Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

HIDUNG BUNTU (OBSTRUKSI NASI)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "HIDUNG BUNTU (OBSTRUKSI NASI)"— Transcript presentasi:

1 HIDUNG BUNTU (OBSTRUKSI NASI)
 adanya hambatan masuknya udara inspirasi melalui hidung Bisa kongenital maupun didapat bisa akut atau bisa kronis bisa total atau bisa partial bisa unilateral atau bisa bilateral C/ - kelainan anatomi - tumor - inflamasi - benda asing

2 AKIBAT OBSTRUKSI NASI DPT TERJADI: GANGGUAN FUNGSI HIDUNG 1) GANGGUAN OKSIGENASI APROSEKSIA NASI YAITU SUKAR BERKONSENTRASI, MUDAH MENGANTUK, PELUPA 2) GANGGUAN FUNGSI MEMBAU HIPOSMIA / ANOSMIA KARENA UDARA TIDAK BISA MENCAPAI REGIO OLFAKTORIUS

3 3) GANGGUAN RESONANSI SUARA SUKAR MENGUCAPKAN HURUF N,NG,NY,M DISEBUT RHINOLALIA OCLUSA  TETAPI KALAU SEBALIKNYA DIMANA RONGGA HIDUNG TERLALU LUAS  SULIT MENGUCAPKAN K,G,T,D,P,B DISEBUT RHINOLALIA APERTA

4 KAVUM NASI LONGGAR RHINOLALIA APPERTA
KAVUM NASI NORMAL

5

6 KELAINAN ANATOMI - BAWAAN (KONGENITAL): ATRESIA KOANE - DIDAPAT : -SEPTUM DEVIASI -SINECHIA (perlekatan) -TRAUMA  FRAKTUR  DEVIASI  EPISTAKSIS  STOLSEL  HEMATOM SEPTI  ABSES SEPTI

7 SEPTUM DEVIASI Adalah bentuk septum yg tidak lurus di tengah sehingga membentuk deviasi ke salah satu rongga hidung atau kedua rongga hidung sehingga mengakibatkan penyempitan rongga hidung (pembuntuan) RINGAN  keluhan buntu (-) BERAT  keluhan buntu (+)

8

9 Tipe I : tonjolan unilat, tidak mengganggu
Tipe II : tonjolan unilat, mengganggu tp G/klinis belum bermakna Tipe III: deviasi pd posisi tonjolan konka media (daerah oeteomeatal) Tipe IV: Septum posterior ke sisi satunya, anterior ke sisi lainnya (S) Tipe V : Tonjolan septum di unilateral, tapi di sisi lainnya normal Tipe VI: tipe V + sulkus unilateral yg menyebabkan rongga hidung asimetris Tipe VII: gabungan antara tipe I – VI

10 Bentuk deformitas septum nasi
1. DEVIASI: -bentuk C atau S -melibatkan kartilago maupun tulang 2. DISLOKASI: Bgn bawah kartilago keluar dr krista maksila 3. PENONJOLAN TULANG / TULANG RAWAN KRISTA: -memanjang dr anterior ke posterior -antara os vomer dan lamina perpendikularis os ethmoidalis  SPINA: sangat runcing dan tipis 4.SINEKIA: apabila deviasi, krista, spina bertemu dan menyatu dgn konkha di depannya

11

12 spina Konkha inferior

13 Etiologi: Gangguan pertumbuhan yang tidak seimbang antara kartilago dgn tulang septum Trauma : - fraktur fasial - fraktur nasal - fraktur septum - trauma saat lahir

14 Gejala Klinis: 1. Hidung buntu unilateral / bilateral 2. Sakit kepala 3. Gangguan penciuman (hiposmia / anosmia) 4. Kadang2 epistaksis 4. Predisposisi  sinusitis

15 TERAPI : Tanpa keluhan  tidak perlu koreksi Operatif : - Reseksi Submukosa (KILLIAN) - SEPTOPLASTI

16 HEMATOMA SEPTUM NASI Perdarahan di submuko – perikondrium,
kadang /jarang di submuko-periosteum PENYEBAB  trauma (unilateral) bila fr tulang rawan  hematome bilateral

17 GEJALA ANAMNESIS : - trauma (+)  cepat timbul obstruksi nasi - bisa epistaksis, nyeri (+) PEMERIKSAAN RA: - benjolan di septum bgn depan unilateral (bilateral jarang), warna merah kebiruan, elastis - tidak hilang dgn tetes hidung - pungsi percobaan  isinya darah

18 HEMATOME SEPTUM NASI UNILATERAL HEMATOME SEPTUM NASI BILATERAL

19 TERAPI  INSISI di antero-inferior secara steril, kmd tekan dgn tampon boorzalf + antibiotika  berikan antibiotika oral  anti nyeri  anti inflamasi PROGNOSIS Bila tidak di insisi  mengeras (mengalami organisasi) - Bila ada infeksi sekunder  tjd ABSES SEPTUM NASI

20

21 ABSES SEPTUM NASI PENYEBAB Infeksi pd trauma / luka mukosa septum nasi
Infeksi sekunder dr hematome septum nasi  tjd 3 – 5 hari setelah timbul hematome septum nasi

22 GEJALA KELUHAN : - obstruksi nasi  sefalgia, epifora - nyeri hidung lebih hebat - kadang febris PEMERIKSAAN: INSPEKSI: Hidung luar / apex heperemis, udem, mengkilat PALPASI: nyeri RA: - benjolan septum nasi, merah keabu-abuan - lunak - tidak kempes dgn sol effedrin - pungsi percobaan  pus (+)

23 TERAPI : - Insisi  kmd tekan dgn tampon boorzalf - antibiotika - anti nyeri PROGNOSIS : baik  bila tdk dilakukan insisi maka dpt terjadi : - nekrosis kartilago septum nasi - perforasi septum nasi - thrombosis sinus cavernosus

24 ABSES SEPTUM NASI DAN PENANGANANNYA

25 TRAUMA NASI AKIBAT TRAUMA  tgt KERAS & ARAH TRAUMA
Trauma pd jar lunak bgn luar hidung - luka memar smp hematom - luka terbuka Trauma tulang kerangka hidung  dpt tjd fraktur os nasalis Trauma septum nasi - deviasi septum nasi - hematoma septum nasi 4. Trauma mukosa kavum nasi  robekan epistaksis

26 FRAKTUR DAERAH HIDUNG - fr os nasalis - fr os nasalis + fr prosesus frontalis os maksilaris, - fr kartilago septum nasi tergantung pd arah & kerasnya trauma

27 TRAUMA DARI ARAH LATERAL
 dislokasi hidung ke sebelah lainnya : - fr os nasalis + proc. frontalis maksila pd sisi datangnya pukulan fragmennya menumpang di atas bgn stabil proc. Frontalis - sedangkan di sisi lain, fragmennya berada di bawah bgn stabil proc. frontalis os maksila - dasar kavum nasi anjlog / turun ke arah yg berlawanan dgn arah pukulan  tjd obstruksi sisi lain dari arah pukulan

28

29 2. TRAUMA ARAH FRONTALIS  akibatnya lebih hebat  3 tingkat fraktur TINGKAT I : - os nasalis ambles, melebar, menumpang di atas proc frontalis maksila - fr septum nasi fragmen tumpang tindih

30 TINGKAT II : - proc. frontalis maksila juga fraktur  dislokasi fragmennya ke lateral - fr septum nasi lebih hebat TINGKAT III: - spt tingkat II tp lebih hebat - proc. frontalis ambles (masuk) ke sinus maksilaris - dislokasi selule ethmoidalis anterior & os lakrimalis ke lateral

31

32 AKIBAT : Hidung mendatar Jarak antara kantus medialis melebar Tepi kranial os nasalis masuk ke tepi kaudal os frontalis  dorsum nasi tampak pendek Kadang2 terjadi robekan duramater tjd cerebrospinal rhinorea

33 DIAGNOSIS FRAKTUR OS NASALIS ANAMNESIS:  ada trauma  tjd - epistaksis, - obstruksi nasi (stolsel, hematoma, deviasi) - hipo / anosmia (obstruksi, trauma N Olfaktorius)

34 PEMERIKSAAN Palpasi : krepitasi (+) RA: - bekuan darah - dislokasi fraktur - robekan mukosa, hematoma septi X Foto : pd kasus berat  sbg. tuntunan operasi -foto os nasalis (bukan foto skull/kepala) -CT Scan

35 FRAKTUR OS NASALIS FOTO OS NASALIS

36 TERAPI Reposisi (reposisi tertutup) secepat mungkin sebelum timbul udem bila sdh udem  tunggu 4-7hr smp udem hilang Bila fraktur os nasalis tidak bisa dilakukan reposisi tertutup maka dilakukan reposisi terbuka yaitu operasi RINOPLASTI atau SEPTORINOPLASTI Indikasi operasi adalah karena adanya kelainan fungsi menetap dan kosmetik misalnya terjadi saddle nose

37

38

39

40

41

42

43 EPISTAKSIS bukan penyakit tapi GEJALA PENYAKIT
PENYEBAB LOKAL: - trauma - radang - tumor

44 TRAUMA RADANG TUMOR KOREK2 HIDUNG, BERSIN KERAS, KECELAKAAN, PUKULAN
RHINITIS AKUT, RHINITIS KRONIS, DIFTERI NASI, ULKUS LUES, TBC, SINUSITIS MAKSILARIS RADANG KARSINOMA NASI, KARSINOMA NASOFARING, KARSINOMA SINUS MAKSILARIS, ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENILIS TUMOR

45

46 2. PENYEBAB UMUM : - Penyakit darah - Penyakit pembuluh darah - Tekanan vena yang tinggi - Gangguan hormonal

47 LOKALISASI EPISTAKSIS
KAVUM NASI ANTERIOR 80% anak & dewasa muda  akibat korek2 di daerah pleksus Kiesselbach KAVUM NASI POSTERIOR pd hipertensi, arteriosclerosis  perdarahan di supero-posterior konka nasi inferior (cab a. spenopalatina)

48 PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS
TINDAKAN LOKAL 1. Bekuan darah dikeluarkan / di suction 2. Bila perdarahan dr anterior  - jepit ala nasi 5-15 menit - masukkan kapas isi vasokonstriktor ke dalam kavum nasi - kaustik dgn Trichlor Acetic Acid - tampon dgn boorzalf di kav nasi yg berdarah. Bila masih keluar, tampon juga kavum nasi yg tidak berdarah dgn tujuan menekan. Biarkan 24 jam

49

50 3. Bila perdarahan di belakang  darah>>  pasang tampon BELLOQUE (tampon posterior)

51

52 B. TERAPI SECARA UMUM - bila darah >>>  Hb turun  transfusi - hemostatik  vit K, asam transenamat - antibiotika C. SETELAH TENANG  TERAPI KAUSAL  Px faal hemostasis & cari penyebab epistaksis lainnya

53 Saddle nose Karakteristik dari saddle nose adalah
berkurangnya tinggi dorsum nasi

54 Saddle nose diklasifikasikan atas dua yaitu
1. Saddle nose anterior bila yang terlibat adalah bagian kartilago dan 2. Saddle nose posterior bila yang terkena bagian tulang. Pada pasien ini diatas: yg terlibat adalah bagian kartilago dan tulang

55 (1) Normal. (2) Tipe 1. (3) Tipe 2. (4) Tipe 3. (5) Tipe 4

56 Tipe 1 1 Tipe 2 Tipe 1: Depress dorsum nasi atau minor supratip dengan proyeksi sepertiga bawah hidung normal Tipe 3 Tipe 4 Tipe 2 : Depress dorsum nasi dengan puncak sepertiga bawah masih ada

57 Tipe 3 : Depress dorsum nasi
dengan hilangnya penunjang tip dan hilangnya struktur sepertiga bawah Tipe 4 : Catastrophic ( berat) hilangnya dorsum nasi dan struktur bagian bawah dan sepertiga atas

58 Penatalaksanaan  reposisi dan atau pemasangan silikon

59 FURUNKEL VESTIBULUM NASI

60 Furunkel vestibulum nasi adalah infeksi akut pada kelenjar sebaceus folikel rambut pada vestibulum nasi

61 Etiologi: Staphylococcus aureus, Streptococcus Predisposisi: Trauma berulang, DM Gejala / keluhan: NYERI hidung Pemeriksaan : hidung hiperemis, mengkilap, udem KOMPLIKASI: Infeksi menyebar melalui v.fasialis  v. olfaktorius  Sinus Cavernosus  THROMBOPHLEBITIS SINUS CAVERNOSUS

62

63 TERAPI ANTIBIOTIKA ADEKUAT ANALGETIKA ANTI INFLAMASI DRAINASE PUS bila sdh ada fluktuasi (abses)


Download ppt "HIDUNG BUNTU (OBSTRUKSI NASI)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google