Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Penduduk, Kesehatan Reproduksi dan Peningkatan Modal Manusia

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Penduduk, Kesehatan Reproduksi dan Peningkatan Modal Manusia"— Transcript presentasi:

1 Penduduk, Kesehatan Reproduksi dan Peningkatan Modal Manusia
Pendekatan Siklus Kehidupan Depok, Oktober 2011 Ayke Soraya Kiting Researcher LD-FEUI & Lecturer FEUI

2 Alur Penyajian Latar Belakang Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir Keluarga Berencana HIV/AIDS Remaja Peran Pemerintah Kesehatan reproduksi dan sumber daya manusia

3 Definisi Kesehatan Reproduksi

4 Perspektif Kesehatan Reproduksi
KESPRO menjadi isu penting karena berkaitan dengan Hak Reproduksi setiap keluarga KESPRO dengan paradigma baru menjadi pengelolaan kependudukan dan pembangunan dahulu: penurunan fertilitas baru: pendekatan KESPRO & hak reproduksi

5 Sejak kapan isu Kesehatan Reproduksi muncul ?
International Conference on Population and Development (ICPD 1994 di Cairo) Millenium Development Goals (MDGs) 2000 KESPRO adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, bukan hanya bebas dari penyakit/kecacatan, tetapi semua yang berkaitan dengan sistim reproduksi, fungsi dan prosesnya. Hak reproduksi perorangan diartikan sebagai hak setiap orang (laki-laki dan perempuan) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah dan jarak kelahiran anak serta menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan. Hak Reproduksi ini didasarkan pada HAK ASASI MANUSIA yang diakui oleh dunia internasional Dalam MDGs 2000 diperkuat dimana dari 8 goals (sasaran) untuk dicapai pada 2015, empat (4) sasaran bertujuan secara langsung mendukung KESPRO. GOAL 1: MENURUNKAN KEMISKINAN DAN KELAPARAN BERAT GOAL 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR SECARA KESELURUHAN GOAL 3: MEMPROMOSIKAN KESETARAAN GENDER DAN MEMBERDAYAKAN PEREMPUAN GOAL 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK GOAL 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Goal 5b: Akses akan KB untuk semua GOAL 6: MEMERANGI HIV/AIDS, TBC, MALARIA DAN PENYAKIT LAINNYA GOAL 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN GOAL 8: MENGEMBANGKAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN

6 MDGs and HD UNDP: HDR 2003

7

8 Pembahasan Kesehatan Reproduksi menggunakan kacamata life cycle approach

9 Peningkatan Kualitas Penduduk Melalui Pendekatan Daur Hidup
Kualitas Pekerja Produktivitas 4 Remaja Bekerja Usia Subur 5 Menikah Produktivitas 3 Anak Usia sekolah Bekerja TK Usia Tua 6 Peningkatan Kualitas Penduduk Melalui Pendekatan Daur Hidup 2 BATITA BALITA PAUD Sehat: kondisi seseorang yang bebas dari segala bentuk penyakit dan kecacatan fisik, mental dan sosial Reproduksi: Re = kembali, produksi = menghasilkan  proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturanan Kesehatan Reproduksi: kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi Sistem/Organ Reproduksi: vagina, rahim, ovarium, penis, uretra, testis, dsb. Fungsi Reproduksi: Laki-laki: Produksi sperma, Membuahi Perempuan: Hamil, Melahirkan, Menyusui Proses Reproduksi: bukan hanya menyangkut organ reproduksi saja tetapi juga hormon, payudara, otot, tulang, dsb. Kesehatan Reproduksi BUKAN hanya soal kehamilan dan persalinan saja tetapi juga MELIPUTI: Kesehatan organ tubuh lainnya Pertumbuhan kelenjar hormon Kesehatan dan pertumbuhan organ reproduksi Kesehatan mental Kesehatan dan pertumbuhan dari berbagai hal tadi berlangsung sejak masih usia muda (anak-anak) sampai usia menopause Menjamin agar proses reproduksi berlangsung sehat harus dimulai dengan menjamin bahwa pertumbuhan unsur-unsur penunjang juga dalam keadaan sehat dari sejak usia dini Menjaga kesehatan reproduksi meliputi: Menjaga kondisi gizi sejak anak-anak Mencegah dan mengobati gangguan (infeksi, dsb) pada organ reproduksi dan penunjangnya Menjaga agar kehamilan, persalinan dan menyusui berlangsung sehat Remaja kehamilan Bayi menyusui 2 Menikah KB 1 konsepsi Bayi baru lahir 2 perempuan perempuan & laki-laki Ayke Soraya Kiting Sri Moertiningsih Adioetomo

10 Area Kesehatan Reproduksi:
Kesehatan Ibu, bayi dan anak (MCH) Pelayanan Keluarga Berencana yg berkualitas, pencegahan dan pengobatan infertilitas, pencegahan dan manajemen komplikasi aborsi, Rujukan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS , pengobatan Infeksi Saluran Reproduksi (IRS), gangguan sistem reproduksi lainnya, KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja), Seksualitas (sistem, fungsi dan proses reproduksi, pubertas, kehamilan), NAPZA

11 Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

12 Kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir
Konferensi International Safe Motherhood 1987: Kematian Ibu merupakan masalah kesehatan di dunia, 19% kematian ibu di negara berkembang ICPD Kairo 1994 & Konferensi Dunia ke VI 1995: Pengakuan global kemitraan laki-laki dng perempuan dan pemberdayaan perempuan dalam merencanakan program kesehatan dan kependudukan yang efektif WHO, 1999: Memprakarsai program Making Pregnancy Safer (MPS) untuk mendukung usaha menurunkan Angka Kematian Ibu.

13 Kecenderungan Angka Kematian Ibu (AKI), Tahun 1990-2025, Indonesia
Angka Kematian Ibu (AKI) /Maternal Mortality Ratio (MMR) Definisi: Jumlah ibu hamil yang meninggal karena kehamilan, persalinan dan nifas per kelahiran hidup Trend: Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI cenderung terus menurun, dengan rata-rata penurunan sebesar 3% per tahun. Dengan kecepatan penurunan seperti ini, target MDG tidak akan tercapai. Melihat proyeksi BPS, sasaran RPJM masih mungkin tercapai, namun target MDG baru akan tercapai pada tahun 2025. Meskipun AKI menunjukkan kecenderungan menurun, AKI masih relatif tinggi terutama di bandingkan dengan negara-negara tetangga. Skenario Status Quo: Mengikuti Trend SDKI 94-SDKI Penurunan AKI sebesar 3% per tahun Pada tahun 2015 AKI menjadi 195 per kelahiran hidup, tahun 2025 menjadi 145 per kh Target MDG (102) tidak tercapai Skenario Optimistik: Penurunan AKI 9,5% per tahun Tujuan: mencapai MDG Target (turun ¾ dari posisi tahun 1990 ke 2015) Tahun 2015: 102 per kh, tahun 2025: 40 per hidup Sangat sulit tercapai dengan kondisi sumber daya yang ada Skenario Realistik: Trend penurunan 4,7% per tahun Pada tahun 2015: 163 per kh, tahun 2025: 102 per kh Target MDG baru akan tercapai tahun 2025 Perlu upaya yang kuat untuk menurunkan Aki dari 3% per tahun menjadi 4,7% per tahun

14 AKI, AKB dan AKBa IDHS‘97 IDHS ’02-03 2007 Asia AKI 334 307 228 330
IDHS‘97 IDHS ’02-03 2007 Asia AKI 334 307 228 330 AKB 46 35 34 Na AKBa 58 44 IMR highest : Sulbar (74/1.000 kelahiran hidup) lowest : DIY (19/1.000 kelahiran hidup) UFMR highest: Sulbar (96/1.000 kelahiran hidup) lowest : DIY (22/1.000 kelahiran hidup) Diantara propinsi peserta IMR: highest  gorontalo (52/1.000 kelahiran hidup) lowest  NAD (25/1.000 kelahiran hidup) UMFR: highest  Malut (74/1.000 kelahiran hidup) lowest  Kalteng (34/1.000 kelahiran hidup) Target MDG untuk AKB adalah 19/1.000 kelahiran hidup AKBa adalah 32/1.000 kelahiran hidup

15 sri moertiningsih adioetomo
SDKI07: 93,3% SDKI07:73% 20/01/10 sri moertiningsih adioetomo

16 ANC & Pertolongan persalinan SDKI 2007, Indonesia
(% of women) Persalinan (% of births) Dokter Umum 1,9 % (1,4%) 1% (0,8%) ObGyn 12% (9,6%) 12,6% (10,2%) Bidan/Perawat 79,3 (80,5%) 59,5% (55,3%) TBA 2,2% (3,9%) 24% (31,5%) Tidak ada 4,2% (4.4%) 0,7% (0,3%) Lainnya/tdk tahu 0,3% (0,2%) 2,3% (0,8%) penolong adl Nakes terlatih 93,3% 73%

17 Persalinan Risiko Tinggi (4 Ts)
Terlalu muda : 3% Umur ibu < 18 tahun saat melahirkan Terlalu tua : 4,7% Umur Ibu > 34 tahun saat melahirkan Terlalu banyak : 8,1% Ibu dng urutan kelahiran> 3 kali Terlalu sering : 5,5% Ibu dng selang kelahiran < 24 bulan INDONESIA, SDKI 2007

18 Keluarga Berencana

19 Family Planning Program in Indonesia
FP program  International recognition Demographic indicators: CPR (contraceptive prevalence rate) 49.7% (IDHS 1991)  60.3% (SDKI )  61,4 (SDKI 2007) 1990 2000 2010 Jumlah penduduk (juta) 179.4 206.3 234 Pertumbuhan penduduk 1.98 1.49 1.34 TFR 3.1 2.8 2.6 (thn 2007) Penurunan laju pertumbuhan penduduk tidak terlepas dari penurunan tingkat kelahiran (Total Fertility Rate/TFR). Target sasaran TFR=2,1 pada tahun 2015 atau TFR =2,0 pada tahun 2025. Untuk mencapai sasaran tersebut, target sasaran CPR perlu ditingkatkan yaitu dari 61% pada tahun 2005 menjadi 69% pada tahun 2015 atau 75% pada tahun 2025. Untuk mencapai sasaran CPR tersebut diperlukan intervensi: - Peningkatan akses pelayanan KB melalui pelayanan KB di puskesmas, Posyandu, pelayanan KB keliling sehingga menjangkau daerah terpencil, kumuh, dan kepulauan. - Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi pasangan usia subur untuk menunda kelahiran, penjarangan kelahiran dan menunda perkawinan muda bagi para remaja. - Penyediaan jaminan alat kontrasepsi terutama bagi penduduk miskin dan rentan.

20 Contraceptive Prevalency Rate (CPR), Indonesia, Tahun 2005-2025
Penurunan laju pertumbuhan penduduk tidak terlepas dari penurunan tingkat kelahiran (Total Fertility Rate/TFR). Target sasaran TFR=2,1 pada tahun 2015 atau TFR =2,0 pada tahun 2025. Untuk mencapai sasaran tersebut, target sasaran CPR perlu ditingkatkan yaitu dari 61% pada tahun 2005 menjadi 69% pada tahun 2015 atau 75% pada tahun 2025. Untuk mencapai sasaran CPR tersebut diperlukan intervensi: - Peningkatan akses pelayanan KB melalui pelayanan KB di puskesmas, Posyandu, pelayanan KB keliling sehingga menjangkau daerah terpencil, kumuh, dan kepulauan. - Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi pasangan usia subur untuk menunda kelahiran, penjarangan kelahiran dan menunda perkawinan muda bagi para remaja. - Penyediaan jaminan alat kontrasepsi terutama bagi penduduk miskin dan rentan. Sumber: Proyeksi BKKBN

21 Trend TFR Indonesia TFR (WORLD POPULATION PROSPECTS: 2002 REVISION) : 5,5 : 5,2

22 sri moertiningsih adioetomo
Ini adalah goal 5b: reproductive health for all Demand satisfied = CPR /(CPR+ un-met need) Un-met need = Kebutuhan berKB Demand satisfied = Kebutuhan berKB yang terpenuhi Jumlah yang ingin berKB = Kebutuhan berKB + Kebutuhan berKB yang terpenuhi 20/01/10 sri moertiningsih adioetomo

23 Target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 RPJMN 2010-2014 MDGs 2015
TFR = 2,1 CPR = 65 Unmet need = 5 MMR = 118 IMR = 24 TFR = 2,1 CPR = 70 MMR = 102 IMR = 32 Dwini Handayani, LDFEUI

24 Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS

25 Apakah HIV DAN AIDS HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus golongan RNA yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh/imunitas manusia dan menyebabkan AIDS. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome/Sindroma Defisiensi Imun Akut/SIDA) adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat infeksi HIV. AIDS sering bermanifestasi dengan munculnya berbagai penyakit infeksi oportunistik, keganasan, gangguan metabolisme dan lainnyaenyebabkan AIDS

26 Apakah seorang pengidap HIV dapat dibedakan dari orang lainnya ?
Seorang pengidap HIV tidak dapat dibedakan. Seorang pengidap HIV terlihat biasa saja seperti halnya orang lain karena tak menunjukkan gejala klinis. Hal ini bisa terjadi selama 5 – 10 tahun

27 Kenyataan mengenai HIV DAN AIDS saat ini
HIV dan AIDS adalah penyakit infeksi menular yang dapat mengenai semua : umur, ras, etnis, profesi, wilayah, dan penularannya berlangsung sepanjang masa Banyak rumah sakit tidak mampu mendiagnosis AIDS pada pasiennya. Pasien HIV AIDS masih asing bagi banyak sejumlah orang Banyak orang mengatakan : “Yang kena Penyakit AIDS hanyalah orang-orang yang hidupnya di dunia hitam/Lokalisasi”.

28 Mengapa AIDS perlu perhatian khusus?
Vaksin masih dalam uji coba AIDS dapat menyerang siapa saja (pria, wanita, tua, muda, anak-anak bahkan janin dalam kandungan ibu pengidap HIV, terutama usia produktif). Orang yg terinfeksi HIV menjadi pembawa dan penular virus HIV selama hidupnya walaupun penderita tampak sehat Kasus AIDS merupakan fenomena gunung es, yg muncul kepermukaan sebagian kecil dari yang sebenarnya menurut WHO : 1 kasus HIV : tersembunyi 100 sampai dengan 200 orang

29 Mitos seputar HIV dan AIDS yang beredar di masyarakat
HIV dan AIDS adalah penyakit orang homoseksual HIV dan AIDS adalah penyakit orang barat/turis Menular hanya melalui hubungan seksual Dapat menular lewat kontak seksual biasa HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan

30 HIV menular melalui Cairan genital Darah Dari Ibu ke bayi

31 Cairan tubuh yang tidak menularkan HIV dan AIDS
Keringat Air mata Air liur/ludah Air kencing/urine Air liur

32 Cara penularan HIV yang utama di Indonesia
Metode penularan/transmisi yang terutama di Indonesia adalah melalui : Penularan melalui kegiatan seks komersial Penularan akibat penggunaan alat suntik yang tak steril, terutama pada pengguna napza suntik

33 HIV tidak ditularkan melalui cara-cara
Bersenggolan. Berjabatan tangan Bersentuhan (Pakaian bekas dengan penderita). Hidup serumah dengan Odha Berciuman biasa Makanan/minuman Berenang bersama Gigitan nyamuk Sabun mandi Toilet

34 Perkembangan kasus HIV/AIDS, di Indonesia
Sumber: PPM&PL Depkes

35 Distribusi penularan HIV
Sumber: Laporan Surveilance Nasional AIDS, Depkes 2009

36 Persentase WPK dan PK yang mempunyai beberapa pengetahuan tentang HIV/AIDS, SDKI 2007
CATATAN: 2 pendapat umum yang salah tentang penularan HIV/AIDS adalah dapat tertular memalui gigitan nyamuk dan dapat tertular bila berbagi makanan dng ODHA

37 Pengetahuan tentang Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (PMTCT)
Perempuan Pernah Kawin (15-49 thn) dan Pria Kawin (15-54 thn) Indonesia, SDKI 2007 Remaja

38 Kesehatan Reproduksi Remaja

39 Usia Kawin Pertama Perempuan, Indonesia
Indonesia, SDKI 2007 P E R S N T A Penduduk usia tahun + 10 % (prp: 9,3%) taruh penduduk prp 105 juta, berarti ada prp kawin tepat pada usia 15 tahun, apa dampaknya bagi dia: (1) kesempatan pendidikan lebih baik yang hilang, (2) kesempatan mendapatkan kerja lebih baik yang hilang, (3) angka kematian ibu yang lebih tinggi (alat reproduksi yang belum berkembang dng sempurna) SDKI 1994 15-19, tepat 15: 4% 20-24, tepat 15:9,4%, tepat 18: 30,4%, tepat 20: 48,5% 40-44: tepat 15:25%, tepat 18: 57,4%, tepat 20: 71,6% Usia kawin pertama tepat pada umur

40 Pendapat Umur Ideal Kawin
Indonesia, SDKI 2007

41 Persentase Remaja, Usia 15-24 tahun yang mempunyai beberapa pengetahuan tentang HIV/AIDS, SKRRI 2007

42 Pengetahuan Remaja Usia 15-24 Tahun tentang Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (PMTCT)
Remaja Kawin, SDKI 2007 Remaja Tidak Kawin, SKRRI 2007 Persentase remaja tahun tidak kawin yang tahu tentang PMTCT lebih banyak dari remaja kawin. Mereka lebih berpengetahuan karena mungkin lebih terpapar pada informasi.

43 Persentase Remaja, Usia 15-24 tahun yang mempunyai beberapa pengetahuan tentang IMS, SKRRI 2007
Gejala pada laki-laki Gejala pada perempuan

44 PENGETAHUAN KAUM MUDA TENTANG IMS SKRRI 2007
Sumber informasi paling banyak: Perempuan: Guru (69,8%) Teman (31,6%) Surat kabar/majalah (34,4%) TV (27,5%) Radio (12,5%) 2. Laki-laki Teman (55,9%) Guru (38,8%) Surat kabar/majalah (24,3%) TV (24,3%) Radio (10,9%)

45 Remaja Tidak Kawin (15-24 tahun), SKRRI 2007
Perilaku Berisiko Remaja Tidak Kawin (15-24 tahun), SKRRI 2007 Responden Kawin Pernah Merokok, SDKI 2007 WPK (15-49 thn) : 2,9% PK (15-54 thn) : 33,7% RISKESDAS 2007 Prevalensi Perokok Total : 34 % Laki-laki : 65,6% Perempuan : 5,2%

46 Remaja 15-24 tahun yang Pernah Melakukan Hubungan Seks, 2007
Remaja Kawin tahun Remaja Tidak Kawin tahun <15 tahun <18 tahun Perempuan pernah kawin 7.9 38.1 Laki-laki kawin 0.2 11.6 Remaja WPK yang melakukan hubungan seks dibawah usia 15 tahun lebih banyak dari remaja perempuan tidak kawin usia tahun, mungkin mereka melakukan hubungan seks ini dalam konteks sebentar lagi mereka akan menikah. Namun hal ini juga menunjukkan bahwa mereka lebih lama untuk terpapar pada berbagai infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seks.

47 Peran Pemerintah

48 Latar belakang ICPD Cairo 1994 mengubah fokus kebijakan kependudukan dari upaya pencapaian tujuan demografis menurunkan pertumbuhan penduduk menjadi upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi KR dinaikkan menjadi bagian dari ‘hak’ azasi manusia

49 Plan of Action, KR (1) Bagi pemerintah:
Semua negara diserukan untuk membuat KR terjangkau melalui sistim pelayanan kesehatan dasar pada semua orang sebelum 2015.

50 (2) Pelayanan KR Mencakup: Komunikasi Informasi Konseling Pelayanan KB
Penyuluhan dan pelayanan sebelum melahirkan Pelayanan persalinan dan pasca persalinan yang aman

51 Pelayanan KR (2) 7. Pemberian ASI 8. Pelayanan KIA 9. Pencegahan dan pengobatan kemandulan, keguguran, pengobatan infeksi sistim repproduksi, PMS, dan kondisi kesehatan reproduksi yang lain 10.KIE tentang seksualitas, KR dan tentang tugas orangtua yang bertanggung jawab.

52 (3) Pelayanan KR perlu didisain untuk melayani kebutuhan wanita termasuk remaja, melibatkan wanita dalam kepemimpinan, perencanaan, pengambilan keputusan, manajemen, pelaksanaan, pengorganisasian dan evaluasi dari pelayanan yang diberikan

53 Program yang inovatif perlu dikembangkan untuk membuat informasi, konseling dan pelayanan KR yang terjangkau oleh wanita, remaja dan pria Program tersebut harus mendidik dan memungkinkan pria untuk mengambil bagian yang seimbang dalam tanggung jawab KB, rumah tangga dan mengasuh anak, serta memegang tanggung jawab yang utama dalam pencegahan penyakit menular seksual

54 Human Sexuality and Gender Relations
Sasaran yang bersifat ganda: Mendorong perkembangan seksualitas yang bertanggung jawab yang memungkinkan hubungan antar jenis yang adil dan saling menghormati Menjamin agar pria dan wanita mempunyai akses terhadap informasi, edukasi, dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai kesehatan seksual yang baik dan melaksanakan hak dan tanggung jawab reproduksi mereka

55 POA Kesetaraan Gender Pemberian dukungan, pendidikan dan pelayanan yang terpadu di bidang seksual untuk kaum muda, dgn dukungan orang tua sesuai dgn konvensi hak anak Menekankan tanggung jawab pria atas kesehatan seksual mereka Usaha pendidikan dimulai dalam unit keluarga, tetapi harus juga menjangkau orang dewasa, terutama pria, melalui pendidikan non-formal berbasis masyarakat

56 Bagi negara Negara dan masyarakat internasional perlu melindungi dan memajukan hak-hak para remaja untuk mendapat informasi, edukasi, dan pelayanan kesehatan reproduksi serta mengurangi KTD Pemerintah harus bekerja sama dengan LSM menciptakan mekanisme yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan khusus para remaja.

57 Advokasi ke policy makers
Sering susah dilakukan karena pengambil keputusan kurang memahami apa itu KR dan bagaimana manfaat KR bagi peningkatan kualitas human capital Dalam advokasi perlu dikaitkan antara KR dengan hal-hal lain yang sifatnya lebih besar – yakni dengan human capital dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

58 Bahwa pelayanan KR selain memenuhi kebutuhan individu, memenuhi hak azasi manusia atas kebutuhan KR, tetapi investasi pelayanan KR juga menguntungkan bagi ‘public interest’ dengan cara meningkatkan ‘potensi produksi’ dari individu dan their ‘immediate social unit’ – yakni keluarga dan rumah tangga

59 Alasan ekonomis investasi pelayanan KR serta bukti-bukti yang menunjang dari pendekatan human capital akan memperkuat advokasi yang bertujuan agar policy makers mengadopsi dan menginvestasikan pelayanan KR Peningkatan potensi produksi individu, keluarga atau rumah tangga akan merupakan kumulatif potensi pada tingkat masyarakat

60 Hubungan antara Kesehatan reproduksi dengan human capital

61 Pelayanan KB dan KR meningkatkan human capital
Peningkatan pengetahuan  perempuan akan bekerja lebih baik dan menjadi Ibu yang baik bagi anak2nya Jumlah anak yang lebih kecil perempuan mempunyai waktu lebih banyak untuk sendiri atau untuk perkembangan anak2nya Derajat kesehatan yang lebih tinggi  secara langsung dan independen akan mempengaruhi human capital Peningkatan kualitas generasi yang akan datang

62 Pendekatan human capital sebagai alasan investasi KR dapat menunjukkan dampak langsung maupun tidak langsung dari pelayanan KR yang merupakan investasi sosial Memotong intergenerational transmission of poverty

63 Keterkaitan Penduduk dan Pembangungan Kesejahteraan Penduduk:
Kelahiran Kematian Migrasi Distribusi dan mobilitas Konsentrasi penduduk Produktifitas kerja Kualitas pekerja Kuantitas Jumlah dan Struktur umur Pendidikan Kesehatan Nutrisi Kualitas Penduduk Kesejahteraan Penduduk: Pekerja, keluarga Jumlah, Kompoissi Distribusi Perubahannya (Ilmu Demografi) Kebjiakan Makro, Mikro, Ekonomi, Sosial Kebutuhan barang dan jasa Permintaan barang dan jasa Industri Brg dan Jasa Penghasilan pekerja Konsumsi Lapangan Pekerjaan 7/26/2010 Prof. Sri Moertiingish Adioetomo, 07_2010

64 TERIMAKASIH


Download ppt "Penduduk, Kesehatan Reproduksi dan Peningkatan Modal Manusia"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google