 KOMUNIKASI PELANGGAN Organisasi harus menentukan dan menerapkan peraturan yang efektif untuk komunikasi dengan pelanggan sehubungan dengan: Informasi produk Penanganan inquiri, kontrak atau order, termasuk perubahan Umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan

58 7.3 Desain dan pengembangan
7.3.1 Perencanaan disain dan pengembangan 7.3.2 Masukan disain dan pengembangan 7.3.3 Hasil disain dan pengembangan 7.3.4 Penelaahan disain dan pengembangan 7.3.5 Verifikasi disain dan pengembangan 7.3.6 Validasi disain dan pengembangan 7.3.7 Pengendalian perubahan disain dan pengembangan

59 7.3.1. Perencanaan disain dan pengembangan
Organisasi harus merencanakan dan mengendalikan disain dan pengembangan produk Dalam perencanaan disain dan pengembangan, organisasi harus menentukan: Tahap-tahap disain dan pengembangan Penelaahan, verifikasi dan validasi yagn sesuai dg tahapan disain dan pengembangan Tanggung jawab dan wewenang untuk disain dan pengembangan

60 Organisasi harus mengelola antar muka antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam disain dan pengembangan untuk memastikan komunikasi yang efektif dan penugasan yang jelas Hasil dari perencanaan harus diperbaharui, sebagaimana perlu sesuai perkembangan disain dan pengembangan

61 7.3.2. Masukan disain dan pengembangan
Masukan yang berhubungan dengan persyaratan produk harus ditentukan dan catatan diperlihara Masukan tsb meliputi: Persyaratan fungsi dan kinerja Persyaratan undang-undang dan hukum yang berlaku Bila sesuai, informasi yang berasalh dari disain sejenis sebelumnya Persyaratan lain yang penting untuk disain dan pengembangan

62 7.3.3. Hasil Disain dan Pengembangan
Hasil disain dan pengembangan harus dimuat dalam bentuk yang sesuai untuk verifikasi thd masukan disain dan pengembangan dan harus disetujui sebelum diterbitkan/diedarkan Hasil disain dan pengembangan harus: Memenuhi persyaratan masukan untuk disain dan pengembangan Memberikan informasi yang sesuai untuk pemeblian, produksi dan penyediaan pelayanan Memuat dan merujuk kriteria penerimaan produk Menyatakan karakterisitik produk yang penting untuk penggunaan yang aman dan sesuai

63 7.3.4. Penelaahan disain dan pengembangan
Pada tahap yang sesuai, penelaahan disain dan pengembangan yang sistematis harus dilakukan sejalan dengan pengaturan yang direncanakan (7.3.1): Untuk mengevaluasi kemampuan hasil disain dan pengembangan untuk memenuhi persyaratan Untuk mengidentifikasi problem yang ada dan mengusulkan tindakan yang perlu Peserta penelaahan harus melibatkan wakil-wakil fungsi yang terkait dengan tahapan disain dan pengembangan yang ditelaah Catatan dari hasil penelaahan dan tindakan yang perlu harus diperlihara (4.2.4)

64 7.3.5. Verifikasi disain dan pengembangan
Verifikasi harus dilakukan sejalan dengan pengaturan yang direncanakan (7.3.1) untuk memastikan bahwa: Hasil disian dan pengembangan memenuhi persyaratan disian dan pengembangan Catatan hasil verifikasi dan tindakan yang perlu harus diperlihara (4.2.4)

65 7.3.6. Validasi disain dan pengembangan
Validasi disain dan pengembangan harus dilakukan sesuai dengan pengaturan terencana (7.3.1) untuk meastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan pemakaian/penerapan yang diminta/dimaksud, bila diketahui Bila memungkinkan validasi harus diselesaikan sebelum pengiriman atau penerapan produk Catatan hasil validasi dan tindakan yang perlu harus diperlihara (4.2.4)

66 7.3.7. Pengendalian Perubahan Disain dan Pengembangan
Perubahan disain dan pengembangan harus diidentifikasi dan catatan dipelihara Perubahan harus ditelaah, diverifikasi dan divalidasi, sebagaimana perlu, dan disetujui sebelum penerapan Penelaahan perubahan disain dan pengembangan harus meliputi: Evaluasi efek perubahan thd produk Bagian-bagian produk yang sudah dikirim Catatan hasil penelaahan perubahan dan tindakan yang perlu harus dipelihara (4.2.4)

67 7.4 PEMBELIAN 7.4.1 PROSES PEMBELIAN
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan pembelian yang dinyatakan Jenis dan cakupan pengendalian yang diterapkan pada rekanan dan produk yang dibeli harus tergantung pada dampak produk yang dibeli terhadap realisasi produk atau produk akhir Organisasi harus menilai dan memilih pemasok berdasar kemampuan mereka untuk memasok produk sesuai dengan persyaratan organisasi Kriteria pemilihan, penilaian dan penilaian ulang harus ditetapkan Catatan hasil evaluasi dan tindakan yang perlu yang timbul dari evaluasi harus dipelihara

68 INFORMASI PEMBELIAN: Informasi pembelian harus menjelaskan produk yang akan dibeli, termasuk bila sesuai: Persyaratan untuk persetujuan produk, prosedur, proses, dan perlengkapan Persyaratan untuk kualifikasi karyawan Persyaratan SMM Organisasi harus memastikan kecukupan persyaratan pembelian yang ditetapkan sebelum berkomunikasi dengan rekanan

69 7.4.3 VERIFIKASI PRODUK YANG DIBELI
Organisasi menetapkan dan menerapkan inspeksi atau kegiatan lain yang perlu untuk memastikan produk yang dibeli memenuhi persyaratan pembelian yang dinyatakan Bila organisasi atau pelanggan berniat untuk melakukan verifikasi di tempat rekanan, organisasi harus menyatakan pengaturan verifikasi yang dimaksud dan metode pelulusan produk dalam informasi pembelian.

70 7.5 PRODUKSI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN
Pengendalian produksi dan penyediaan pelayanan Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan pelayanan dalam kondisi terkendali, Kondisi terkendali harus meliputi: Ketersediaan informasi yang menjelaskan karakteristik produk Ketersediaan instruksi kerja, jika perlu Penggunaan perlengkapan yang sesuai Ketersediaan dan penggunaan perlengkapan pemantauan dan pengukuran Pelaksanaan pemantauan dan pengukuran Pelaksanaan kegiatan pelepasan, pengiriman dan paska pengiriman produk

71 7.5.2 VALIDASI UNTUK PRODUKSI DAN PENYEDIAAN JASA
Organisasi harus melakukan validasi proses-proses produksi dan penyediaan pelayanan bila hasil proses tidak bisa diverifikasi melalui pemantauan atau pengukuran sesudahnya, sebagai konsekuensi kekurangan menjadi nyata hanya setelah produk digunakan atau pelayanan telah disampaikan/dikirimkan Validasi harus menunjukkan kemampuan bahwa proses-proses mencapai hasil yang direncanakan Organisasi harus menetapkan pengaturan untuk proses validasi, sebagaimana sesuai: Kriteria terdefinisi untuk penelaahan dan persetujuan proses Persetujuan perlengkapan dan kualifikasi karyawan Penggunaan metoda dan prosedur khusus Persyaratan untuk catatan Validasi ulang

72 7.5.3. Identifikasi dan ketelusuran
Bila perlu, organisasi harus mengidentifikasi produk dengan cara/alat yang tepat selama realisasi produk Organisasi harus dapat mengidentifikasi status produk dalam hubungannya dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran selama proses realisasi produk Jika kemampuan telusur dipersyaratkan, organisasi harus mengendalikan identifikasi unik dari produk dan memelihara catatan

73 7.5.4. Barang milik pelanggan:
Organisasi harus memberikan perhatian pada barang milik pelanggan bila barang tsb ada di bawah kendali organisasi atau sedang digunakan oleh organisasi Organisasi harus mengidentifikasi, memverifikasi, melindungi & menjaga milik pelanggan yang disediakan untuk digunakan atau digabungkan ke dalam produk Jika ada milik pelanggan yang hilang, rusak atau ditmukan tidak sesuai untuk penggunaan, organisasi harus melaporkan hal ini kepada pelanggan Catatan harus dipelihara

74 7.5.5. Pengawetan/pemeliharaan produk
Organisasi harus memelihara produk selama pemrosesan internal dan pengiriman ke tujuan yang dimaksud dalam rangka untuk memelihara kesesuaian dengan pesyaratan produk. Pemeliharaan produk meliputi: Identfikasi Penanganan Pengemasan Penyimpanan, dan perlindungan Pemeliharaan harus juga diterapkan untuk bagian-bagian produk

75 7.6. Pengendalian alat-alat monitoring dan alat ukur
Organisasi harus menentrukan pemantauan dan pengukuran yang akan dilakukan dan perlengkapan pemantauan dan pengukuran yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian produk thd persyaratan yang ditentukan. Organisasi harus menetapkan proses-proses untuk memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dan dilakukan dengan cara yang konsisten dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran

76 Bila diperlukan untuk memastikan hasil yang valid, alat pengukuran harus:
dikalibrasi atau diverifikasi dengan interval tertentu atau sebelum pemakaian thd standar pengukuran yang dapat ditelusuri ke standar pengukuran internasional atau nasional, bila standar yang dimaksud tidak ada, dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus dicatat (4.2.4) Dilakukan penyesuaian (disetel) atau penyesuaian ulang jika diperlukan Mempunyai identifikasi dalam rangka untuk menetapkan status kalibrasi Dijaga dari penyesuaian yang dapat mengacaukan hasil pengukuran Dilindungi dari kerusakan dan pelapukan selama penanganan, pemeliharaan dan penyimpanan

77 Organisasi harus menilai dan mencatat kesahihan hasil pengukuran sebelumnya bila alat ditemukan tidak sesuai persyaratan Organisasi harus mengambil tindakan yang sesuai thd alat dan produk yang terkena dampak Bila digunakan dalam pemantauan dan pengukuran thd persyaratan tertentu, kemampuan perangkat lunak komputer untuk memenuhi aplikasi yang dimaksud harus dikonfirmasikan, yang harus dilakukan sebelum pemakaian pertama dan dikonfirmasi ulang sebagaimana perlu

78 Klausul 8

79 8. Pengukuran, analisa dan perbaikan
8.1. Umum 8.2. Pemantauan dan pengukuran Kepuasan pelanggan 8.2.2 Audit internal Pemantauan dan pengukuran proses Pemantauan dan pengukuran produk 8.3. Pengendalian produk tidak sesuai 8.4. Analisis data 8.5. Perbaikan Perbaikan berkesinambungan Tindakan koreksi Tindakan prevensi

80 8.1 Umum: Organisasi harus merencanakan, dan menerapkan proses-proses pemantauan, pengukuran, analisis, dan penyempurnaan yang diperlukan untuk: Mendemonstrasikan thd persyaratan produk Memastikan kesesuaian dari SMM Secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitas SMM

81 8.2. Pemantauan dan Pengukuran
Kepuasan pelanggan: Sebagai salah satu pengukuran kinerja SMM, organisasi harus memantau informasi yang berhubungan dengan persepsi mengenai apakan organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan Metoda untuk memperoleh informasi dan penggunaan informasi harus ditetapkan

82 Audit internal Organisasi harus melaksanakan audit internal pada interval yang terencana untuk menentukan apakahSMM: Sesuai thd pengaturan yang direncanakan (7.1), thd Standar Internasional ini dan thd persyaratan SMM yang ditetapkan oleh organisasi Dijalankan dan dipelihara secara efektif Program audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan status dan pentingnya proses dan area yang akan diaudit, sebagaimana juga hasil audit sebelumnya Kriteria, ruang lingkup, frekuensi dan metoda audit harus didefinisikan Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan objektifitas dan kenetralan proses audit

83 Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaan mereka sendiri
Prosedru terdokumentasi harus ditetapkan untuk menetapkan penanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pembuatan catatan dan pelaporan hasil Catatan dari audit dan hasilnya harus diperlihara (4.2.4) Manajemen yang bertanggung ajwab untuk area yang diaudit harus memastikan bahwa tindakan koreksi dan tindakan perbaikan apapun yang perlu diambil dengan segera untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan dan penyebabnya Kegiatan tindak lanjut harus meliputi verifikasi tindakan yang diambil dan pelaporan hasil verifikasi (8.5.2)

84 8.2.3. Pemantauan dan pengukuran proses:
Organisasi harus menerapkan metoda yang tepat untuk pemantauan dan bilamana sesuai, pengukuran dari proses-proses SMM. Metoda tsb harus mendemonstrasikan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncakanak Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai, pembetulan/perbaikan dan tindakan perbaikan harus diambil sebagaimana sesuai

85 8.2.4. Pemantauan dan pengukuran produk
Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk memeriksa bahwa persyaratan produk telah dipenuhi. Ini harus dilakukan pada tahapp-tahap yang sesuai dari proses realisasi produk sejalan dengan pengaturan yang direncanakan Bukti kesesuaian terhadap kriteria keberterimaan harus dipelihara. Catatan harus dapat menunjukkan karyawan yang berwenang untuk pelepasan produk untuk pengiriman ke pelanggan. Pelulusan produk dan penyampaian pelayanan/jasa kepada pelanggan tidak boleh dilakukan sampai pengaturan yang direncanakan telah dipenuhi dengan memuaskan, kecuali bila disetujui oleh pihak yang berwenang, dan bilamana sesuai oleh pelanggan.

86 8.3.Pengendalian produk yang tidak sesuai
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah penggunaan yang tidak dinginkan. Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk menetapkan kendali dan penanggung jawab terkait dan kewenangan untuk penyelesaian produk yang tidak sesuai. Organisasi harus menangani produk yang tidak sesuai dengan satu atau lebih cara-cara berikut ini: Dengan mengambil tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang diketahui Dengan mngotorisasi penggunaannya, meluluskan atau menerima di bawah konsesi oleh yang berwenang, dan bilamana sesuai oleh pelanggan Dengan mengambil tindakan untuk mencegah/menghalangi pemakaian sebagaimana dimaksud pada awalnya Dengan mengambil tindakna yang sesuai thd dampak atau potensi dampak thd ketidaksesuaian, ketidaksesuaian dideteksi setelah pengiriman atau penggunaan dimulai

87 Bila produk yang tidak sesuai diperbaiki, produk harus tetap diverifikasi ulang untuk mendemonstrasikan kesesuaian thd persyaratan Catatan mengenai jenis ketidaksesuaian dan tindakan yang mengikutinya termasuk konsesi yang diperoleh harus diperlihara (4.2.4)

88 Analisis data harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan:
Organisasi harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai untuk mendemonstrasikan kesesuaian dan efektifitas SMM dan untuk mengevaluasi bila penyempurnaan berkelanjutan thd efektivitas SMM dapat dilakukan Analisis meliputi data yang dihasilkan dari pemantauan dan pengukuran dan dari sumber lain yang relevan Analisis data harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan: Kepuasan/ketidakpuasan pelanggan (8.2.1) Kesesuaian terhadap persyaratan pelanggan (8.2.4) Karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk kemungkinan untuk tindakan pencegahan (8.2.3, dan 8.2.4) Rekanan (7.4)

89 8.5. Penyempurnaan 8.5.1. Penyempurnaan berkelanjutan
Organisasi harus secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitas SMM melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan, dan penelaahan manajemen.

90 Tindakan perbaikan harus sesuai thd dampak ketidaksesuaian yang ditemu
Organisasi harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan pengulangan kejadian. Tindakan perbaikan harus sesuai thd dampak ketidaksesuaian yang ditemu Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan persyaratan untuk: Menelaah ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan) Menentukan penyebab ketidaksesuaian Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan ketidaksesuaian tidak berulang Menentukan dan menerapkan tindakan yang diperlukan Mecatat hasil tindakan yang diambil Meninjau keefektifan tindakan perbaikan yang diambil

91 Tindakan pencegahan harus sesuai dengan akibat dari masalah potensial
Organisasi harus menentukan tindakan untuk menghilangkan penyebab dari ketidaksesuaian potensial dalam rangka pencegahan timbulnya kejadian Tindakan pencegahan harus sesuai dengan akibat dari masalah potensial Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan persyaratan untuk: Menentukan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah timbulnya ketidaksesuaian Menentukan dan menerapkan tindakan yang diperlukan Mencatat hasil tindakan yang diambil Menelaah keefektifan tindakan pencegahan yang diambil

92 4.2.3 Prosedur Pengendalian Dokumen
ISO 9001:2000 secara spesifik mensyaratkan organisasi untuk mempunyai prosedur terdokumentasi untuk kegiatan-kegiatan sbb: 4.2.3 Prosedur Pengendalian Dokumen Prosedur Pengendalian Rekaman 8.2.2 Prosedur Audit Internal 8.5.1 Prosedur Pengendalian produk tidak sesuai 8.5.2 Prosedur Tindakan Koreksi 8.5.3 ProsedurTindakan Pencegahan

93 Business Vision Mission
Gambar 1. Approach to development and implementation of QMS ISO-9001:2000 Training for Creative Implementation Training for effective implementation Base Line Analysis: Business Vision Mission Problems & needs ISO-9001: 2000 Certification D QMS Implementation Continual Improvement Commitment Awareness Understanding Initiative & Decision by Management P C Develop QMS & Q Programs QMS Audit & Review Certification Assessment A Corrective Actions Periodical Surveilance Audit Training for understanding & System establishment Training for effective checking

94

95

96 Disampaikan Oleh : M Budi Djatmiko
Terima Kasih Disampaikan Oleh : M Budi Djatmiko HP: M Budi Djatmiko


Download ppt "APTISI WILAYAH V Jogjakarta"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google