Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BADAN LITBANG KESEHATAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BADAN LITBANG KESEHATAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL"— Transcript presentasi:

1 BADAN LITBANG KESEHATAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PENCATATAN & PELAPORAN PENYALAHGUNAAN AMPHETAMINE TYPE STIMULANT (ATS) DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN BADAN LITBANG KESEHATAN Bekerjasama dengan BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2 Pendahuluan : Penggunaan jenis ATS CENDERUNG meningkat : JUMLAH DAN JENISNYA ATS termasuk zat psikoaktif & mirip amphetamin ATS mendapat perhatian serius karena: Sifat farmakologinya merangsang SSP Tdk memiliki manfaat terapetik Semakin luas disalahgunakan Mudah disintesa dari efedrin yg murah & tersedia di pasaran Penyalahgunaan amphetamin mencapai 34 juta org atau 8% populasi global umur 15 th ke atas Belum ada data nasional ttg penyalahguna opiat & harus memberi perhatian pada penyalahguna ATS

3 Informasi penyalahgunaan napza kepada pihak regional (ACCORD) / internasional (UNODC) di koordinasi oleh BNN Informasi BNN lebih banyak berasal dari data kepolisian. Data UPK hanya dari RSKO. Keberadaan data dari UPK lain di pertanyakan BNN Perlu eksplorasi dan evaluasi thd pencatatan pelaporan napza di UPK  BNN - Balitbangkes

4 Tujuan: Umum: Tersedianya pencatatan-pelaporan penyalahguna ATS di sektor kesehatan maupun secara nasional Khusus: Mendapatkan gambaran pencatatan & pelaporan yang ada di UPK Mendapatkan jenis variabel yang sesuai kebutuhan sektor kesehatan dan nasional Merekomendasikan formulir pencatatan pelaporan sesuai variabel di atas Merekomendasikan sistem pencatatan & pelaporan ATS

5 Metodologi: Jenis penelitian: deskriptif kualitatif
Lokasi penelitian: 7 propinsi: Jabar, Jatim, Bali, Sumut, Riau, Kaltim, DKI Jakarta Pengumpul data: peneliti Balitbangkes & staf BNN Informan : Dinkes prop/kota, UPK (RSUD, RS swasta, RS jiwa, Klinik, Puskesmas), BNP, BNK. Data/informasi yg dikumpulkan: Organisasi dan penanganan penyalahgunaan narkoba Format-format pencatatan Format-format pelaporan Proses pengolahan & analisis data Mekanisme pelaporan Data penyalahguna 2 triwulan terakhir di UPK

6 TAHAP KEGIATAN: Inventarisasi format R/R
Penyusunan form pengumpulan data RTD, revisi instrumen Pengumpulan data lapangan Integrasi hasil pengumpulan data Pengolahan dan analisis data: Lapangan, triangulasi content analysis Penyusunan rekomendasi Penyusunan laporan Seminar/RTD

7 Sistimatika penyajian hasil
Informan R/R rumah sakit R/R puskesmas R/R poliklinik Variabel dalam laporan Kesulitan dan usulan Kesimpulan Rekomendasi

8 1. INFORMAN UNIT Dinkes.Prop RIAU KALTIM JATIM JABAR BALI SUMUT v
Dinkes Kota BNP/BNK/ Badan lain BNK BNP TKPN BNP/BPNA Bapenapzakar BKND Dit Narkoba RSU RSJ RS swasta RS Polri Puskesmas PEMDA

9 2. PENCATATAN & PELAPORAN RS:
RIAU KALTIM JATIM JABAR BALI SUMUT Penctatn Registr IGD Regisr masuk Registr masuk Registr ruangan Registr ruangn Pelaporn RL2a Rl2b Obat Napza - Laporan surveilans triwulanan RJ dan RI

10 PELAPORAN NAPZA: Pelaporan napza bersifat proyek :
Modifikasi laporan individu Kasus Penyalahgunaan NAPZA (Ditjen POM) Laporan individu Kasus NAPZA Pusdatin Laporan Rekapitulasi penyalahgunaan NAPZA BNN Sistem Informasi Keracunan Formulir intern RS Jenis zat / napza terindentifikasi Pelaporan bersifat rutin (RL2a/2b) Penyalahgunaan napza terlihat pada F 10 – F 19 F 10 – F 19 terbagi dalam 4 kelompok : 1. F 10 2. F11, F12, F14 3. F13, F15, F16 4. F17, F18, F19 Sehingga jenis napza tidak terinci

11 RIAU: Pemantauan kasus penyalahguna napza di RS Jumlah RS 21
HASIL Jumlah RS 21 Jumlah RS yg membuat lap NAPZA Frekuensi pelaporan Triwulanan Jenis form laporan Modifikasi form Ditjen POM Anggaran (DIP) Rp ,00 / tahun Mulai pelaporan Th. 1998 Penerima laporan Dinkes Provinsi Pengiriman laporan (setiap 6 bulan) Gubernur, Kapolda, Danrem, Bupati/Walkot, Kadinkes, Ditjen Yanfar

12 Form laporan prop Riau DATA RUMAH SAKIT: Nama RS : Alamat RS :
IDENTITAS KORBAN: 1. Jenis kelamin 8. Asal bahan/zat 2. Umur 9. Terjadinya korban/ kasus 3. Status 4. Motivasi/alasan penggunaan 5. Nama bahan & jumlah 6. Jns ganggnkes 7. Tindakan medis *) Terdeteksi adanya penggunaan ATS

13 3. PENCATATAN & PELAPORAN PUSKESMAS:
RIAU KALTIM JATIM JABAR BALI SUMUT Pecatatn Registr pasien Pelaporn Penyakt (LB) Penyakit (LB) Penyakit(LB) Penyakt(LB) Penyak(LB) Obat *) Tidak ada pencatatan & pelaporan khusus penyalahguna narkoba

14 4. PENCATATAN & PELAPORAN KLINIK
RIAU KALTIM JATIM JABAR BALI SUMUT Pencatatan Registr pasien Pelapor an - *) Tidak ada pencatatan & pelaporan khusus penyalahguna narkoba

15 VARIABEL lap proyek dan rutin
5. VARIABEL pencatatan, lap proyek dan UNODC VARIABEL pencatatan VARIABEL lap proyek dan rutin VARIABEL UNODC BNN Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Status kwn 5. Status kwn Alamat Alamat (U/R) Kasus L/B 7. Kasus L/B Kematian 9. Nama / sumber zat 10. Cara guna 11. Umur mulai 12. Motivasi

16 6. Masalah/kesulitan dalam R/R:
Dokter/petugas tdk lengkap menulis diagnosis dan riwayat penyakit Kode diagnosis sering tidak diisi Ada perbedaan bahasa penggolongan penyakit antara yg di ICD dg yg ditulis dokter/petugas Dokter/petugas tdk lengkap menulis zat yg digunakan Pasien tdk terbuka dalam mengungkapkan zat yang digunakan Tidak tersedia kolom utk motivasi penyalahgunaan Ada persepsi yang beda dalam pengelompokkan kasus penyalahguna napza F atau Y Dalam laporan rutin, jenis napza tidak terinci

17 6. Input dari informan Sistem R/R hanya melalui 1 pintu
Tdk buat format baru, tapi disisipkan ke format lama Pusat/penerima laporan memberikan feedback Untuk kesinambungan perlu dipikirkan penyediaan sarana dan insentif petugas Dokter / psikolog praktek pribadi banyak menangani kasus penyalahguna napza  perlu masuk dalam sistem informasi kesehatan Pesantren, panti rehab, masuk dalam sistem informasi Disediakan format pencatatan dan pelaporan Dokter dan perawat diberi pelatihan ‘Ada permintaan resmi’

18 7. Kesimpulan : Belum ada sistem pencatatan khusus kasus penyalahguna NAPZA Variabel dalam form pencatatan ‘potensial’ sebagai bahan laporan Setiap UPK mengirimkan laporan morbiditas (RL2a & LB) ke Dinas Kesehatan Beberapa UPK (RS) sudah melaporkan kasus penyalahguna NAPZA ke Pusat (Pusdatin/Ditjen Yanfar/BNN) UPK bersedia mengirimkan laporan bila ada kejelasan

19 8. REKOMENDASI 1. Diperlukan surveilan kasus penyalahguna napza berbasis sistem informasi RS (skala nasional, rutin, cost effective): Form laporan morbiditas RJ, RI & IGD. dari 4 kelp F 10-F19 menjadi lebih rinci masing-masing 3 digit . Form laporan surveilan triwulan RJ & RI juga ditambahkan utk NAPZA

20 RL2a F10 F11, F12, F14 F11 F13, F15, F16 ATS F12 F17,F18,F19 F13 dst… F19

21 MORBIDITAS INFORMASI KASUS JENIS ATS
VARIABEL DATA PENCATATAN PENYALAHGUNA NAPZA MORBIDITAS A. B. C. D. E. F. G. H. Dst. INFORMASI KASUS 1. Umur 2. Sex 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Status kawin 6. Pekerjaan ortu 7. Alamat 8. Kasus baru/lama 9. Zat yg digunakan 10. Cara penggunaan 11. Umur mulai gunakan 12. Sumber zat 13. Kematian 14. Motivasi penggunaan JENIS ATS A. B. C. D. E. *) Kode ‘F’ dirinci mulai dari F10 s/d F19 (tdk digabung)

22 ALUR PELAPORAN/INFORMASI KASUS NAPZA
DATABASE PUSAT DEPKES PUSAT RS PUSAT BNN DATABASE PROVINSI DINKES PROVINSI RS PROP POLDA BNP DATABASE KOTA/KAB DINKES KOTA/KAB LSM BNK POLRES POLSEK PESAN TREN PANTI KLINIK SWASTA PUSKES MAS PRAKTEK SWASTA RSU/RSS /RSJ LP

23 Alur yang diusulkan didasarkan pada pengiriman data manual
Alur yang diusulkan didasarkan pada pengiriman data manual. Pada saat dikembangkan sistem telematika, maka garis hirarchi tidak akan terlihat lagi Format pencatatan dan pelaporan + pedoman pengisian disediakan Frekuensi pelaporan dari UPK setiap bulan Frekuensi pelaporan dari panti/pesantren/LP/Polres 3 bulan sekali Perlu dikembangkan ‘database’ penyalahguna NAPZA di tingkat kab/kota, propinsi dan pusat dengan mendayagunakan sistem yang sudah ada (kesehatan) Hardware, Software, Brainware

24 Diperlukan surveilan penyalahguna NAPZA berbasis registry di RS
8. REKOMENDASI 2. Diperlukan surveilan penyalahguna NAPZA berbasis registry di RS Tahapan : Bentuk tim pengemb. registry penyalahguna NAPZA tkt pusat (Litbangkes/Pusdatin/BNN/Univ/BPOM) Mengembangkan pedoman baku registry penyalahguna NAPZA Mengembangkan pilot project utk registry penyalahguna NAPZA sbg dasar registry skala nasional Mengembangkan registry penyalahgunaan NAPZA yg representatif utk skala nasional

25 Diperlukan surveilan penyalahguna NAPZA berbasis survei berkala:
8. REKOMENDASI 3. Diperlukan surveilan penyalahguna NAPZA berbasis survei berkala: Mengembangkan survei berkala dokter/psikolog praktek penanganan kasus NAPZA

26 Wassalamualaikum wr.wb
Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug TeRImA kaSiH Wassalamualaikum wr.wb Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug


Download ppt "BADAN LITBANG KESEHATAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google