Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pendahuluan Pembahasan meliputi peraturan ICD-10 terkait konvensi tanda baca yang menyertai suatu nomor kode dan pengaruhnya terhadap kode yang bersangkutan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pendahuluan Pembahasan meliputi peraturan ICD-10 terkait konvensi tanda baca yang menyertai suatu nomor kode dan pengaruhnya terhadap kode yang bersangkutan."— Transcript presentasi:

1 PERTEMUAN MINGGU 17 KONVERSI DAN TANDA BACA YANG DIGUNAKAN DI ICD-10 VOLUME 1 DAN 3

2 Pendahuluan Pembahasan meliputi peraturan ICD-10 terkait konvensi tanda baca yang menyertai suatu nomor kode dan pengaruhnya terhadap kode yang bersangkutan Dengan penguasaan yang baik mahasiswa mampu membedakan dan menjelaskan macam-macam konversi tanda baca yang digunakan dalam ICD-10, mampu memberikan contoh tanda baca yang sesuai dalam ICD-10, dan mampu membedakan istilah dagger dan asterisk pada suatu multiple diagnosis Memahami tata cara penentuan kode diagnosis sistem kardiovaskuler, respirasi, dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia

3 KONVENSI Tanda Baca yang Berlaku di Indeks ICD-10 Volume 3
Parentheses ( ) (Kurung biasa) Seperti juga di daftar tabulasi, tanda baca ( ) mempunyai arti khusus. Istilah yang muncul di dalam ( ) ini memberi arti bahwa istilah yang ada di dalam ( ) boleh disebut (ditulis) atau tidak disebut mengikuti istilah diagnosis yang dimaksud tidak merubah kode yang disediakan.

4 Apabila absesnya di dinding (wall) abdominal maka kodenya jadi L02.2
KONVENSI Tanda Baca yang Berlaku di Indeks ICD-10 Volume 3 Sebagai contoh Halaman (17) (1) Abscess (embolic) (infective) (metastatic)(pyogenic) (septic) brain (any part) G06.0 Ini berarti abses otak terklasifikasi di G06.0 apakah abses terkait embolic, infective, metastatic, multiple, pyogenic atau septic, tetap nomor kodenya adalah G06.0 Apabila absesnya di dinding (wall) abdominal maka kodenya jadi L02.2 Apabila absesnya di rongga (cavum) abdominal maka kodenya jadi K65.0 Apabila absesnya di hati (liver) (…) (…) (…) (…) K75.0 amebic A06.4

5 Apabila absesnya di paru (lung) (miliary) (putrid) J85.2
KONVENSI Tanda Baca yang Berlaku di Indeks ICD-10 Volume 3 Apabila absesnya di otak (brain) (any part) G amebic A06.6 ! G07* Apabila absesnya di paru (lung) (miliary) (putrid) J85.2 with pneumonia J85.1 Halaman (204) (2) Encephalitis (chronic) (hemorrhage) (idiopathic) (nonepidemik) ( spurious) (subacute) G04.9 Ini berarti ensefalitis akut, epidemic tidak boleh dikode dengan G04.9

6 (3) Gastroenteritis (acute) (epidemic) (presumed
KONVENSI Tanda Baca yang Berlaku di Indeks ICD-10 Volume 3 Halaman (244) (3) Gastroenteritis (acute) (epidemic) (presumed infectiou) (septic) (see also Enteritis and note at category A09) A09 allergic K52.2 - chronic (non-infective) K25.9 - infectious (see also Enteritis, infectious) A09 - salmonella A02.0 - viral A08.4

7 Halaman 244, GE (Lanjutan) Untuk GE sebaiknya dirinci apa akut atau kronik, infeksi atau non-infeksi. Adanya istilah chronic atau non-infeksi maka kodenya menjadi K25.9 Kata chronic tidak muncul di dalam ( ) mengikuti gastro-enteritis)  ini menunjukkan bahwa kode A09 tidak mungkin untuk kode kronik, dan harus hanya untuk GE yang akut, ditulis ataupun tidak ditulis kata ‘acute’ oleh dokternya, pilihan kode adalah A09 (yang berarti G-E nya harus gastroenteritis akut) Apabila G-E tidak akut atau bukan karena infeksi, tulislah dengan kata yang lengkap dan rinci.

8 HALAMAN (364) (4) Myocarditis (chronic) (fibroid) (interstitial) (old) (progressive) (senile) (with arteriosclerosis) I51.4 Apabila miokarditisnya akut, karena kata acute tidak ada di dalam kurung ( ) mengikuti myocarditis, maka tidak menggunakan kode I51,4, namun ditelusuri terus ke bawah sampai kita jumpa kata kedua yakni acute or subacute (interstitial) I40.9 Apabila dokter hanya menulis myocarditis, maka bisa saja koder memilih no kode I51.4, oleh karenanya apabila memang akut sebaiknya kata ‘acute’ ditulis mengikuti myocarditisnya  miokarditis akut.

9 Halaman (276) (6) Hypertension, hypertensive (accelerated)(benign) (essential) (idiopathic) (malignant) (primary)(systemic) I10.- Sebutan lain: High blood pressure Yang tidak termasuk adalah: bila melibatkan: - otak (brain) (I60-I69) - eye (mata) (H35.0) Ini meliput semua bentuk hipertensi (darah tinggi) yang sebutannya ada di dalam kurung ( ) di belakang istilah diagnosis hipertensinya maka kodenya I10.- Apabila hipertensinya adalah hipertensi sekunder maka kodenya I15.9 (277) Apabila hipertensinya adalah benign namun intracranial maka kodenya G93.2 (276) Kata sekunder dan intracranial tidak ada dalam kurung( ) di belakang Lead term hypertension, oleh karenanya hipertensi sekunder dan hipertensi intrakranial tidak boleh menggunakan nomor kode I10.- Arti .- (tanda baca titik garis) yang mengikuti kode 3 digits akan dibicarakan lebih lajut)

10 Cross-references (rujuk silang)
Rujuk silang dijalankan apabila ada perintah di dalam kurung ( ): see, see also dsb Contoh istilah yang perlu rujuk silang: (1) Inflammation (Halaman 301) - bone - see Osteomyelitis Ini berarti bahwa inflamasi tulang sama dengan sebutan Osteomyelitis Halaman 420 (2) Osteomyelitis (infective) (septic) (suppurative) M acute M hematogenous M chronic (or old) M hematogenous NEC M86.5

11 Menggunakan Lead-term menelusuri istilah medis di ICD-Vol. 3
Diagnose (Halaman Vol. 3) Jawaban: 1. Acne vulgaris (27) No: … 2. Gangguan pembekuan darah (133) No: … Defect, defective … afibrinogenemia(35) No: … 3. Nervous breakdown(76) No: … 4. TB paru (Lung TB)(545) No: … (Pulomary tuberculosis) (547) 5. Essential hypertension (276) No: … Hipertensi esensial bumil (277) No: … Hypertension ...

12 Diagnose (Halaman Vol. 3: Jawaban:
6. Tekanan darah tinggi (266) No: … High ... 7. Tachycardia (529) No: … 8. Obervasi panas (222) No: … Fever atau (225) No: … 9. Muntaber (GE) (244) No: ? Harus ada akut/kronik ? Causa ? 10. Lumpuh layuh (427) No: (Paralysis, flaccid)(232) (Kasus ini sulit diselesaikan hanya dengan buku Volume 3  harus merujuk ke kode yang ada di daftar tabulasi Volume 1)

13 Latihan Cara Memanfaatkan Lead Term untuk Mencari Kode di ICD-Volume 3
Diagnosis No. Kode 1. Pleuritis TB dengan BTA + No: 2. Meningoensefalitis viral No: 3. Flu burung dan pneumonia No: 4. Hepatitis B dengan koma No: 5. Dermatitis akibat Anthrax No: 6. Osteoartritis sendi tumit No: 7. Abses pada ketiak No: Unstable angina pectoris No: 9. GEA dehidrasi No: 10. Gangguan usus akibat gumpalan cacing ascaris No:

14 KONVENSI, TANDA-BACA yang BERLAKU DI DAFTAR TABULASI ICD-10, VOLUME 1
Cara memanfaatkan tanda baca yang menyertai nomor kode dalam proses pemilihan kode dan pengaruhnya terhadap nomor kode diagnosis terkait yang ada di dalam daftar tabulasi ICD-10 Volume 1: Kurung segiempat (sequare bracket) [ ] untuk sinonim, kata lain atau frasa penjelasan (Hal A30 & hal D55.0 & hal.260 D68.8) b. Kurung biasa (parentheses) ( ) untuk menampung kata supllementary, bisa ada atau tidak ada dalam pernyataan diagnosis tanpa mempengaruhi nomor code yang telah ditetapkan (lihat hal. di bawah Bab-2)

15 KONVENSI, TANDA-BACA (Lanjutan)
c. Kurung kurawa } digunakan seperti pada biasanya (untuk memberi tanda menggabungkan) (lihat 113 pada A15) d. Kata diikuti oleh tanda baca titik-titik (:) (colon) menandakan istilah sebutan diagnose belum lengkap, harus ditambah dengan satu atau kata modifier lain agar sesuai dengan apa yang dimaksud pada code yang tersedia. (lihat hal. 569 K36, appendicitis : ) e. NOS (Not Otherwise Specified) sama nilainya dengan Unspecified dan unqualified = tidak dirinci atau dikualifikasi lain (hal. 115 A16.9)

16 KONVENSI, TANDA-BACA (Lanjutan-2)
f. NEC (Not Elsewhere Classified) = tidak terklasifikasi di bab-bab lain (Hal. 131, A51.4 ! H58.8* dan 167, B57.0 ! I98.1*) g. Perhatikan pemanfaatan kata “and” , “or” dalam judul. Contoh: A16.1 Tuberculosis of lung, bacteriological and histological examination not done. A16.2 Tuberculosis of lung, without mention of bacteriological or histological confirmation A18.0 ! Tuberculosis of bones and joints

17 KONVENSI, TANDA-BACA (Lanjutan)
h. Kode Diagnose Tambahan (additional) Sekunder & Komplikasi CONTOH: Lihat ICD-10 volume 1 Kadang ada kategori yang dilengkapi dengan keterangan: Hal. [272]  E00 dilengkapi keterangan: Use additional code (F70-F79). If… Hal. [276] E10-E14  Use additional external cause code (Chapter XX), if desired, ). Hal. [288 ] E34.0  Note: May be used as an additional code, … Hal. [395]  G06  Use additional code (B95-B97), ….

18 i. Dual Classification (Klasifikasi Ganda)
KONVENSI, TANDA-BACA (Lanjutan) i. Dual Classification (Klasifikasi Ganda) Ini berlaku bagi beberapa diagnose tertentu. Ada code diagnose yang berjumlah 2 code yang pertama dengan code disertai tanda ! (dagger) yang kedua dengan tanda * asterisk. Kode ber-dagger ! adalah penyakit penyebabnya. Kode ber-asterisk * adalah kode yang menjelaskan manifestasi pada organ tubuh dari penyakit penyebabnya. Kode model ini banyak digunakan pada penyakit infeksi menular dan juga pada penyakit-2 sistem organ tubuh tertentu.

19 DUAL CLASSIFICATION (Lanjutan)
Kode berasterisk tidak boleh digunakan sebaga kode kondisi utama pasien, maka tidak digunakan untuk mengisi format pelaporan morbiditas, untuk laporan morbiditas yang digunakan adalah kode berdagger. Jumlah kode berasterisk adalah tetap (Baca Volume 2, halaman 26: Asterisk categories). Jumlah kode berasterisk di setiap Bab dapat ditemukan pada bagian bawah lembar pembuka Bab. Apabila pengkode menemukan sebuah kode berasterisk maka harus mencari pasangannya yang bertanda dagger di Volume 1 atau melalui volume 3.

20 Diagnosis pasien berdagger dan asterisk digolongkan
Dagger & Asterisk Diagnosis pasien berdagger dan asterisk digolongkan ke kode yang berdagger, bukan ke kelompok kode yang berasterisk (dalam infromasi diagnosis). Contoh: 1. TB meningitis No: A17.0! G01* 2. NIDDM cataract No: E10.3! H28.0* 3. Anemia pada kanker hati No: C22.0! D63.0* 4. Dementia pada p. Alzheimer yang “early onset” No: G30.0! F00.0* 5. Cardiopathy pada gout tophi jantung No: M10.0! I43.8* 6. Meconium ilues (bayi) No: E84.1! P75* 7. Radang pelvis GO, wanita No: A54.2! N74.3* 8. Prostatitis GO No: A54.2! N51.0*

21 ASTERISK (*) DIGUNAKAN UNTUK 3 (tiga) KEPENTINGAN
apabila manifestasi atau komplikasi sudah menjadi satu kesatuan masalah asuhan kesehatan kesehatan spesialis lain dari yang mengobati penyakit penyebabnya. Contoh: Tuberculosis meningitis A17.0 ! G01.x* apabila informasi terkait manifestasi dan penyakit penyebabnya menyatu dalam satu frasa. Contoh: Diabetic cataract E14.3 ! H28.0* apabila kategori terkait manifestasinya terbagi menjadi subdivisi sesuai penyebabnya. Contoh: Arthropathies in other diseases classified elsewhere. M14*.-

22 CODE SUBDIVISI 4TH CHARACTER
Kode Subdivisi Karakter ke- 4 Hal. 885 (R83-R89) The following fourth-character subdiviisons are for use with categories R83-R89: dst. Hal 1058 (W00-W19) 1067 (W50-W64) 1075 (x00-x09) [See page for fourth character subdivision]

23 CODE SUBDIVISI 4TH CHARACTER (LANJUTAN-1)
Hal. [1052] (V90-V94) The following fourth-character subdivisions are for use with categories V90-V94 .0 Merchant ship .1 Passenger ship .2 Fishing boat .3 Other powdered watercraft .4 Sailboat .5 Canoe or kayak .6 Inflatable craft (n0onpowdered) .7 Water-skis .8 Other unpowderd watercraft .9 unspecified watercraft

24 RANGKUMAN Runtunan tindakan pengkodean secara umum untuk mendapatkan kode yang benar: Baca dan pelajari isi buku manual/pedoman Coding ICD-10, Volume 2 (perhatikan makna dari berbagai tanda baca yang mempunyai arti khusus pada ICD-10, (.-) (:) ( ), [ ], { kata and, with, or dan sebagainya. Pilih kata/istilah yang akan digunakan sebagai ‘Lead-term’ untuk memandu ‘coder’ mencari istilah yang sama berserta nomor kode yang mengikuti di belakangnya, pada Volume 3 ICD-10.

25 RANGKUMAN (Lanjutan-1)
Perhatikan perintah yang ada di dalam kurung ( ), di belakang istilah diagnosis yang ditemukan, dan juga perintah yang dilengkapi dengan kata (see, see also …) dan jalankan perintah yang dimaksud. Perhatikan ada atau tidak Note: … di atas atau di bawah istilah berikut kode yang akan dipilih. Ada kemungkinan ada perintah untuk menambah digit di belakang digit ke-3, ke-4 atau membatasi cara penerapan kode yang akan dipilih.

26 RANGKUMAN (Lanjutan-2)
Kontrol kode yang dipilih dengan yang tertera di Volume 1. Perhatikan: (1) penjelasan pada Note: … di bawah Bab atau di bawah kategori, sub-kategori yang umumnya mengatur batasan pemanfaatan kode yang terkait; includes dan excludes yang ada di bawah Bab, Kategori atau Subkategori yang membatasi jenis yang termasuk dan atau tidak termasuk. adanya kalimat dalam kurung [ ] atau ( ), jalankan perintah yang tersebut di dalam kurung, yang umumnya akan lebih merinci informasi yang akan dihasilkan.

27 RANGKUMAN (Lanjutan-3)
Apabila semuanya sudah cocok dan tidak melanggar aturan yang ditetapkan. Pilih code tersebut sebagai code diagnoses atau masalah terkait kesehatan tersebut sebagai masukan ke sistem perekaman dan informasi yang dikembangkan. Simpan code yang telah dipilih dalam format kartu indeks istilah diagnosis terkait secara manual ataupun komputer.

28 RANGKUMAN (Lanjutan-4)
Yang tidak kalah penting adalah: a. Rubahlah dulu ejaan istilah dalam bahasa Indonesia ke ejaan bahasa Inggeris-Amerika sebelum mencarinya di Volume 3, nomor kode yang tepilih dirujuk silang dengan yang ada di Volume 1. b. Adakan analisis kualitatif dan kuantitatif Rekam Medis sebelum proses coding dimulai.

29 SOAL LATIHAN Ejaan istilah dalam bahasa Indonesia: 1. Gastro-enteritis dengan dehidrasi No: 2. Anemia komplikasi malaria tropica No: 3. Meningitis pada campak No: 4. TB paru, BTA sputum test + No: 5. Lumpuh lajuh, post polio 2 tahun yang lalu No: 6. Ulkus duodeni dengan melena No: 7. Serangan miokard infark ½ jam yang lalu No: 8. Bronkitis, usia 5 tahun No: 9. Observasi tifoid No: 10. DSS No:

30 SOAL LATIHAN MANDIRI Mencari nomor kode melalui ICD-10 Volume 3
Ejaan istilah dalam bahasa Inggeris: 1. Typhoid fever No: 2. Essensial hyoertension No: 3. Iron deficiensy anemia No: 4. Pneumonia No: 5. Acute gastritis No: 6. Tuberculosis of lung No: 7. Dermatophytosis No; 8. Acute upper respiratory infection No: 9. Dengue fever No: 10.Hemiplegia No:

31 Istilah Diagones Vol.3 Vol.1 Kode ICD-10 1. Obervasi demam ( ) [ ] No;
2. Batuk pilek ( ) [ ] No: 3. Pegal dan ngilu pada otot ( ) [ ] No: 4. Sakit kepala ( ) [ ] No: 5. Sakit gigi ( ) [ ] No: 6. Sakit dada ( ) [ ] No: 7. Sesak napas ( ) [ ] No: 8. Sakit perut bagian atas/ulu hati ( ) [ ] No: 9. ISPA ( ) [ ] No: 10 Tidak dapat BAB (buang air besar) ( ) [ ] No :

32 Terimakasih


Download ppt "Pendahuluan Pembahasan meliputi peraturan ICD-10 terkait konvensi tanda baca yang menyertai suatu nomor kode dan pengaruhnya terhadap kode yang bersangkutan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google