Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERTEMUAN 2 Dosen: Putri Anggraeni Widyastuti, S.Sn., M.Des.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERTEMUAN 2 Dosen: Putri Anggraeni Widyastuti, S.Sn., M.Des."— Transcript presentasi:

1 PERTEMUAN 2 Dosen: Putri Anggraeni Widyastuti, S.Sn., M.Des.
TIPOGRAFI APLIKASI PERTEMUAN 2 Dosen: Putri Anggraeni Widyastuti, S.Sn., M.Des.

2

3 PROSES PEMBUATAN LAYOUT

4 Konsep Desain Apa tujuan desain tersebut? Siapa target audience-nya?
Apa pesan yang ingin disampaikan kepada target audience? Bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut? Dimana, di media apa dan kapan desain itu akan dilihat oleh target market?

5 Jawaban semua pertanyaan tersebut adalah konsep dasar secara umum yang harus ada sebagai panduan bagi Anda untuk mendesain sebuah layout. Sebelum memulai suatu proyek desain, seorang desainer yang bekerja pada sebuah perusahaan biasanya akan diberi creative brief yang fungsinya sama dengan konsep desain. Perlu diingat bahwa semakin lengkap dan jelas konsep desain diberikan (lisan dan tertulis), akan semakin cepat dan tepat seorang desainer memberikan solusinya.

6 Salah satu contoh creative brief

7 Media dan Spesifikasinya
Tentukan media dan spesifikasi apa yang akan digunakan: Media apa yang paling cocok. Misal flier, brosur tiga lipatan, spanduk, plasma screen, balon udara dan lain- lain. Bahan. Misalnya kertas fancy, kertas daur ulang, kain, dan lain-lain. Dalam situasi tertentu bahan bisa ditentukan di tahap sebelum produksi atau percetakan. Ukuran. Misalnya A4, A3, 160x60 cm untuk x-banner, dan lain-lain.

8 Posisi. Misalnya A4 tegak (vertikal/portrait) atau mendatar (horizontal/lanscape).
Kapan, berapa lama, dan dimana saja karya desain tersebut akan didistribusikan atau diperlihatkan kepada target audience.

9 Thumbnails dan Dummy Berdasarkan spesifikasi media yang dipilih, anda dapat merencanakan pengorganisasian layout dengan membuat thumbnails. Thumbnails adalah sketsa layout dalam bentuk mini. Ada baiknya dalam membuat thumbnails anda tidak langsung menggunakan komputer, tetapi cukup dengan pensil dan kertas dulu. Thumbnails berguna tidak hanya untuk memperkirakan letak elemen-elemen layout pada suatu halaman tunggal seperti flier, namun juga termasuk juga urutan dan halaman untuk suatu karya desain publikasi yang lebih kompleks, contohnya buku atau majalah

10 Kesalahan-kesalahan cetak sering kita temukan pada suatu karya desain, misalnya nomor halaman yang urutannya salah, huruf yang terlalu kecil dan sulit dibaca, kelebihan halaman yang tidak terpakai, arah lipatan brosur yang membingungkan, tempat sisipan yang tidak muat dimasukin brosur, tempat sisipan kartu nama yang kelebaran, dan sebagainya. Kesalahan tersebut berakibat kerugian besar bagi pihak klien maupun desainer jika sudah terlanjur dicetak. Untuk itu diperlukan alat bantu yang murah dan sederhana yatu dummy atau mock-up, yakni contoh jadi suatu desain nantinya.

11 Untuk membuat suatu buku atau majalah, anda dapat membuat dummy-nya, dimana bisa tanpa isi tulisan didalamnya, hanya lembaran kertas sebanyak halaman buku tersebut. Dari situ akan terlihat seberapa tebal kira-kira buku atau majalah nantinya, bagaimana bentuk buku atau majala kalau sudah jadi, apakah perlu disesuaikan lagi urutan isi dan halamannya, dan lain-lain. untuk mengetahui apakah tulisan pada buku atau majalah itu cukup nyaman dibaca, mungkin anda perlu memprint sebagaian halamannya. Thumbnails merupakan paduan desain, dummy/mock-up berguna untuk look and feel-nya dan untuk mengantisipasi kesalahan. Keduanya dibuat sebelum melakukan eksekusi desain di komputer.

12 Thumbnails merupakan paduan desain, dummy/mock-up berguna untuk look and feel-nya dan untuk mengantisipasi kesalahan. Keduanya dibuat sebelum melakukan eksekusi desain di komputer.

13

14 Dummy/mock-up sebuah brosur yang sedang diuji bagaimana kebiasaan orang membukanya

15 Desktop Publishing Tahap ini baru akan anda lakukan setelah semua panduan dan material desain sudah lengkap. Barulah anda dapat menggunakan software di komputer untuk memulai eksekusi desain. Saat ini sudah banyak program desktop publishing di pasaran, seperti InDesign, PakeMaker, Photoshop, FreeHand, Illustrator, Corel Draw, dan lain-lain. Namun satu dengan lainnya tidak diperuntukkan untuk fungsi dan tujuan yang sama.

16 Misalnya, Photoshop paling cocok untuk mengedit image berbasis bitmap, sebenarnya tidak didedikasikan untuk meng-create image apalagi membuat buku atau majalah. Untuk meng-create image, lebih mudah menggunakan program berbasis vector seperti FreeHand, Illustrator dan Corel Draw, yang cocok untuk membuat karya desain seperti logo, flier, brosur, dan lain-lain. Sedangkan InDesign dan PageMaker fungsinya sebagai publishing software, cocok untuk membuat karya desain dengan banyak halaman seperti buku, koran, newletter, dan koran.

17 Dengan mengetahui dan mempraktekan software tersebut dapat membantu untuk memperlancar prosesnya, karena untuk suatu pembuatan majalah dengan banyak foto misalnya, kita tak dapat hanya menggantungkan semuanya pada InDesign saja. InDesign memang diperuntukan untuk desktop publishing (untuk me-layout halaman-halaman media publikasi), namun tidak untuk mengedit foto yang akan di-layout. Artinya untuk sebuah pekerjaan desain, ada kemungkinan dibutuhkan tiga atau empat software desain yang berbeda. Jika sudah selesai pada tahap mendesain di komputer dan telah dicek ulang untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan desain, desainer mulai mempersiapkan file tersebut untuk dicetak.

18

19 Untuk mengeksekusi desain laporan tahunan misalnya, desainer kadang menggunakan lebih dari satu software yang masing-masing berbeda fungsinya

20 Beberapa aktivitas yang harus dilakukan, seperti meng- convert warna menjadi CMYK (cyan, magenta, yello, black) apabila dicetak offset, mengumpulkan font yang aka dipakai oleh percetakan, memberikan beberapa penanda pada desain untuk memberitahu percetakan bagian mana pada desain yang harus dipotong atau dilipat nantinya. Terakhir adalah mem-burn file-file yang sudah siap cetak tersebut ke CD dengan memberi keterangan secukupnya, barulah menghubungi percetakan

21 Percetakan Pada tahap ini akan ditentukan teknik cetak seperti apa yang cocok untuk mencetak karya desain yang telah dibuat. Ada pun lima macam teknik cetak yang umum digunakan, antara lain: Offset: teknik yang paling umum ditunakan untuk mencetak brosur, buku, majalah, tabloid, koran, kalender, dan lain-lain. Flexografi/cetak tinggi: banyak digunakan untuk mencetak di atas karton gelombang atau untuk label kemasan produk

22 Rotogravure : umumnya untuk mencetak label berbahan plastik untuk kemasan produk.
Sablon / cetak saring / screen printing : banyak digunakan untuk mencetak kaos, mug, Digital : cocok untuk kebutuhan mencetak dalam waktu singkat dengan kualitas yang tidak terlalu besar. Biasanya untuk banner, poster dan lain-lain Setelah menghubungi percetakan, desainer menyerahkan file desainnya, menginformasikan jenis software, versi, spesifikasi kertas/media lainnya, menyertakan font, dummy/mock-up, menginformasikan warna yang digunakan, dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan dalam proses pencetakan.


Download ppt "PERTEMUAN 2 Dosen: Putri Anggraeni Widyastuti, S.Sn., M.Des."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google