Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA"— Transcript presentasi:

1 PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
YULIATI, SKp,MM Un. Esa Unggul

2 1. Primary survey (ABCDE)
Airway (jalan napas) Membersihkan jalan napas dan kontrol servikal Anggaplah fraktur servikal penderita multi trauma, terlebih: penurunan kesadaran atau jejas di atas klavikula Bersihkan jalan napas segala sumbatan Pasien tidak sadar,lidah jatuh ke belakang mayo (gudle), darah dan lendir (sekret) disuction aspirasi

3 Penderita sadar & dapat berbicara airway baik tetap perlu reevaluasi
Intubasi (orotracheal tube) apnea, GCS (Glasgow Coma Scale) < 8, GCS 9 &10 saturasi oksigen < 90 persen atau bahaya aspirasi perdarahan & fraktur maksiofasial hebat

4 Breathing dg ventilasi yg baik
Proses pernapasan harus dipenuhi pertukaran oksigen & mengeluarkan karbondioksida. Fungsi ventilasi ditentukan: paru, dinding dada,diafragma dievaluasi Evaluasi :inspeksi terhadap bentuk dan pergerakan dada, palpasi terhadap kelainan dinding dada mengganggu ventilasi, perkusi adanya darah / udara dlm rongga pleura, auskulatasi masuknya udara ke dalam paru

5 Gangguan ventilasi berat
Tension pneumothoraks gejala sesak napas yg progresif,melemahnya bising napas, hipersonor pada perkusi, syok, & distensi vena jugularis (kecuali hipovolernia) Flail chest dan kontusio paru, ditandai gerakan napas paradoksal, dg frekuensi cepat & dangkal nyeri yg timbul ventilasi tdk efektif & efisien Open pneumothoraks

6 Circulation dengan kontrol perdarahan
Respons awal tubuh perdarahan takikardia penurunan tekanan nadi hipotensi Keadaan tsb sangat dinamik harus dimonitor secara berulang-ulang Cairan RL diberikan 3:1, artinya 100 cc darah ra digantikan dengan RL 300 cc. Tahap awal RL hangat 2 liter evaluasi keadaan stabil belum dicapai diulangi dg 2 liter lagi Perdarahan tampak luar harus dihentikan balut tekan pada daerah tersebut. Otorrhagia yg tdk membeku jangan sumpal MAE (meatus acusticus exsternus) dg kapas /kain kasa

7 Disability GCS setelah resusitasi.
Bentuk, ukuran, & refleks cahaya pupil. Bandingkan kedua pupil, isokor atau tidak. Hati-hati, cedera langsung dapat menimbulkan dilatasi pupil yg bersangkutan. Nilai kekuatan motorik kiri dan kanan, apakah ada parese atau tidak.

8 GCS Respons Mata ≥ 1 tahun 4 Membuka mata spontan 3
Membuka mata oleh perintah 2 Membuka mata oleh nyeri 1 Tidak membuka mata Respons motorik ≥ 1 tahun   6 Mengikuti perintah 5 Melokalisasi nyeri Menghindari nyeri Fleksi abnormal ( deserebrasi ) Ekstensi abnormal (desrebrasi ) Tidak ada respons Respons verbal > 5 tahun Orientasi baik dan mampu berkomunikasi Disorientasi tapi mampu berkomunikasi Menyebutkan kata-kata yang tidak sesuai ( kasar, jorok) Mengeluarkan suara

9 Exposure menghindarkan hipotermia
Semua pakaian yang menutupi tubuh penderita harus dilepas/dibuka tidak ada cedera yang terlewatkan selama pemeriksaan

10 Sambil melakukan resusitasi, dapat ditanyakan riwayat kejadian:
Waktu kecelakaan Tempat kejadian Memakai helm atau tidak (pada pengendara sepeda motor) Mekanisme cedera:

11 2. Secondary survey Kepala dan leher
Evaluasi tanda-tanda trauma eksternal kontusio jaringan, ecchymosis, laserasi, atau pembengkakkan jaringan lunak Battle’s sign Palpasi secara sistematis dan simultan terhadap tulang-tulang wajah pada kedua sisi tanda-tanda ‘step-off’ / krepitasi

12 Thoraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Keadaan pada thoraks yg mengancam kehidupan : Tension pneumothorak Open pneumothorak Masif hemothorak

13 Abdomen Evaluasi & penatalaksanaan trauma tumpul abdomen lebih kompleks. Penderita dg penurunan kesadaran evaluasi lebih agresif observasi sering menyebabkan keterlambatan. DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage) cukup sensitif dan cepat Penyebab perdarahan intraabdomen pada trauma tumpul paling sering laserasi hepar/ lien

14 Ekstremitas Perkiraan kehilangan darah (fraktur tertutup):
Humerus/radius ulna: ± 200 cc Tibia: ± 500 cc Femur: ± 1000 cc Pelvis: ± 3000 cc Keadaan menimbulkan iskemik pada ekstremitas : cedera pembuluh darah fraktur di sekitar sendi lutut dan sendi siku crush injury sindrorna kompartemen dislokasi sendi panggul

15 3.Stabilisasi dan transportasi
Transportasi boleh dilaksanakan jika penderita telah diresusitasi secara adekuat dan penderita dalarn keadaan stabil Do no further harm Peralatan komunikasi, alat monitoring dan resusitasi, obat­obatan dan didampingi tenaga medis terlatih Ada komunikasi dengan RS tempat rujukan

16 4.Kriteria rawat untuk cedera kepala ringan
Penderita harus dirawat atau tidak pada cedera kepala ringan 1.Penurunan kesadaran. 2.Fraktur tulang tengkorak. 3.Gejala & tanda defisit neurologis,sakit kepala berat & muntah2. 4.Sulit melakukan penilaian terhadap penderita,pengaruh alkohol, obat, atau usia lanjut sekali. 5.Adanya keadaan medis: epilepsi, hemofilia atau diabetes. 6.Sulitnya atau tidak ada oranglain sekitarnya yg dpt mengawasi penderita. 7.Jarak & rumah penderita ke rumah sakit jauh tidak memungkinkan ke rumah sakit dalam waktu singkat, jika diperlukan. 8.Adanya kriteria resiko sedang dan resiko tinggi pada penderita.

17 Edukasi keluarga jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Penurunan kesadaran, termasuk sulit dibangunkan. Perilaku abnormal. Sakit kepala yang progresif. Bicara ‘rero’. Sulit menggerakkan lengan atau tungkai. Muntah yang terus menerus. Kejang-kejang.

18 5.Kriteria merujuk pasien ke RS dg fasilitas memadai
1.Adanya fraktur tulang tengkorak yang disertai pusing yang persisten, penurunan kesadaran, tanda neurologis fokal dan adanya kejang. - 2.Pada kasus tanpa fraktur tetapi dijumpai tanda neurologis fokal atau pusing yang persisten lebih dan 12 jam. 3.Tidak ada perbaikan tingkat kesadaran selama 3 jam setelah resusitasi yang adekuat, dengan GCS kurang dan 8. 4.Adanya kecurigaan CSF bocor dan atau udara intrakranial. 5.Fraktur depressed tulang tengkorak, terbuka maupun tertutup.


Download ppt "PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google