Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB I Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sejarah perkembangan dan eksposisi perkembangan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia berasal.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB I Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sejarah perkembangan dan eksposisi perkembangan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia berasal."— Transcript presentasi:

1 BAB I Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sejarah perkembangan dan eksposisi perkembangan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau. Bahasa Melayu Riau berkembang luas dan menjadi lingua franca di seluruh Nusantara. Sebagai bukti ada beberapa prasasti atau inskripsi yang bertarikh tahun 680 — 688 Masehi.

2 A. Eksposisi Perkembangan Sejarah Bahasa Indonesia
Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia tidak terjadi dalam satu masa yang singkat, tetapi mengalami proses pertumbuhan yang berabad-abad lamanya. Perkembangan bahasa Indonesia telah berjalan sangat lama sekali, yang lebih kurang empat belas abad yang lalu sejak jayanya kerajaan Sriwijaya abad ke-7.

3 Prasasti sekitar tahun 680—688 Masehi adalah:
1. Prasasti Kedudukan Bukit tahun 683 M 2. Prasasti Talang Tuo dekat Palembang tahun 684 M 3. Prasasti Karang Berahi yang berada di sekitar Jambi tahun 688 M 4. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 688 M

4 B Keempat prasasti itu menggunakan bahasa Melayu Kuno. Penggunaan bahasa yang tertera pada prasasti-prasasti itu mengingatkan kita kepada bahasa Melayu yang dipakai dalam kesusasteraan dari abad ke- 17. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, Mengapa? Bila melihat dari sejarah bangsa kita dahulu bangsa ini banyak dihuni oleh kerajaan. Salah satunya adalah Kerajaan Sriwijaya. Pada zaman inilah bahasa Melayu sudah mulai dipergunakan. Penggunaan bahasa Melayu ini karena bahasa ini digunakan sebagai bahasa perdagangan serta bahasa ini berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.

5 Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional meliputi empat faktor:
Karena bahasa ini sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan perdagangan Bahasa ini mudah dipelajari dan tidak mengenal tingkatan bahasa seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda Suku-suku lain mau menerima bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas

6 Sriwijaya sebagai kerajaan yang telah menjadi negara Maritim memiliki armada perdagangan yang sangat pesat. Para saudagar menjelajahi seluruh pelosok sampai ke Semenanjung Malaka, yang pada akhirnya bahasa Melayu berkembang luas sampai ke Kedu (Jawa Tengah) pada tahun 832 M.

7 Dr. J.G.Carparis dalam penelitiannya bahwa bahasa yang tertera pada prasasti-prasasti tersebut adalah bahasa Melayu Kuno sebagai bukti sejarah. I Tsing telah lama menggunakan bahasa Melayu Kuno dan telah lama tinggal beberapa lama di bumi Sriwijaya untuk memperdalam pengetahuannya.

8 Sejak zaman I Tsing, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa pengantar dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang kemudian menjadi bahasa pengantar dalam perkembangan dan kebudayaan yang akhirnya menjelma menjadi bahasa persatuan dan bahasa Indonesia.

9 Tahun 1356 ditemukan prasasti di Pagaruyung Minangkabau yang berisi prosa Melayu Kuno. Ini merupakan bukti bahwa sesudah tujuh abad sejak I Tsing, bahasa Melayu Kuno masih dipergunakan sebagai bahasa resmi. Tahun 1380 prasasti ditemukan di Aceh yang diberi nama Minyo Tujuh yang berisi puisi tertua dalam bahasa Melayu Kuno oleh Dr. Sutterheim.

10 Berbagai dialek bahasa Melayu yang tersebar di seluruh Nusantara seperti bahasa Melayu dialek Deli (Medan), dialek Melayu Riau, dialek Melayu Jakarta, dialek Melayu Menado, dialek Melayu Ambon, dialek Melayu Kupang, dan lainnya sebagai bukti betapa luasnya penyebaran bahasa Melayu tersebut.

11 Tahun 1511 Melaka jatuh ke tangan Portugis, dan sejak itu pula orang Barat berdatangan ke Indonesia, dan mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu telah menjadi bahasa resmi dan bahasa perantara dalam pergaulan dan perdagangan.

12 Bangsa Portugis yang bernama Lombardo Pegafetta turut menyertai pelayaran Magel-haens untuk mengelilingi dunia singgah di Maluku dan menyusun Kamus Melayu Kuno pada tahun 1522. Membuktikan bahwa bahasa Melayu sudah menyebarluas di kepulauan Maluku

13 Bangsa Portugis dan Belanda di Indonesia masing-masing mendirikan sekolah agama dengan bahasa pengantar bahasa mereka, tetapi usaha itu gagal karena para murid menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa tutur, dan diakui oleh bangsa Belanda yang bernama Danckaerts pada tahun 1631

14 Danckaerts mengatakan kebanyakan sekolah di Maluku menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar Keputusan pemerintah Kolonial (KB 1871 nomor 104) bahwa pengajaran di sekolah-sekolah Bumiputera dilakukan berbahasa daerah Jika bahasa daerah tidak bisa digunakan dalam pembelajaran maka yang digunakan adalah bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar

15 Di masa pergerakan nasional untuk memper- satukan bahasa yang terdiri dari berbagai suku bahasa dalam satu kesatuan itu sangat diperlukan satu tali pengikat yang kuat Pergerakan itu berusaha mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat untuk mencari bahasa yang mudah dipahami dan dipakai oleh masyarakat

16 Pada awalnya sangat sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan dijadikan bahasa persatuan, karena masing-masing daerah menggunakan bahasanya masing-masing

17 Organisasi Budi Utomo lebih menekankan kebudayaan dan bahasa Jawa
Pemuda Ambon, Sumatera, Jawa lebih senang menggunakan bahasa daerah masing-masing Keputusan ini dapat menghambat persatuan dan kesatuan yang hendak dicapai

18 Tahun 1899—1900 Charles van Ophuysen yang lebih populer dengan nama Ch
Tahun 1899—1900 Charles van Ophuysen yang lebih populer dengan nama Ch. van Ophuysen melakukan penelitian terhadap bahasa Melayu Riau Tahun 1901 hasil penelitian itu diberinya nama logat Melayu yang dijadikan dasar penulisan Ejaan Bahasa Melayu yang digunakan sampai tahun 1947 yang disyahkan oleh Pemerintah Belanda

19 Tahun-tahun Ejaan di Indonesia:
Tahun 1901 Ejaan Ch. van Ophuysen Tahun 1947 Ejaan Suwandi/ Ejaan Republik Tahun 1956 Ejaan Prijono – Katoppo Tahun 1959 Ejaan Melindo Tahun 1966 Ejaan Baru Bahasa Indonesia Tahun 1972 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

20 Tahun 1908 Pemerintah Kolonial mendirikan komisi yang disebut Comissie Voor de Volklectuut yang ketuanya Dr.G.A. Hazeu Tahun 1917 berubah nama menjadi Balai Pustaka yang kegiatannya membantu penye-baran dan pendalaman bahasa Melayu karena menerbitkan buku murah berbahasa Melayu

21 Tanggal 25 Juni 1918 dengan ketetapan Raja Belanda, anggota-anggota Dewan Rakyat memberi kebebasan untuk mempergunakan bahasa Melayu, tetapi tidak digunakan sebagaimana mestinya Kesulitan dihadapi untuk mempersatukan pelbagai suku bangsa di Indonesia

22 Tahun 1926 Pemuda Jawa merasa perlu mengakui bahasa daerah sebagai media penghubung pemuda-pemudi di Indonesia Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa perantara

23 Pemuda Sumatera lebih dahulu menyatakan dengan tegas hasrat mereka agar bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa persatuan Kongres bahasa II Pemuda Sumatera misalnya, mereka memutuskan untuk menggunakan bahasa Melayu Riau yang disebut juga dengan bahasa Melayu Tinggi sebagai bahasa persatuan

24 Beberapa surat kabar yang turut menyebar-luaskan bahasa Melayu adalah Bianglala, Bintang Timur, Kaum Muda, Neraca yang sangat besar pengaruhnya dalam perkem-bangan bahasa Melayu dan sekaligus menjadi media penghubung dan tempat latihan bagi putra-putri Indonesia untuk mengutarakan masalah

25 Dengan adanya bermacam masalah atau faktor-faktor di atas, akhirnya pada tanggal 28 Oktober dilakukan Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta Sebagai hasil yang gemilang diadakan ikrar bersama yang terkenal dengan nama Sumpah Pemuda

26 Ikrar Sumpah Pemuda: Kami putra-putri Indonesia mengaku bertanah air yang satu Tanah Air Indonesia Kami putra-putri Indonesia mengaku ber-bangsa yang satu Bangsa Indonesia Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia

27 Tanggal 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Indo-nesia
Tanggal 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Indo-nesia. Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa negara yang dicantumkan di dalam UUD 1945 bab XV pasal 36 Tahun 1948 dilaksanakan konferensi antar-Indonesia, yaitu Kongres Bahasa Indonesia II. Hasilnya bahwa bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa politik dan bahasa budaya nasional

28 Tanggal 17 Agustus 1972 ditetapkan berlakunya EYD dan PUPI yang diresmikan oleh Presiden Suharto Tanggal 28 Oktober 1978 Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai

29 bahasa persatuan dan kesatuan, bahasa komunikasi sosial, bahasa budaya dan bahasa ilmiah dengan sifat-sifat: kecendikiaan (logis), lugas, penalaran, eko-nomi kata, dan baku (standar)

30 Sekian


Download ppt "BAB I Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sejarah perkembangan dan eksposisi perkembangan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia berasal."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google