Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IMPLEMENTASI DATA MINING SEBAGAI INFORMASI STRATEGIS PENJUALAN BATIK (STUDI KASUS BATIK MAHKOTA LAWEYAN) Oleh: Yusuf Sulistyo Nugroho, S.T., M.Eng. Fatah.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IMPLEMENTASI DATA MINING SEBAGAI INFORMASI STRATEGIS PENJUALAN BATIK (STUDI KASUS BATIK MAHKOTA LAWEYAN) Oleh: Yusuf Sulistyo Nugroho, S.T., M.Eng. Fatah."— Transcript presentasi:

1 IMPLEMENTASI DATA MINING SEBAGAI INFORMASI STRATEGIS PENJUALAN BATIK (STUDI KASUS BATIK MAHKOTA LAWEYAN) Oleh: Yusuf Sulistyo Nugroho, S.T., M.Eng. Fatah Yasin Al Irsyadi, S.T., M.T.

2 Latar Belakang Batik Mahkota Laweyan merupakan perusahaan batik yang distribusinya sudah menyebar di berbagai daerah di Indonesia. Sudah adanya data warehouse yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi bagi manajemen perusahaan terkait dengan rencana strategis perusahaan di masa yang akan datang. Belum didukung dengan pembuatan laporan akhir dan kemudahan mengakses data untuk menentukan rencana strategis perusahaan..

3 Tujuan Penelitian Melakukan data mining guna menemukan informasi strategis terkait penjualan batik dari data warehouse yang dimiliki sebagai sumber informasi bagi manajemen Batik Mahkota Laweyan berkaitan dengan tren kategori batik berdasarkan nama pola barang dan wilayah pemasarannya dari waktu ke waktu.

4 Metodologi Metode klasifikasi data dengan decision tree. Algoritma yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah menggunakan algoritma C4.5.

5 Penentuan Variabel Data Mining
Variabel dependen (Y) Variabel dependen (Y) adalah variabel yang nilainya tergantung atau terikat berdasarkan nilai-nilai variabel lainnya. Variabel independen (X) Variabel independen (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung dari nilai-nilai variabel lainnya.

6 Variabel Dependen (Y) Variabel Y yang digunakan adalah :
Nama kategori batik.

7 Variabel Independen (X)
Variabel X terdiri dari: Nama pola batik, sebagai X1 Jenis kelamin pelanggan, sebagai X2 Propinsi distribusi penjualan, sebagai X3

8 Penentuan Nilai Class Variabel Y
Variabel Y memiliki nilai class yang bertipe label, terdiri dari: Abaya, Babydol, Blazer, Bahan, Batik, Blus, Bolero, Celana, Daster, Dress, Gantungan, Hem, Jaket, Jam Dinding, Jarik, Jas, Jilbab, Kaos, Kemben, Kipas, Koko, Longdress, Mukena, Rok, Sackdress, Sajadah, Sandal, Sarimbit, Sarung, Selendang, Setelan, Sprei, Syal, Tas.

9 Penentuan Nilai Class Variabel X
Variabel X1 dibedakan menjadi 4 nilai class yang bertipe polynomial, yaitu: Cap Print Tulis Lainnya Variabel X2 terdiri dari 2 nilai class dengan tipe binomial, yaitu: PRIA WANITA

10 Penentuan Nilai Class Variabel X
Variabel X3 dibuat menjadi 6 nilai class yang bertipe polynomial, yaitu: Bali DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kepulauan Riau

11 Data Collecting dan Preprocessing
Semua data dari data warehouse Batik Mahkota Laweyan yaitu sebanyak data penjualan batik digunakan sebagai data pelatihan untuk proses klasifikasi. Data real diubah menjadi data tipe binomial dan polynomial.

12 Klasifikasi Nama Kategori Batik

13 Klasifikasi Nama Kategori Batik

14 Rencana Strategis bagi Perusahaan
Kriteria Nama Pola CAP: Jika Propinsi adalah Jawa Barat, maka nama kategori batik yang dijual adalah Celana. Jika Propinsi adalah Jawa Tengah dan DKI Jakarta, maka nama kategori batik yang dijual adalah Bahan. Jika Propinsi adalah Bali, maka nama kategori batik yang dijual adalah Sprei. Jika Propinsi adalah Kepulauan Riau, maka nama kategori batik yang dijual adalah Bolero. Jika Propinsi adalah Jawa Timur, maka nama kategori batik yang dijual tergantung dari Jenis Kelamin pelanggan, yaitu: Jika Wanita, maka nama kategori batik adalah Kaos. Jika Pria, maka nama kategori batik adalah Daster.

15 Rencana Strategis bagi Perusahaan
Kriteria Nama Pola PRINT. Jika Propinsi adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau, maka nama kategori batik yang dijual adalah Hem. Jika Propinsi adalah Jawa Timur, maka nama kategori batik yang dijual tergantung dari Jenis Kelamin pelanggan, yaitu: Jika Pria, maka nama kategori batik adalah Hem. Jika Wanita, maka nama kategori batik adalah Jilbab.

16 Rencana Strategis bagi Perusahaan
Kriteria Nama Pola TULIS. Jika Propinsi adalah Jawa Barat, maka nama kategori batik yang dijual adalah Bolero. Jika Propinsi adalah Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Bali, maka nama kategori batik yang dijual adalah Hem. Jika Propinsi adalah Jawa Timur, maka nama kategori batik yang dijual adalah Bahan.

17 Rencana Strategis bagi Perusahaan
Kriteria Nama Pola LAINNYA. Jika Propinsi adalah Jawa Barat, maka nama kategori batik yang dijual adalah Bolero. Jika Propinsi adalah Jawa Tengah, maka nama kategori batik yang dijual adalah Bahan. Jika Propinsi adalah Bali dan Kepulauan Riau, maka nama kategori batik yang dijual adalah Hem. Jika Propinsi adalah DKI Jakarta, maka nama kategori batik yang dijual adalah Blazer. Jika Propinsi adalah Jawa Timur, maka nama kategori batik yang dijual adalah Longdress.

18 Kesimpulan Proses data mining dengan menggunakan metode decision tree telah berhasil dilakukan untuk menggali informasi strategis bagi Batik Mahkota Laweyan. Hasil proses ini menunjukkan bahwa atribut yang memiliki pengaruh paling tinggi untuk menentukan klasifikasi nama kategori batik adalah nama pola (X1). Hal ini ditunjukkan dengan variabel X1 yang menempati sebagai simpul akar (root node) dalam diagram pohon keputusan.

19 Kesimpulan Propinsi (X3) sebagai variabel wilayah pemasaran menempati sebagai faktor kedua yang mempengaruhi kategori batik. Hal ini dapat dilihat dalam diagram pohon keputusan bahwa variabel propinsi terletak dalam simpul cabang di bawah nama pola (X1). Perusahaan Batik Mahkota Laweyan perlu memperhatikan nama pola dan wilayah pemasaran untuk membuat produk batik dengan nama kategori tertentu.


Download ppt "IMPLEMENTASI DATA MINING SEBAGAI INFORMASI STRATEGIS PENJUALAN BATIK (STUDI KASUS BATIK MAHKOTA LAWEYAN) Oleh: Yusuf Sulistyo Nugroho, S.T., M.Eng. Fatah."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google