Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Draft Naskah akademik PENDIDIKAN kesehatan masyarakat

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Draft Naskah akademik PENDIDIKAN kesehatan masyarakat"— Transcript presentasi:

1 Draft Naskah akademik PENDIDIKAN kesehatan masyarakat
ASTON CENGKARENG 10 NOVEMBER 2011

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 3 DAFTAR TABEL 5 DAFTAR GAMBAR 6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah 1.2.1Tantangan Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Kerangka Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional 1.2.2 Tantangan Tenaga Kesehatan Masyarakat Tingkat Global 10 Kaitan Pendidikan Kesehatan Masyarakat dengan Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

3 1.3 Tujuan dan Kegunaan 1.3.1 Tujuan 1.3.2 Kegunaan 1.4 Metode Pendekatan 1.4.1 Tahap Konseptualisasi 1.4.2 Tahapan Validasi Empiris 1.4.3 Tahapan Konseptualisasi Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia 1.4.4 Tahapan Pengembangan Komitmen Pemangku Kepentingan

4 BAB 2 LANDASAN PEMIKIRAN _________________17
2.1 Landasan Filosofis _______________________17 2.2 Landasan sosiologis _______________________21 2.3 Landasan Yuridis _____________________________22 BAB 3 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 24 3.1 Periode Awal (Leimena-Fatah) _________________25 3.2 Periode Mochtar _____________________________26 3.3 Periode Transisi Menuju Profesionalitas Pendidikan KesMas_________________________________ 27 3.4 Periode AIPTKMI-IAKMI _______________________28

5 BAB 4 RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK 24
4.1 Ketentuan Umum/Terminologi 4.2 Asas dan Tujuan 4.3 Materi Pokok yang akan Diatur 27 4.3 Ketentuan Peralihan Bab 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Daftar Pustaka Lampiran

6 BAB 1: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga negaraderajat kesehatan yang optimal. Kesehatan merupakan suatu investasi sumber daya manusia, Guna mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan upaya komprehensif bukan hanya di tingkat individu (UKP) namun di tingkat masyarakat (UKM). Perlu diperjelas di terminologinya (Prof. Tjipto) – istilah untuk mewakili upaya maanejemn Kuncinya adalah pemberdayaan untuk hidup sehat secara mandiri: Health Empowerment, Health Enhancement, Health Ptotection melalui gerakan Healthy Cities dan Health Preservation

7 Sementara insititusi pendidikan berjamur di berbagai daerah, jumlah peminat peserta didik terus meningkat, namun kualitas pendidikannya masih sangat bervariasi Disisi lain tantangan globalisasi seperti Asean Free Trade Area (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) dimana tenaga kesehatan masyarakat dari manca negara juga dapat bersaing di negara kita, akan bermasalah ketika kualitas tenaga kesehatan masyarakat tidak distandarnisasi kompetensinya. Perlu koordinadi Kemendiknas dan Kemenkes dan departemen terkait (Furkan) AIPTPKMI dan IAKMI bersama-sama menyusun Naskah Akademik

8 IDENTIFIKASI MASALAH Tantangan Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Kerangka Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional Tantangan Tenaga Kesehatan Masyarakat Tingkat Global Kaitan Pendidikan Kesehatan Masyarakat dengan Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

9 Berdasarkan kebutuhan pelayanan kesehatan maka fungsi upaya kesehatan masyarakat adalah:
Kajian (assessment) dan monitoring masalah kesehatan di masyarakat atau kelompok berisiko dalam upaya mengidentifikasi masalah dan menetapkan prioritas masalah; Memformulasikan kebijakan kesehatan bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah untuk menyusun dan mengawal kebijakan publik guna menyelesaikan masalah kesehatan Menjamin agar masyarakat memiliki akses yang tepat dan pelayanan yang cost effective, termasuk di dalam menjamin agar masyarakat memperoleh haknya dalam memperoleh informasi yang benar terhadap berbagai masalah kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan dan upaya pencegahan yang efektif.

10 Kajian (assesment) dan Monitoring
Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan atau kondisi lingkungan yang berbahaya. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dengan mempelajari kondisi lingkungan atau perilaku di masyarakat yang menjadi faktor risiko kesehatan terjadi penyakit

11 Menyusun dan melaksanakan kebijakan kesehatan
Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan penduduk seputar persoalan kesehatan Menggerakkan kemitraan dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan Mengembangkan kebijakan dan perencanaan untuk mendukung adanya upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat

12 Menjamin akses yang tepat dan pelayanan yang cost effective:
Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan Menciptakan sistim rujukan yang dapat menjamin pemberian layanan kesehatan yang dalam kondisi ketidak tersediaan layanan Menjamin tenaga kesehatan yang bekerja di masyarakat memiliki kompetensi yang tepat dan sesuai Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu layanan kesehatan baik perorangan maupun masyarakat

13 Dalam mencari solusi inovatif, fungsi yang dibutuhkan adalah:
10. Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan wawasan baru dan solusi yang inovatif terhadap masalah kesehatan

14 TUJUAN Menelaah tantangan kebutuhan masyarakat dan masalah kendala profesionalitas pendidikan kesehatan Memaparkan solusi pendidikan kesehatan yang tepat Menjelaskan filosofi, perkembangan, dan kedudukan kesehatan masyarakat sebagai ilmu, dan rumusannya dalam kompetensi, Memberikan gambaran tentang sistem pendidikan kesehatan masyarakat di Indonesia yang meliputi jenis dan jenjang pendidikan, kompetensi setiap jenjang, jenjang karir luaran pendidikan, serta akreditasi institusi/program studi.

15 Dasar penyusunan tujuan NA
Perkembangan sejarah (historical development) pendidikan kesehatan masyarakat yang dinamik, cepat dan solid Prediksi gambaran situasi kesehatan masyarakat (public health situations and predictions), baik lokal-nasional dan global  Perkembangan sosiologis pendidikan kesehatan masyarakat yang berupaya menjawab tantangan kesehatan masyarakat Perkembangan yuridis di dalam Negara Republik Indonesia, yang memberikan kerangka logis memerlukan profesionalitas pendidikan kesehatan masyarakat Perkembangan dan situasi normatif pendidikan kesehatan masyarakat dari sisi filsafat keilmuannya, etika pelaksanaannya dan rumusan kompetensi serta ketrampilan yang spesifik dan unik.

16 KEGUNAAN Memberikan masukan kepada kementrian pendidikan nasional, untuk menjadi dasar dalam merumuskan ketentuan-ketentuan pendidikan kesehatan masyarakat Menjadi dasar dalam penetapan nomenklatur tenaga kesehatan masyarakat, dalam Rancangan Undang- Undang Tenaga Kesehatan RI, 2011 Memberikan gambaran kepada komenterian terkait dan masyarakat tentang kompetensi dan jenjang karir yang akan diperoleh bagi seorang lulusan pendidikan kesehatan masyarakat Memberikan masukan kepada para penyelenggara pendidikan tinggi untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan

17 METODE PENDEKATAN (1) Tahap Konseptualisasi Tahap Validasi Empiris
Studi pustaka: kajian kepustakaan yang di review buku teks, jurnal, surat kabar, peraturan perundang-undangan, dokumen negara, hasil penelitian, makalah seminar serta dari website Hasil studi pustaka, studi lapang, dan konsultasi publik di rumuskan oleh tim penyusun naskah akademik dan Steering Committe Tahap Validasi Empiris  Focus Group Discussion di 4 regional AIPTKMI yaitu Regional Barat (Sumatera), Regional Timur (KTI), Regional Tengah 1 (DKI, Jabar, Yogya dan Lampung), dan Regional Tengah II (Jawa, NTB dan Bali), Konsultasi Publik dengan mengundang pakar, untuk diskusi dan seminar yang melibatkan para stakeholder di tingkat nasioanal, regional dan internasional, dengan metode brainstorming.

18 METODE PENDEKATAN (2) Tahapan Konseptualisasi Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia Di diskusi landasan filosofis, sosiologis dan yuridis definisi ilmu kesmas dan peran dan fungsi yang membedakan dengan tenaga lainnya, kemudian disusun parameter dan deskriptor ini kemudian disusun kompetensi kesmas. Tahapan Pengembangan Komitmen Pemangku Kepentingan Mensosialisasikan hasil standar pendidikan kesmas pada stakeholder dan penyelenggara pendidikan, baik pemerintah maupun swasta. Dan menyelaraskan berbagai peraturan yang ada. NA ini akan digunakan sebagai acuan bagi pendidikan kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia.

19 BAB II: LANDASAN PEMIKIRAN (1)
Landasan Filosofis Kebangkitan ilmu pengetahuan pada akhir abad 18 sampai awal abad 19 Sanitary Reform Movement pada tahun 1820an: pemerintah harus ikut bertanggungjawab terhadap kesehatan penduduknya. Gerakan tersebut mendorong timbulnya berbagai peraturan (Public Health Act). Winslow: upaya profesional yang dikembangkan untuk mampu mencegah penyakit, mempepanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan secara efisen, melalui upaya masyarakat yang terorganisasi secara sistematis. Bahwa kebijakan publik yang memperhatikan aspek kesehatan dan perilaku sehat, diyakini akan menurunkan angka penyakit dan kematian dimasa datang. Bidang – bidang yang berkembang meliputi : Kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja, Epidemiologi, Biostatistik, Administrasi kebijakan kesehatan dan gizi, Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku. Berkembangnya pemahaman tentang peran sosial, ekonomi dan politik terhadap kesehatan masalah kesehatan tidak hanya sekedar untuk upaya penyembuhan penyakit secara perorangan atau kelompok, tetapi berkembang ke arah upaya sistematis untuk promosi dan pencegahan penyakit. pendekatan kesehatan masyarakat bukan hanya pendekatan retrospektif untuk membantu pendekatan pengobatan klinis, tapi juga pendekatan prospektif untuk mengatasi masalah di masa akan datang.

20 BAB II: LANDASAN PEMIKIRAN (2)
evolusi perkembangan definisi kesehatan masyarakat yang selayaknya berbersandar pada kekuatan keadilan sosial:kekuatan keadilan sosial sebagai pernyataan hak-hak individu dan masyarakat. Hak mendapatkan informasi, hak memperoleh pengetahuan yang benar, hak menjalankan perilaku secara sehat, hak menolak perilaku menyimpang yang berdampak, dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan, baik peventif maupun kuratif. DEFINISI: Kombinasi dari ilmu pengetahuan, ketrampilan, moral dan etika, yang diarahkan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan semua orang, memperpanjang hidup melalui tindakan kolektif, atau tindakan sosial , untuk mencegah penyakit dan memenuhi kebutuhan menyeluruh dalam kesehatan, dengan menggunakan srategi pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri”

21 BAB II: LANDASAN PEMIKIRAN (3)
Landasan Sosiologis Interaksi antara sistim pendidikan kesmas dan perkembangan ilmu yang dinamis. Interaksi antara kebutuhan pengembagnan konseptual pendidikan kesmas yang membutuhkan biaya penyelenggaraan pendidikan besar dengan penjaminan kualitas Interaksi antara lulusan kesmas dan tuntutan kerja profesional, berkarakter moral dan memiliki beretika kerja.

22 BAB II: LANDASAN PEMIKIRAN (4)
Landasan Yuridis Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 amandemen UUD 1945 yang tercantum pada Pasal 28C ayat Pasal 31, dengan 4 ayat Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 PP No. 17Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan: Pasal 85, 86, Pasal 98 ayat 2 point a, ayat 4 dan 5 PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah No. 32 tentang Tenaga Kesehatan: Pasal 2 ayat 1 dan untuk memberikan jaminan profesionalitas seorang tenaga kesehatan masyarakat juga akan dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang Tenaga Kesehatan yang sedang dipersiapkan tahun 2011.

23 BAB III: TINJAUAN KEPUSTAKAAN (1)
Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Periode Awal (Leimena-Fatah) Periode Mochtar Periode Transisi Menuju Profesionalitas Pendidikan Kesehatan Masyarakat Periode IAKMI - AIPTKMI

24 BAB IV: RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK
Ketentuan Umum/Terminologi Ilmuan kesehatan masyarakat Sistim kesehatan masyarakat Subsistem SDM kesehatan Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan Masyarakat Jenjang pendidikan kesehatan masyarakat Capaian Pembelajaran (learning outcomes) Deskriptor Sarjana kesehatan masyarakat Profesi Kesehatan Masyarakat Magister kesehatan masyarakat Doktor Kesehatan masyarakat Pendidikan tinggi kesmas Standar kompetensi Kurikulum Akreditasi Sertifikasi

25 ASAS DAN TUJUAN Asas ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna
Asas manfaat Asas keadilan Asas pemerataan Asas pemberdayaan masyarakat Asas kerjasama Asas kesinambungan

26 Panduan Penyusunan Dimensi Menurut Jenjang berdasarkan Parameter Deskriptor
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia

27 PENJENJANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT (2)
KKNI 1 2 3 4 5 7 8 9 6 KKNI terdiri dari 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan Kualifikasi – 9 sebagai kualifikasi tertinggi Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja

28 PENJENJANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT (4)
Deskripsi Kualifikasi pada KKNI merefleksikan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang peroleh seseorang melalui jalur pendidikan pelatihan pengalaman kerja pembelajaran mandiri

29 PENJENJANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT (3)
OCCUPATIONAL PATHWAYS IN INDUSTRY OR WORK PLACE 6 5 4 7 8 3 2 1 9 S-2 Expert EDUCATION GRADES OR LEVELS + S-1 D-4 D-3 Technician D-2 D-1 Yr-12 Operator Yr-11 Professional Time of individual experience or self learning VOCATIONAL & PROFESSIONAL CERTIFICATION Vocational INDIVIDUAL EXPERIENCE OR SELF LEARNING

30 Jenjang kemampuan berdasarkan KKNI

31 PARAMETER DESKRIPTOR KETRAMPILAN
Unsur-unsur Deskripsi S1 PROFESI S2 S3 KETRAMP I LAN Mampu melakukan…. Kemampuan kerja pada bidang terkait Mengidentifikasi masalah kesehatan berbasis data dan mampu melaksanakan program Mengidentifikasi masalah kesehatan berbasis data, mengelola dan rancang program inovatif Mengembangan pemecahan masalah kesehatan berbasis penelitian inovatif Mengembangkan pemecahan masalah kesehatan dengan menghasilkan teori dan terobosan kreatif dengan metode ……. Cara kerja Anasis data deskriptif dan mampu menayangkannya dalam grafik Advokasi hasil evaluasi. Advokasi hasil penelitian Penelitian multi disiplin, menunjukkan hasil ………. Tingkatan kualitas hasil Adaptasi dengan lingkungan Kepemimpinan dan kontekstual Inovatif dan kreatif Inovatif, original, teruji dalam kondisi Standar kerja dan produk Melaksanakan intervensi kesmas dalam lingkungan terbatas Mengelola program dalam lingkup lebih luas sesuai dengan standar pelayanan profesi Mengembangkan program berbasis penelitian Mengubah kebijakan berbasis penelitian inovatif dalam skala nasional

32 PARAMETER DESKRIPTOR PENGETAHUAN
Unsur-unsur Deskripsi Jenjang kemampuan S1 PROFESI S2 S3 PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan Lingkup kajian dan cabang ilmu Dasar-dasar ilmu kesmas Dasar-dasar ilmu kesmas dan bidang ilmu spesifik Dasar-dasar ilmu kesmas dan metodologi penelitian Dasar-dasar ilmu kesmas dan metodologi penelitian lanjut untuk dapat melakukan Lingkup kerja dan tanggung jawab Melaksanakan program kesehatan masyarakat Mengelola program dan mengevaluasi serta memberikan perbaikannya Memberi usulan solusi pemecahan masalah kesmas secara kontekstual berdasarkan penelitian Menghasilkan pengembangan teori kesmas melalui penelitian mandiri yang komprehensif

33 PARAMETER DESKRIPTOR SIKAP
Unsur-unsur Deskripsi S1 PROFESI S2 S3 S I K A P Mampu mengelola Tingkat manajerial dan tanggung jawab Mempertanggung jawabkan secara akademik dan mandiri serta dapat bekerja dalam kelompok kecil bidang perancangan dengan bimbingan Merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program kesmas sesuai bidang keilmuannya memutuskan hal-hal strategis di bidang kesmas berdasarkan hasil penelitian Mengelola program penelitian kesmas dan strategi pengembangannya dan bertanggung jawab secara mandiri dan memiliki sikap Standar sikap Komunikatif, partisipatif menghargai budaya lokal Komunikatif, kritis partisipatif menghargai keragaman pemikiran dan budaya Komunikatif, kritis, apresiatif, etis Komunikatif, kritis, apresiatif, etis dan orisinil

34 DESKRIPTOR SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
HOTEL GORONTALO, 25 Oktober 2011

35 PARAMETER DAN UNSUR DESKRIPSI KKNI
Ranah Parameter Deskriptor Unsur deskripsi Kalimat Ketrampilan Kemampuan di bidang kerja Kemampuan bidang yang terkait Mampu melakukan…. Metode /cara yang digunakan dengan metode ……. Tingkatan kualitas hasil menunjukkan hasil ………. Kondisi /standar proses. dalam kondisi Pengetahuan Lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai Lingkup kajian dan cabang ilmu Menguasai pengetahuan Kemampuan berdasarkan bidang ilmu untuk dapat melakukan Sikap Kemampuan manajerial Lingkup tanggung jawab Mampu mengelola Standar sikap dan memiliki sikap

36 BIDANG STUDI KESEHATAN MASYARAKAT: KEMAMPUAN DI BIDANG KERJA
Profesi S2 S3 Mampu melakukan upaya kesehatan primer yang bersifat preventif dan promotif dengan melakukan survei determinan masalah kesehatan dan risiko, analisis kondisi lokal, perencanaan, pelaksanaan dan pengukuran indikator program kesehatan masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi dan, statistik, sesuai standar mutu pelayanan kesehatan dan bersesuaian dengan kebijakan kesehatan, serta mampu mengkomunikasikan hasil kerjanya kepada pemangku kepentingan., Mampu menyusun perencanaan dan kebijakan untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik sesuai bidangnya serta mengembangkan bentuk intervensi yang efektif sesuai konteks budayanya, dan sesuai dengan kaidah keilmuan sehingga mampu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat serta mampu melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan NOTE:: Kemampuan bidang yang terkait Metode /cara yang digunakan Tingkatan kualitas hasil Kondisi /standar proses. Mampu menyusun perencanaan dan kebijakan untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat serta mengembangkan bentuk intervensi yang efektif sesuai konteks budayanya, melalui penelitian kesehatan masyarakat yang inovatif sesuai dengan kaidah keilmuan sehingga mampu mengembangkan keilmu kesehatan masyarakat serta mempertanggung jawabkannya dalam forum ilmiah dan mampu mengadvokasikan hasil penelitiannya pada pemangku kebijakan Mampu mengembangkan pemecahan masalah kesehatan masyarakat dengan menghasilkan teori dan terobosan kreatif, original dan teruji melalui penelitian multi disiplin, dan/atau mampu merumuskan perubahan kebijakan nasional dan mempresentasikan hasil penelitian dalam forum/publikasi ilmiah internasional

37 BIDANG STUDI KESEHATAN MASYARAKAT:
LINGKUP KERJA BERDASARKAN BIDANG YANG DIKUASAI S1 Profesi S2 S3 Menguasai dasar-dasar keilmuan kesehatan masyarakat yang terdiri atas: dasar-dasar biomedik, prinsip dan konsep aplikasi dari epidemiologi, biostatistik, kebijakan kesehatan, manajemen/administrasi kesehatan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, kesehatan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan reproduksi, dan gizi kesehatan masyarakat Untuk dapat menjadi asisten pengelola program pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif. Menguasai prinsip dan aplikasi bidang keilmuan kesehatan masyarakat yang lebih khusus sesuai dengan bidang minatnya seperti epidemiologi, promosi kesehatan, kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan reproduksi, Untuk dapat menjadi pengelola program pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif Note: Lingkup kajian dan cabang ilmu Lingkup kerja dan tanggung jawab Menguasai teori dan aplikasi epidemiologi, biostatistik, lingkungan dan kesehatan , kebijakan dan manajemen kesehatan, ilmu perilaku dan sosial serta keilmuan kesehatan masyarakat yang lebih khusus sesuai dengan bidang penelitian/kajian seperti kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan reproduksi, gizi kesehatan masyarakat Menguasai filsafat ilmu, metodologi penelitian, teori kesehatan masyarakat dan teori lain yang relevan serta menghasilkan pengembangan teori kesmas melalui penelitian mandiri yang komprehensif Untuk dapat menjadi perencana kebijakan dan konsultan kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif.

38 BIDANG STUDI KESEHATAN MASYARAKAT:
KEMAMPUAN MANAJERIAL S1 Profesi S2 S3 Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data kesehatan masyarakat, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi masalah kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri di bidang tugasnya, bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap kerja kelompok Mampu memutuskan hal-hal strategis di bidang kesmas yang spesifik dengan bidangnhya dengan bersikap kritis, serta memberikan berbagai alternatif intervensi kesehatan dengan menghargai budaya lokal, komunikatif, partisipatif dan terbuka terhadap keragaman pemikiran dalam memimpin kelompok kerjanya Mampu memutuskan hal-hal strategis di bidang kesmas dengan bersikap kritis, berdasarkan hasil penelitian intra dan antar disiplin ilmu, memberikan berbagai alternatif intervensi kesehatan dengan menghargai budaya lokal, komunikatif, partisipatif dan terbuka terhadap keragaman pemikiran dalam memimpin kelompok kerjanya Mengelola program penelitian kesmas yang multi disiplin dan orisinil secara mandiri, mengembangkan strategi intervensi, bersikap kritis, inovatif, apresiatif dan jujur dalam mempertanggung jawabkan secara ilmiah. Note: Lingkup tanggung jawab Standar sikap

39 PARAMETER DAN UNSUR DESKRIPSI KKNI
Ranah Parameter Deskriptor Unsur deskripsi Kalimat Ketrampilan Kemampuan di bidang kerja Kemampuan bidang yang terkait Mampu melakukan…. Metode /cara yang digunakan dengan metode ……. Tingkatan kualitas hasil menunjukkan hasil ………. Kondisi /standar proses. dalam kondisi Pengetahuan Lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai Lingkup kajian dan cabang ilmu Menguasai pengetahuan Kemampuan berdasarkan bidang ilmu untuk dapat melakukan Sikap Kemampuan manajerial Lingkup tanggung jawab Mampu mengelola Standar sikap dan memiliki sikap

40 BIDANG STUDI KESEHATAN MASYARAKAT: KEMAMPUAN DI BIDANG KERJA
Profesi S2 S3 Mampu melakukan upaya kesehatan primer yang bersifat preventif dan promotif dengan melakukan survei determinan masalah kesehatan dan risiko, analisis kondisi lokal, perencanaan, pelaksanaan dan pengukuran indikator program kesehatan masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi dan, statistik, sesuai standar mutu pelayanan kesehatan dan bersesuaian dengan kebijakan kesehatan, serta mampu mengkomunikasikan hasil kerjanya kepada pemangku kepentingan., Mampu menyusun perencanaan dan kebijakan untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik sesuai bidangnya serta mengembangkan bentuk intervensi yang efektif sesuai konteks budayanya, dan sesuai dengan kaidah keilmuan sehingga mampu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat serta mampu melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan NOTE:: Kemampuan bidang yang terkait Metode /cara yang digunakan Tingkatan kualitas hasil Kondisi /standar proses. Mampu menyusun perencanaan dan kebijakan untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat serta mengembangkan bentuk intervensi yang efektif sesuai konteks budaya, melalui penelitian kesehatan masyarakat yang inovatif sesuai dengan kaidah keilmuan sehingga mampu memecahkan masalah kesehatan masyarakat dan merekomendasikan perubahan kebijakan lokal Mampu mengembangkan pemecahan masalah kesehatan masyarakat dengan menghasilkan teori dan terobosan kreatif, original dan teruji melalui penelitian inter dan multi disiplin. Mampu merumuskan perubahan kebijakan regional dan nasional, serta mempresentasikan hasil penelitian dalam forum atau publikasi ilmiah nasional atau internasional Mampu melakukan advokasi hasil penelitannya pada pemangku kebijakan

41 BIDANG STUDI KESEHATAN MASYARAKAT:
LINGKUP KERJA BERDASARKAN BIDANG YANG DIKUASAI S1 Profesi S2 S3 Menguasai dasar-dasar keilmuan kesehatan masyarakat yang terdiri atas: dasar-dasar biomedik, prinsip dan konsep aplikasi dari epidemiologi, biostatistik, kependudukan, kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, kesehatan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan reproduksi, dan gizi kesehatan masyarakat Untuk dapat menjadi asisten pengelola program pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif. Menguasai prinsip dan aplikasi bidang keilmuan kesehatan masyarakat yang lebih khusus sesuai dengan bidang minatnya seperti epidemiologi, promosi kesehatan, kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan reproduksi, Untuk dapat menjadi pengelola program pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif Note: Lingkup kajian dan cabang ilmu Lingkup kerja dan tanggung jawab Menguasai teori dan aplikasi kesehatan masyarakat meliputi: epidemiologi, biostatistik, dan kependudukan, lingkungan dan kesehatan, ilmu perilaku dan sosial dalam melaksanakan penelitian/kajian kesehatan lingkungan/ kesehatan dan keselamatan kerja/ kesehatan reproduksi/ gizi kesehatan masyarakat. Untuk dapat menjadi perencana kebijakan dan pengelola penelitian kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif Menguasai filsafat ilmu, metodologi penelitian, teori kesehatan yang meliputi epidemiologi, biostatistik, dan kependudukan, lingkungan dan kesehatan, ilmu perilaku dan sosial masyarakat dan teori lain yang relevan serta menghasilkan pengembangan teori kesmas melalui penelitian mandiri yang komprehensif Untuk dapat menjadi perencana kebijakan dan konsultan kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif.

42 BIDANG STUDI KESEHATAN MASYARAKAT:
KEMAMPUAN MANAJERIAL S1 Profesi S2 S3 Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data kesehatan masyarakat, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi masalah kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri di bidang tugasnya, bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap kerja kelompok Mampu memutuskan hal-hal strategis di bidang kesmas yang spesifik dengan bidangnhya dengan bersikap kritis, serta memberikan berbagai alternatif intervensi kesehatan dengan menghargai budaya lokal, komunikatif, partisipatif dan terbuka terhadap keragaman pemikiran dalam memimpin kelompok kerjanya Mampu memutuskan strategis di bidang kesmas dengan bersikap kritis terhadap hasil penelitian Mampu memberikan alternatif intervensi kesehatan dengan menghargai budaya lokal, komunikatif, partisipatif dan terbuka terhadap keragaman pemikiran dalam memimpin kelompok kerjanya Mampu memimpin dan bekerja sama dalam mengelola program penelitian kesmas yang multi disiplin dan orisinil Mampu mengembangkan strategi intervensi, bersikap kritis, inovatif, apresiatif serta jujur dalam mempertanggung jawabkan hasil penelitian dan pemikirannya. Note: Lingkup tanggung jawab Standar sikap

43 MATERI POKOK YANG AKAN DIATUR (1)
Penjenjangan pendidikan kesmas berdasarkan KKNI Pendidikan sarjana Kesmas SKS: 144 dengan komposisi: kompetensi utama 65%-70% % untuk kompetensi penunjang dan 5%-10%kompetensi lainnya Pendidikan profesi Kesmas SKS: 30-36dengan komposisi: 25%-30% untuk teori dan 70% -75% untuk praktek Pendidikan magister Kesmas  SKS: dengan komposisi: 25-30% untuk kompetensi dasar kesmas, 70%- 75% kompetensi utama peminatan Pendidikan doktoral Kesmas SKS: 52-58

44 KKNI S3 9 S2 8 7 6 S1 5 4 3 2 1 Subspesialis Spesialis Profesi umum D4
PhD DR T Spesialis S2 MSi MST MT Pengembangan karir berbasis pelatihan/pengalamana kerja Profesi umum S1 D4 D3 D2 D1 MATRIKULASI SMA/SMK

45 KKNI 9 8 7 6 5 4 3 2 1 S3 S2 S1 DIV DIII SMU SMK PROGRAM AKADEMIK
PROFESI BRIDGING PROGRAM DIV SMK DIII ALIH PROGRAM PROGRAM AKADEMIK PROGRAM VOKASI PROGRAM PROFESI PENGEMBANGAN KARIR BERBASIS PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN KARIR BERBASIS PENGALAMAN

46 KETERKAITAN ANTARA PROFESI DAN PELAYANAN ESENSIAL KESMAS
Standar pelayanan Pengembangan keilmuan kesmas Pengembangan substansi kesmas Epidemiologi dan biostatistik Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Administrasi dan kebijakan Kesehatan Kesehatan Reproduksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja 1 Memantau status kesehatan 2 Diagnosa dan investigasi 3 Edukasi dan pemberdayaan 4 Memobilisasi kemitraan 5 Menyusun Perencanaan dan Kebijakan 6 Mendorong hukum dan peraturan kesehatan 7 Menciptakan rujukan dan jaminan mutu pelayanan 8 Menjamin kualitas tenaga kesehatan 9 Evaluasi efektifitas, aksesibilitas dan kualitas pelayanan 10 Penelitian terobosan Kompetensi untuk magister dan doktoral kesehatan masyarakat

47 KOMPETENSI KESMAS (1) Dalam program akademik maka penyusun pencapaian belajar (learning outcome) akan mencakup bidang keilmuannya, pengetahuan, serta juga mencakup ketrampilan dan cara bagaimana melakukannya.

48 KOMPETENSI KESMAS (2) Sikap dan mental pendidikan nasional pada setiap jenjang kualifikasi sebagai berikut: Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

49 KOMPETENSI KESMAS (3) Diskusi pakar dengan mengacu pada hasil dari Council on Linkages between Academia and Public Health Practice (2001). Tuntutan tiga fungsi kesmas  kebutuhan layanan esensial  delapan kompetensi dasar bagi sarjana kesehatan masyarakat  pencapaian hasil belajar (learning outcome) Delapan kompetensi yang telah ditetapkan menjadi kompetensi dasar bagi semua lulusan tenaga kesehatan masyakarat adalah: Kemampuan untuk melakukan kajian dan analisa (Analysis and Assessment) Kemampuan untuk mengembangkan kebijakan dan prerencanaan program kesehatan (Policy development and program planning) Kemampuan untuk melakukan komunikasi (Communication skill) Ke mampuan untuk memahami budaya local (Cultural competency/local wisdom) Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat (Community dimensions of practice) Memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarat (Basic public health sciences) Kemampuan untuk merencanakan dan mengelola sumber dana (Financial planning and management) Kemampuan untuk memimpin dan berfikir sistim (Leadership and systems thinking/total system)

50 DELAPAN KOMPETENSI DASAR
Kemampuan untuk melakukan kajian dan analisa (Analysis and Assessment) Kemampuan untuk merencanakan dan mengembangkan kebijakan kesehatan (Policy development and program planning) Kemampuan untuk melakukan komunikasi (Communication skill) Kemampuan untuk memahami budaya local (Cultural competency/local wisdom) Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat (Community dimensions of practice) Memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarat (Basic public health sciences) Kemampuan untuk merencanakan dan mengelola sumber dana (Financial planning and management) Kemampuan untuk memimpin dan berfikir sistim (Leadership and systems thinking/total system)

51 KOMPETENSI BERDASARKAN PENJENJANGAN
PROFESI MAGISTER DOKTORAL Analisis situasi *** **** ***** ****** Perencanaan program dan kebijakan Kemampuan komunikasi Pemahaman budaya Pemberdayaan masyarakat Perencanaan keuangan dan ketreampilan manajerial Kepemimpinan dan ketrampilan berpikir sistem Catatan: Jumlah bintang menunjukan tingkatan kompetensi yang harus dicapai Remember: Mengingat atau menyebutkan Understang: Menjelaskan menerangkan merangkup Apply: Menerapkan menghitung menggunakan Analyze: Memilah mengurai merinci Evaluate: Mereview, mengkritisi, menilai Create: Mencipta,mendisain, merancang

52 Buat Matrik yang liniar untuk tabel diatas, khusus magister dan Doktor

53 Persyaratan peserta didik
Pendidikan Sarjana: Berasal dari SLTA, namun dengan persyaratan harus lulus tes masuk. Lulusan D3 politeknik kesehatan dapat melanjutkan sekolahnya kembali di program sarjana kesehatan masyarakat, setelah dilakukan penyetaraan (ali jalur) Pendidikan Profesi: Sarjana lulusan kesehatan masyarakat dari berbagai peminatan. Pendidikan Magister sains: Sarjana lulusan dari rumpun kesehatan atau dari berbagai macam bidang setelah dilakukan penyetaraan. Pendidikan Doktoral: Magister sains lulusan dari berbagai macam bidang yang telah disetarakan dan kemudian melanjukan bidang kesehatan masyarakat.

54 Gelar Akademik dan Profesi
Gelar akademik untuk lulusan S1 (setara dengan level 6 KKNI) disebut sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat atau disingkat dengan SKM dengan mencantumkan peminatan pada ijasahnya. Gelar Profesi (setara dengan level 7 KKNI) disebut sebagai Ahli dan kemudian diikuti dengan bidang profesinya masing-masing. Gelar akademik untuk jenjang S2 magister sains (setara dengan level 8) disebut sebagai Magister Kesehatan Masyarakat disingkat MKM dengan mencantumkan peminatan pada ijasahnya. Gelar tertinggi untuk jenjang S3 (setara dengan level 9 KKNI) disebut sebagai Doktor dalam bidang Kesehatan Masyarakat (sains dan apllied) Dalam narasi diurai tentang level KKNI diakitkan dengan output pendidikan )

55 Penyetaraan Penyetaraan dilakukan jika calon mahasiswa berasal dari lintas bidang ilmu. Dalam hal ini penyenggara pendidikan akan melakukan penelaahan ilmu dan kompetensi yang telah dimiliki calon mahasiswa. Program bridging atau penyetaraan dilakukan untuk calon peserta dari D4 program profesi sebidang. Dalam hal ini calon akan diminta untuk mengikuti pelajaran-pelajaran tertentu untuk menambah wawasan pengetahuannya. Untuk mahasiswa profesi + 1 tahun  magister (mendapatkan pengetahuan tentang metodologi penelitian)

56 Ketentuan Peralihan Dalam hal penyelenggaraan pendidikan kesehatan masyarakat, pengembangan ilmu kesehatan harus dipilari oleh tiga bidang keilmuan yaitu Epidemiologi/biostatistik, Administrasi Kebijakan Kesehatan dan Pendidikan Perilaku dan substansi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Kesehatan Reproduksi. Dengan mempertimbangkan kekuatan institusi pendidikan maka paling minimal terhadap tiga pengembangan keilmuan kesehatan masyarakat yaitu epidemiologi dan biostatisik, administrasi dan kebijakan kesehatan serta pendidikan/promosi kesehatan dan ilmu perilaku, sehingga pilihan peminatan dapat diberikan walaupun terbatas. Namun demikian setiap institusi pendidikan kesehatan masyarakat akan dituntun terus untuk mengembangkan keilmuannya.


Download ppt "Draft Naskah akademik PENDIDIKAN kesehatan masyarakat"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google