Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB 9 KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB 9 KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA"— Transcript presentasi:

1 BAB 9 KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: menyusun secara kronologi perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia; mendeskripsikan peran kerajaan- kerajaan Islam dalam penyebaran agama Islam di Indonesia; mengidentifikasi peninggalan Islam di berbagai daerah di Indonesia beserta contoh.

2 PETA KONSEP

3 KERAJAAN SAMUDRA PASAI
Dari beberapa bukti sejarah, diketahui beberapa raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudra Pasai. Di antaranya Meurah Noe atau juga dikenal Sultan Nazimuddin al-Kamil, Sultan Malikut Saleh, dan Sultan Malikut Thahir. Sultan Nazimuddin al-Kamil (1155–1210 ) adalah pendiri Kerajaan Samudra Pasai Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-Tahir. Ia memerintah dari tahun 1297–1326.

4 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI KERAJAAN SAMUDRA PASAI

5 KERAJAAN ACEH Kerajaan Aceh berdiri sekitar awal abad ke-16. Kerajaan ini terletak di Sumatra bagian utara dengan pusatnya di Kotaraja (Banda Aceh). Berdasarkan berbagai sumber sejarah, diketahui bahwa raja pertama Kerajaan Aceh adalah Sultan Ibrahim. Ia bergelar Sultan Ali Mughayat Syah. Sultan Ali Mughayat Syah memerintah dari tahun 1514–1528 M. Kerajaan Aceh berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yang memerintah dari tahun 1607–1636

6 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI KERAJAAN ACEH

7 PETA KEKUASAAN KERAJAAN KUTAI

8 KERAJAAN DEMAK Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak berdiri pada akhir abad ke-15 oleh Raden Patah. Kerajaan ini terletak di daerah Bintoro dekat muara Sungai Demak. Pusat pelabuhan Bergota dan Jepara. Kerajaan Demak berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Sultan Trenggono adalah putra ketiga Raden Patah. Ia memerintah dari tahun 1521–1546. Di bawah pemerintahannya, wilayah Demak bertambah luas

9 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI KERAJAAN DEMAK

10 KERAJAAN MATARAM ISLAM
Kerajaan Mataram Islam berdiri sekitar tahun Kerajaan ini bermula dari sebuah daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajang. Raja pertama Kerajaan Mataram Islam adalah Sutawijaya. Sutawijaya memerintah dari tahun 1586– Ia bergelar Panembahan Senopati ing Alogo Sayidin Panotogomo. Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raden Mas Ranbgsang yang bergelar Sultan Agung Senopati ing Albogo Ngabdurrachman atau lebih dikenal sebagai Sultan Agung ( ).

11 KERAJAAN MATARAM ISLAM
Pada tahun 1755, Mataram pecah menjadi dua kerajaan. Pembagian ini didasarkan pada isi Perjanjian Giyanti. Kedua kerajaan tersebut adalah Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dengan pusatnya di Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta diperintah oleh Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono I. Kesuhunan Surakarta dengan pusatnya di Surakarta. Kesuhunan Surakarta diperintah oleh Susuhunan Pakubuwono III.

12 KERAJAAN MATARAM ISLAM
Perkembangan berikutnya, Kesuhunan Surakarta pecah menjadi dua, yaitu Kesuhunan dan Mangkunegaran. Pembagian ini didasarkan pada Perjanjian Salatiga pada tahun 1757 antara Mas Said dan Mataram. Kasultanan Yogyakarta akhirnya juga terbagi atas Kasultanan dan Paku Alaman.

13 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI KERAJAAN MATARAM ISLAM

14 KERAJAAN BANTEN Kerajaan Banten pada awalnya adalah bagian dari Kerajaan Demak, namun, ketika Kerajaan Demak melemah Banten memisahkan diri dan menjadi Kerajan sendiri. Raja pertama Kerajaan Banten adalah Raja Hasanuddin. Ia memerintah dari tahun 1552 hingga 1570. Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Ia memerintah dari tahun

15 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI KERAJAAN BANTEN

16 KERAJAAN GOWA DAN TALLO
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih sering disebut Kerajaan Makassar. Kerajaan ini semula terdiri dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Kemudian, keduanya bergabung menjadi Kerajaan Makassar. Kerajaan Makassar berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, yang memerintah dari tahun 1653–1669. Mengalami kemunduran setelah menandatangani Perjanjian Bongaya (1667) dengan Belanda.

17 PERJANJIAN BONGAYA Isi Perjanjian Bongaya (1667):
Sultan Hasanuddin harus memberikan kebebasan berdagang kepada VOC di Sulawesi Selatan. Dalam melaksanakan perdagangan VOC akan memegang hak monopoli. Daerah Kerajaan Bone yang dahulu direbut Sultan Hasanuddin diserahkan kembali dan Aru Palaka diangkat menjadi Raja Bone.

18 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI KERAJAAN GOWA DAN TALLO

19 PETA KEKUASAAN KERAJAAN GOWA DAN TALLO

20 KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore terletak di Kepulauan Maluku dan sebagian Papua. Disebut Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore karena masing-masing kerajaan berpusat di Pulau Ternate dan Pulau Tidore. Kerajaan Ternate berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Kerajaan Ternate berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Nuku.

21 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

22 PETA KEKUASAAN KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

23 PERAN KERAJAAN ISLAM DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA
Pendekatan Politik Pendekatan Ekonomi Pendekatan Sosial Pendekatan Budaya

24 PENINGGALAN SEJARAH ISLAM DI INDONESIA
Peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia, antara lain dalam bentuk masjid, keraton atau istana raja, nisan, kaligrafi, dan karya sastra. Peninggalan sejarah ini umumnya merupakan hasil perpaduan kebudayaan Islam dengan kebudayaan setempat.

25 MASJID KUDUS Masjid Kudus sebagai peninggalan Islam dengan bentuk akulturasi antara Hindu dan Islam.


Download ppt "BAB 9 KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google