Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SHALAT SUNNAH KELAS VIII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SHALAT SUNNAH KELAS VIII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG."— Transcript presentasi:

1 SHALAT SUNNAH KELAS VIII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG

2 Pengertian Shalat sunnah adalah semua shalat yang dikerjakan di luar shalat yang difardhukan. Shalat sunnah merupakan pelengkap shalat fardhu, artinya shalat sunnah pahalanya sebagai pelengkap shalat fardhu. Ibarat dalam suatu bangunan, shalat fardhu sebagai rumahnya, sedangkan shalat sunnahnya sebagai perlengkapannya, seperti kursi, meja dan sebagainya.

3 Hadist shalat sunnah Telah datang seorang Arab gunung, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, shalat apa yang difardlukan oleh Allah atas saya?”. Jawab Rasulullah SAW, “Shalat lima waktu, kecuali kalau engkau mau shalat sunnah”. [HSR. Bukhari dan Muslim]

4 Sebaik-baik shalat itu ialah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat fardlu. [HSR. Bukhari dan Muslim]

5 Surat Huud:114 Artinya: Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

6 Macam-macam Shalat Sunnah
Shalat sunnah pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Shalat sunnah berjamaah b. Shalat sunnah munfarid ( sendirian ) c. Shalat sunnah berjamaah atau munfarid

7 a. Shalat sunnah berjamaah
Shalat sunnah yang disunnahkan secara, berjamaah contohnya : Śalat Idul Fitri Śalat Idul Fitri adalah śalatsunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa Ramadan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan śalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan). Śalat Idul Adha Śalat Idul Adha adalah śalat yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha.

8 Lanjutan Shalat sunnah yang disunnahkan secara, berjamaah
Śalat Kusūf (Gerhana Matahari) Śalat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Śalat Khusūf (Gerhana Bulan) Śalat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi peristiwa gerhana bulan. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad.

9 Lanjutan Shalat sunnah yang disunnahkan secara, berjamaah
Śalat Istisqā (Memohon Hujan) Śalat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan.

10 b. Shalat sunnah munfarid
Salat Sunnah Rawatib śalat sunnah rawātib adalah śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi śalat far«u, baik sebelum maupun sesudahnya. Śalat Tahiyyatul Masjid Śalat tahiyyatul masjid adalah śalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Śalat ini disunnahkan bagi setiap muslim ketika memasuki masjid. Śalat Istikhārah Śalat istikhārah adalah śalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt.

11 c. Śalat Sunnah Berjamaah atau Munfarīd Śalat Tarāwih
Śalat tarāwih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Śalat Witir Śalat witir adalah śalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukumnya melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah.

12 Śalat Duhā Śalat sunnah duhā atau yang sering disebut dengan śalat awwābin duhā adalah śalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta) hingga menjelang śalat Zuhur. Śalat Tahajjud Śalat sunnah tahajjud adalah śalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Śalat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (Śalat malam) yang langsung diperintahkan oleh Allah Swt.

13 Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al- Qur`ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al- A’lā.

14 Śalat Tasbih Śalat sunnah tasbih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Śalat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam śalat.

15 Tata cara shalat sunnah
Tata cara shalat sunnah berjamaah śalat Idul Fitri Imam memimpin pelaksanaan śalat Idul Fitri diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a iftitah bertakbir sambil mengangkat tangan sebanyak tujuh kali. Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al- Qur`ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā.

16 Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al- Qur`ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan di antara setiap takbir disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu membaca surah al-Fātihāh dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah al-Gāsyiyah. Śalat Idul Fitri ditutup dengan salam.

17 Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al- Qur`ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan di antara setiap takbir disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu membaca surah al-Fātihāh dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah al-Gāsyiyah. Śalat Idul Fitri ditutup dengan salam.

18 Śalat Kusūf (Gerhana Matahari) Berniat untuk śalat kusūf .
Setelah takbiratul ihram dan selesai membaca doa iftitah dilanjutkan membaca surah al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyak- banyaknya. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah” tangan kembali bersedekap di dada. Membaca surah al-Fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al- Qur’ān yang lain. Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah”.

19 Sujud seperti biasa tetapi
Sujud seperti biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan dibanding dengan śalat pada umumnya. Duduk di antara dua sujud seperti biasa. Sujud yang kedua agak dipanjangkan. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan. Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk memperbanyak istigfar dan tasbih untuk memohon ampunan kepada Allah Swt. Shalat ditutup dengan salam.

20 Śalat Khusūf (Gerhana Bulan)
Berniat untuk śalat kusūf. Setelah takbiratul ihram dan selesai membaca doa iftitah dilanjutkan membaca surah al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyak- banyaknya. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah” tangan kembali bersedekap di dada. Membaca surah al-Fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al- Qur’ān yang lain. Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah”.

21 Śalat Istisqā (Memohon Hujan)
Sujud seperti biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan dibanding dengan śalat pada umumnya. Duduk di antara dua sujud seperti biasa. Sujud yang kedua agak dipanjangkan. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan. Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk memperbanyak istigfar dan tasbih untuk memohon ampunan kepada Allah Swt. Shalat ditutup dengan salam. Śalat Istisqā (Memohon Hujan) Setelah semua bersiap untuk śalat, muazin tidak perlu mengumandangkan azān dan iqāmah.

22 Śalat Istisqā (Memohon Hujan)
Setelah semua bersiap untuk śalat, muazin tidak perlu mengumandangkan azān dan iqāmah. Śalat sunnah dilaksanakan seperti śalat sunnah yang lainnya. Setelah membaca surah al-Fatihah dilanjutkan membaca surah-surah yang panjang. Setelah salam, khatib membaca dua khutbah. Pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca istigfar sembilan kali dan yang kedua dimulai dengan membaca istigfar tujuh kali.

23 Tata cara shalat sunnah munfarid Śalat Rawātib
Niat menurut waktunya Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah. Dilaksanakan secara munfarīd (sendirian). Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat. Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada saat melaksanakan śalat Zuhur dan śalat Asar. Śalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat far«u tetapi tetap menghadap kiblat.

24 Śalat Tahiyyatul Masjid
Berniat śalat tahiyyatul masjid. Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihrām, membaca doa iftitāh, surah al-Fātihah, dan seterusnya sampai salam. Śalat Istikhārah Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwu«u. Melaksanakan śalat istikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah al- Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.

25 Tata cara Śalat Sunnah Berjamaah atau Munfarīd Śalat Tarāwih
Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah. Tata cara Śalat Sunnah Berjamaah atau Munfarīd Śalat Tarāwih Śalat tarāwih dapat dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh enam rakaat. Kita tinggal memilih jumlah rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaat ini tidak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan dengan khusyu.

26 Śalat Witir Śalat witir dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukumnya melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu śalat witir adalah sesudah śalat Isya’ sampai menjelang fajar śalat Subuh. Śalat Duhā śalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul atau matahari setinggi sekitar tujuhhasta) hingga menjelang śalat Zuhur. Kita dapat melaksanakan śalat duhā sebanyak 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat. Tata cara pelaksanaannya tidaklah sulit, sama dengan cara melaksanakan śalat pada umumnya.

27 Śalat Tahajjud Dilaksanakan pada waktu setelah śalat Isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu Subuh) dan setelah tidur. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi. Dilaksanakan sendirian (munfarīd) atau berjamaah. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal. Śalat Tasbih jika dilaksanakan di malam hari, jumlah rakaatnya ada empat dengan dua kali salam. jika dilaksanakan di siang hari, jumlah rakaatnya ada empat dan sekali salam.

28 Setelah membaca surah al-Fatihah dan surat-surat pendek, membaca tasbih 15 kali.
Ketika ruku’ (setelah membaca do’a ruku’) membaca tasbih 10 kali. Ketika bangun dari ruku’ (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali. Ketika sujud pertama (setelah membaca do’a sujud) membaca tasbih 10 kali. Ketika duduk di antara dua sujud (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali. Ketika sujud kedua (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali. Ketika akan berdiriuntuk rakaat yang kedua duduk dulu (duduk istirahat) membaca tasbih 10 kali.

29 Manfaat Sholat Sunnah Do’anya akan dikabulkan
Orang tersebut akan diangkat derajatnya Akan dihapus dosa-dosanya Akan masuk syurga Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt. Menambah kesempurnaan śalat fardu. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari.

30 Terimakasih


Download ppt "SHALAT SUNNAH KELAS VIII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google