Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IMUNISASI dan PD3I Oleh : Nuning Mardiyati, SKM

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IMUNISASI dan PD3I Oleh : Nuning Mardiyati, SKM"— Transcript presentasi:

1 IMUNISASI dan PD3I Oleh : Nuning Mardiyati, SKM
Seksi Surveilans & Imunisasi Dinkes Kab Banyumas

2 Imunisasi adalah suatu proses –
PENDAHULUAN Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu proses – untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh – dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.

3 VAKSIN : Bahan yang terbuat dari kuman atau racunnya yg telah dimatikan atau dilemahkan, dipakai untuk merangsang pembentukan antibody yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau tetesan

4 Imunisasi sering disebut juga dengan vaksinasi, yaitu pemberian vaksin ke dalam tubuh dengan tujuan memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.

5 TUJUAN IMUNISASI: Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pd sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu didunia.

6 MANFAAT IMUNISASI: Pertahanan yg terbentuk akan dibawa seumur hidup
CoSt effective ( Murah & efektif ) Tidak berbahaya, reaksi serius / komplikasi jarang dibanding apabila terserang penyakit secara alami

7 Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Difteri Tetanus Polio Tuberculosis Hepatitis B Pertusis Campak

8 UUD 1945 LANDASAN HUKUM Pasal 28 B ayat 2:
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi. Pasal 28 H ayat 1: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan 8 8

9

10

11 MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK” “ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI

12 MENGAPA IMUNISASI? Upaya Pencegahan Paling Cost Effective
Menggunakan vaksin produksi dlm negeri sesuai standar keamanan WHO

13 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IMUNISASI
Penyelenggaraan dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan prinsip keterpaduan Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan program dan anggaran terpadu (APBN, APBD, LSM dan masyarakat) Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial, rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara geografis Melaksanakan kesepakatan global: Eradikasi Polio, Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal, Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubella serta Mutu Pelayanan Sesuai Standar

14 SASARAN DAN JADUAL IMUNISASI
Imunisasi dasar : Bayi Imunisasi lanjutan : Batita Anak SD/MI : Kelas 1-3 Wanita Usia Subur

15 JADUAL PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI Umur Jenis Imunisasi
0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan Hepatitis B 0 BCG, Polio 1 Pentavalen 1, Polio 2 Pentavalen 2, Polio 3 Pentavalen 3, Polio 4, IPV Campak/ MR JADUAL PEMBERIAN IMUNISASI LANJUTAN PADA BATITA Umur Jenis Imunisasi 18 bulan (1,5 tahun) Pentavalen Campak

16 JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK SEKOLAH
Jadwal imunisasi WUS Kelas Jenis Imunisasi KLAS 1 CAMPAK , DT KELAS II Td KELAS III Umur Jenis Imunisasi 15 – 39 TH TT

17 Jadwal imunisasi menurut IDAI:

18 KEBIJAKAN KAMPANYE DAN INTRODUKSI IMUNISASI MR

19 Sejarah Perkembangan Imunisasi di Indonesia
1956 1973 1976 1980 1982 1997 2004 1974 2013 2016 Hepatitis B Haemofilus influensa tipe b (DPT/HB/Hib) Variola TT Polio BCG DPT DPT/HB (Kombinasi) Campak IPV

20 KEBERHASILAN IMUNISASI
Eradikasi penyakit cacar, tahun 1980  Imunisasi Stop Eliminasi Maternal dan Neonatal Tetanus  Mei 2016 Tidak dijumpainya lagi kasus polio sejak tahun 2006 (tahapan eradikasi polio)  Sertifikasi BEBAS POLIO, 27 Maret 2014

21 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IMUNISASI
Dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan prinsip keterpaduan Anggaran terpadu (APBN, APBD, LSM dan masyarakat Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial, rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara geografis Melaksanakan kesepakatan global: Eradikasi Polio, Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal, Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubella serta Mutu Pelayanan Sesuai Standar

22 TARGET PROGRAM IMUNISASI
Mempertahankan Eradikasi Polio Cakupan imunisasi imunisasi rutin yang tinggi dan merata Melaksanakan Endgame Strategy Eradikasi Polio Mencapai Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE)  Mei 2016 dan pertahankan Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubela/CRS Pelaksanaan Crash Program Campak di 183 kab/kota 28 provinsi Agustus 2016 Pelaksanaan Kampanye MR  Introduksi Vaksin MR menggantikan vaksin Campak pada imunisasi rutin Target program imunisasi adalah akan mencapai Eradikasi Polio di seluruh dunia pada tahun Kondisi saat ini Indonesia telah berhasil mencapai sertifikasi bebas polio bersama negara Asia Tenggara (SEARO) lainnya pada tahun Tetapi masih ada negara-negara yang belum berhasil mencapai eradikasi polio. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal juga merupakan salah satu prioritas yang akan dicapai awal tahun 2016, kita sudah berhasil mengeliminasi tetanus maternal dan neonatal pada 97,4% populasi, tersisa 2,6% yang berada di regional Maluku dan Papua yang akan kita capai tahun ini.

23

24

25 KEBERHASILAN IMUNISASI
Eradikasi penyakit cacar, 1974 virus cacar terakhir 1980  Imunisasi Stop Eradikasi Polio 1997 virus polio liar indigenous Indonesia terakhir 2005 importasi virus polio liar Afrika barat 2006 virus polio liar ex Afrika Barat terakhir 2014 Sertifikasi Bebas Polio Asia Tenggara Eliminasi Maternal dan Neonatal Tetanus Asia Tenggara

26 Latar Belakang The World Health Assembly (WHA) menetapkan Global Vaccine Action Plan (GVAP) dengan tujuan dan target eliminasi global dan regional tahun 2020. Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian Rubela/CRS pada tahun 2020

27 Target Regional Rubella/CRS Kontrol
2015 Menurunkan angka kesakitan Rubella/CRS sebesar 50 % dari angka tahun 2008 2020 Menurunkan angka kesakitan Rubella/CRS 95%, dari angka tahun 2008 Berikut ini adalah target nasional dalam Eliminasi Campak dan Kontrol Rubella/CRS, yaitu: Campak: Eliminasi campak nasional pada tahun 2020, dengan tujuan khusus: Cakupan campak dosis pertama minimal 90% secara nasional dan >80% di kab/kota tahun 2018 Cakupan campak dosis kedua minimal 95% tahun 2018 Fully investigated semua kasus KLB campak Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu diterapkan dengan 100% pemeriksaan spesimen mulai tahun 2014. Rubella: kontrol Rubella/CRS pada tahun 2020, dengan tujuan khusus: Introduksi imunisasi rubella tahun 2017 Penguatan suveilans rubella dan pengembangan surveilans CRS tahun 2014 Eliminasi campak: Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12 bulan dan “zero” transmisi , dengan pelaksanaan surveilans campak yang adekuat. Endemis Campak : Disuatu wilayah selalu ditemukan kasus campak (Indigenous atau import) selama kurun waktu 12 bulan atau lebih.

28 Timeline Kampanye dan Introduksi MR
Fase 1 Kampanye Imunisasi MR (Jawa ) Introduksi ke dalam imunisasi rutin (Jawa) Fase 2 (luar Jawa) Agst-Sept 2017 Okt 2017 Agst-Sept 2018 Okt 2018 Sasaran usia 9 bulan - <15 tahun

29 Pengertian Kampanye Imunisasi MR
Kegiatan imunisasi secara masal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun, Tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed consent.

30 Tujuan Kampanye Imunisasi MR
Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat Memutuskan transmisi virus campak dan rubella Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella Menurunkan angka kejadian CRS

31 Sasaran Kampanye Imunisasi MR
Anak usia 9 bulan s.d <15 tahun Pelaksanaan: Lokasi : Di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi) Pelayanan imunisasi dilaksanakan di sekolah-sekolah yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat, Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Waktu : Dibagi ke dalam 2 fase. Fase 1 : bulan Agustus dan September 2017 di seluruh provinsi P. Jawa Fase 2 : bulan Agustus dan September 2018 di seluruh provinsi P. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Target : ≥ 95%

32 Tempat Pemberian Kampanye Imunisasi MR
Tahap 1: Bulan AGUSTUS Imunisasi di seluruh SEKOLAH : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK, SD/MI/sederajat, SDLB SMP/MTs/sederajat dan SMPLB. Tahap 2 : Bulan SEPTEMBER Imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI LAINNYA : Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, RS & fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

33 Strategi Pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dibagi menjadi 2 tahap : Tahap 1: AGUSTUS Pemberian imunisasi MR di seluruh SEKOLAH yang terdiri dari sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTs/sederajat dan SMPLB. Tahap 2 : SEPTEMBER Pemberian imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI LAINNYA seperti Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

34 Jejaring Kerja dan Koordinasi Kampanye Imunisasi MR
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR melibatkan berbagai pihak antara lain: Dinas Pendidikan DPPKBP3A Kemenag PKK Dibawah Koordinasi Dinkes melalui jejaring kerja dg pembagian tugas masing-masing utk meningkatkan kelancaran penyelenggaraan Kampanye MR

35 Pendanaan Pendanaan Penyelenggaraan Kampanye Imunisasi MR bersumber pd anggaran : APBN, APBD, Sumber lain yang tidak mengikat & sah menurut ketentuan yang berlaku

36 Dukungan & Peran TP PKK/ GURU
MENGGERAKKAN KADERNYA UNTUK membantu: Melakukan pendataan Sasaran MR pada anak di sekolah/ diwilayahnya Melakukan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi MR Membantu pelaksaan Kampanye MR pada hari H di Pos imunisasi Menggerakan sasaran ke pos imunisasi Memberi petunjuk kepada keluarga yang mempunyai anak usia 9 bln < 15 Th untuk diimunisasi MR pada saat Kampanye MR Membantu pelaksanaan sweeping bagi anak yang belum terimunisasi , untuk memastikan bahwa semua anak sudah diimunisasi saat kampanye MR Membantu mencatat hasil pelaksanaan kampanye MR dan Pelaporannya

37 Kita Sudah Berhasil Menghilangkan Penyakit Cacar ( Eradikasi) 25 April 1974
Berikutnya adalah Penyakit Campak dan Rubella

38

39 ELIMINASI CAMPAK DAN PENGENDALIAN RUBELLA

40 Apakah Campak? Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium inkubasi, prodormal dan erupsi Penyebab : virus campak Myxovirus Viridae Measles Cara penularan : percikan ludah dan melalui jalan napas. Komplikasi berat : radang paru, radang otak, diare, radang telinga, dehidrasi, kematian

41

42 Gejala Campak? Gejala : - Bercak kemerahan , - Batuk, pilek,
- Demam, - Bercak kemerahan , - Batuk, pilek, - Konjungtivitis (mata merah) Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. BAB 2

43 Bahaya Penyakit Campak
sakit berat  kematian tidak mau makan minum  gizi buruk diare berat infeksi paru (pneumonia)  kematian memperberat penyakit Tb paru radang otak Dapat menimbulkan wabah/KLB

44 DIAGNOSIS BANDING Rubella Eksantema subitum Erupsi obat

45

46 Apakah Rubella? Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat menular yang biasanya berupa penyakit ringan pada anak. Penyebab : virus Rubella Cara penularan : melalui saluran napas pada saat batuk atau bersin Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital Rubella Syndrome (CRS) Courtesy of PGPKT

47 Gejala Rubella? Gejala : Bila terjadi pada:
- Demam ringan, Bercak kemerahan/rash makulopapuler di kulit terutama di wajah, lengan dan kult kepala mirip campak biasa karenanya sering disebut campak Jerman, Ruam hanya 2-3 hari dan hilang sendiri (disebut campak 3 hari) - Pembesaran kelenjar limfe di belakang terlinga, leher belakang dan sub oksipital. Bila terjadi pada: Anak sering hanya menimbulkan gejala demam ringan atau bahkan tanpa gejala sehingga sering tidak terlaporkan, Wanita dewasa sering menimbulkan arthritis atau artharalgia Wanita hamil terutama trimester 1 dapat mengakibatkan abortus atau bayi lahir dengan CRS

48 Apakah Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
Definisi: sindrom kecacatan pada bayi baru lahir yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan Penyebab : ibu hamil terutama trimestes 1 yang terinfeksi virus Rubella Cara penularan : ibu hamil menulari janin melalui placenta Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan <12 minggu risiko janin tertular 80-90% Jika infeksi di kehamilan minggu, risiko janin tertular 10-20%

49

50

51 Pencegahan Penyakit Campak dan Rubella
ASI eksklusif Nutrisi lengkap dan seimbang, sesuai umur Kebersihan badan, lingkungan Hindari kontak terutama ibu hamil Imunisasi MR Dasar : umur 9 bulan Lanjutan : umur 18 bulan BIAS : kelas 1 SD/MI dan yang sederajat tambahan (kampanye MR)

52 PENYAKIT RUBELLA Demam dan rash ringan, jarang ada sequelae. 50% kasus asymptomatic. Tingkat penularan tinggi, karakteristik epidemiologi mirip campak Kekebalan setelah imunisasi seumur hidup Pada masyarakat yang naive (tidak terisolir, tanpa imunisasi), >95% mempunyai antibodies terhadap rubella pada usia15 th. Immunity gap pada umur lebih tua/dewasa tinggi bila: Terjadi perubahan epidemiology rubella akibat imunisasi selective di sektor swasta Bila infeksi rubella rendah di kelompok masyarakat terisolir tersebar.

53 CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)
Bila Infeksi Rubella terjadi pada wanita hamil terutama pada trimester pertama dapat berakibat : Aborsi spontan atau Berbagai kelainan kongenital : Retardasi mental, Kelainanan jantung, Tuli dan/atau Gangguan penglihatan seperti katarak congenital. Tujuan utama Eliminasi Rubella adalah ELIMINASI CRS. Semua/hampir semua Wanita Usia Subur harus kebal terhadap rubella.

54 IMUNISASI RUBELLA Seperti halnya dengan campak, waktu imunisasi rubella masuk dalam imunisasi rutin, epidemiology rubella akan berubah – jumlah kasus rubella turun, umur kasus bergeser ke yang lebih tua Bila tanpa “catch up campaign”, atau cakupan imunisasi rendah, maka ”immunity gap” pada kelompok WUS tetap ada, dan rubella bersirkulasi pada kelompok WUS, risiko CRS meningkat. Contoh: Yunani dan Costa Rica introduksi MMR kedalam imunisasi rutin tanpa catch up campaign, cakupan < 80% Hasil: muncul cluster CRS Kesimpulan: introduksi vaksin rubella vaccine berbahaya bila tanpa didahului dengan catch up campaign.

55 Manfaat Vaksin MR Kerusakan otak Ketulian Kebutaan

56 Peran Tenaga Kesehatan
Memastikan sasaran anak 9 bulan sampai dengan <15 tahun menerima imunisasi MR Memastikan kondisi rantai vaksin terpelihara dengan baik dalam suhu derajat celcius Memastikan vaksin dan pelarut berasal dari pabrik yang sama dan memeriksa tanggal kadaluarsanya Memeriksa kondisi VVM vaksin MR (pastikan dalam kondisi A dan B) Melarutkan vaksin dan mencatat waktu pelarutan tiap vial Memberikan penyuntikan vaksin MR dengan benar (sub kutan) Melakukan pengolahan limbah imunisasi (tajam dan tidak tajam) secara aman Memantau dan menangani kasus KIPI Memeriksa register pelaksanaan imunisasi dan melengkapinya pada akhir kegiatan. Mengawasi dan membina guru dan kader dalam melaksanakan tugasnya Berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat Menunggu di tempat pelayanan minimal 30 menit untuk merespon jika ada kasus KIPI

57 Peran Guru Memberikan informasi pada orangtua/wali murid melalui Pertemuan Orangtua Murid atau surat edaran yang berisi pemberitahuan manfaat imunisasi MR dan tanggal pelaksanaannya. Contoh Surat Edaran dapat dilihat pada lampiran 2. Membantu memberikan penyuluhan kepada orangtua/ wali / murid Memberikan data murid yang akan diberikan imunisasi termasuk data anak yang putus sekolah Menyeleksi anak yang berumur <15 tahun dan anak yang sedang sakit atau tidak masuk sekolah karena alasan lainnya Membantu menyiapkan ruangan untuk penyuntikan dan ruang tunggu setelah penyuntikan Membantu mengatur alur pelayanan imunisasi Membantu pencatatan hasil imunisasi dan memberi tanda pada ujung bawah jari kelingking kiri dengan pen marker Melaporkan pada petugas bila ditemukan kasus diduga KIPI

58 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan kegiatan dilakukan terpisah dari kegiatan rutin, Dilaporkan setiap hari. Pelaporan dilakukan berjenjang dan bertahap dari pos pelayanan hingga ke Pusat. Pencatatan dan pelaporan pada kegiatan ini adalah hasil cakupan dihitung berdasarkan data pusdatin maupun data pendataan sasaran, dan pemakaian logistik Rekapitulasi laporan per kelompok sasaran 9 bulan – 6 tahun 7 -12 tahun (SD) 13 - <15 tahun (SMP)

59 Introduksi Imunisasi MR
Vaksin MR menggantikan vaksin campak pada kegiatan imunisasi rutin Sasaran : Seluruh bayi usia 9 bulan, Seluruh anak usia 18 bulan, Seluruh anak usia SD/MI/sederajat/SDLB kelas 1 Dilaksanakan segera setelah kampanye imunisasi MR selesai

60 Jadwal Imunisasi setelah Introduksi Imunisasi MR
Usia Anak Jenis Imunisasi <24 jam Hepatitis HBO 1 bulan BCG, OPV1 2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2 3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3 4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV 9 bulan MR 18 bulan MR, DPT-HB-Hib Kelas 1 MR, DT Kelas 2 Td Kelas 5

61 Terima kasih


Download ppt "IMUNISASI dan PD3I Oleh : Nuning Mardiyati, SKM"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google