Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Refinery dan Pengolahan Turunan Minyak Sawit

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Refinery dan Pengolahan Turunan Minyak Sawit"— Transcript presentasi:

1 Refinery dan Pengolahan Turunan Minyak Sawit
SABUN Nina Hairiyah

2 Pengertian Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani Sabun mandi merupakan sabun natrium yang pada umumnya ditambah zat pewangi atau antiseptik, digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak berbahaya bagi kesehatan (SNI, 1994)

3 Sabun keras atau sabun cuci
Jenis Sabun Sabun keras atau sabun cuci dibuat dari minyak dengan NaOH, misalnya Na-palmitat dan Na-stearat Sabun lunak atau sabun mandi dibuat dari minyak dengan KOH, misalnya K-palmitat dan K-stearat

4 Macam-macam Sabun Sabun dibedakan atas tiga macam, yaitu sabun tidak transparan(opaque), sabun transparan, dan sabun agak transparan(translucent). Sabun tidak transparan (opaque) adalah jenis sabun yang biasa digunakan sehari-hari. Sabun transparan adalah sabun yang penampakannya lebih berkilau dan lebih bening, sehingga sisi belakang sabunterlihat dari sisi depannya. Sabun agak transparan (translucent) dan sabun transparan hampir sama, hanya penampakannya berbeda. Sabun translucent tampak cerah dan tembus cahaya, tetapi tidak terlalu bening dan agak berkabut (Hambali dkk, 2005).

5

6 Reaksi Saponifikasi Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun, dimana (sapon=sabun dan fy =membuat). Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak, reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH, KOH) (Poedjiadi, 2006). Proses saponifikasi terjadi karena proses reaksi trigliserida dengan alkali yang terjadi pada suhu 800C. Saponifikasi suatu trigliseraldehida menghasilkan suatu garam dari asam lemak ke rantai panjang yang merupakan sabun (Spitz, 1996). Reaksi saponifikasi lemak atau minyak

7 Reaksi Saponifikasi

8 Metode Pembuatan Sabun
Metode Panas ( full boiled) Metode Semi-Panas (semi boiled) Metode Dingin

9 Metode Panas (Full Boiled) Secara umum proses ini melibatkan reaksi saponifikasi dengan menggunakan panas yang menghasilkan sabun dan membebaskan gliserol. Tahap selanjutnya dilakukan pemisahan dengan penambahan garam (salting out), kemudian akan terbentuk 2 lapisan yaitu : Lapisan atas merupakan lapisan sabun yang tidak larut didalam air garam dan Lapisan bawah mengandung gliserol, sedikit alkali dan pengotor-pengotor dalam fase air

10 Metode Semi-Panas (semi boiled) Teknik ini merupakan modifikasi dari cara dingin. Perbedaannya hanya terletak pada pengggunaan panas pada temperatur C. Cara ini memungkinkan pembuatan sabun dengan menggunakan lemak bertitik leleh lebih tinggi (Mabrouk, 2005)

11 Metode Dingin Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan dan tanpa disertai pemanasan. Namun cara ini hanya dapat dilakukan terhadap minyak yang pada suhu kamar memang sudah berbentuk cair. Minyak dicampurkan dengan larutan alkali disertai pengandukan terus menerus hingga reaksi saponifikasi selesai. Larutan akan menjadi sangat menebal dan kental. Berbeda dengan full boiled process, gliserol yang terbentuk tidak dipisahkan. Ini menjadi suatu nilai tambah tersendiri kerena gliserol merupakan humektan yang dapat memberikan kelembaban. Lapisan gliserol akan tertinggal pada kulit sehingga melembabkan kulit (Shrivastava, 1982)

12 Sabun dapat dibuat melalui proses batch atau kontinu
Sabun dapat dibuat melalui proses batch atau kontinu. Pada proses batch minyak dipanaskan dengan alkali NaOH berlebih, jika penyabunan telah selesai maka garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Pada proses kontinu yaitu minyak dihidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan yang tinggi dibantu dengan katalis (Hart, 1990).

13 Sabun Transparan Sabun transparan merupakan sabun yang memiliki tingkat transparansi paling tinggi sehingga memiliki penampilan lebih menarik. Ia memancarkan cahaya yang menyebar dalam bentuk partikel-partikel yang kecil, sehingga obyek yang berada di luar sabun akan kelihatan jelas. Obyek dapat terlihat hingga berjarak sampai panjang 6 cm. Sabun transparan mempunyai nilai tambah yang jadi pemikat karena memiiliki permukaan yang halus, penampilan yang bewarna dan ketransparanannya dapat membuat kulit menjadi lembut karena didalamnya mengandung gliserin dan sukrosa yang berfungsi sebagai humektan dan sebagai komponen pembentuk tranparan

14 Keuntungan dari pembuatan sabun transparan adalah selain penampilan transparan yang menawan, mempunyai fungsi pelembab, daya bersih yang efektif tanpa meninggalkan busa sabun dan lebih terasa lunak. Sabun transparan menjadi bening karena dalam proses pembuatannya dilarutkan dalam alkohol. Alkohol ini ditambahkan juga untuk mencegah pengkristalan. Sabun transparan juga sering disebut sabun gliserin karena untuk memperoleh sifat transparan juga perlu dilakukan penambahan gliserin pada sabun (Hambali dkk, 2005) Metode produksi sabun transparan melibatkan pelelehan fase lemak dan persiapan air untuk melarutkan sukrosa, gliserin dan pengawet. Kedua fase ini bereaksi dengan larutan beralkohol dari kaustik soda dibawah pemanasan terkontrol. Setelah reaksi selesai, sabun ini kemudian siap untuk diberi warna dan wewangian. Setelah pewarna dan pewangian, sabun akhir dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras sebelum dikemas.

15 Pembuatan Sabun dengan bahan baku CPO dan PKO
Pada dasarnya pembuatan sabun dengan menggunakan bahan dasar minyak sawit (CPO maupun PKO) Ada 2 metode pembuatan sabun dari minyak sawit dan inti sawit yaitu: Saponifikasi Netralisasi

16 Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya :
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengan nama grease. Tallow

17 Lard Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.

18 Minyak sawit Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.

19 Minyak Kelapa Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat


Download ppt "Refinery dan Pengolahan Turunan Minyak Sawit"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google