Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PAHA BENGKOK AKIBAT TERTABRAK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PAHA BENGKOK AKIBAT TERTABRAK"— Transcript presentasi:

1 PAHA BENGKOK AKIBAT TERTABRAK
KELOMPOK 4B DIAN ADDIVATIA FAUZI RIZA RIANTO INTEN NUR RASADINA PRUCA BETRIA SEPTIAN HADY PUTRA YOGI ERSANDI YURFI ANDRIA ZOLLA MAICELINA

2 Paha Bengkok Akibat Tertabrak
Dua orang mahasiswa kedokteran sedang berboncengan sepeda motor diluar kota, tiba-tia dari arah depan tampak bus melaju dengan kencang untuk menyalip kendaraan didepanya sehingga menyenggol sepeda motor tersebut. Mahasiswa yang mengendarai motor hanya terluka ringan sedangkan yang diboncengkannya terluka parah pada tungkai. Paha kirinya tampak bengkok dengan luka terbuka dan darah mengucur terus, sedangkan betis kanannya tampak bengkak dan semakin nyeri. Temanya bersama masyarakat berusaha menolongnya dan melakukan stabilisasi dan membalut pangkal paha kiri dengan tourniquite sebelum dibawa ke RS terdekat.sesampainya di UGD RS, pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tidak sadar, airway paten, nafas spontan dan cepat, nadi cepat & lemah, TD 90/50 mmHg, tampak darah merembes pada balutan paha kiri, bagian distal tungkai kiri membiru. Betis kanan membengkak, kulit tampak menegang dan merah, denyut nadi distal tidak teraba. Dokter jaga UGD segera membuka tourniquet dan mempersiapkan faciotomi.

3 STEP I Faciotomi : pengobatan operatif pada sindrom kompartemen dengan stabilisasi fraktur dan perbaikan pembuluh darah. Fraktur : terputusnya kontinuitas jaringan tulang-tulang rawan yang disebabkan oleh ruda paksa.

4 KEYWORD Paha kiri tampak bengkok dengan luka terbuka darah mengucur terus akibat tertabrak. Betis kanan tampak bengkak dan semakin nyeri. Dilakukan stabilisasi dan membalut pangkal paha kiri dengan tourniquet. Pasien tidak sadar, airway pasien, nafas spontan dan cepat, nadi cepat dan lemah, TD 90/50 mmHg, darah ,merembes pada paha kiri, bagian distal tungkai kiri membiru. Betis kanan membengkak, kulit tampak menegang & merah, denyut nadi distal tidak teraba. Dokter mempersiapkan faciotomi.

5 STEP II Mengapa pada pemfis didapatkan, pasien tidak stabil, bagian distal tungkai kiri membiru dan tek. Darah 90/50 mmhg? Apa yang menyebutkan betis kanan membengkak, kulit tampak tegang dan merah denyut nadi distal tidak teraba dan semakin nyeri? Bagaimana prosedur, indikasi dan kontraindikasi faciotomi? Bagaimana penanganan awal saat dilokasi kejadian? Apakah tourniquet bisa digunakan pada kasus? Apa komplikasi yang terjadi pada paha kiri yang patah? Bagaimana penanganan untuk menghentikan perdarahan pada fraktur terbuka? Bagaimana cara melakukan stabilisasi pada kasus ini? Bagaiman penatalaksanaan lanjutan pada kasus?

6 STEP III Brain storming

7 Fraktur Ekstremitas inferior
Sindroma Kompartemen F.Terbuka & F.Tertutup Tanda & Gejala Definisi Fraktur terbuka & tertutup Pertolongan pertama Gejala & Tanda Perdarahan masif stabilisasi Penatalaksanaan Transportasi Gg.Sirkulasi perifer Femur komplikasi Gejala & Tanda komplikasi Fraktur terbuka &tertutup

8 STEP V Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang:
Gejala dan tanda patah tulang terbuka dan tertutup Pertolongan pertama pada korban dengan perdarahan masif Pertolongan pertama pada patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup Stabilisasi pada kasus patah tulang Transportasi pada kasus patah tulang Pencegahan perdarahan pada kasus fraktur terbuka selama transportasi Mengenali tanda-tanda sirkulasi perifer yang tidak adequate dan komplikasinya (kematian jaringan, infeksi) Komplikasi fraktur terbuka dan tertutup pada ekstremitas inferior Komplikasi fraktur femur (kemungkinan syok hipovolemik tinggi) Sindrom kompartemen: gejala, tanda, dan tatalaksana.

9 BELAJAR MANDIRI

10 FRAKTUR Gejala dan Tanda: Fraktur terbuka Fraktur tertutup Nyeri
Perdarahan Deformitas krepitasi Bercak perdarahan (ekimosis) Pembengkakan Memar Perubahan suhu disekitar trauma nyeri

11 Penanganan awal perdarahan
Perdarahan dihentikan dengan penekanan pada luka dengan menggunakan kain dll. Jika tetap berlanjut ditambah kembali kain dan tetap lakukan penekanan sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti balut luka tersebut.

12 perPertolongan pertama pada korban perdarahan masif
Balut tekan Periksa nadi distal setiap satu menit sekali Jika perdarahan sudah sudah berhenti, lakukan pembalutan dengan ikatan yang cukup kuat Tinggikan bagian daerah yang terluka 45°

13 Penanganan awal pada fraktur

14 Prinsip penanganan fraktur terbuka (gustilo r.b).
Semua fraktur terbuka merupakan kasus emergensi. Evaluasi seksama untuk mendiagnosa kondisi “ Live Threatening ”. Antibiotika dan Tetanus profilaksis. Debridement adekuat. Stabilisasi fraktur. Penutupan luka. Rehabilitasi.

15 Penatalaksanaan fraktur tertutup
Reduksi Mempertahankan reduksi Rehabilitasi

16 Stabilisasi Fraktur Fiksasi Internal
fragmen tulang dapat di ikat dengan sekrup, pen atau paku pengikat, plat logam yang di ikat dengan sekrup, paku intramedular yang panjang (dengan atau tanpa sekrup pengunci), circumferential bands, atau kombinasi dari metode ini. Indikasi: Fraktur yang tidak dapat di reduksi kecuali dengan operasi Fraktur yang tak stabil secara bawaan Fraktur yang penyatuannya kurang baik dan perlahan-lahan. Fraktur patologik Fraktur multiple Fraktur pada pasien yang sulit perawatannya (penderita paraplegia, pasien dengan cedera multiple) dan sangat lansia).

17

18 Fiksasi Eksternal fraktur dapat di pertahankan dengan sekrup pengikat atau kawat penekan melalui tulang di atas dan di bawah fraktur dan di lekatkan pada suatu kerangka luar. Indikasi: Fraktur yang di sertai dengan kerusakan jaringan lunak, saraf dan pemb.darah. Fraktur yang sangat kominutif dan tak stabil Fraktur yang tak menyatu, Fraktur pada pelvis, yang sering tidak dapat di atasi dengan metode lain. Fraktur yang terinfeksi, di mana fiksasi internal mungkin tidak cocok. Cidera multipel yang berat, bila stabilisasi lebih awal mengurangi resiko komplikasi yang berbahaya

19

20 KOMPLIKASI FRAKTUR Ekstremitas inferior femur Sindrom kompartemen
Kerusakan aretri Fat embolisme syndrome Infeksi Avaskuler nekrosis syok Kerusakan arteri

21 Cara transportasi pada kasus patah tulang
Syarat Transportasi Monitoring • Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi – resusitasi : bila diperlukan • Perdarahan dihentikan • Luka ditutup • Patah tulang di fiksasi Kesadaran Pernafasan Tek.darah Denyut nadi Daerah perlukaan

22 Sindroma kompartemen Definisi: suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan interstisial didalam ruangan yang terbatas yaitu didalam kompartemen osteofasial yang tertutup.

23 Gejala dan tanda sindroma kompartemen:
Pain Pallor Pulselesness Parastesia paralisis

24 Pentalaksanaan sindroma kompartemen
Hindari elevasi Semua balutan yang menekan dibuka (gips & bidai). Terapi cairan diuretik dan manitol jika diperlukan Definisi: Pengelolaan opertaif dengan stabilisasi fraktur dan perbaikanppembuluh darah Indikasi :ada tanda-tanda klinis dari sindroma kompartemen, tek intrakompartemen > 30 mmHg Pasien ahrus diawasi dan diperiksa setiap 30 sampai 60 menit. Jika tidak terdapat perbaikan Faciotomi Faciotomi pada regio cruris: Fibulektomy Faciotomi insisi tunggal Faciotomi insisi Ganda

25

26 Gangguan sirkulasi perifer
Tanda dan gejala: Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah. Capillary refill time(>2 detik) Nafas cepat (takipnea) Nadi cepat >100 Tek.darah sistolik <90-100 Penurunan kesadaran Pulse presure menyempit Jvp rendah Produksi urine <0,5m/kgbb/jam Komplikasi: iskemia Nekrosis Amputasi

27


Download ppt "PAHA BENGKOK AKIBAT TERTABRAK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google